Showing posts with label novel. Show all posts
Showing posts with label novel. Show all posts

Feb 13, 2024

BETWEEN HIM: BAB 1. TERANG LALU REDUP

 

 

Kata orang cinta itu bisa butakan segalanya. Kata oma cinta itu nano nano. Ada kalanya manis, asem, pahit.

Ini cerita tentang perjalanan hidup seorang wanita 23 tahun. Bagaimana dia mencari jati diri. Mengenal apa itu cinta.  Chibi 23 tahun. Kelahiran tanah Jabar.

•••

Dulu saat SMP, tepatnya saat baru lulus sd. Disaat chibi masih imut-imutnya dan masih gak tau apa itu cinta. Chibi berpaspasan dengan seorang lelaki dengan senyum yang indah bagai mentari pagi. Disitulah chibi mulai merasakan hal yang aneh saat melihat lelaki tersebut.

"Hei mel, siapa lelaki tadi? Dari kelas mana dia?". Chibi pun bertanya kepada melisa teman sebelahnya. Disaat itulah chibi mulai merasakan ketertarikan pada lelaki tersebut.

"Ohh, dia farhan dari kelas 7e. Kata melisa.

"Kamu kenal dia mel?."

"Iya, aku satu klub basket dengan farhan."

"Ohh, jadi dia ikut klub basket yah. Pantas dia tinggi banget".

Dikarenakan Chibi gak tau itu cinta atau bukan yang jelas saat chibi pertama kali melihat farhan ada sesuatu yang membuat jantungnya tak karuan. "Apakah ini cinta pada pandangan pertama?." Chibi pun mulai bertanya-tanya tentang perasaanya.

Saat SMP chibi cukup banyak dikenal orang, bahkan hampir satu sekolah tau siapa chibi. Yah meski demikian, chibi cuma pengen dikenal dan dekat oleh satu orang aja di sekolah. Yap, dia adalah farhan cowo inceran chibi saat pertama ospek SMP. Sayangnya chibi gak satu kelas sama doi saat kelas 7. Jadinya chibi gak bisa lancarin aksi buat deketin pujaan hatinya.

Chibi tau, gak wajar untuk seorang cewe nembak cowo duluan. Oleh karena itu chibi gak pernah nyatain perasaanya duluan. Ntah takdir ataukah bukan chibi bisa satu kelas sama farhan ditahun kedua mereka. Saat chibi tau mereka berada di satu kelas yang sama. Chibi seakan gak percaya. "What? Yang bener nih?".
Chibi bertanya-tanya sama dirinya sendiri. Rencana ya tinggal rencana. Chibi bermaksud memikat hati farhan saat mereka berada dalam satu kelas. Chibi sudah merancang sedemikian rupa agar bisa deket sama farhan sang pujaan hati. Eh gak taunya, ternyata doi inceran chibi udah punya inceran lain di kelas. Kebayanglah gimana perasaan chibi saat tau . "Broken heart" Hughhh Patah hatilah chibi saat itu juga. Rencana jurus pemikat chibi gagal total semua jadinya. Begitu pula semangat chibi pun redup saat itu juga. Tahun keduanya di SMP menjadi biasa aja alias hambar tanpa rasa.
Gak ada tuh yang namanya buang waktu lagi nonton farhan main basket. Chibi cuma belajar dan menyibukan diri berorganisasi agar bisa fokus sekolah. Kemudian pulang kerumah tepat waktu. Sampai hari kelulusan SMP tiba saja chibi tak kunjung menyatakan perasaanya pada farhan. Kini chibi sudah menjadi siswi SMA. dimana kebanyakan orang bilang bahwa saatnya kalian menuju tingkat kedewasaan.

Semester ke dua chibi menjadi siswi SMA. Seperti biasa dia menyibukan diri dengan menjadi perwakilan kelas. Hari sudah hampir sore chibi masih merapihkan kertas absen dan perlengkapan lainnya. Satu demi satu teman sekelasnya pun telah pulang.
" Wah sudah sore aku harus segera pulang." Tak lama chibi mendengar suara berisik di ruangan klub musik. Karna penasaran dia pun menuju sumber suara tersebut.

Yeyeye yeahhhhh.

Aku adalah lelaki yang tak pernah lelah memikat wanita.

Tak lama saat chibi sedang mengintip di sela pintu yang sedikit terbuka. Ada seorang pria yang tinggi dengan stylis boyband yang menghampirinya.

" Permisi ada perlu apa yah?." Seketika chibi pun terpana dengan ketampanan pria tersebut.

"Ahh tidak, aku hanya melihat mereka yang sedang menyanyi saja", jawab chibi salting.

"Ayo silahkan masuk, siapa tau kamu tertarik masuk klub musik", ajak pria tersebut. Akhirnya chibi masuk kedalam ruang klub musik dan melihat mereka latihan sampai larut malam. " Hey johan, ayo latihan. Kemana aja lo baru datang jam segini?. Btw, itu cewe baru lo? ", tanya temen satu klubnya.

Chibi pun tambah salting saat dibilang cewenya johan. "Ah ti..tidak aku cu..cuma- menggelengkan kepala dan tangannya.

" Ahahaha bukan-bukan". Johan pun hanya tertawa dan langsung menuju drum untuk mengisi posisi drumer.

Disaat itu pula chibi terpukau dengan gaya permainan drum Johan. "Luar biasa, Johan emang kerenn." Chibi yang keasikan melihat latihan Johan dan kawan-kawan lupa waktu dan akhirnya kemalaman. "Oh Tuhan, udah jam segini. Btw aku pulang dulu yah. Aku udah telat pulang kerumah". Chibi segera beranjak dari tempatnya duduk untuk pergi ke luar. "Tunggu, siapa nama lo?", tanya Johan.

"Aku chibi dari kelas X5."

"Gue johan XII IPS3."

"Hah apa?" Chibi pun terkejut karna ternyata johan adalah kakak kelasnya. 

"Gimana kalo gue anter lo pulang? Rumah lo dimana?."

"Ahh, gak usah. Aku bisa pulang sendiri ko."

"Udah gak apa, gue juga udah selesai latihan kok, ayo.", Sambil memegang tangan chibi Johan pun menuntun chibi saat berjalan. "Gue parkir motor disana, lo tunggu disini dulu oke." Johan pun berjalan mengambil motornya.

"OMG, dia tadi pegang tangan gue. Huhh. Tenang chibi tenang-tenang."

Tidit.. suara klakson Johan seraya menghampiri chibi yang sedang berdiri menunggu. "Ayo naik", ujarnya sembari membuka sedikit kaca helmnya.

"Ahh.. baik."

Chibi pun diantar pulang oleh johan sampai depan rumahnya."Makasih yah kak udah dianterin", ujar chibi setelah turun dari motornya.

"Oke sama-sama, gue balik dulu yah."

Kemudian.. disitulah dimulai perjalanan cinta chibi. Tiga bulan chibi sudah mengenal Johan. Akhirnya Johan dan chibi sudah resmi pacaran. Kini chibi sering pulang malam melihat latihan johan.
"Tak terasa sudah yah, udah mau akhir tahun lagi. Bulan depan gue udah mau memasuki persiapan ujian akhir sekolah lagi. Jadi hari ini gue terakhir latihan bie", kata Johan kepada Chibi.

"Emm, iya juga yah. Yahh, kalo kamu lulus aku bakal kesepian nih. Gak ada yang ngehibur aku kalo lagi bete sama males di sekolah."

" Ahh, kamu bisa aja. Aku bakal hubungi kamu terus kok chibi." ungkap Johan sambil memegang tangan chibi sambil tersenyum.

...

Masih teringat akan senyum dan sentuhan hangat tangan johan chibi tersenyum sendiri dikelas. Tanpa memperdulikan lingkungan kelasnya chibi pun melanjutkan lamunannya.
"*bie, gue ngerasa berat banget tinggalin lo disekolah ini. Gue takut lo berpaling ke hati yang lain.

Jou, aku akan selalu setia menunggumu kok. Sampai kapan pun aku akan selalu menyayangimu.

Bie, i love you.

Jou, I lovee... Sambil memejamkan matanya chibi pun bersiap akan ciuman mesra johan dalam lamunannya.*"

CHI BI!!!
Seketika Johan pun menghilang dalam lamunannya. Chibi pun tersadar bahwa dia masih dalam pelajaran dikelas.

"Ahh, gawattt."

Akhirnya chibi dihukum oleh guru matematika dengan PR matematika 2X lipat dari teman-temannya.

"Huhh, sial banget dah. Udah mah dikit lagi coba. Akhh jou kamu buat aku galau aja nih. Tapi gak apa deh aku dapet hukuman, yang penting aku bisa jalan malam ini sama johan." Dengan wajah penuh sumringah chibi pun menuju ruang klub musik. "Lah kok sepi yak, oh iya Johan dan yang lainya kan sedang mepersiapkan buat ujian akhir sekolah. Jadi kegiatan klub dihentikan untuk sementara. Hemm.. yang anehnya kemana anak kelas dua dan tahun pertama klub musik ya?. Apa mereka juga ikut libur latihan."

Mail: from johan
Gue tunggu di gerbang sekolah ya.

Chibi: okee. Chibi pun menuju gerbang sekolah tempat johan menunggu.

"Jou, kok tumben langsung tunggu di gerbang?."

"Kan sekarang club musik libur sayang", ujar Johan sembari tersenyum gemas.

"Hah, coba ulangi lagi." Chibi pun terkaget dengan perkataan Johan yang memanggilnya sayang.

"Ulangi? Yang mana?."

"Tadi loh yang barusan jou", sembari tersenyum ngarep.

"Ohhh yang gue bilang club libur."

"Bukan, yang terakhir jou."

Emm, Johan pura-pura mikir sejenak. Johan pun membisikan di telinga Chibi. "Sekarang club libur sa-yang".

Chibi pun tersenyum dan berkata, "Oh gitu ya sa-yang."

"Kenapa bie? Kok senyum-senyum gitu", dengan wajah penasaran.

"Gak apa-apa, aku cuma senang aja. Soalnya baru kali ini kamu panggil aku sayang hehe."

"Ohh itu yang buat kamu seneng toh. Kalo gitu sih aku bisa panggil sayang kapan pun kamu mau bie."

"Akh, gak ah. Panggilan kaya biasanya aja jou. Kalo terlalu sering nanti gak romantis lagi."

"Oke deh chibiku sa-yang ayo kita pulang yu."

"Baik johanku."

Akhirnya setelah obrolan panjang mereka di samping gerbang sekolah selesai. Johan pun mengantar chibi pulang dengan motornya. Chibi berpegang erat sambil memeluk Johan dari belakang.

•••

Rumah Chibi

"Ayo cepet masuk sana."

"Lah gak mau mampir dulu jou?."

"Gak deh, aku belum belajar buat tryout minggu depan."

"Ohhh, rajinnya Johan yang sekarang ini." Ungkap Chibi sembari memagang pipi johan. "Yaudah kalo gitu, buat acara malam ini kita cancel aja dulu deh."

"Hahh, kenapa? Aku gak apa-apa kok bie."

"Nggak, pokoknya kamu harus fokus belajarnya dulu kan. Jadi semangat belajar ya jou. Aku akan selalu ada disisimu dan mendukungmu", ujar Chibi dengan senyuman manisnya. Kemudian johan pun memeluk chibi dan berkata, "Makasih yah, udah jadi pacar yang baik buatku."

"Ahh, kamu hari ini romantis banget sih jou." Pipi Chibi dibuat merah karena menahan malu saking romantisnya Johan. 

"Yaudah, aku pulang dulu ya bie."

" Okee, hati-hati dijalan ya jou." Setelah Johan berpamitan dan menyalakan motornya. Chibi dengan semangat melambaikan tangannya. Ia  berdoa dalam hati. "Ya Tuhanku, jagalah dia selalu untukku. Mudahkan dia dalam ujian senin nanti." Dalam keheningan malam chibi menatap langit sebelum memasuki rumahnya. Sambil menggenggam tangannya, ia pun berharap johan bisa melalui ujianya dengan mudah besok hari.

***

                                                                                                                                     NEXT BAB 2

 

MIRACLE HELIANTHUS: BAB 3. Diklat, Penakut

 

Kalian tau ... Hidup itu, terkadang tak bisa untuk selamanya berkata jujur. Terlebih lagi, pada diri kalian sendiri. Mungkin ada sebagian dari kalian yang seperti diriku kah? Atau mungkin hanya diriku saja mungkin.

Tapi, aku harap ... kalian tidak seperti diriku. Aku yang tak mampu berkata jujur pada diriku sendiri. Aku harap, kalian lebih berani dalam mengungkapkan keinginan kalian.

Mungkinkah aku ini memang terlalu naif sebagai manusia? Ataukah terlalu kuno dalam berfikir diera yang memerlukan logika dibandingkan dengan perasaan.

"Yah, aku memanglah manusia yang naif ... ."

Aku merasa cukup hanya dengan melihat keluargaku baik-baik saja didepan mataku. Aku bahkan menyembunyikan beberapa hal agar mereka tetap baik-baik saja. Yang tak terhitung berapa banyak kebohongan yang aku lakukan dan kebenaran yang aku sembunyikan.

Aku merasa cukup dengan teman yang membuatku nyaman meski hanya satu atau dua. Berharap mereka akan selalu ada di sampingku. Meski sebenarnya aku sendiri mengetahuinya bahwa aku bukanlah prioritas mereka untuk selamanya.

Aku merasa cukup dengan nilaiku yang baik tanpa ingin mengejar yang lebih tinggi lagi. Padahal bila aku ingin belajar mungkin aku bisa mendapatkan hal yang lebih.

"Dan mungkin kenaifanku yang terbesar adalah ... ."

Aku tak pernah berfikir bahwa waktu akan berlalu. Tidak ada semuanya yang akan tetap sama dan berjalan sesuai keinginan kita.

Tidak terasa dua semester sudah berlalu. Kini aku adalah seorang kakak tingkat di jurusanku. Banyak hal yang menyenangkan di dunia ini. Namun, aku masih saja belum menyadarinya.

Sebagai manusia, aku lebih banyak mengeluh dibandingkan bersyukur. Aku tau, aku ini memang menyedihkan. Bahkan aku sendiri malu pada diriku sendiri. Hari ini di kelas yang sama seperti semester awal sebelumnya. Kuliah pertama dengan jam kuliah pagi pukul 08.00 tepat.

Tidak seperti di film-film dalam cerita. Aku lebih suka duduk di bangku barisan depan dekat dengan pintu keluar dibandingkan dekat dengan jendela. Hari ini pelajaran biologi kelautan. Dibalik pintu yang terbuka aku sekilas melihat orang-orang yang berlalu lalang.

Yah, mestinya pintu itu ditutup saja sih agar mataku tidak jelalatan. Meski demikian aku masih menyimak ceramah dosen di depan. Aku hanya sesekali saja melihat kearah pintu itu saat sedikit mataku jenuh. Aku melihat seorang lelaki yang melirik kearah kelas kami. Matanya tertuju kedalam kelas.

"Hmm ... mungkinkah ada seseorang yang dia kenal kah?" ujar batinku ketika memikirkan kemungkinan orang itu melihat ke arah kelasku.

Spontan aku berpikir demikian. Jam kuliah sudah berakhir. Aku dan yang lainnya keluar kelas untuk membeli cemilan sebelum kuliah selanjutnya dimulai siang nanti.

Dari kejauhan aku melihat komti (sebutan ketua kelas untuk tingkatan mahasiswa di kampusku) sedang berbicara dengan beberapa orang yang mengenakan kemeja hijau. Aku memalingkan tatapanku kembali bersama teman-teman menuruni tangga menuju kantin.

Siang harinya pukul 14.20 di ruang 1.2.1 mata kuliah morfologi tumbuhan.

Komti mendapat telpon dari dosen bahwa dia berhalangan masuk. Seperti biasa dengan tugas sebagai gantinya.

"Huh ... malasnya kuliah hari ini." ujar batinku. aku lantas menyandarkan kepalaku kelengan kanan karena sedang malas-malasnya di tengah kebisingan kelas.

Beberapa orang memasuki ruangan setelah komti memberikan pengumuman dikelas dan keluar beberapa menit yang lalu.

"Hallo semuanya, kenalkan mereka adalah kakak senior kita yang ada dihimpunan mahasiswa. Mereka datang kesini untuk menyampaikan beberapa program himpunan yang sebentar lagi akan dilaksanakan di bulan November nanti." Ucap komti yang memperkenalkan para kakak kelas didepan dekat white board.

"Selamat siang, gue Egy Pradipta. Ketua himpunan matahari jurusan biologi. Gue disini mau nyampaikan beberapa program kerja kita yang nantinya juga akan kalian ikuti bersamaan program prodi biologi."

"Dan bla ... bla ... bla ... ."

"Kemudian ... Bla ... BLA ... BLA ... ." Pungkasnya mengakhiri apa yang ingin dia sampaikan.

"Apakah ada pertanyaan?" ujarnya setelah selesai dengan semua penjelasanya yang panjang lebar itu. Lalu salah seorang temanku pun mengacungkan tangan untuk memulai pertanyaannya.

Seminggu sudah berlalu semenjak pengumuman dari ketua himpunan jurusan. Ngomong-ngomong soal pengumuman kemarin bulan depan udah November dimana jadwal Diklat untuk anggota baru akan dijadwalkan.

Siang ini kami dikumpulkan di ruangan kelas untuk mendapatkan beberapa informasi mengenai Diklat yang akan di adakan nanti.

Kali ini banyak sekali orang yang berdiri di depan papan tulis yang mengenakan jaket himpunan. Kira-kira ada 10 orang di sana yang merupakan anggota inti atau koordinator dari setiap divisi himpunan.

Hari DIKLAT Himpunan Biologi

Sejujurnya, ini adalah kali pertamaku mengikuti kegiatan diklat di sebuah taman wisata alam seperti ini. Terlebih lagi masuk ke daerah pelosok desa dekat pegunungan di tengah hutan. Aku sedikit takut kala itu, tapi aku coba memberanikan diri. Yah lagipula, tidak hanya aku sendiri yang akan menginap disini. Teman-teman yang lainnya juga sama. Jadi aku akan mencoba untuk tidak takut.

Alih-alih memberanikan diri, aku sedikit kewalahan dengan perjalanan menaiki lokasi kami akan menginap.

"Duh mana barang bawaanku berat pula. Tau gini aku bawa barang sedikit aja," keluhku dalam hati sambil berjalan sedikit demi sedikit menuju lokasi. melihat beberapa temanku berjalan di depan yang tampaknya sudah terbiasa dengan trek jalan jelek seperti ini.

"Alya, muka Lo gitu amat. Baru pertama kali naik gunung?" tanya abil salah satu teman sekelasku.

"Ahh ... iya nih ... ." aku hanya dapat menyeringai bingung mau jawab apa.

"Perasaan bawaan Lo banyak amat. Berat gak? Sini tasnya gue bawaain," lantas abil membawakan tas jinjinganku yang sedari tadi memang membuatku repot untuk menanjak. Tanpa aku berucap iya, dia mengambil dan membawakan tas jinjinganku.

"Ahh ... ternyata abil tipe lelaki yang peka dan baik sekali. Tidak seperti lelaki di sampingku ini nih yang sedari tadi berjalan di sampingku." keluhku dalam hati sembari melihat kearah Gerald yang tidak pernah berbicara sepatah katapun padaku. 

"Dan ntah mengapa untuk beberapa alasan aku sangat sebal meski akau tidak tau kenapa."

"Yah, mungkin karena kami belum cukup kenal satu sama lain. Tapi buktinya abil bisa berkomunikasi denganku. Lalu apa yang salah dengannya? Atau akukah masalahnya? Haahh aku sama sekali tidak mengerti."

"Padahal kami pernah satu kelompok saat presentasi perdana kelas.Tapi kami masih belum bisa bicara layaknya teman sungguhan. Aahhh ... yasudahlah, lebih baik aku mencoba untuk menaiki tanjakan ini. Daripada memikirkan sesuatu yang membuatku tambah lelah pikirku lagi."

Seusai melewati rintangan tanjakan yang panjangnya bukan main. Lelah ini terbayarkan disaat melihat sebuah pondok tempat kami nanti akan menginap. Abil sudah sampai duluan di sana, dengan tas jinjinganku tentunya. Dia pun memberikan tasku dan kembali ke kamar para lelaki untuk beristirahat sejenak sebelum kegiatan Diklat dimulai.

Saat aku memasuki kamar para wanita. Aku melihat beberapa kasur dibawah lantai berjejer dengan dua kasur paling pojok. Ditambah ada dua kamar mandi yang bisa kami pakai saat malam hari dan kapanpun.

Dikarenakan aku datang sedikit terlambat. Semua kasur sudah ditempati dan hanya tersisa kasur atas ranjang dan dua dekat pojok kasur yang menghadap ke kolong ranjang.

"Hahh ... Nasibnya diriku, alamat gak bisa tidur ini," gumamku merapihkan kasur yang menghadap kolong ranjang yang tampak seram.

Meski aku coba untuk berani tidur disebelah situ. Ternyata aku tetap takut tidur paling ujung. Syukurlah Diana yang baik hati bersedia menukar tempat tidurnya denganku dan aku bisa sedikit lega.

"Hanya sekian yang ibu bisa sampaikan pada sambutan kali ini. Ibu harap dengan adanya Diklat himpunan ini akan lebih menambah motivasi dan semangat kita dalam mencintai alam sesuai dengan visi dan misi kita mengenai konservasi." begitulah isi dari sambutan ibu Trista yang turut ikut mendampingi kegiatan Diklat mahasiswa jurusan biologi.

Setelah sambutan, kegiatan selanjutnya diserahkan pada kakak tingkat kami yang sedari tadi sudah sibuk dengan persiapan. Rentetan kegiatan sedari siang hingga sore sudah kami laksanakan. Waktu istirahat tiba jam sudah menunjukkan pukul 16.02 sore. Satu persatu bergantian pergi mandi dan menyiapkan berbagai hal untuk acara api unggun nanti malam.

"Ahnn ...  ini kali pertama aku pergi camping diluar sungguhan. Hatiku jadi sangat berdebar," begitulah dalam benakku.

Yap, ini memang pengalaman pertamaku berada diluar rumah semenjak aku lulus SMA. Ada rasa bahagia, ada juga rasa cemas dan takut. Yah, karena ini malam pertama aku menginap bersama teman-teman. Meski dulu SMA sempat ada kamping juga, namun rasanya tak semenegangkan ini. Bisa kalian bayangkan, aku berada di taman nasional sungguhan. Tentu berjuta rasa aku rasakan saat ini. Meski sedikit takut, tapi aku rasa aku akan baik-baik saja dengan adanya dosen pembimbing dan para senior yang sudah berpengalaman disini.

...

Tak terasa waktu sudah sangat sore aku menatap kearah jendela luar. Suasana memperlihatkan bahwa langit sudah mulai menutup diri dan mentari yang bersembunyi dibalik kabut pegunungan yang sudah hampir semuanya gelap.

"Ahghh ... jadi ini malam di daerah pegunungan," ucapku norak. Sembari menatap pemandangan dibalik pintu kamar para wanita.

"Ayo, kita sudah ditunggu di aula untuk pengarahan, " ujar Zara sembari menepuk pundakku.

"Oke ... ." balasku sembari mengambil sandal diantara rak yang dipenuhi sepatu.

Aku terduduk di bagian paling belakang karena datang paling akhir. Tidak terlalu jelas apa yang para senior instruksikan untuk malam nanti. Sementara itu teman-teman wanita yang lainnya malah membicarakan masalah lain mengenai rumor tempat kami bermalam ini.

"Akhh ... perlukan mereka membicarakan hal seperti itu ditempat seperti ini?" ujar batinku  sedikit takut kala itu.

Usai pengarahan kami ada waktu untuk istirahat dan mandi sore. Satu persatu dari kami selesai mandi dan kembali ke aula untuk makan malam sebelum acara api unggun dimulai.

...

Langit sudah gelap, jam menunjukkan pukul 19.30 saat untuk rangkaian acara terakhir untuk hari ini. Para senior menyalakan api unggun tepat ditengah lapangan terbuka untuk kami bisa mengelilinginya. Melihat api unggun yang menyala membuat jiwa fotograferku bangkit. Aku ambil handphoneku dan aku foto api unggun yang menyala-nyala itu.

"Glek ... ." aku menelan sedikit air ludahku karena kaget. Aku langsung hapus foto yang barusan aku lihat tersebut.

"Ahn, foto apa tadi apinya jadi aneh terlihatnya. Mungkin tadi goyang kali yah saat aku memfotonya?" begitulah ungkapanku saat itu.

Tak lama setelah iseng mengambil foto ditengah kerumunan api unggun. Eka berdiri di sampingku dan nyeletuk bahwa malam ini dingin sekali katanya.

"Yah, namanya juga di daerah pegunungan," balasku singkat.

"Ka ... ." ujarku lagi sembari coba meresapi bau yang baru saja aku cium.

"Kau pakai parfum ya?" tanyaku setelah memastikan bau tersebut adalah parfum yang dipakai oleh eka.

"Iya, emang kenapa?" Jawabnya santai sambil melihat kearah api unggun.

"Heol ... ini cowok!" celetukku dengan suara kecil.

"Emang Lo gak inget apa yang di sampaikan sama kak Riyao sebelum kesini?" tanyaku lagi pada eka.

"Inget tentang apa sih?" eka malah balik nanya.

"Bukanya kita dilarang pakai pakaian mencolok dan parfum ya?" jawabku padanya.

"Wah ... emang iya yah? Gue lupa gimana nih?" sontak eka pun terkejut dan langsung terdiam kala itu juga.

Ditengah pembicaraan kami rupanya Gerald dan Mamas mendengar sekilas tentang bau parfum yang aku bilang pada eka. Kemudian mereka menjelaskan sedikit yang mereka tahu kenapa hal tersebut tidak boleh dipakai ketika di daerah pegunungan.

"Yah, gue gak tau bener apa engganya sih, tapi kalian lihat cabang dahan di atas sana," ujar Gerald melihat kearah atas.

Aku lantas juga melihat kearah sana yang dilihat gerald tapi hanya tampak seperti dahan yang bergerak karena angin bagiku.

"Kalian gak tau kan, siapa tau dahan itu tidak bergerak karena angin! Tapi karena sebab lain. Yah, Lo Taulah ini dimana? Apalagi si eka sekarang pakai parfum di malam begini," ujar gerald lagi dengan suara pelan pada kami.

"Ahh elu Gerald, bisa aja kalo ngomong. Pake nyangkut pautin sama kaya gituan lagi." lantas eka menanggapinya dengan sedikit tertawa kecil namun sedikit gugup pula.

"Ayo semuanya, buat lingkaran mengelilingi api unggun ya." Di tengah obrolan kami, para senior mengintruksikan untuk membuat sebuah lingkaran besar.

"Oke udah semua melingkar?" "Nah, sekarang kalian pegang tangan teman sebelah kalian."

"Duh intstruksi apaan lagi ini? Pegang tangan temen sebelah?"  Woii, sebelah gue cowok semua tau!"  Ungkapku dalam hati  sembari memegang tangan kedua temanku di kiri dan kanan.

"Lo tau gak bar? Apa yang ada dibelakang kita sekarang?" Ujar Gerald pada akbar disampingnya yang kebetulan disamping akbar adalah aku.

"Duh, ini si Gerald! Dari tadi ngomong apaan sih. Mau nakut-nakutin gue, apa gimana sih maksudnya?" Gerutuku dengan suara kecil. Lantas aku sedikit kesal pada Gerald saat itu.

Alhasil akibat mendengar hal-hal yang menakutkan itu, aku tak bisa tidur malam ini. Sepanjang malam aku ketakutan, bahkan tak sanggup lihat teman di sebelahku saat ini. Aku mencoba membuka mataku sedikit demi sedikit, aku ingin tau masihkah Diana yang berada di sebelahku? Apalagi selimut yang ada semuanya putih, tambah parno pula diriku malam itu.

Barulah menjelang subuh aku bisa tertidur sejenak. Itupun aku hanya bisa beberapa jam tersisa sebelum jam enam pagi.

"Hoamm, mataku ngantuk banget, padahal ini hari terakhir kita berada di sini." Ujarku melipat selimut dan bergegas mengantri untuk mandi.

...

Pukul 09.00 aku dan teman-teman pergi menjelajah taman nasional dibantu pemandu dan didampingi oleh beberapa dosen.

"Aghh, rupanya ada hikmahnya juga aku kesini." ujarku pelan. Indahnya pemandangan sekitar kala itu memanjakan mataku. Seketika mataku terbuka lebar melihat suasana pegunungan yang hijau dengan nyanyian burung di pagi hari. Rasa kantukku hilang sejenak melihat pemandangan diiringi angin sepoi-sepoi menerpa pori kulitku. Banyak sekali yang kami dapat lihat dan pelajari disana. Mulai dari tanaman hutan yang bisa dikonsumsi manusia, hewan-hewan endemik tanaman nasional dan ada juga binatang yang harus diwaspadai di setiap pohon yang ada.

Yap, bicara soal binatang yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah "PACET" binatang ini biasanya ada di batang pohon yang lembab bahkan di dedaunan dan tanah yang lembab. Tidak beracun sih, tapi menghisap darahhh. Seketika tubuhku merinding dibuatnya melihat salah satu temanku digigit Pacet.

"Syukurlah, aku pakai pakaian parasut dan tidak lewat tempat becek," ujarku dalam hati yang ngeri melihat temanku digigit Pacet.

"Pacet ini biasa disebut juga lintah darat yang hidup di pohon. Mereka menghisap darah, katanya sih kalo udah kenyang dan jadi gendutan dikit dia bakalan lepas sendiri." ujar Pak Ucep.

"Tapi, tetep aja scary baik itu digigit lintah. Mau itu lintah air atau lintah darat, ugh seramm." Ujar batinku mendengar penjelasan Dosen mengenai Pacet.

Akhirnya, kami selesai dengan melihat-lihat suasana di taman nasional. Kami diintruksikan untuk istirahat sejenak dan mempersiapkan untuk pulang siang ini. Setelah penutupan diikuti dengan berdoa bersama kami satu persatu turun gunung.

"Yes, akhirnya pulang juga," ungkapku dengan senyum lebar.

Tidak seperti naik ke lokasi menginap, menuruni gunung sangat ringan sekali bagiku. Mungkin karena semua cemilan sudah aku makan habis kali ya hahaha. Ntah kenapa aku menjadi satu-satunya wanita yang lebih dahulu menuruni gunung. Kulihat ke belakang hanya ada seniorku dan tak ada teman sekelasku disana. Aku mengurangi langkah kakiku sejenak. Lalu salah satu seniorku yang tak aku kenal namanya berbicara padaku.

"Mau berlomba kah?"

"Hah, apa maksudnya?" Heran pikirku.

Kemudian dia berlari mendahuluiku dan spontan aku menyusul dia dari belakang.

"Aghh ... ahh ... haahhh ... ." Suara nafasku yang terngah-engah. Aku menghela nafas yang panjang karena kelelahan berlari.

Senior itu pun keluar dari warung dimana goal dari perlombaan kami.

"Ahaha, aku yang menang." ujarnya padaku dengan wajah bahagia yang gak jelas.

Aku hanya berusaha menormalkan nafasku saat itu dan terduduk di pinggiran warung sembari menunggu yang lainnya. Selang 10 menit satu persatu teman-temanku menghampiri dari kejauhan. Hingga 15 menit berlalu semuanya sudah berkumpul bersama begitu pula dengan dosen pembimbing kami.

Setelah berkumpul semua, kami melanjutkan kembali perjalanan pulang menggunakan bus mini yang sudah menunggu di parkiran. Setibanya aku dirumah badanku terasa pegal tak tertahankan. Bahkan kakiku tak hentinya bergetar karena kelelahan. Namun yang membuat anehnya aku bisa tidur dengan nyenyak kala itu. Mungkin karena aku tidak merasa takut lagi. Karena di rumah ada ibu dan adikku yang bila takut aku bisa segera menghampiri mereka dan memeluknya tanpa harus khawatir dibilang penakut haha.

...



 BEFORE                                                                                                                          NEXT BAB 4

Feb 12, 2024

ANATA DAKE: BAB 11. ROMANSA

 


Keesokan harinya Yuji dan yang lainnya melakukan aktifitas seperti biasa di kampus. Dikarenakan ujian akan berlangsung kurang lebih semingu lagi Shiorin belajar mati-matian di perpus ditemani Yuji sebagai Tutornya.

****

Hari Ujian Akhir Sekolah sudah di depan mata. Shiorin masih sibuk-sibuknya dengan beberapa tumpukan buku di meja belajar. Besok sudah memasuki hari ujian setelah beberapa hari lalu dia dan Yuji menghabiskan waktu bersama belajar bersama di perpustakaan. Semester ini dia semangat sekali dengan ujian tidak seperti biasanya. Namun nampaknya semangat yang dimilikinya masih belum cukup untuk memahami seluruh pelajaran yang akan diujikan satu minggu ke depan. Di dinding kamar terpasang spanduk "TARGET SASTRA I SEMESTER III"

Tak lama kemudian suara bel berbunyi, Shiorin tiba-tiba terbangun dari tumpukan buku yang menutupi wajahnya. Meski keadaannya cukup memprihatinkan dikarenakan belum mandi dan tampil acak-acakan. Dia langsung menuju ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang berkunjung. "Huhh, Siapa lagi sih yang ganggu di pagi hari yang indah ini." ujarnya berjalan menuju pintu.

Kazu: "Yuhuu, aku datang berkunjung." Ujarnya yang datang untuk memenuhi undangan Shiorin.

Shiorin: "Ahh, Kau rupanya. Masuklah kau datang tepat waktu disaat aku sedang pusing dengan semua materi-materi yang bagaikan koran itu." Ujar Shiorin mulai ngomong ngelantur.

Kazu: "Yah, Penampilan apa-apaan ini---Memegangi rambut Shiorin yang acak-acakan. Bila Yuji melihatmu begini dia pasti langsung minta putus keesokan harinya." Ujarnya melepaskan kembali rambut Shiorin yang dipegangnya. Dia kemudian masuk dan terduduk di Sofa tanpa disuruh.

Shiorin: "Huh--meniup rambutnya keatas. Itu sih kau yah. Yuji tidak akan begitu padaku hanya karena aku berpenampilan berantakan begini." ungkapnya sembari menutup Pintu.

Kazu: "Jadi, pelajaran mana saja yang mau aku ajarkan agar kau mengerti?" ujarnya menatap Shiorin yang terduduk di depannya.

Shiorin lantas tersenyum dan berkata,"Semuanya, Bisa tidak?" seraya mengedip kedipkan matanya dengan pose tangan memohon kepada seorang dewa maha pintar di kelas Sastra I. Kazu cukup terkejut dengan permintaan temannya tersebut. Dia tidak habis pikir dengan yang dilakukan Shiorin selama ini. Padahal dia setiap waktu meminta Yuji untuk mengajarkan kepadanya setiap materi yang akan diujikan dikala mereka belajar di perpustakaan. Namun tidak satupun yang Shiorin pahami dari apa yang Yuji jelaskan padanya. Rupanya ketika Yuji sedang menjelaskan kepada Shiorin. Bukannya Shiorin tambah fokus malah dia tak henti-hentinya memandangi wajah kekasihnya tersebut dan melupakan tentang apa yang Yuji ajarkan.

Kazu: "Aughhh, Kau ini. Sudah aku duga akan sia-sia saja Yuji mengajarkan apapun kepada dirimu. Bukannya Fokus kau malah memandangi wajah Yuji saja seharian bukan!" Ujarnya menggelengkan kepala seraya menyilangkan tangannya karena kesal.

Shiorin hanya bisa diam tersenyum tipis diceramahi oleh Kazu karena tindakannya tersebut. Namun pada akhirnya Kazu tetap mengajarkan beberapa materi yang Shiorin tidak pahami. Mereka belajar seharian sampai malam. Hingga akhirnya Kazu selesai dengan semua yang bisa dia ajarkan kepada Shiorin. Dia memberikan beberapa Tips dan trik kepada Shiorin sehingga waktu mereka tidak terlalu banyak yang terbuang hanya untuk mempelajari satu materi.

Shiorin: "Wahh, Ternyata kau emang Genius kawan. Aku jadi merasa bisa mengerjakan semua soal saat ini. Apakah kau benar-benar dewa sehingga semuanya jadi terasa mudah?" Ungkapnya dengan ekspresi kagum.

Kazu: "Dasar Bodoh, apa-apaan lagi itu." Mengambil sebotol minuman dingin di kulkas.

*****

Hari ujian sudah dimulai. Shiorin memasuki ruangan ujian yang sudah ditentukan sebelumnya. Dia berada diruangan 1.3.1 bersama dengan Kazu dan Rei. Ketika kertas Ujian dibagikan Shiorin cukup terkejut dengan apa yang dia lihat. Dia melihat kearah Kazu seraya tersenyum sumeringah. Rupanya semua simulasi soal yang Kazu berikan hampir mirip dengan soal yang ada tepat di depannya ini. Dia mengerjakan soal satu persatu dan menyelesaikan mengisi soal ujian hingga waktu habis. Shiorin senang bukan main dikala dirinya baru pertama kali dapat menyelesaikan soal ujian dengan lebih mudah dari biasanya. Sebagai ucapan terrima kasih kepada temannya itu, Shiorin mentraktir Kazu makan sepuasnya di Kantin. Tanpa basa basi Kazu langsung menerima ajakan ke kantin dari Shiorin itu. Rei awalnya tak mau ikut meski Shiorin akan metraktrir karna ada beberapa materi yang belum dia pahami. Namun dengan rayuan dari Shiorin bahwa Kazu akan mengajarkannya di kantin barulah Rei turut ikut bersama mereka. Di kantin ternyata Yuji dan Sakura sudah berada disana. Tanpa basa basi lagi Shiorin langsung memeluk Yuji dihadapan orang banyak karena sangat gembira kala itu. Sakura yang melihat itu cukup terkejut dikarenakan Shiorin cukup berani pamer kemesraan di depan umum. Wajah Sakura tersenyum namun dia tidak tampak bahagia melihat kedekatan kedua temannya itu. Meski demikian dia senang bila Yuji dan Shiorin tambah dekat dan akur.

Yuji: "Yah, Kau sesenang itu kah. Apakah penjelasan dariku membuat ujian hari ini benar-benar jadi lebih mudah?" Tanya Yuji cukup terkejut dengan pernyataan Shiorin yang sangat gembira ketika bisa mengerjakan soal ujian lebih mudah. Dia tidak tahu bila Shiorin lebih mudah menyerap materi dikarenakan bantuan dari Kazu dan bukan darinya.

Shiorin: "Ahh...Ahahaha--menggerakan alisnya untuk memberi kode pada Kazu agar tidak memberitahu bahwa dia menerima tutor darinya. Tentu, Karnamu aku jadi lebih mudah mengerjakan soal ujian kali ini." Ungkapnya dengan sedikit tertawa mencoba meyakinkan Yuji. Dia menarik nafas sejenak melagkah menjauh sedikit dari Yuji yang kemudian terduduk disampingnya. Shiorin lantas memesan beberapa makanan untuk disantap oleh mereka bersama setelahnya.

****

Apartmen B12

Shiorin tampak terlihat sedang menunggu seseorang di lobi Apartemen. Dia mulai terlihat bersemangat menghampiri Kazu yang terlihat mendekati Lobi Apartemen. Kazu sedikit bingung mengenai ekspresi aneh temannya tersebut.

"Woy, Kau kenapa? Kesambet setan apa malam-malam begini?" Tanya Kazu heran dengan prilaku Shiorin.

"Yah, Kau ini. Tentu aku menunggumu, Kau malam sekali pulangnya?" Ungkap Shiorin berjalan disamping Kazu menuju Lift.

"Begitulah, Ada beberapa yang harus aku lakukan. Kenapa emang?" Ujar Kazu sedikit curiga dengan gelagat Shiorin yang cukup aneh.

"Hehe... Tidak, Kau lelah yah? Sini biar aku bantu bawaannya, Kau pasti berat." Mencoba membawa barang bawaan Kazu di dalam lift tersebut.

"Udah gak usah ini berat. Lagian ngomong langsung aja apa yang kau mau Orinnn. Aku lelah pengen istirahat tau." Kazu sedikit risih dengan perilaku Shiorin tersebut.

"Ahm, Tidak. Aku hanya ingin menyapamu saja kok." Pintu Life terbuka Kazu keluar dan Shiorin melambaikan tangannya dengan tersenyum.

Kazu membalikan badannya sejenak sebelum Pintu lift tertutup kembali dan bertanya kepada Shiorin apa yang sebenarnya dia inginkan. Namun Shiorin hanya berkata," Tidak ada" tersenyum dan melambaikan tangannya seraya pintu lift tertutup.

Tak lama kemudian Shiorin kembali ke kamarnya. Dia sedikit murung dikarenakan ada beberapa hal yang ingin dia tanyakan kepada Kazu perihal beberapa materi yang dia masih belum paham. Namun ketika melihat Kazu yang kelelahan dan perlu istirahat. Dia mengurungkan niatnya untuk berkunjung ke kamar Kazu untuk bertanya beberapa materi kuliah padanya. Hingga akhirnya dia hanya bisa mengandalkan beberapa catatan kecil miliknya ketika belajar bersama kemarin.

Dikala Shiorin sedang Mumet-mumetnya belajar tiba-tiba Handponenya bergetar. Kazu mengirimkan beberapa materi yang mungkin bisa dia pelajari untuk ujian besok. Dia sontak tersenyum kegirangan dan segera menulis pesan balasan kepada Kazu. Sesaat Kazu akan merebahkan tubuhnya di kasur. Handponenya bergetar mendapat Pesan dari Shiorin dengan emoticon yang membuat Kazu tersenyum seketika. Kemudian Dia taruh Handponenya seraya menutup matanya dan mulai tertidur.

*****

Tidak terasa satu minggu sudah berlalu. Ujian sudah selesai dan Mahasiswa Sastra FAM University tinggal menunggu hasil ujian seminggu yang akan datang.

*****

Anelin memiliki tiket nonton untuk 4 orang yang diberikan kepada Shiorin secara cuma-cuma dikarenakan Film yang akan tayang tersebut terdapat saudaranya yang turut bermain sebagai aktor pendukung. Oleh karena itu Anelin mengajak Shiorin dan yang lainnya untuk menonton film yang akan tayang perdana malam nanti. Shiorin cukup antusias dengan ajakan Anelin dan langsung membujuk Yuji dan yang lainnya untuk ikut. Tentu saja yang Shiorin ajak bersama dengannya adalah Yuji, Sakura dan Kazu. Awalnya Kazu enggan menerima ajakan Shiorin tersebut karena dia ada jadwal malam nanti. Namun mendadak acaranya batal dan dia langsung berangkat dari lokasinya saat ini ke bioskop tempat mereka akan menonton. Seketika Kazu sampai di bioskop dia melihat orang-orang sudah berkumpul di depan pintu masuk. Kazu datang tepat waktu ketika mereka akan memasuki bioskop dimana filmnya akan ditayangkan.

RUANGAN BIOSKOP

Ketika film diputar Shiorin cukup menikmati adegan horor yang ada di depan layar hingga dia tidak menghiraukan semua yang ada disekelilingnya termasuk Kazu yang rupanya tidak terlalu suka dengan adegan penampakan hantu di layar kaca. Semuanya cukup histeris dan menutup kedua mata mereka ketika adegan hantu muncul begitu pula dengan Sakura yang tidak sengaja memegangi tangan Yuji yang ada disampingnya. Sakura langsung melepaskan tangannya ketika sadar dan sedikit malu kepada Yuji karena memegangi tangannya yang cukup erat. Yuji hanya tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa ketika sakura melepaskan tangannya. Yuji melanjutkan menonton film sesekali dia melihat Shiorin yang cukup menikmati film tersebut. Shiorin tidak sedikitpun menutup matanya dan asik menonton film dengan popcorn yang sedang dia nikmati satu persatu ke dalam mulutnya. Yuji tidak terlihat takut dan bereaksi seperti biasa orang-orang pada umumnya ketika melihat film horor meski dia bukan penikmat film horor. Yuji cukup menikmati film yang ditontonnya tersebut. Namun sayangnya dia sedikit kecewa karena mengharapkan Shiorin yang sedikit ketakutan agar memegangi tangannya justru terlihat paling berani menonton film horor. Alhasil yang tadinya Yuji ingin memamerkan keberaniannya kepada pacarnya itu sia-sia.

****

Shiorin: "Yah, Filmnya keren banget sumpah Nel." ujar Shiorin kepada temannya tersebut.

Anelin: "Sudah Gua duga Lo bakalan suka. Yah kita emang sefrekuensi suka sama film beginian. Hmm, gak sia-sia gue dapat Tiket gratis ini. Gimana menurut kalian?" bertanya kepada teman-teman yang lainnya.

Kazu: "Uhh, Keren parah. Gue sampe bergidig bulu Roma gua!" Ujarnya Lebay sok berani di depan yang lainnya.

Anelin: "Yahh, Sungguh? Baguslah kalo lo suka." Pura-pura tidak pernah melihat kazu ketika menutup matanya saat adegan horor beberapa waktu lalu.

Yuji: "Menurut Gue juga seru kok ceritanya dan horornya dapet banget meski lebih ke Thriler sih."

Anelin: "Hmm, Rupanya lo tau juga tentang alur dan plot. Anak sastra 1 emang dah. Btw Sakura, Lo dari tadi diem aja wajah lo kenapa pucat gitu? Lo sakit." Semua orang Melihat kearah Sakura yang wajahnya terlihat pucat fasih.

Sakura: "Aku... Ahh...." Perlahan menutup matanya dan hampir terjatuh. Yuji yang ada di sampingnya dengan sigap memegangi tangan sakura dan merangkulnya sebelum terjatuh.

Sakura jatuh pingsan di pelukan Yuji. Semua orang panik berusaha menolong. Kazu dengan sigap menelpon ambulan dan mereka membawa sakura ke rumah sakit.

Yuji terlihat khawatir akan keadaan sakura dan menemaninya di ruang rawat sebagai kenalannya. Shiorin yang melihat kekasihnya begitu khawatir akan keadaan sakura membuat dirinya terdiam sejenak di pintu masuk rumah sakit. Kazu yang menyadari hal itu lantas menepuk pundak shiorin dan menarik tangannya agar turut masuk ke dalam. Mereka berdua menunggu di ruang tunggu beserta yang lainnya.

Hari sudah mulai larut. Kazu lantas mengajak Shiorin untuk pulang bersamanya. Meski Dia enggan pulang pada awalnya, setelah Yuji memintanya untuk pulang dan beristirahat di rumah akhirnya Shiorin meninggalkan rumah sakit bersama Kazu dan lainnya.

Kamar Shiorin...

Dia taruh tasnya, berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan lainnya. Dia terbaring di ranjangnya dan perlahan-lahan menutup matanya.

BEFORE                                                                                                                                  NEXT

ANATA DAKE: BAB 10. LELAKI PLINPLAN

 


Hujan mengguyur sangat derasnya ketika aku terbangun dari tidurku. Aku tengok samping meja yang masih menunjukan pukul 05.00 pagi ketika kesadaranku belum sepenuhnya pulih. Aku lihat sekelilingku berantakan dengan sampah bekas minuman yang berserakan. Kepalaku sakit dan mataku rasanya berat sekali. Aku baru ingat bila semalam aku mabuk berat dengan melihat beberapa kaleng minuman berserakan dimana-mana. Namun, aku masih tak ingat sepenuhnya tentang apa yang membuat aku jadi mabuk. Dikarenakan hujan masih turun dengan derasnnya. Aku putuskan untuk berbaring kembali di kasur dan menutup mata kembali. Udara yang dingin kala itu membuat diriku spontan menarik kembali selimut dan menikmati hangatnya ranjang tidur untuk beberapa saat.

****

Jam alarm berbunyi aku terbangun dari tidurku dengan melihat jam sudah pukul 9 Pagi. Aku bersihkan semua sampah yang berserakan di lantai dan pergi mandi setelahnya. Usai mandi aku siapkan sarapan dan menikmati sarapan pagiku seperti biasa. Untuk suatu alasan, aku seperti melupakan sesuatu yang seharusnya tidak aku lupa. Namun, meski demikian aku tidak bisa mengingatnya kembali. Aku putuskan untuk pergi keluar untuk sekedar mencari udara segar. Hari ini aku tidak ada jadwal kuliah. Shiorin memiliki jadwal yang cukup padat sehingga aku tak ingin mengganggunya agar dia fokus belajar. Dua minggu lagi sudah memasuki ujian akhir semester. Tidak terasa aku sudah hampir satu tahun berada di Jepang untuk kuliah.

"Aghhh, Lelahnya." Yuji menutup kepalanya dengan topi. Dia keluar untuk sekedar pergi berbelanja dan jalan-jalan mencari udara segar.

Aku berjalan menyusuri jalanan Ibaraki yang tak jauh dari tempat kost. Tidak aku sangka akan bertemu dengan lelaki itu. Ketika kami berjalan bersebrangan aku melihat wajah yang tak asing bagiku. Aku terdiam berdiri sejenak melihat kearah belakang ketika dia berjalan santai melewatiku. Spontan aku membalikan badanku dan menepuk pundak orang itu. "Hey, Bisa bicara sebentar---Ahh, betapa bodohnya aku. kenapa aku malah terlibat lagi coba. Kau orang tempo lalu kan, yang membuat Sakura menangis?" ujarnya Yuji spontan teringat Sakura yang menangis.

"Hah? Aku? Membuat Sakura menangis? Kau bercanda!" Menyeringai dan mengingat kembali kejadian beberapa waktu lalu. Ahh, itu Kau rupanya. Kau tidak mengingatku?" Mendekatkan diri dan memandang wajah Yuji dari dekat.

"Apa maksudmu? Kau mengenalku?" Tanya Yuji Spontan yang mendadak bingung.

"Ah benar kau, Kau Anak itu, Yuji!" Mengepalkan tangannya dan seketika menarik kerah Yuji. "Brengsek, dibandingkan aku kaulah yang sering membuatnya menangis tau. Dan sekarang datang kembali dan hanya membuat dia menangis. Emang bangsat Lo!" Seketika memukul wajah Yuji seketika.

"Sial, Apa maksudmu? Katakan yang jelas Brengsek!" Pukul Yuji kembali di wajah lelaki tersebut.

Akhirnya perkelahian diantara merekatidak terelakkan. Seseorang yang melihat mereka lantas melaporkan kepada pihak berwajib dan mereka berdua dibawa ke kantor polisi terdekat.

***

Tak lama kemudian Paman dan Bibi Yuji datang ke kantor Polisi setelah mendapat telpon. Tak disangka mereka mengenali Seseorang yang terlibat masalah dengan Yuji tersebut. Dia adalah tetangga mereka dahulu yang kini pindah ke daerah Hiburan Shinjuku. Namanya adalah Nakano anak dari pengusaha Minuman di Shinjuku. Yuji dan Nakano boleh pulang ketika Paman dan Bibi Yuji menjamin mereka berdua dengan alasan perkelahian teman lama.

****

Rumah Paman Yuji

Paman Yuji memberikan es batu untuk mengompres luka di wajahnya. Dia keluar setelah menjelaskan tentang beberapa hal yang tidak Yuji ketahui tentang Nakano. Dia juga mengatakan kepada Yuji bahwa mereka sangat dekat ketika kecil dulu Yuji, Nakano dan Sakura. Oleh karena itu Pamannya tak habis pikir kenapa Yuji bisa berkelahi dengan teman masa kecilnya itu. Usai menjelaskan hal tersebut Pamannya kembali ke Restoran untuk membantu istrinya yang sedang melayani pelanggan.

"Aughh... Sakitnya." Keluh Yuji dalam hatinya ketika memegangi pipinya sendiri di cermin. Teman? Kami dulu berteman? Aku, Dia dan Sakura--Menatap dirinya dicermin. Arghhh, Kepalaku--Memegangi kepalanya. Huhh, Apa-apaan ini coba?" Dia menyeringai kebingungan dan terdiam sejenak.

***

ATAP KAMPUS SIANG HARI

Jo sedang menikmati udara segar di atap kampus ketika semua mahasiswa lain sedang sibuk dengan aktifitas mereka. Ada mahasiswa yang berbincang-bincang sambil ngopi dikantin, ada yang bermain basket di lapangan dan ada pula mahasiswa yang pergi ke perpustaan untuk meluangkan waktu kala istirahat atau menunggu jam kuliah berikutnya. Siang hari tepat pukul 12.25 Jo menutup matanya menikmati hembusan angin yang menerpa dirinya rebahan beralaskan tas ransel kecil sebagai bantalnya. Ketika dia sedang asik menikmati momen itu terdengar suara pintu atap terbuka dan seseorang keluar dari sana. Jo membuka matanya seraya terduduk melihat sekilas siapa orang yang berkunjung ke atap yang biasanya tak pernah ada yang berkunjung kesana. Jo melihat dua orang sedang menatap langit dan berbicara akan sesuatu. Dia berada di balik tembok belakang sehingga mereka tak menyadari akan keberadaan dirinya. Jo tidak bermaksud menguping pembicaraan mereka namun dia masih bisa suara tersebut dari balik tembok belakang itu. Rupanya mereka yang sedang berbincang adalah Yuji dan Sakura hal itu diketahuinya ketika seorang wanita menyebutkan nama si pria dan begitu pula sebaliknya. Namun Nama Yuji dan Sakura bisa saja orang lain yang tidak dia ketahui siapa orangnya. Sampai akhirnya tidak ada suara lagi terdengar kala itu sehingga membuat Jo mengira mereka sudah pergi. Dia memutuskan untuk turun dari atap kampus ketika melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul 13.00 waktu Kuliah berikutnya akan dimulai. Jo terkaget ketika melihat mereka berdua ternyata masih ada disana dan sedang berpelukan. Jo menundukan kepalanya seraya berjalan menuju pintu dan turun dari atap kampus menuju kelas. Kala itu mata Jo dan Yuji sempat bertatapan sebelum Jo turun ke lantai bawah.

Ruang kelas Sastra II

Jo memasuki kelas ketika semua orang sudah terduduk di bangkunya masing-masing. Tak lama Kazu datang menghampirinya dengan alasan mengganti kuliah sebelumnya yang tidak sempat dia pelajari di Sastra I dikarenakan jadwal manggungnya. "Hey best friend, Mohon bantuannya lagi oke." Ujar Kazu terduduk di bangku samping Jo melambaikan tangannya juga kepada Shiorin yang sedang asik mengobrol dengan Anelin. "Yah, enak sekali jadi dirimu ini," balas Jo seraya melihat kearah Shiorin--Meneguk Ludahnya dan meletakan tasnya diatas meja.

DISTRIK HIBURAN SHINJUKU

Jo sedang merapihkan meja dimana saat ini dia sedang kerja freelance di sebuah restoran yang letaknya tidak terlalu jauh dari pusat hiburan di Shinjuku. Kebetulan dia bertemu dengan Yuji disana ketika dia membawa piring-piring ke dapur. Dia juga melihat Sakura bersamanya yang kemudian membantu pekerjaan di restoran. Jo tidak tahu bila Restoran tempat dia kerja Freelance adalah restoran milik paman Yuji. Dikarenakan Yuji dan Sakura sudah datang membantu Pekerjaan dan jam kerja Jo sudah terpenuhi 5 jam lalu. Dia Pamit pulang ketika restoran sudah akan tutup. Ketika Jo akan pergi meninggalkan Restoran menuju halte bus. Dia cukup terkejut melihat seseorang menunggu dirinya terduduk di halte bus. Jo berjalan menuju halte dan berdiri di hadapan orang tersebut. Rupanya orang yang sedang terduduk disana adalah Yuji yang senagaja menunggu dirinya di halte. "Kau ada perlu denganku?" tanya Jo spontan menatap Yuji yang masih terduduk dihadapannya. "Ah, Kau sudah datang. Duduklah, Masih ada 15 Menit sampai Bus selanjutnya tiba." Ujar Yuji melihat kearah jam tangannya dan menepukkan bangku disampingnya yang masih kosong. Jo lantas terduduk disamping Yuji yang masih menatap jalanan dimana kendaraan sedang melintas di depan mereka. Menatap Yuji---Jo terdiam sejenak sebelum akhirnya Yuji memulai pembicaraan mereka.

Yuji tersenyum sejenak masih menatap jalanan malam dengan lampu halte yang sedikit redup. "Bila dipikir-pikir aku belum pernah berbicara denganmu meski kita sering bertemu---Melihat Jo sejenak lalu menghadap kembali ke depan dikala Jo juga hanya menatap jalanan di depannya. Kita bahkan satu Tempat Kost yang sama di distrik Ibaraki. Ahh iya, aku belum memperkenalkan namaku dengan benar yah, Namaku Yuji, Kau Jo benar. Aku tau ketika Kazu memanggil namamu."Mengulurkan tanganya.

"Aku tahu kok, Kau teman sekelas Kazu kan?"Melihat kearah tangan Yuji. "Ahh, Begitu. Maaf aku pikir tidak sopan bila aku tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu ditengah pembicaraan kita."Ujar Yuji menarik kembali tangannya seraya tertawa kecil. Jo lantas memulai pembicaraan lagi ketika mereka tediam sejenak melihat jadwal bus yang akan sampai dalam dua menit. "Kau tidak perlu khawatir, Aku tidak akan bilang apapun. Lagipula apapun yang terjadi antara kalian bukan urusanku."Ujar Jo seraya berdiri dari tempat duduknya yang melihat Bus akan sampai. "Kalo begitu, aku pamit dulu." Pungkasnya seraya menundukan kepalanya sebelum memasuki Bus yang sudah sampai.

Yuji berdiri menatap bus yang sudah berjalan meninggalkan halte. Sampai bayangan bus menjauhi pelupuk matanya dia masih menatap jalanan yang sepi. Tanpa dia sadari Hujan Turun membasahi seluruh area disana. Yuji tersadar dari lamunannya ketika mendapat panggilan dARI Shiorin kala itu. "Iya Hallo, Tidak belum kok. Kau belum tidur?" Ujarnya mengangkat telpon dari kekasihnya tersebut.

****

Yuji menutup telpon tak lama kemudian Sakura datang menghampirinya membawakan payung dari arah Restoran. Mereka berdua berjalan berpayungan menuju Restoran yang sudah tutup beberapa menit yang lalu.

****

Tanpa aku sadari, Aku telah banyak berubah. Melakukan sesuatu yang tidak pernah aku pikir akan aku lakukan. Bahkan meski ini untuk kebaikannya, Aku hanya akan menyakiti salah satu diantara mereka. Satunya adalah kekasihku dan satunya adalah temanku. Mereka sama berharganya bagiku. Namun aku tau aku tidak bisa serakah untuk memiliki keduanya. Tuhan, kenapa semua ini harus aku alami? Bahkan aku sendiri tidak tau perasaan apa sebenarnya yang aku rasakan kepadanya meski dia bukan kekasihku---Melihat kearah Sakura yang sedang berjalan dengannya di tengah Hujan. Aku tidak bisa meninggalkannya karena suatu alasan yang masih belum aku ketahui.

****

Apartemen B12

Shiorin sedang berada di bangku taman biasa dia terduduk menikamati pemandangan malam ketika dirinya sedang waktu luang. Dari kejauhan Kazu datang menghampirinya membawa beberapa cemilan yang hendak dia makan untuk cemilan malam. "Yah, kau ada disini?" ujarnya terduduk sembari menikmati cemilan yang sedang dibawanya. Melihat kearah Kazu--"Kau malam-malam begini jajan makanan dengan penuh kalori sebanyak itu. Yah, sSShhh-Menggelengkan kepalanya. Bukankah kau harus menjaga tubuhmu? Bagaimana bila berat badanmu naik dan banyak Fansmu meninggalkanmu karna penampilanmu berubah." Ujar Shiorin dengan pikiran Extrimnya. "Wah wah wah wah---balik menggelengkan kepalanya. Aku sudah makan makanan seperti ini sejak Orok tau! Mana ada badanku jadi Debu cuma gara-gara cemilan kaya begini doang-- membuka Snack baru. Bilang aja kalo emang kau mau--Meirik kearah Shiorin dengan tatapan Sinisnya seraya mengunyah Snack di mulutnya. "Ikh Nyebelin, Siapan juga yang mau. Makan aja ini semua nih!" Ujarnya menyuapi kazu snack yang sedang dinikmatinya sampai penuh dan langsung meninggalkanya sendiri di bangku taman tersebut. "Yaoug, tOunggu." ujarnya tidak jelas melambaikan tangannya kepada Shiorin dengan mulutnya yang masih penuh dengan cemilan.

Kamar Shiorin

Dia memasuki kamarnya dan terbaring di kasur dengan wajah cemberut. "Dasar bodoh, Kenapa dia selalu buat aku bete sih. Sama kaya dulu dia gak pernah berubah." Ungkapnya mengingat kembali masa kecil mereka. Kini Shiorin sudah mengingat bahwa Kazu adalah teman masa kecilnya dulu ketika tinggal di Los Angles. Meski mereka tidak lama bertemu, namun Kazu merupakan teman pertama Shiorin kala itu. Sampai akhirnya Kazu dan keluarganya pindah ke Venezuela. Mereka tidak bertemu lagi setelah itu. Shiorin tidak ingin mengenang kenangan masa kecilnya karena beberapa alasan hingga dia juga mengubur kenangannya bersama Kazu. Hingga suatu ketika mereka bertemu kembali di FAM University yang kebetulan Kazu mengenali Shiorin setelah memperhatikan wajahnya dari dekat bahwa dia adalah teman masa kecilnya dulu. Namun Shiorin menyangkal hal itu karna tidak pernah merasa memiliki teman masa kecil seperti Kazu pada awalnya. Sampai saatnya dia bertemu seseorang yang benar-benar mengenal mereka berdua di sebuah Pameran seni. Mulai saat itulah Shiorin mulai mengingat kembali ingatannya dahulu ketika dia kecil. Meski begitu dia tidak bilang pada Kazu bahwa dia sudah mengingat semuanya tentang Kazu. Mereka berbincang seperti biasa baik di kampus atau di lingkungan Apartemen. Meski mereka tidak membahas kenangan masa kecil mereka. Namun setiap mereka bertemu dan berbicara bersama selalu sama seperti saat mereka kecil dulu.

DEPAN RUMAH SAKURA

Yuji segera mengantar pulang sakura ketika mereka selesai berkunjung untuk undangan makan malam oleh Bibinya. Yuji tidak bisa menolak undangan mereka karena beberapa waktu lalu sudah merepotkan mereka karena berkelahi dan harus melibatkan Paman dan Bibinya. Bibinya berpesan untuk mengajak Sakura datang bersamanya hingga akhirnya mereka berdua datang bersama dan tanpa sengaja berttemu dengan Jo yang sedang kerja Freelance disana.

Sakura: "Kau baik-baik saja?" Tanyanya sebelum memasuki rumah

Yuji: "Ah tentu saja. Kau tidak perlu khawatir. Masuklah sudah malam." Ujar Yuji tersenyum tipis yang masih berdiridihadapan Sakura.

Sakura: "Maaf" Tiba-tiba tertunduk dan terdiam menghembuskan nafasnya.

Yuji: "Untuk apa kau meminta maaf?"

Sakura: "Maaf tidak memberitahumu lebih awal. Kau malah tau dari orang lain. Aku.... Aku." Sedikit mengeluarkan air matanya tanpa sadar.

Yuji: "Yah, Kau ini jadi sering menangis akhir-akhir ini." Menghapus air mata Sakura dengan Sapu tangannya.

Sakura: "Maaf, tidak tau kenapa aku jadi cengeng begini." Mengambil sapu tangan tersebut dan mengelap air matanya sendiri.

Yuji: "Sudah, Jangan menangis dan meminta maaf terus. Akulah... yang seharusnya minta maaf. Aku tidak sadar itu kau padahal dengan nama yang sama. Maaf yah," Ujarnya tersenyumn tipis dengan sejuta bahasa kalbu yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Untuk sesaat mereka terdiam sejenak. Hingga akhirnya Sakura masuk ke dalam Rumah setelah Yuji pamit untuk pulang kearah stasiun Shinjuku. "Mungkin pada akhirnya, Aku hanyalah lelaki Plinplan yang hanya ingin terlihat baik dihadapan orang." Dia terduduk menatap langit-langit kereta ditengah sesunyian malam.

******

 

BEFORE                                                                                                                           NEXT ....

ANATA DAKE : BAB 9. PELUKAN

 


APARTEMEN SHIORIN

Shiorin: "Huhh, Hujan kah?" Menatap Jendela.

Jam dinding menunjukan Pukul 03.00 a.m Shiorin bangun dari tidurnya merasa sedikit gelisah di dadanya namun tak tahu apa yang membuatnya demikian.

****

Petir menyambar dan hujan turun dengan derasnya. Sementara itu Yuji terbangun dari posisinya yang hendak memejamkan mata ketika mendengar Sakura berteriak. Dia segera menghampirinya untuk mengecek keadaan Sakura. Yuji mulai terkaget ketika Sakura mulai mendekapnya dengan sedikit gemetaran. Yuji Lantas mengelus Punggung Sakura perlahan untuk menenangkannya.

Yuji: "Tenaglah, Semuanya akan baik-baik saja." 'Huhh, Apa sebenarnya yang aku lakukan? Apa ini akan baik-baik saja' Imbuhnya dalam hati menatap jendela dengan petir yang menyala diluar sana.

ESOK HARI RUMAH PAMAN YUJI

Dikarenakan tidak ada jadwal kuliah Yuji menyempatkan pergi kerumah Pamannya yang jaraknya yang tidak jauh dari Rumah Sakura. Berbeda dari biasannya Yuji tidak ikut membantu di restoran hari itu melainkan hanya terbaring di kamar seharian. Rupannya Yuji kurang tidur dikarenakan dia tidak tidur semalaman ketika menjaga sakura di rumahnya. Alhasil kantuk yang tidak tertahankan membuat dirinya melampiaskan dengan tertidur seharian. Bahkan Telpon Shiorin sudah 10 kali tidak terdengar olehnya yang masih terlelap tertidur.

****

PUSAT PERBELANJAAN SHINJUKU

Shiorin tampak terduduk di sebuah restoran setelah telponnya tidak diangkat berkali-kali. Dia sedang Hangout bersama Anelis untuk membeli beberapa barang di kala tidak ada jam kuliah.

Anelis: "Kenapa? Dia tidak mengangkat telponmu?" Tanyanya melihat kearah Shiorin yang masih sibuk dengan handpone miliknya.

Shiorin: "Hmm (Menengok kearah Anelis tersenyum tipis dan menaruh handponennya)."

Anelis: "Hey, dibandingkan kau melamun dan bersedih ngelamun terus mending ikut aku." Menghabiskan makanannya dan mereka pergi dari restoran tersebut.

Mereka berjalan-jalan mengunjungi beberapa tempat di Shinjuku Seperti ke Omoide Yokocho yang kebetulan Shiorin baru sekali pergi kesana. Dia cukup terkagum dengan suasana tradisional yang masih terjaga disana di era modern saat ini. Kebetulan Anelin merupakan salah satu dari sekian teman Shiorin yang paling lama tinggal di Shinjuku sejak dia sekolah menengah dulu meski keluarganya berasal dari Kyoto.

Anelis: "Bagaimana? Shinjuku keren bukan?" Ungkapnya

Shiorin: "Ah kau benar aku tidak pernah tau ada tempat seperti ini." Ungkapnya tersenyum seraya mengambil beberapa gambar disana.

Anelis: "Hmm kau ini, Padahal Apartemenmu tak jauh dari sini. Tapi tempat ini saja kau baru mengunjunginya."

Shiorin: "Yah, mau bagaimana lagi. Lagipula saat semester satu kita belum terlalu dekat dan aku juga baru tinggal disini kan." Ujarnya kepada temannya tersebut yang sedang berjalan disampingnya.

Anelis: "Ah yah. Betul juga sih. Tapi bukannya kau dekat dengan anak sastra satu itu?"

Shiorin: "Sakura maksudmu, Kami dekat sih, tapi dia sibuk sekali. Aku bahkan tak pernah pergi main dengannya bila tidak di kampus."

Anelin: "Yah, kau bilang yang seperti itu dekat? Kau bahkan tak pernah Hangout bareng dengannya diluar?" Menggelengkankepalanya.

Shiorin: "Salahkah bila aku berfikir seperti itu?"

Anelin: "Hmm, Tidak sih."

Shiorin: "Jadi, Sekarang kita pergi kemana lagi?" Ujarnya tiba-tiba bersemangat.

****

KABUKICHO

Shiorin: "Wahh, Tidak aku sangka malam disini sangat ramai sekali."

Anelin: "Benar bukan kataku. Kau pasti suka tempat ini, Btw Band Luminoz4 sedang ngadain konser di salah satu bar sini. Bagaimana kalo kita melihatnya?"

Shiorin: "Benarkah?" Berfikir sejenak sebelum akhirnya mengikuti Anelin yang sudah berjalan di depannya. "Hey Tunggu." Berjalan sedikit lebih cepat untuk mengejar temanya itu.

"Yuhuuuu"

"Luminoz.......Luminoz......Luminoz"

"Kazu... Kazu...Kazu"

Dikala mereka berdua datang ruangan sudah penuh dengan penonton yang menyerukan nama Grup band dan nama Kazu.

Anelin: "Wahh, Tidak aku sangka. Dia memiliki fans sebanyak ini." Ujarnya sedikit menjinjitkan kakinya melihat tribun orang-orang. "Ayo kita maju lagi agar lebih jelas. Gila aja tiketnya mahal masa kita gak lihat mereka sih." Menggandeng tangan Shiorin yang sedari tadi kebingungan dengan keramaian.

"Hello everyone, Nice to meet you. Langsung saja dengan lagu pertama kami, Anata Dake." Ujar Kazu memulai acara di atas panggung.

Kazu mulai menyanyikan lagu andalan band Luminoz4 versi Jepang yang membuat semua penonton yang tadinya histeris berteriak kini dengan tenang menikmati lagu yang dinyanyikan Kazu.

"Anata Dake....." Tutup Kazu di lirik terakhir dan Tepuk tangan yang tanpa henti ditujukan padanya dan Luminoz4.

****

BACK STAGE RUANG GANTI

Usai mengganti pakaian Kazu segera keluar dari ruangan ganti setelah melihat pesan di handpone. Dia berlari menuju luar Bar ketika mengetahui Shiorin tadi datang melihat konsernya. "Huh..huhh..huhh, Sudah tidak ada kah? ujarnya terengah-engah menatap luar bar yang tampak masih banyak orang-orag yang berlalu lalang. "Hmhh, Tentu saja. Lagipula konser sudah berakhir satu jam yang lalu." Kazu memasuki Bar kembali.

****

Rumah Paman Yuji

"Kau sungguh akan pulang sekarang?" Tanya Pamannya kepada Keponakannya itu yang sedang terjongkok memakai sepatu. Yuji berdiri dan membalikan badannya seraya tersenyum. "Iya Paman, Aku Lupa bila besok ada tugas yang harus aku selesaikan. Nanti aku mampir lagi bila ada waktu luang. Selamat malam Paman, Maaf merepotkan, Aku pamit yah." Ujar Yuji melambaikan tangannya seraya menaiki taxi yang sudah menunggu di depan rumah. Yuji termenung di dalam TAXI ketika dia mulai teringat kembali kejadian kemarin malam.

Malam itu Sakura sedang dalam keadaan terpuruk. Dia teramat sangat ketakutan akan apa yang menimpanya. Yuji yang peduli terhadap temannya itu mengantar pulang kerumahnya yang ternyata dia tinggal sendiri disana. Awalnya dia hendak langsung pulang ketika sudah mengantar ke rumahnya. Namun melihat kondisi sakura yang syok berat membuat dirinya tak tega. Hingga akhirnya Yuji terpaksa menginap dikarenakan hari sudah sangat larut. Dia tak sempat tertidur meski memejamkan matanya. Malam itu ketika hujan turun Sakura memeluk erat Yuji yang mencoba menenangkan dirinya. Sakura bahkan sampai tertidur dipelukan Yuji hingga Fajar menyingsing. Tanpa sadar mereka jadi tidur berdua di kamar. Yuji yang terkejut segera terbangun perlahan tanpa membangunkan Sakura. Dia keluar dari kamar dan merapihkan ruang tengah serta membuatkan sarapan untuk Sakura. Setelah itu dia pergi dengan sebuah catatan kecil di meja makan yang sudah disiapkannya.

"Huhh, Terserahlah." Ujarnya seraya membuka pesan di handponenya. Disana terdapat pesan dari Shiorin yang juga foto dirinya sedang bersama Anelin ketika berjalan-jalan di daerah Omoide. Yuji sedikit tersenyum ketika melihat foto wajah ceria Shiorin kala itu. Beban pikirannya sesaat menghilang melihat kekasihnya yang tersenyum ceria di foto tersebut. Tanpa basa basi lai dia mulai menghubungi Shiorin namun tidak tersambung karena hari sudah sangat larut. Yuji kemudian mengirimkan Voice Note kepadanya. Setelah mengirim Voice Note dia masuka kembali handponenya ke tas. Yuji mulai menatap jalanan indah yang penuh dengan lampu terang dari dalam TAXI.

"Shiorin, Aku merindukanmu. Aku ingin segera bertemu denganmu."

****

Pagi sekali Yuji sudah berada di depan Apartemen kekasihnya untuk pergi ke kampus bersama. Ketika dia sudah berada di depan pintu dan memencet bel rumah. Yuji langsung memeluk Shiorin dengan erat tepat saat dia membuka pintu. Shiorincukup terkaget dengan apa yang sudah dilakukan oleh kekasihnya itu. Namun dia juga merasa bahagia karena Yuji merasakan rindu yang sama dengannya ketika pelukan hangat kekasihnya begitu erat di dadanya. Shiorin mengusap-usap punggung Yuji seraya tersenyum sebelum akhirnya mereka pergi ke kampus bersama menggunakan Bus.

KAMPUS

Mereka turun dari bus berjalan menuju gerbang kampus. Tidak biasanya mereka menunjukan kemesraan di depan banyak orang. Yuji bahkan kini sampai repot-repot untuk mengantar Shiorin ke kelas Sastra 2 sampai waktu kuliah tiba. 3 Menit sebelum Kelas dimulai Yuji kembali ke kelasnya yang dimana disana sudah ada Sakura terduduk di bangkunya. Setelah Yuji terduduk di bangkunya dosen mulai memasuki ruangan dan kuliah sudah dimulai. Sakura yang tadinya akan mengatakan sesuatu ketika Yuji terduduk disampingnya tidak sempat berkata dan kelas sudah dimulai. Ketika kelas selesai Sakura mencoba untuk mengatakan sesuatu kepada Yuji namun dia terburu-buru keluar dengan alasan ada urusan mendadak. "Begitukah, Baiklah.." Ujar Sakura Perlahan ketika Yuji meninggalkannya dan berjalan keluar kelas.

Dibalik pintu kelas Yuji memejamkan matanya seraya menarik nafas sejenak. Keningnya meneteskan keringat dingin hingga dia harus mengelapnya dengan sap tangan. Dia melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke belakang dengan tangannya yang sedikit mengepal.

PERPUSTAKAAN

Yuji sedang berada di perpustakaan untuk mengajari Shiorin belajar beberapa mata kuliah yang tidak dipahaminya. Meski demikian Shiorin tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar karena selalu menatap wajah Yuji yang terlihat keren ketika menjelaskan mata kuliah padanya.

"Kau mengerti? Ada yang kau tanyakan?" ujar Yuji mengakhiri pembahasan yang sedari tadi dia jelaskan.

"Ah iya apa?" Ucap Shiorin yang baru saja terbangun dari lamunannya menatap wajah Yuji.

"Huhh, Kau ini," Memegang kepala Shiorin dengan sedikit gemas. "Jadi dari tadi kau tidak mendengarkan penjelasanku ya?" Pungkasnya melepaskan tangannya dari kepala Shiorin.

****

Ketika Yuji sedang asik pacaran dengan Shiorin. Sakura pergi ke tempat kerja Freelance sendiri di Motel Lova menggunakan Bus. Di perjalanan dia bertemu dengan Jo yang kebetulan juga bekerja di daerah pusat hiburan Shinjuku. Dikarenakan mereka tidak dekat Jo hanya menundukan kepalanya sejenak untuk menyapa Sakura. Begitu pula dengan Sakura melakukan hal yang sama dengan Jo. Sakura terduduk di kursi sedangkan Jo berdiri di belakang dekat kursi Sakura. Bus telah tiba di Halte tempat pemberhentian mereka berdua turun bergiliran diantara orang-orang yang juga akan turun disana. Tepat ketika Sakura hendak turun dari tangga bus. Dia kehilangan keseimbangan karena desakan orang-orang dibelakang. Kebetulan Jo berada tepat dibelakang Sakura dan dengan Sigap menarik tangan Sakura agar dia tidak terjatuh. "Terima kasih", ujarnya menundukan kepala kepada Jo yang telah menolongnya. Jo hanya menganggukan kepalanya segera melepaskan tangannya ketika Sakura sudah aman. Dikarenakan sedang terburu-buru, Jo segera pergi berjalan ke tempat kerjanya meninggalkan Sakura ketika melihat jam tangannya sudah menunjukan Pukul 14.50. Sakura Lantas berjalan setelahnya ketika bayanga Jo sudah tak terlihat lagi di depan matanya. Di tempat kerja Managernya sempat bertanya kenapa Yuji tidak datang bersamanya. Sakura lantas sedikit kebingugan harus bicara bagaimana untuk menjelaskannya. Sampai ketika Pak Manager menerima Pesan dari Yuji tidak bisa masuk hari ini dikarenakan ada urusan yang harus dia lakukan.

****

Keesokan harinya Sakura mencoba mengajak Yuji bicara kembali. Namun seperti biasa Yuji tampak sibuk sehingga dia tidak punya waktu untuk menanggapi Sakura. Hingga pada akhirnya Sakura bertemu di Motel ketika Yuji keluar dari ruangan Pak Manager.

"Yuji?" Ucap Sakura ketika melihat Yuji keluar dari ruangan Manager.

"Ahh Sakura, Kau sudah datang." Ujarnya menatap wajah Sakura sejenak.

"Kau.. datang kemari untuk bekerja?" tanyanya kepada Yuji yang masih berdiri di depannya.

"Tidak, Aku kesini untuk berpamitan kepada Pak manager." Ujarnya sedikit tersenyum tipis dengan ekspresi yang tampak aneh bagi Sakura.

"Pamitan?" Sakura sedikit tercengang ketika mendengar hal itu.

"Iya, Aku tidak bekerja lagi mulai hari ini." Ujarnya kembali sedikit membetulkan tasnya.

"Kenapa?" tanyanya kembali sedikit mengerutkan "bibirnya Apa karna aku?" Menunduk dan mengepalkan tangannya.

"Tidak kok, Aku justru berterima kasih padamu. Berkat kau, aku sudah cukup mengumpulkan uang untuk kado ulang tahun Shiorin. Hanya saja---Menatap sejenak Sakura yang masih tertunduk. Sudahlah---Tersenyum kembali dan menepuk pundak Sakura. Aku Pamit ya." Ujar Yuji berjalan meninggalkan Sakura di depan ruangan Manager.

Sakura membalikkan badannya ketika Yuji sudah berjalan jauh meninggalkannya. Dia berusaha menggapai Yuji dengan tangannya dari jauh. Namun dia hentikan dan mengepalkan kembali tangannya seraya menghapus air matanya yang sedikit keluar. Dia merapihkan Pakaiannya dan memasuki ruang Manager.

****

Beberapa jam sebelum Yuji dan Sakura Bertemu di depan Ruangan Pak Manager.

Yuji dan Shiorin berada di Sebuah kedai Bakmi biasa mereka makan. Saat itu Shiorin mencoba memulai pembicaraan ketika mereka makan. Yuji cukup terkaget ketika Shiorin menceritakan tentang sikap Kazu yang aneh beberapa waktu lalu. Shiorin sempat sedikit tertawa ketika membicarakan Kazu yang mengira ada sesuatu antara Yuji dan Sakura hingga akhirnya dia berhenti tertawa ketika melihat wajah kekasihnya itu yang sedikit pucat. "Yuji, Kenapa?-- Berhenti tertawa dan menatap wajah kekasihnya itu. Kau baik-baik saja--Mengambil Sapu tangan di tasnya dan mengusap kening Yuji yang berkeringat. "Tidak, Tidak kok. Tidak apa-apa, Aku hanya kurang enak badan saja sepertinya--Mengambil sapu tangan yang diusap Shiorin dan mengusap keringatnya sendiri. Tak lama kemudian Yuji pamit untuk pergi lebih dahulu. Shiorin hanya mengangguk dan terduduk disana sendiri. Awalnya dia ingin mengantar Yuji ke apotek terdekat atau pergi ke ruang kesehatan kampus. Namun Yuji bilang dia sudah baik-baik saja dan hanya butuh istirahat. Hingga akhirnya Yuji pulang lebih dahulu dan Shiorin terduduk disana sendiri karena satu jam lagi dia ada jadwal kuliah untuk sastra II.

Shiorin masih mengkhawatirkan keadaan kekasihnya tersebut. Dia sempat mengirim pesan kepada Yuji namun masih belum mendapatkan balasan ketika jam kuliah pertama dimulai. Dia menatap papan tulis di depan ketika Dosen sedang memaparkan materinya. Namun tak satupun materi yang disampaikan dia pahami karena kegelisahan yang melanda dirinya.

Di sisi lain Yuji turun dari Bus dan berjalan kearah Motel Lova Tempat dia bekerja Freelance. Dia memasuki Ruang Pak Manager dan mengatakan bahwa dia akan berhenti untuk bekerja disana mulai saat ini. Hingga akhirnya dia selesai berbicara dengan Pak Manager. Yuji Pamit pulang dan bertemu dengan Sakura ketika menutup pintu ruangan.

*****

Maafkan aku, Aku harus mengakhirinya sebelum semuanya terlambat---Yuji menatap sekilas Gedung Motel tempat dia keluar. Hingga akhirnya dia berjalan menjauhi Motel tersebut.

*****



BEFORE                                                                                                                              NEXT

ANATA DAKE : BAB 2. PEDE-KATE

 


OMG...Benarkah itu dia?"

(Mata Yuji terbelalak dengan jus yang tersembur sembari melihat wanita berambut pirang itu melintasinya).

"Hey.. Shiorin"

Tiba-tiba sakura memanggil wanita berambut pirang itu dengan melambaikan tangannya.

"Ka..kau kenal dengannya?" tanya Yuji menunjuk wanita berambut pirang itu dengan wajah terkejutnya.

"Ah.. tentu, dia adalah sahabatku Shiorin." ujar Sakura dengan senyum menunjuk kearah Shiorin temannya itu.

****

Mengetahui wanita pirang itu adalah temannya Sakura. Yuji pun mulai bersikap baik padanya keesokan harinya.

KANTIN

Mulai dari ruang kelas dan kantin Yuji mulai sok akrab dan sok baik pada Sakura.

"Ekh .. Kazu.. bentar dulu, jangan dulu duduk. Ladies first dulu lah... Silahkan sakura." ujar Yuji yang kelihatan sekali sedang cari muka kepada Sakura.

"Emhh... Modus.. modus," ujar Kazu dengan muka mesem.

"Ihh gpp modus, namanya juga usaha woy." Balas Yuji dengan wajah yang menjengkelkan.

"Yaudah.. aku ngerti kok Ji, nanti aku sampaikan ke Shiorin yaa," sambung Sakura.

"Beneran?... Bener yah.. awas kalo bohong" Balas Yuji dengan girangnya hingga tidak sadar memegangi tangan Sakura dihadapan teman-temannya.

"Iyaa.. bawel Banget sih," ujar sakura melepaskan tanganya dari yuji yang masih kegirangan.

***

Sehari setelahnya sakura mengatur pertemuan antara Yuji dan Shiorin. Karena tak mau jadi kambing congek diantara mereka berdua, Sakura pun mengajak Kazu dan Rei ke taman fantasi bersama.

TAMAN FANTASI

"Kenalin Rin, dia Yuji teman sekelasku," ujar Sakura memperkenalkan Yuji pada Shiorin.

"Hallo, aku Yuji", sapa Yuji pada shiorin dengan sok manis.

"Emhh kamu.. seperti pernah lihat?" Jawab Shiorin Sembari menunjuk Yuji dengan telunjuknya dengan ragu-ragu.

"Ahh.. haha...kau ini Rin, mana mungkin iya kan Ji?" Sela sakura sembari tertawa.

"Tidak.. kami memang pernah bertemu sebelumnya. Ingat kejadian di halte 3 Bulan yang lalu, saat di Jakarta tepatnya," Yuji sembari tersenyum menatap shiorin.

"Apa?" Tanya sakura cukup terkejut mendengar ucapan Yuji.

"Jakarta? Ahh.. aku ingat, ahhh kau (menunjuk kearah Yuji) iya aku ingat sekarang (Tersenyum)." Ungkap Shiorin yang mulai mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.

Setelah pertemuan itu, Yuji dan Shiorin nampaknya semakin dekat. Hingga saat ini Yuji sedang asyik chatting dengan Shiorin di kelas tanpa sadar dosen sudah memasuki ruangan. Alhasil, dia terkena hukuman sang dosen karena dianggap tak memiliki minat belajar dan diminta keluar dari ruang kelas saat itu.

"Arghhh.. beginikah cinta? Seumur-umur baru kali ini aku kena hukuman saat pelajaran dikelas!" Yuji keluar ruangan.

Meski di bibirnya mengeluh, tapi wajahnya tak menunjukan adanya keluhan. Yuji melanjutkan melihat handphonenya sampai Shiorin mengakhiri perbincangan mereka.

Dikantin kampus...

"Well well... Kamu tau gak Rin? Si Yuji tadi kena hukum dosen loh," celetuk Sakura di tengah makan siang mereka.

"Lah, kok bisa..?" Tanya shiorin melihat kearah Yuji dari kejauhan menuju kearah mereka.

"Iyah, gegara.. sepanjang waktu dia itu sibuk liatin hapenya terus gitu. Gak tau deh chatting sama siapa?" ujar Sakura yang tampak usil bercanda tentang Yuji di depannya.

"Hah?.. apa gegara aku ya?" tanya Shiorin merasa bersalah sambil mengerutkan bibirnya.

"Kok karena kamu Rin? Apa hubungannya coba?" Ujar sakura sedikit bingung sembari menyantap spaghetti miliknya.

"Ahh.. tidak kok, lupakan saja," ungkap Shiorin mengakhiri perbincangan mereka.

Tak lama kemudian Yuji dan Kazu datang dibalik pintu masuk kantin.

"Ehh, ada Shiorin tuh sama sakura," ujar Kazu dengan mata melirik kearah mereka berdua. Yuji dan Kazu pun berjalan kearah mereka berdua yang sedang terduduk di meja dekat jendela.

"Hey.. kalian udah selesai makannya?" Tanya Yuji dengan senyuman yang diarahkan pada Shiorin.

"Ahh.. iya, baru saja selesai," Shiorin.

"Ohh.. begitu," ucap Yuji.

"Kalian telat datangnya sih, kami baru saja selesai." tambah sakura.

"Ahh.. gak adil apa cuma aku yang belum makan siang disini?" Ujar Kazu sembari menerima semangkuk bakmi dimejanya.

"Lah, Yuji emang gak makan?" Tanya sakura.

"Iya nih, si kampret udah makan pas tadi keluar kelas. Sialan banget kan dia," celoteh Kazu sembari menyantap bakmi miliknya.

"Ahh..," Shiorin tampak tercengang untuk sementara.

"Ohh.. gitu, yaudah aku mau ke perpustakaan dulu nih. Aku duluan ya semuanya," ujar Sakura sembari membereskan tas miliknya.

"Ahh.. perlu aku antar gak Ra?" Tanya Shiorin.

"Gak usah, emang aku anak kecil. Yaudah aku pamit dulu ya.. Bay..," Pungkas Sakura.

Sementara Kazu sedang menikmati bakmi miliknya. Yuji dan Shiorin hanya terduduk terdiam sambil menatap malu-malu satu dan lainnya. Kazu yang menyadarinya pun segera menghabiskan makanannya dan berpura-pura pergi ke suatu tempat karena ada kerjaan.

"Hey.. mau kemana kau Zu? Baru juga makan, istirahat dulu Napa?" Ujar Yuji sembari berdiri bertanya pada Kazu.

"Ahh.. aku ada kerjaan nih.. aku lupa kalo tisu toilet di kosan habis. Jadi aku duluan ya, oke Shiorin.. Ji, sampai jumpa besok di kelas ya," Ungkap Kazu bergegas meninggalkan mereka. Dan akhirnya.. mereka berdua terduduk di sana tanpa tujuan karena ditinggal Sakura dan Kazu.

"Jadi.. selanjutnya, kamu mau kemana?" Tanya Yuji sekedar basa basi.

Stasiun kereta api...

Yuji dan Shiorin duduk berdua menunggu kereta selanjutnya.

Sesaat kemudian kereta tersebut datang, mereka berdua pun memasuki gerbong kereta yang penuh sesak didalamnya. Yuji berusaha menjaga Shiorin dari desakan orang-orang di gerbong tersebut.

"Awas hati-hati Rin," ujar Yuji mencoba menjaga Shiorindari desakan orang-orang di kereta.

"Iiya.. Terima kasih,"Ungkap Shiorin.

Sejenak mata mereka saling bertatapan di tengah desakan penuhnya penumpang kereta.

"Gilaaa..jantungku degdegan gini ya? Bisa sedekat ini sama Shiorin," ungkap Yuji dalam hatinya sebelum mengalihkan pandangannya menatap shiorin.

Tak lama kemudian, kereta pun sedikit mengalami goncangan yang menyebabkan para penumpang jadi saling berhimpitan.

"Maaaaf..." Ujar Yuji yang mendadak memeluk shiorin ditengah guncangan itu.

"Iyah.. gpp kok," Ujar Shiorin memaklumi dengan apa yang terjadi.

"Gawattt.. jantungku!!! Kalo terus begini bisa copot gegara mendekapnya mendadak seperti ini," ungkap Yuji dalam hatinya.

Kereta pun berjalan normal beberapa saat setelahnya. Hingga pada akhirnya, kereta sudah berhenti di tempat tujuan mereka berdua.

"Lah.. rumahmu di daerah sini juga Ji?" Tanya shiorin sedikit heran karena Yuji turun di stasiun bersamanya.

"Ahaha.. tidak, kebetulan pamanku tinggal di dekat sini. Jadi.. aku bermaksud untuk mengunjunginya hari ini," ujar Yuji tertawa gerogi.

"Emhh.. begitu yah."

"I..iya Rin, ayo kita menyebrang!"

Mereka pun menyebrangi lintasan kereta melalui under pass disana. Ditengah-tengah perjalanan penyebrangan tersebut, Shiorin memulai pembicaraan dengan Yuji ditengah keheningaan mereka.

"Oh ya Yuji.. aku dengar dari sakura, kau kena hukum dosen ya pagi ini?" Tanya Shiorin.

"Ahaha.. i..iya nih," ujar Yuji menggaruk belakang kepalanya ketika salah tingkah dan sedikit kesal. kurang asem nih sakura, pake ngomong sama shiorin segala lagi aku jadi malu kan! ungkapnya dalam hati.

"Maaf yah, gegara aku chat kamu diwaktu jam kelas. Kamu jadi kena marah dosen." Ujar Shiorin merasa bersalah.

"Ahh.. tidak kok, tidak... Itu sih salahku sendiri karena sampai ketahuan dosen. Jadi kamu gak perlu minta maaf segala Rin." Mencoba menjelaskan kepada Shiorin bahwa itu semua bukan salahnya.

"Ahh.. awas hati-hati Rin", Yuji menarik tangan shiorin yang hampir tertimpa kardus yang jatuh dari salah satu petugas pembawa barang di tangga atas.

"Pak hati-hati dong! Hampir aja kena kami tadi!" Sontak Yuji dengan nada sedikit tinggi.

"Kami mohon maaf, selanjutnya kami akan lebih hati-hati lagi. Apakah kalian baik-baik saja?" Tanya petugas tersebut.

"Yah, syukurlah kami tidak apa-apa. Lain kali lebih hati-hati lagi ya pak!" Tegas Yuji.

Yuji menggandeng tangan shiorin keluar under pass sampai di alun-alun luar stasiun. Setelah tersadar dan merasa malu Yuji barulah melepaskan tangan Shiorin.

"Ehh.. aduh.. maaf." segera melepaskan tangannya yang memegang erat tangan Shiorin.

Shiorin hanya terdiam kaget hingga akhirnya mereka berpisah di pertigaan jalan dekat gerbang stasiun. Keduanya tersenyum dalam diam berjalan kearah tujuan mereka masing-masing.

****

RUMAH PAMAN YUJI

"Ohh Yuji... Akhirnya kau datang kesini juga!" Sapa paman Yuji ketika melihatnya datang dari balik pintu restoran.

Karena kemalaman, yuji akhirnya memutuskan untuk menginap di rumah pamannya itu. Dia membantu melayani pelanggan dikala senggang tak ada tugas dari kampus.

Malam harinya Yuji menemani pamannya minum, dikarenakan usianya sudah cukup dewasa. Kini Yuji sudah boleh untuk meneguk beberapa gelas sake. Tentu saja, karena masih baru meminumnya, Yuji tak kuasa minum banyak. Dia hanya bisa bertahan sampai 3 gelas kecil saja dan langsung pusing.

Pamanya pun membawa Yuji ke kamarnya untuk beristirahat.

"Aghh paman.. aku belum mabuk kok, aku masih bisa minum lebih banyak!" Ujar Yuji dengan mata sedikit mengantuk dan nada yang ngawur.

"Huh.. ternyata kau ini masih bocah yah Ji (Menggelengkan kepalanya). Yasudah, kau tidur saja. Biar aku dan istriku yang membereskan restoran!" Ujar pamannya dan meninggalkan Yuji di kamar tamu. Paman Yuji pun langsung menutup pintu kamar itu dan kembali ke tempat istrinya berada di restoran.

Malam itu Yuji bermimpi... Ntah apa karena pengaruh sake yang diminumnya apa karena dia memang sedang memikirkan Shiorin.

"Shiorin.. aku mencintaimu!" Ujar Yuji sembari mendekapnya.

"Benarkah itu? Aku.. juga mencintaimu Yuji..."

Shiorin...

Yuji....

Pada malam itu Yuji memimpikan bercinta dengan shiorin. Untuk pertama kalinya dia mimpi basah semenjak dia bertemu Shiorin.

Ahh.. shiorin..kau begitu cantik dan manis. Aku...aku ...

Gedebug, tiba-tiba Yuji terjatuh dari kasur. Seketika, mimpi indah itu sirna. Melihat celananya yang basah membuatnya kaget bukan kepalang. Pasalnya Yuji tidak membawa celana ganti karena kedatangannya yang mendadak kerumah pamanya itu.

Terpaksa dia memakai baju lama di lemari ketika dia masih SMA dulu yang tersimpan saat dia menginap tahun kemarin.

"Uwagh.. gila, ini sih sempit banget celananya! Huh.. dari pada gak ada deh."Ujarnya seketika melihat celananya yang tahun lalu. Yuji pun memakai celana seadanya itu, dia pun izin keluar pada pamanya untuk sekedar berbelanja baju baru.

"Aghh, syukurlah toko baju disini tidak jauh dari restoran paman. Jadinya aku bisa mudah mencari pakaian yang pas untukku." ujar Yuji melihat Toko yang akan dikunjunginya.

Setelah membeli pakaian dan mengganti dengan yang baru. Yuji berjalan kearah pusat perbelanjaan di dekat tempat dia membeli baju. Dikarenakan ribet membawa kantung belanjaan ditangannya, Yuji pun membuangnya di tempat sampah terdekat disana.

"Hmm.. gak apa kali yah, toh celana ini juga kesempitan buatku. Bisa-bisa keperjakaanku dalam bahaya kalo pakai celana ngetat kaya begini!" sembari memasukan kantung belanjaanya ke tong sampah.

Dikarenakan hari ini Yuji tak ada jam kuliah sampai esok hari. Dia pun memutuskan untuk tetap tinggal di rumah pamannya hingga esok hari. Meski sudah sering pergi ke Tokyo bersama keluarganya. Masih banyak tempat di kota besar ini yang belum dia ketahui. Maklum, kala dia pergi ke Tokyo saat kecil dulu tak pernah jauh dari pengawasan kedua orang tuanya. Kini usianya menginjak ke 19 tahun barulah dia diberikan kebebasan oleh orang tuanya. Itu pun karena di Tokyo banyak sanak saudara dari ayah Yuji.

Ibunda Yuji terbilang overprotektif bila soal pergaulan anak-anaknya. Sehingga Yuji yang sudah harusnya dewasa jadi terhambat perkembangannya, terutama masalah percintaan. Hampir semua kakak dan adiknya pun mengalami hal yang sama seperti dirinya. Namun, berbeda dengan kakaknya yang paling sulung Ryuzi. Dia sudah terbebas dari pengawasan ibunya semenjak menikah dan tinggal di New York. Alhasil, Yuji sangat iri sekali pada kakaknya itu yang sudah dapat menentukan kehidupannya sendiri.

Pagi ini saja, Yuji mendapat telpon dari ibundanya di Jakarta yang menanyakan kabar dirinya. Meski sang ibunda tercinta sangat overprotektif. Akan tetapi semua keluarganya amat menyayangi ibundanya tersebut. Oleh sebab itulah, apapun perkataan ibundanya itu, tak pernah dia bantah meski sekalipun.

Kembali ke latar Yuji yang sedang berjalan dijalanan kota agak jauh dari restoran pamannya. Dikeramaian kota dimana banyaknya orang berlalu-lalang Yuji berada diantaranya. Kemudian, tanpa sengaja dia melihat seorang wanita yang dirasa pernah melihatnya.

"Seperi mirip sakura?" Imbuhnya dalam hati ketika melihat seorang wanita yang mirip dengan temannya di kelas.

Yuji pun memanggilnya dari kejauhan. Akan tetapi suaranya tak terdengar karena kerumunan orang-orang disekitarnya. Tak ayal dia pun mengejar wanita yang mirip sakura temannya itu.

"Sakura .... ." "Tunggu, Dia sakura kan?"

Tanpa Yuji sadari, dia sudah jauh meninggalkan daerah tempatnya berada. Dia baru menyadari bahwa saat ini berada di daerah hiburan malam orang dewasa.

"Hotel?" Dia pun menenggak ludahnya sejenak melirik daerah sekelilingnya.

Lalu secara tidak sengaja dia refleks bersembunyi dan mengintip wanita yang dia kira temannya itu.

"Tidak salah lagi, itu benar-benar sakura! dan lelaki yang bersamanya itu.. pacarnya kah?" ungkapnya dalam hati masih melihat mereka berdua dari jarak 10 meteran.

Setelah memastikan siapa sebenarnya wanita tersebut dan ternyata adalah teman satu kelas di kampusnya. Yuji bergegas meninggalkan hotel tersebut.

 

BEFORE BAB1                                                                                                            NEXT BAB 3

Entri yang Diunggulkan

Lirik lagu FREE OST KPOP DEMON Hunter's

  FREE LIRIK LAGU   I tried to hide but something brokel  I tried to sing, couldn't hit the notes The words kept catching in my throat I...