Lumut
DIVISI BRYOPHYTA
(Tumbuhan
lumut)
Semua tumbuhan yang
tingkatanya lebih tinggi daripada thallophyta pada umumnya mempunyai warna yang
benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang mengandung
klorofil-a dan b . kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya telah mempunyai dinding
yang terdiri atas selulosa. Pada bryophyta
alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium, demikian pula
sporangiumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Berlainan dengan gametagenium
dan sporangium thallophyta , organ-organ itu selalu berdinding yang terdiri
atas sel-sel mandul . pada semua tumbuhan yang tegolong dalam bryophyta
terdapat kesamaan atas bentuk dan susunan gametageniumnya (baik mikrogametagenium
= anteredium, maupun makrogemetagenium = arkegonium) . terutama arkegoniumnya
mempunyai bentuk susunan yang karakteristik yang juga kita jumpai pada peteridopyta,
oleh sebab itu bryophta beserta peteridophyta ada yang menjadikan satu golongan
dengan nama Archegoniata. Arkegonium
adalah gametagenium betina yang bentuknya seperti botol . bagian yang lebar
disebut perut , dan bagian yang sempit disebut leher .
Baik bagian perut
maupun leher mempunyai dinding atas selapis sel . dalam bagian perut terdapat
satu sel pusat yang besar , yang sebelum arkegonium masak (siap untuk dibuahi)
membelah menjadi sel telur dan suatu sel yang terdapat pada pangkal leher dan
dinamakan sel saluran perut . di dalam leher diatas sel saluran perut terdapat
sel-sel saluran leher . pada bryophyta terdapt beberapa sel saluran leher,
sdang pada peteridophyta hanya satu sel saja. Pada spermatophya arkegonium
mengalami reduksi yang lebih jauh. Sel-sel saluran perut dan sel-sel saluran
leher dapt dianggap sebagai sel-sel kelamin yang telah kehilangan fungsinya .
bentuk arkegonium yang seperti botol itu telah ditunjukan pula oleh tumbuhan
yang hidup dibumi ini pada zaman purbakala . bentuk arkegonium seperti botol
itu telah ditemukan pada sisa-sisa tumbuhan dari zaman trias ( zaman 175 juta
tahun yang lalu) . mikrogametangium (anteridium )adalah gametangium jantan yang
berbentuk bulat atau seperti gada. Dindingnya seperti arkegonium punterdiru
atas selapis sel-sel mandul . didalamnya terdaat sejumlah besar sel induk
spermatozoid berbentuk spiral pendek sebagian besar terdiri atas inti dan dekat
dengan bagian depanya terdapat dua bulu cambuk . baik luut ynag masih hidup di
air maupun lumut yang dangan air , maupun yang betul-betul tumbuha darat, untuk
tercapainya pembuahan memerlukan air karena tanpa air spermatozoid Tak dapat bergerak. Jika arkegonium telah
masak da sel telursudah siap untuk dibuahi , maka arkegonium membuka pada
ujungnya , sel-sel saluran leher dan sel saluuran perut menjadi lendir an
menghasilkan zat-zat tertentu . dan merupakan daya tarik kemotaksis bagi
spermatozoid . sel telur telah dibuahi lalu tumbuh menjadi embrio . pada
bryophta embrio itu tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan
spora , yaitu sporongium .sporongium tidak merupakan suatu tumbuhan yang
terisah , melainkan pada induknya dan seakan-akan menjadi parasit pada tumbuhan
induknya .
Perkembngan lumut
secara singkat berlangsung sebagai berikut :
Spora yang kecil dan
haploid , berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan
protonema . protonema pada lumut ada yang menjadi besar, da pula yang tetap
kecil . pada protonea ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang
menjadi tumbuhan lumutnya . tubuh tumbuhan lumut berupa talus seperti
lembaran-lembaran daun (hepaticae) , atau telah mempunyai habitus sepertipohon
kecil dengan batang dan daun-daunya (pada musci). Tetapi padanya belu terdapat
akar yang sesungguhnya , melainkn hany
rizoid-rizoid yang berbentuk benang – benang atau kadang-kadang telah
menyerupai akar. Pada tumbuhan lumut inilah terbentu gametangium. Setelah sel telur
dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka tutup
gabus botol dengan dua bulu cambuk itu, tetepi terus berkembang menjadi embrio
yang diploid . bagian bawah embrio dinamakan kakinya . kaki masuk ke jaringan
lumut yang lebih dalamdan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium) embrio
itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau joronng dengan tangkai
pendek atau panjang dan disebut dengan sporongium. Didalm bagian yang bulat itu
dibentuk spora, oleh sebab itu bagian bulat itu disebut kapsul spora . kapsul
spora sering juga dianggap sinonim dengan sporongium . karena leher arkegonium
sangat sempit , maka sporongim tidak dapat menembusnya dan dan berkas dinding
arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung kapsul spora. Menginngat
bentuknya seperti tudung akar dan
mungkin juga mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung , maka bekas dinding
arkegonium itu juga dinamakan kaliptra. Jaringan
dalam kapsul spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk sel induk spora ,
dan dari sel induk spora dengan pembelaha reduksi terjadilah empat spora yang
berkelompok merupakan tetrade. Sering pula pada pembentukanspora itu ditentukan
pula jenis kelaminya. Dari spora itu, bergantung dari macam sporanya , akan
tumbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua . spora itu membulat sebeluum
terpisah-pisah dan terlepas dari kapsul spora.
Spora
|
Tumbuhan lumut
|
Anteridium
|
Spermatozoid
|
zigot
|
Sporogonium
|
Kotak spora
|
Sel induk spora
|
spora
|
Sel telur
|
Arkegonium
|
Dinding
spora terdiri dari dua lapisan, yang luar kuat disebut eksosporium, dan yang
dalam lunak disebut endosporium . jika spora berkecambah eksosporium pecah.
Selain perkembangbiakan dengan spora , pada lumut terdapat pula
perkembangbiakan vegetatif dengan kuncup eram . yang terjadi dengan
bermacam-macam cara protonema, talus, atau bagian-bagian lain pada tubuh lumut.
Kuncup eram dapat melepaskan diri dari
induknya dan tumbuhh menjadi individu baru. Selain dari itu , semua
bagian tubuh lumut jika dipotong menunjukan daya regenerasi yang sangat besar.
Dalam daur hidup lumut menunjukan adanya pergiliran keturunan yang jelas . dari
spora tumbuh protonema dan seterusnya tumbuh tumbuhan lumut yang menghasilkan
anteridium dan arkegonium. Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit dan
merupakan fase perkembangan yang haploid. Dari sel telur yang dibuahi tumbuh
sporofit , yang pada lumut berupa sporomgium dan merupaka fase perkembangan
yang diploid . sporofit tidak hidup sendiri melainkan slama hidupnya tetap
tinggal pada dan mendapatkan makananya di gametofitnya. Oleh sporongium ,
dengan didahului oleh pembelahan reduksi, akhirnya dibentuk spora. Selain
beberapa pengecualian , pada umumnya lumut merupakan tumbuhan darat yang dapat
dilihat pula dari habtatnya. Disamping lumut yang masih mempunyai talus
berbentuk lembaran yang merayap, telah terdapat pula lumu yang susunan tubuhnya telah sangat
mendekati tumbuhan tinggi , dengan batang yang tegap dan disertai daun-daun, sehingga
cahaya matahari dipergunakan dengan lebih efisien. Daun-daun mempunyai rusuk
tengah , terdiri dari satu atau beberapa laps sel ,tetapi belum memperlihatkan
adanya daging daun( mesofil). Baik yang berupa talus ataupun yang telah maju
perkembanganya telah memerlihatkan
pembagian pekerjaan. Ada jaringn asimilasi dan jaringan penyimpan cadangan
makanan . sebagian tumbuhan lumut telah mempunyi semacam liang udara yang
berguna untuk pertukaran gas, jadi berfungsi sebagai stomata pada tumbuhan
tinggi.
Penyesuaian
diri terhadap hidup di darat, kelihatan dari adanya lapisan pelindungbagi
gametangium dan sporangiumnya . lumut yang berhabitus seperti tumbuhan tinggi
(misalnya miniodendron),dalam batangnya terdapat berkas pengangkut yang terdiri
atas se-sel memanjang yang sebagian masih hidup dan sebagian lagi telah mati .
buluh-buluh kayu dengan enebalan dinding berbentuk cicin, spiral, dan lani-lain
. maupun buluh-buluh tapis belum terdapat karena akar yang sesungguhnyaun belum
terdapat , yang ada hanya rizoid-rizoid , maka meskipun telah memperlihatkan
diferensiasi yang agak jauh , lumut masi tergolong dalam tumbuhan talus da
belum digolongkan dalam tumbuhan kormus.
Beberapa
jenis lumut bersifat kosmopolit , dapat ditemukan dimana-mana. Lain-lain jenis
mempunyai daerah distribusi yang terbatas. Pada bermacam-macam tempat ,
misalnya tanah dalam rimba, batu-batu, cadas-cadas, gambut kulit pohon , dan
lain-lain , lumut-lumut itu merupakan asosiasi tumbuhan yang berkarakteristik .
Tumbuhan
lumut (Bryophyta) dibedakan dalam dua
kelas dengan ciri-ciri yang jelas yaitu :
-
Hepaticae
(lumut hati)
-
Musci
(lumut daun)
Kedua
kelas itu berbeda dalam bentuk susunan tubuhnya dan perkembagan gametangium
serta sporongiumya. Keduanya selalu berwarna hijau , aututrof dan sebagian
asimilasi telah terdapat zat tepung.
Kelas
HEPATICAE
(Lumut Hati)
-
Kebanyakan hidup ditempat yang basah,
oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf. ada pula yang terdapat ditempat yang amat kering,
misalnya pada kulit-kulit pohon , diatas tanah atau batu cadassehingga tubuh
perlu struktur yang xeromorf.
-
Dalam tubuh terdapat alat penyimpanan
air , atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematian .
-
Yang bersifat epifit ada yang hidup pada
daun pohon-pohon dalam rimba daerah tropika, karena hidupnya diatas daunitu
lumut tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus dinamakan epifil.
-
Protonema lumut hati kebanyakan hanya
berkembang menjadi suatu buluh yng pendek.
-
Sebagian besar lumut mempunyai sel-sel
yang mengandung minyak, kebanyakan berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri.
-
Diantara lumut hati ada yang tidak
mempunyai klorofil, yaitu yang tergolong marga cryptothallus dan hidup sebagai
saprofit.
Lumut
hati debedakan dalam tiga bangsa :
-
Bangsa Anthocerotales (lumut tanduk).
-
Bangsa Marchantiales
-
Bangsa
Jungermaniales.
Kelas
MUSCI (lumut daun)
Lumut
daun meliputi kurang lebih 12.00 jenis yang unya daerah aggihan yang yang amat
luas. Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah gundul yang periodik mengalami masa
kekeringan bahkan diatas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh , selanjutnya
lumt-lumut ini dapat kita jumpai di antar rumput-rumput , diatas batu-batu
cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang daun, tetapi jarang didalam air.
Melihat tempat tumbuhnya yang bermacam-macam maka struktur tubuhnya
bermacam-macam pula. Kebanyakan lumut daun suka tempat yang basah, tetapi ada
pula yang ditempat kering. Ditempat yang kering lumut itu membentuk badan yang
berupa bantalan , sedangkan yang hidup ditanah hutan , membentuk lapisan
seperti permadani. Di daerah gambut lumut dapat menutupi areal yang luasnya
sampai ribuan Km2 . demikian pula didaerah tundra diderah sekitar
kutub utara. Sepora lumut daun di daerah yang cocok berkecambah merupakan
protonema , yang terdir atas benang-benang berwarna hijau, bersifat fototrof
positif, banyak yang bercabang-cabang dan dengan mata dapat terlihat seperti
hifa cendawan yang berwarna hijau. Protonema itu mengeluarkan rizoid-rizoid
yang tidak berwarna, terdiri dari banyak sel dengan ekat-sekat miring, bersifat
fototrof negatif masuk kedalam tanah dan bercabang-cabang. Rizoid sudah mulai
terbentuk pada pembelahan spora.
Musci
dibedakan dalam tiga bangsa :
-
Bangsa Andreaeales
-
Bangsa Sphagnales (lumut gambut)
-
Bangsa Brayales
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri,
Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi, Struktur
Tumbuhan
Lumut (Bryophyta) : Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus Hidup, Reproduksi,
Struktur - Tumbuhan lumut adalah tumbuhan pertama yang
beradaptasi dengan lingkungan darat, menyesuaikan diri dengan lingkungan
darat yang lembab dan basah. Karena merupakan peralihan dari habitat
air ke habitat darat, maka tumbuhan lumut disebut pula tumbuhan amfibi (amphibious
plant). Tumbuhan ini tergolong kelompok Cryptogamae, yaitu kelompok
tumbuhan yang alat perkawinannya tersembunyi. Tingkat perkembangan lumut
lebih maju dari kerabat dekatnya, yaitu alga. Hal tersebut disebabkan oleh
sifat hidupnya yang sebagian besar sudah berada di darat. Selain itu, pada
lumut yang berhabitus seperti tumbuhan tingkat tinggi, dalam batangnya
sudah ada sekelompok sel-sel memanjang sebagai buluh pengangkut. Lumut
juga sudah memiliki rizoid (struktur menyerupai akar pada tumbuhan
tingkat tinggi) sebagai alat penyerap dan pelekat.
Pernahkah kalian memperhatikan dinding kamar mandi atau tembok-tembok yang
lembab di sekitar tempat tinggal kalian? Kalian akan menemukan lapisan
hijau seperti beludru yang merupakan kumpulan lumut. Mengapa lumut
menyukai tempat yang lembab dan teduh? Ini karena saat bereproduksi
tumbuhan tersebut membutuhkan air untuk melakukan pembuahan. Tanpa air,
sel-sel kelamin jantan tidak bisa mencapai sel-sel kelamin betina.
1. Ciri-ciri Lumut
Lumut memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan tumbuhan lain.
Lumut merupakan tumbuhan dengan ukuran relatif kecil, tingginya 2 sampai
50 cm. Tubuhnya tidak memiliki akar, batang, dan daun yang sebenarnya,
tetapi mempunyai bagian yang menyerupai akar (rizoid), batang, dan daun.
Pada beberapa jenis lumut hati atau lumut tanduk tubuhnya masih berupa
talus (lembaran). Perhatikan Gambar 1.
Rizoid adalah struktur menyerupai rambut atau benang-benang yang
berfungsi untuk melekatkan tubuh pada tempat tumbuhnya dan menyerap air
serta garam-garam mineral. Rizoid ini terdiri dari satu deret sel yang
memanjang, terkadang dengan sekat yang tidak sempurna. Batang dan daun
lumut belum memiliki floem maupun xylem. Sel-sel penyusun tubuhnya
memiliki dinding sel yang terdiri dari selulose. Lumut tidak memiliki
sistem pembuluh pengangkut yang khusus untuk mengangkut air dan mineral
organik, sehingga proses pendistribusian air berjalan lambat yaitu secara
difusi. Daun lumut umumnya disusun oleh sel-sel setebal 1 lapis, kecuali
ibu tulang daun, yang mempunyai lebih dari 1 sel. Sel-selnya sempit,
panjang, kecil, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
Tubuh tumbuhan lumut dengan berbagai struktur umum tersebut adalah
gametofit. Setelah dewasa, lumut akan membentuk sporofit. Sporofi t adalah
struktur tubuh lumut yang terdiri atas bagian-bagian tertentu, yaitu
vaginula, kaliptra, dan kolumela. Perhatikan Gambar 2.
Vaginula adalah bagian sporofit yang terdiri dari kaki yang
diselubungi sisa dinding arkegonium, seta (tangkai), dan apofi sis
yaitu ujung seta yang agak melebar, yang merupakan peralihan antara
seta dengan kotak spora (sporangium). Kaliptra adalah tudung yang
berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak
spora. Sedangkan kolumela adalah jaringan yang tidak ikut mengambil
bagian dalam pembentukan spora. Sporofit tumbuhan lumut tumbuh
menumpang pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit
ini memiliki klorofil, sehingga dapat berfotosintesis. Namun,
tumbuhan lumut juga bisa mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya
melekat.
Habitat lumut adalah tempat-tempat yang memiliki kelembaban yang tinggi. Di lingkungan sekitar, kita bisa melihat berbagai jenis lumut yang menempel pada bebatuan, tembok, sumur, dan permukaan batu bata. Selain itu, tumbuhan lumut banyak dijumpai di hutan yang lebat, di atas tanah atau di atas batu. Tumbuhan lumut juga hidup pada kayu-kayu yang lapuk atau menempel pada kulit pohon sebagai epifit. Di daerah pegunungan ditemui suatu wilayah yang banyak didominasi oleh lumut, sehingga disebut hutan lumut.
Hutan hujan tropis kita merupakan salah satu ekosistem yang kaya akan berbagai jenis lumut. Berbagai jenis lumut juga ditemukan di daerah dengan iklim yang ekstrim. Ada lumut yang hidup di daerah kering atau gurun, di dalam lumpur, dan aliran sungai. Lumut juga dapat dijumpai di daerah kutub utara (Arktik) dan di daerah kutub selatan (Antartika).
2. Siklus Hidup Lumut
Siklus hidup lumut berbeda dengan siklus hidup tumbuhan yang lain karena siklus hidup lumut didominasi oleh gametofit. Gametofit menghasilkan organ kelamin jantan atau anteredium dan organ kelamin betina atau arkegonium. Apabila anteredium dan arkegonium dihasilkan oleh satu gametofit (satu individu lumut) maka jenis tersebut disebut lumut berumah satu atau homotalus, sedangkan apabila keduanya dihasilkan oleh gametofit yang berbeda maka jenis tersebut disebutlumut berumah dua atau heterotalus. Perhatikan Gambar 3 dan 4.
Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan contoh siklus hidup pada
lumut daun. Perhatikan Gambar 5.
Sebagian besar spesies lumut daun bersifat heterotalus. Gametofit
jantan membentuk anteredium dan gametofit betina membentuk arkegonium.
Sperma dari anteredium dengan perantaraan air berenang menuju sel telur di
dalam arkegonium kemudian terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot
yang bersifat diploid kemudian akan mengalami mitosis dan
bekembang menjadi sporofi t embrionik di dalam arkegonium. Pada ujung
batang sporofit yang memanjang terdapat sporangium, yaitu kapsul
tempat spora haploid berkembang. Sporangium juga berfungsi sebagai
tempat terjadinya pembelahan mitosis. Setelah masak, kapsul spora pecah
dan spora terpencar keluar. Spora-spora tersebut apabila menemukan
tempat yang memiliki kelembaban yang sesuai akan berkecambah
membentuk protonemata (jamak dari protonema) kecil yang berwarna hijau.
Protonemata haploid tersebut terus tumbuh dan berdiferensiasi sehingga membentuk gametofit. Gametofit dewasa akan membentuk gamet-gamet yang akan berkembang dan kembali menjalani siklus serupa. Perkawinan antara gamet jantan dan gamet betina membentuk spora merupakan perkembangbiakan secara seksual (generatif). Selain melalui perkembangbiakan generatif, lumut juga berkembang biak secara vegetatif. Bagian gametofit lumut yang patah dan terbawa angin atau burung yang mencari bahan sarang bisa tumbuh apabila jatuh di tempat-tempat yang lembab. Beberapa jenis lumut juga sangat mudah membentuk tunas-tunas atau gemma. Gemma merupakan tubuh bersel satu atau banyak. Seringkali, menguncup dari jaringan generatif khusus pada batang, daun, rizoid, atau protenema. Gemma dapat secara efektif memberikan persebaran dalam waktu singkat. Contohnya terdapat pada Calymperes erosum dan Marchantia polymorpha. Jenis yang pertama tersebut adalah anggota lumut daun yang mempunyai gemifereous leaf pada bagian ujung daunnya, sedangkan jenis yang satunya merupakan lumut hati yang mempunyai gemma cup pada permukaan talusnya. Perhatikan Gambar 6 dan 7.
3. Klasifikasi Lumut
Di dalam Dunia Tumbuhan, lumut dikelompokkan ke dalam Divisi Bryophyta. Kata Bryophyta dari bahasa Yunani, yaitu bryon (lumut) dan phyton (tumbuhan). Divisi tersebut, berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya, dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Bryopsida atau lumut daun, Kelas Hepaticopsida atau lumut hati, dan Kelas Anthocerotopsida atau lumut tanduk.
a. Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal. Hamparan lumut daun terdiri dari satu tumbuhan lumut daun yang tumbuh dalam kelompok yang padat, sehingga satu sama lainnya bisa saling menyokong dan menguatkan. Hamparan ini memiliki sifat seperti karet busa yang bisa menyerap dan menahan air. Contoh lumut daun adalah Sphagnum sp. (lumut gambut), Bryum sp. (hidup di tembok atau batuan yang lembab), dan Aerobrysis longissima (hidup sebagai epifit di hutan). Perhatikan Gambar 9.
Tubuh lumut daun bisa dibedakan menjadi rizoid, batang, dan daun.
Rizoid merupakan deretan sel yang memanjang atau filamen
seluler, menyerupai akar pada tumbuhan tingkat tinggi. Melalui
rizoid ini, lumut daun dapat melekat pada benda tempat hidupnya,
misalnya saja pohon, dinding, atau bebatuan. Sementara, fotosintesis
banyak terjadi pada bagian atas rizoid yang menyerupai batang atau daun.
Namun perlu diingat, jikalau bentuk batang, daun, maupun akar
(rizoid) lumut daun tidak sama persis strukturnya dengan tumbuhan
vaskuler.
b. Lumut Hati (Hepaticopsida)
Lumut hati merupakan lumut yang kurang menyolok penampilannya bila
dibandingkan dengan lumut daun. Tubuh masih berupa lembaran (talus) yang
terbagi atas beberapa lobus. Bentuknya akan mengingatkan pada lobus hati
pada hewan. Karena itu, lumut ini dinamakan lumut hati. Contoh lumut hati
adalah Marchantia polymorpha dan Porella sp.
(Gambar 10).
Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun,
yakni pembiakan secara seksual dan aseksual. Di dalam sporangia, beberapa
lumut hati mempunyai sel berbentuk kumparan, disebut elatera, yang muncul
dari kapsul. Elatera ini akan terlepas ketika kapsul terbuka, sehingga
spora akan terpancar keluar dari kapsul. Selain itu, lumut hati juga dapat
berkembangbiak secara aseksual (vegetatif ). Sel yang berperan adalah
berkas-berkas sel kecil yang disebut dengan gemma. Oleh tetesan air hujan,
gamme ini dapat terpelanting keluar dari mangkuk (talus) yang ada pada
permukaan gametofit. Akibatnya, jika gemma jatuh di tempat yang cocok,
gemma tersebut akan membentuk individu baru.
c. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Lumut tanduk mempunyai kemiripan dengan lumut hati, yakni pada
gametofitnya. Bedanya, lumut tanduk memiliki sporofit yang berupa kapsul
yang memanjang dan tumbuh seperti tanduk dari hamparan gametofit. Contoh
lumut tanduk adalah Anthoceros laevisdan Notothylus indica.
Gambar
11. Anthoceros sp. (anbg. gov.au)
|
Lumut epifit adalah sebutan untuk komunitas lumut yang hidup pada pepohonan. Lumut-lumut tersebut hidup menempel pada kulit pohon yang hidup maupun gelondongan kayu yang sudah lapuk. Di hutan, terutama hutan lumut, lumut epifit melingkupi hampir semua bagian hutan, mulai dari pangkal pohon di dekat permukaan tanah sampai permukaan kanopi pohon. Komunitas ini memiliki peran penting terutama dalam siklus hidrologi karena mempunyai kemampuan mengikat dan menahan air yang tinggi.
Comments
Post a Comment