Feb 17, 2017

PRAKTIKUM RESPIRASI




RESPIRASI

USN, ASM, FF, SN, RG
Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Biologi  Universitas Pakuan
Tanggal praktikum 03 juni 2014

ABSTRAK
Mekanisme bernafas dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inpirasi terjadi bila diafragma dan otot interkostal berkontraksi yang meningkatkan ukuran dada. Ketika tekanan intrapulmonary turun udara masuk ke paru-paru sampai tekaakn intrapulmonary dan tekanan atmosfer sama. Ekspirasi lebih bersifat pasif, terjadi begitu otot-otot inspitasi relaksasi dan paru-paru kembali ke semula. Bila tekanan intrapulmonary mlebihi tekanan amosfir, udara keluar dari paru-paruAda empat jenis volume respirasi dan empat jenis kapasitas respirasi. Volume respirasi antara lain :volume tidal, yaitu volume udara pada inhalasi dan ekshalasi normal. Volume Inspirasi cadangan yaitu volume udara yang dapat diinhalasi lagi setelah inhalasi volume tidal normal. Volume ekspirasi cadangan yaitu volume udara yang diekshalasikan lagi setelah ekshalasi volume tidal normal. Sedangkan kapasitas paru-paru antara lain :kapasitas total paru-paru yaitu jumlah maksimal udara yang dikandung paru-paru setelah melakukan inspirasi maksimal. Kapasitas vital yaitu jumlah maksimal udara yang dapat diekspirasikan setelah inspirasi maksimal. Kapasitas inspirasi yaitu kandungan udara maksimal yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi normal. Kapasitas residu fungsional yaitu volume udara yang tertinggal dalam paru-paru setelah ekspirasi volume tidal normal. Pada praktikum ini bertujuan untuk mengukur volume inspirasi dan ekspirasi dari pernafasan dan mengukur besar kapasitas paru-paru yang dapat diisi udara serta mengukur volume paru-paru yang dapat menampung udara pernafasan normal selama satu menit. Dari hasil pengamatan menunjukan frekuensi pernapasan pada saat normal berbeda dengan frekuensi pernapasan setelah melalukan olahraga dan aktivitas dimana frekuensi pernapasan saat beraktvitas lebih tinggi nilainya dari frekuensi pernapasan normal. 




PENDAHULUAN

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat pernapasan setiap makhluk hidup tidaklah sama, pada hewan invertebrata memilki alat pernapasan dan mekanisme pernapasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. (Waluyo,2010:219)
Proses pernapasan sangat penting untuk dapat mensuplai oksigen ke semua jaringan tubuh dan untuk mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan oleh darah melalui paru-paru (Brian, 2008). Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia bersifat elastis. Ruang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis (McArdle, et al. 1986). Alveoli paru-paru/ kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa darah yang bebas oksigen (deoxgenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah (Anonim, 2008)
Permukaan bagian luar paru-paru ditutup oleh selaput pleura yang licin dan selaput serupa membatasi permukaan bagian dari dinding dada. Kedua selaput tersebut terletak dekat sekali dan hanya dipisahkan oleh lapisan cairan yang tipis, karenanya dapat dipisahkan dan terdapat suatu rongga diantara selaput-selaput tersebut yang disebut ruang antar rongga selaput dada (intra pleura space). Sewaktu menarik napas (inspirasi) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan dinding dada, dan sekat rongga dada (diafragma) tertarik ke bawah. Berkurangnya tekanan di dalam menyebabkan udara mengalir ke paru-paru. Dengan upaya yang maksimal pengurangan dapat mencapai 60-100 mmHg di bawah tekanan atmosfir. Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan mengkerutnya paru-paru dan dinding yang mengikuti pengembangan. Tekanan udara yang meningkat di dalam dada memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Hal tersebut terutama terjadi tanpa upaya otot tetapi dapat dibantu oleh hembusan napas yang kuat (Anonim, 2008a). Respirasi ekstrnal artinya udara dari atmosfer masuk ke dalam aliran darah untuk dibawa ke dalam sel jaringan dan karbondioksida yang terkumpul di dalam paru dikeluarkan dari tubuh. Respirasi internal meliputi aktivitas vital kimia yang memerlukan kombinasi oksigen dan glikogen, kemudian dilepaskan menjadi energi, air dan karbondioksida (Anonim, 2008c). Volume paru menggambarkan fungsi statik paru. Volume dan kapasitas paru dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, ukuran dan komposisi badan (Anonim 2008d). Pengukuran fungsi pernapasan ada banyak dan bermacam-macam. Namun secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : Selama bernapas, kira-kira kira-kira 500 ml udara bergerak ke saluran napas dalam setiap inspirasi, dan jumlah yang sama bergerak keluar dalam setiap eskpirasi. Hanya kira-kira 350 ml volume tidal/tidal volume (TV) benar-benar mencapai alveoli, sedangkan 150 ml tetap berada di hidung, faring, trachea, dan bronki disebut sebagai volume udara mati (dead space). Udara total yang diambil selama satu menit disebut volume menit respirasi/respiratory minute volume (RMV), yang dihitung dengan perkalian udara tidal dan laju pernapasan normal setiap menit. Volume rata-rata = 500 ml x 12 respirasi setiap menit = 6.000 ml/menit dalam keadaan istirahat. Apabila bernapas kuat, maka jumlah udara yang masuk ke dalam saluran napas dapat melebihi 500 ml udara. Kelebihan udara tersebut disebut volume udara cadangan inspiratori, rata-rata 3.100 ml. Dengan demikian sistem pernapasan normal dapat menarik 3.100 ml (volume udara cadangan respiratori) + 500 ml (volume udara tidal) = 3.600 ml. Namun dalam kenyataan, lebih banyak lagi udara yang dapat ditarik bila inspirasi mengikuti eskpirasi kuat.
Selanjutnya apabila seseorang melakukan inspirasi normal dan kemudian melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya, maka akan dapat mendorong keluar 1.200 ml udara, volume udara tersebut adalah volume udara cadangan eskpiratori. Setelah volume udara cadangan eskpiratori dihembuskan, sejumlah udara masih tetap berada dalam paru-paru, karena tekanan intrapleural lebih rendah sehingga udara yang tinggal tersebut dipakai untuk mempertahankan agar alveoli tetap sedikit menggembung, dan juga sejumlah udara masih tetap ada pada saluran udara pernapasan. Udara yang masih berada pada saluran pernapasan tersebut adalah udara residu yang jumlahnya kira-kira 1.200 ml.
Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan menjumlahkan semua volume udara paru. Kapasitas inspiratori adalah keseluruhan kemampuan inspirasi paru, yaitu jumlah volume udara tidal dan volume cadangan inspiratori = 500 ml + 3.100 ml = 3.600 ml. Kapasitas residu fungsional adalah jumlah volume udara residu dan volume udara cadangan ekspiratori = 2.400 ml. Kapasitas vital adalah volume udara cadangan inspiratori = volume udara tidal + volume udara cadangan eskpiratori = 4.800 ml. Akhirnya kapasitas total paru merupakan jumlah semua volume udara yaitu = 6.000 ml
Respirasi eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara paru dan kapiler darah paru. Selama inspirasi, udara atmosfer mengandung oksigen memasuki alveoli. Darah terdeoksigenasi dipompa dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonaslis menuju kapiler pulmonalis yang menyelubungi alveoli. PO2 alveolar 105 mmHg, pO2 darah teroksigenasi yang memasuki kapiler pulmonalis hanya 40 mmHg. Sebagai akibat perbedaan tekanan tersebut, oksigen berdifunsi dari alveoli ke dalam darah terdeoksigenasi sampai keseimbangan tercapai, dan pO2 darah terdeoksigenasi sekarang 105 mmHg. Ketika oksigen difusi dari alveoli ke dalam darah terdeoksigenasi, karbondioksida berdifusi dengan arah berlawanan. Sampai di paru, pCO2 darah terdeoksigenasi 46 mmHg, sedang di alveoli 40 mmHg. Oleh karena perbedaan pCO2 tersebut karbondioksida berdifusi dari darah terdeoksigenasi ke dalam alveoli sampai pCO2 turun menjadi 40 mmHg. Dengan demikian pO2 dan pCO2 darah terdeoksigenasi yang meninggalkan paru sama dengan udara dalam alveolar. Karbondioksida yang berdifusi ke alveoli dhembuskan keluar dari paru selama ekspirasi (Soewolo, et al. 1999).
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengukur volume inspirasi dan ekspirasi dari pernafasan dan mengukur besar kapasitas paru-paru yang dapat diisi udara serta mengukur volume paru-paru yang dapat menampung udara pernafasan normal selama satu menit.

ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat respirometer rakitan yang terdiri dari baskom plastik, selang plastik dan gelas ukur besar (1 liter ) serta jam pengukur waktu.

METODE / CARA KERJA
Mengukur volume inspirasi dan ekspirasi
Disiapkan respirometer rakitan, tarik nafas secara normal kemudian cepat-cepat kedalam gelas ukur selang plastik. Segera lepaskan selang dari mulut anda dengan posisi lebih tinggi dari kedudukan gelas ukur. Dilihat skala perubahan pada gelas ukur, volume tersbut merupakan volume tidal pada pernafasan anda. Dilakukan lagi seperti yang tertera diatas dengan terlebih dahulu melakukan olahraga, bandingkan hasilnya.
Mengukur kapasitas vital
Tarik nafas dalam-dalam sekuatnya,kemudian melalui selang plastik hembuskan sekuat-kuatnya. Segera lepaskan ujung selang dari mulut anda dengan posisi kedudukan lebih tinggi dari kedudukan gelas ukur. Lihalah perubahan pada gelas ukur, volume tersebut merupakan kapasitas vital pada pernafasan anda. Kemudian dilakukan lagi serangkaian kegiatan diatas dengan terlebih dahulu melakukan olahraga, bandingkan hasilnya.
Mengukur volume kapasitas total
Dilakukan seperti pada pengukuran kapasitas vital. Hitung frekuensi pernafasan anda. Kapasitas total adalah kapasitas vital dikalikan frekuensi pernafasan dalam satu menit. Dilakukan lagi kegiatan seperti diatas dengan terlebih dahulu melakukan olahraga, bandingkan hasilnya.




HASIL DAN PEMBAHASAN
DATA PENGAMATAN

perlakuan
Vol. tidal
Kapasitas vital
frekuensi
Kapasitas total
pria
wanita
pria
wanita
pria
wanita
pria
wanita
normal
240
210
950
750
25
16
23750
12000
400
560
980
900
18
23
17640
20700
900
500
900
800
11
30
9900
24000
Setelah olahraga
620
460
1000
870
33
28
33000
24360
150
650
840
710
29
33
24360
23430
1000
450
1000
480
19
37
19000
17760




Volume total paru-paru manusia kurang lebih 4500 ml yang merupakan hasil jumlah dari kapasitas vital dan volume residu. Kapasitas vital merupakan volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, kurang lebih sebesar 3500 ml. Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume tidal yaitu volume udara pernapasan biasa yang kurang lebih 500 ml, volume cadangan inspirasi yang merupakan volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernapas biasa yang besarnya kurang lebih 1500 ml dan volume cadangan ekspirasi yang merupakan volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas biasa kurang lebih sebesar 1500 ml. Dan untuk volume residu atau sisa adalah volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah mengeluarkan napas maksimal yang besarnya kurang lebih 1000 ml. Sehingga apabila ditambahkan, volume total paru-paru akan diperoleh kurang lebih sebesar 4500 ml. Maka paru-paru manusia mampu menampung kurang lebih 4500 ml udara.
Dari hasil pengamatan diperoleh kapasitas vital paru-paru para anggota kelompok berbeda-beda. Hal ini terjadi karena ada perbedaan dalam hal jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan dan lingkar dada. Perbedaan tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru-paru.
Setelah dilakukan pengukuran kapasitas paru-paru, para anggota kelompok disuruh berlari dan setelah berlari diukur kembali kapasitas vital paru-parunya. Ternyata ada yang terjadi peningkatan kapasitas vitalnya dan ada juga yang menurun. Hal ini terjadi karena orang yang banyak melakukan aktivitas frekuensi pernapasannya akan semakin meningkat karena akan lebih banyak memerlukan energi. Dibandingkan dengan orang yang melakukan sedikit aktivitas, jelas frekuensi pernapasannya akan lebih rendah karena lebih sedikit memerlukan energi. Sehingga aktivitas tubuh juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Semakin aktif tubuh seseorang maka kapasitas vitalnya semakin besar pula.
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara permenit, dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam tubuh. Pada umumnya intensitas pernapasan pada seseorang berkisar antara 16-18 kali.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan yaitu :
1.       Usia
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan semakin menurun.
2.       Jenis kelamin
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan.
3.      Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.
4.      Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
5.      Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.
Oleh karena itu dari  data pengamatan dapat kita lihat bahwa frekuensi pernapasan pada saat normal berbeda dengan frekuensi pernapasan setelah melalukan olahraga dan aktivitas dimana frekuensi pernapasan saat beraktvitas lebih tinggi nilainya dari frekuensi pernapasan normal.

KESIMPULAN
Kapasitas vital paru-paru adalah udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mukngkin juga, yang besarnya 3500cc atau 3500 ml.Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kapasitas vital paru-paru adalah faktor umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, lingkar dada dan aktivitas tubuh. Serta suhu tubuh juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru orang.Aktifitas yang memerlukan energi besar menghasilkan frekuensi pernapasaan yang lebih besa, dikarenakan pembakaran yang dilakukan membutuhkan oksigen yang besar pula.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008a. Menyelam. www.coremap.or.id/downloads/menyelam_ 1158562081.pdf

Anonim. 2008b. The effect of altitude oh human physiology.

Anonim. 2008c. Respiratory system.

Anonim. 2008d. Pulmonary structure an function. http://www.cristina.prof.ufsc. br/respiratorio/mcardle_pulmonary-struc-function-ch12-connection.pdf

Brian JE, 2007. Breathing, Aerobic Conditioning and Gas Consumption.

 Campbell NA, Reece JB, and Mitchel LG. 2004. Biologi. Alih Bahasa : Wasmen Manalu. Jakarta : Erlangga.

sistem pencernaan



PENCERNAAAN


USN , ASM , FF, SN, RG
Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Biologi  Universitas Pakuan
Tanggal praktikum 22 mei 2014

ABSTRAK
Saluran pencernaan adalah sebuah saluran yang terdiri dari saluran pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang bertanggung jawab atas pengambilan, penerimaaan dan pencernaan bahan makanan. Dalam sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan mulai dari mulut sampai ke anus yang berfungsi menyalurkan dan mencerna serta menyerap makanan dibantu oleh adanya rambut getar pada daerah langit-langit dan adanya kelenjar pencernaan. Dalam menjalankan fungsinya tentu akan terjadi gerakan dari suatu bagian ke bagian yang lain pada saluran pencernaan. Gerakan dalam saluran pencernaan yaitu : gerak peristaltik, antiperistaltik, pendulum, dan gerak segmentasi. Pada praktikum ini menggunakan  katak untuk melihataktifitas rambut getar pada rongga mulut katak, serta kelinci untuk mempelajari gerak atau kontraksi pada bagian-bagian saluran pencernaan. Hasil yang didapat pada praktikum ini yaitu kecepatan kontraksi rambut getar pada katak yang paling lama dengan waktu 2 menit pada posisi rahang miring kebelakang. Kemudian hasil pada gerakan atau kontraksi pada saluran pencernaan kelinci terdapat gerakan pendulum, peristaltik, antiperistaltik, segmentasi dengan rata-rata pada setiap saluran pencernaan terdapat gerakan peristaltik yaitu gerakan mendorong makanan ke saluran berikutnya.

PENDAHULUAN


Pencernaan adalah proses untuk memperkecil ukuran partikel zat-zat gizi organik yang terdapat dalam bentuk yang tidak larut menjadi senyawa–senyawa yang lebih kecil sehingga dapat diserap dinding saluran pencernaan. Proses utama dari pencernaan ruminansia adalah secara mekanik, enzimatik dan fermentatif (Blakely dan Bade, 1992). Saluran pencernaan adalah sebuah saluran yang terdiri dari saluran pencernaan yang dilengkapi dengan beberapa organ yang bertanggungjawab atas pengambilan, penerimaaan dan pencernaan bahan makanan dalam perjalanannya melalui tubuh mulai dari rongga mulut sampai ke anus. Disamping itu saluran pencernaan bertanggungjawab pula atas pengeluaran (ekskresi) bahan-bahan makanan yang tidak terserap atau tidak dapat diserap kembali (Lubis, 1992). Dalam sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan mulai dari mulut sampai ke anus yang berfungsi menyalurkan dan mencerna serta menyerap makanan dibantu oleh adanya rambut getar pada daerah langit-langit dan adanya kelenjar pencernaan. Dalam menjalankan fungsinya tentu akan terjadi gerakan dari suatu bagian ke bagian yang lain pada saluran pencernaan. Gerakan dalam saluran pencernaan yaitu :
Garakan peristaltik, yaitu gerakan mendorong makanan ke saluran berikutnya. Gerakan antiperistaltik, yaitu gerakan yang berlawanan dengan peristaltik. Gerakan segmentasi, yaitu meremas makanan. Gerakan pendulum, yaitu gerakan menggoyang kerah dinding usus.

Anatomi saluran pencernaan pseudoruminansia.
Mulut, kelinci merupakan hewan pseudoruminansia yaitu hewan yang mempunyai saluran pencernaan hampir sama dengan hewan ternak ruminansia tetapi mempunyai lambung tunggal. Saluran pencernaan yang pertama adalah rongga mulut. Rongga mulut berfungsi untuk tempat masuknya makanan. Rongga mulut pada kelinci dilengkapi dengan enzim α-amilase yang berfungsi untuk mencerna makanan secara enzimatis yang zat karbohidrat yang terdapat pada makanan (Sumoprastowo, 1985).
Esofagus, merupakan suatu saluran yang merupakan jalan bagi pakan yang telah mengalami proses pencernaan di dalam mulut dan merupakan penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Pada oesophagus terjadi gerak peristaltik yaitu proses pencernaan secara mekanik. Pakan yang telah ditelan bergerak menuju esofagus kemudian masuk ke dalam lambung (Frandson, 1993).
Lambung, merupakan ruangan yang berfungsi sebagai tempat pencernaan dan penyimpanan pakan. Hewan pseudoruminansia merupakan hewan yang mempunyai saluran pencernaan hampir sama dengan hewan ternak  ruminansia tetapi mempunyai lambung tunggal. Kelinci mempunyai lambung sederhana, intestinum dan usus bagian belakang yang membesar yaitu ceca dan kolon (Frandson, 1993). Cairan lambung terdiri dari air, garam-garam anorganik dan pepsinogen dapat merangsang produksi pepsin. Konsentrasi asam dalam cairan lambung menurunkan pH isi lambung sampai 2,0 (Tillman et al. 1998)
Usus halus, pencernaan protein pada pseudoruminansia lebih cepat dibanding ternak yang lain (Jordan, 1968). Usus halus merupakan tempat pencernaan karbohidrat dan pencernaan protein (Frandson, 1993). Serat kasar mengalami pencernaan lagi di dalam usus dan dalam bentuk karbohidrat tersedia akan diabsorbsi oleh dinding usus. Serat yang tidak tercerna yang berbentuk partikel halus masuk ke dalam Ceca dan mengalami proses pencernaan fermentasi (Kartadisastra, 1997).
Ceca, ceca kelinci besar tapi tidak mampu mencerna bahan-bahan organik dan serat kasar dari hijauan sebanyak yang dapat dicerna oleh ternak rumnansia lainnya, bahkan kadang lebih rendah dari babi. Cecanya mempunyai bentuk besar yang panjangnya kurang lebih 1,25 m dan kapasitas volumenya kurang lebih 20-30 liter (60% dari jumlah volume seluruh alat-alat pencernaan).  Ceca dan kolon mempunyai fungsi seperti rumen pada ruminan yaitu tempat fermentasi serat kasar dan karbohidrat oleh mikroorganisme, sintesis asam-asam amino atau protein dan vitamin B dan K oleh mikroorganisme (Parakkasi, 1986).
Kolon, kolon pada kelinci ada 2 yaitu kolon besar dan kolon kecil. Kolon besar (colon crasum) mempunyai panjang kurang lebih 3-3,7 m, diameter rata-ratanya adalah 225 cm dan kapasitas volumenya kurang lebih dua kali ceca (Parakkasi, 1986). Kolon kecil (colon tenue) panjangnya sekitar 3,5 m dan mempunyai diameter 7,5-10 cm. Kolon merupakan tempat penyerapan air yang utama (Parakkasi, 1986).
Rektum, rektum pada kelinci adalah bagian usus besar yang relarif lurus terletak pada rongga pelvis. Panjang rektum kurang lebih 30 cm. Bagian ini siap mengembang guna penampungan kotoran. Pertautan antara bagian terminal dari saluran pencernaan dan kulit disebut anus. Anus dikontrol oleh otot-otot spinter halus dan serang lintang (Frandson, 1993).
 Anus, anus pada kelinci pada dasarnya sama dengan kloaka pada unggas. Kloaka (anus) merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran saluran pencernaan, urinari, dan genital (Blakely dan Bade, 1992).
Tujuan praktikum untuk mengamati aktifitas rambut getar dalam rongga mulut katak dan mempelajari gerakan atau kontraksi bagian-bagian saluran pencernaan pada kelinci.

Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kelinci, katak, larutan fisiologis, ringer, alat diseksi, serbuk gergaji/gabus dan jarum pentul.

METODE / CARA KERJA
Aktifitas rambut getar
Diterlentangkan katak deserebrasi pada papan fiksasi. Digunting sudut mulut kiri dan kanan, kemudian guntinglah seluruh rahang bawahnya. Basahi langit-langit dengan larutan fisiologis. Diambil serbuk gergaji yang kecil, letakan pada langit-langit. Diamati pergerakan serbuk gergaji dan catat waktunya. Dimiringkan posisikatak kearah depan dan belakang, catat masing-masing pergerakan serbuk gergaji, catat waktunya. Buktikan bahwa ada rambut getar pada langit-langit rahang atas dengan cara mengeroknya dengan scapel, tambahkan larutan fisiologis kemudian amati dibawah mikroskop.
Gerakan pada saluran pencernaan
Sembelihlah seekor kelinci, dengan segera kuliti dan bedah bagia perutnya. Tambahkan larutan ringer pada rongga perut dan amati gerakan-gerakan saluran pencernaan dan catat.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 hasil pengamatan
Sistem pencernaan pada rahang katak
Posisi rahang
Kecepatan kontraksi rambut getar
Datar
1 menit 23 detik
Miring kedepan
32 detik
Miring kebelakang
2 menit

 Tabel 2 Sistem pencernaan pada kelinci
Bagian saluran pencernaan
Jenis gerakan
Lambung
Pendulum,peristaltik
Duodenum
Peristaltik
Jejenum
Peristaltik, pendulum
Ileum
Segmentasi, peristaltik
Cecum
Segmentasi, peristaltik
colon
Antiperistalti, peristaltik

Pencernaan merupakan serangkaian sistem untuk memecah bahan makanan menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh sel. Fungsi umum sistem pencernaan pada hewan yaitu untuk memasukan pakan, mengubah bahan pakan menjadi molekul sederhana, absorpsi, serta eliminasi (Isnaeni 2006).
Terdapat tiga macam pergerakan pada usus halus, yaitu pergerakan reflek, segmentasi ritmik dan peristaltik. Pergerakan reflek yaitu pergerakan usus yang ditimbulkan karena adanya benda atau bahan asing di dalam lumen usus, sehingga akan mendorong dan mencampurnkan ingesta. Gerakan segmen ritmik tidak dapat mendorong ingesta, melainkan hanya mencampurkannya saja. Sedangkan gerakan peristaltik cenderung untuk mendorong ingesta sepanjang lumen usus (Fradson 1992).
Motilitas usus berfungsi untuk mendorong ingesti menuju kolon, mencampur ingesti dengan produk traktus gastrointestinalis dan absorpsi. Kontraksi usus halus dikendalikan oleh hormon dan sistem saraf (simpatik dan parasimpatik). Neuron kolinergik atau parasimpatik  akan meningkatkan kontraksi sedangkan nervus adrenergik atau simpatik akan menghambat kontraksi (Sabiston 1997).
Usus halus merupakan bagian terpenting dari saluran pencernaan. Di dalamnya berlangsung tahap-tahap akhir pencernaan bahan makanan, yang kemudian disiapkan untuk diabsorpsi. Dengan demikian gerakan usus halus sanget erat kaitannya dengan fungsi absorpsi di dalam usus. Gerakan-gerakan usus tersebut ialah gerakan segmentasi, gerakan pendulum dan geraka peristaltik.
Gerakan segmentasi diduga sebagai gerakan usus yang paling penting pada usus halus dan berfungsi memotong-motong massa makanan yang terletak memanjangnya menjadi potongan-potongan lonjong dengan cara kontraksi pada interval-interval yang teratur sepanjang massa makanan di dalam usus. Sesaat kemudian masing-masing potongan ini dipotong-potong lagi, sedangkan potongan-potongan yang berdekatan saling mendekat dan membentuk potongan baru. Potongan ini selanjutnya dipotong-potong lagi dan prosesnya berulang kembali. Gerakan bandul lonceng (pendulum), berperan dalam pencampuran lokal isi usus dengan getah-getah pencernaan. Pada gerakan ini usus kontraksi segemental pada interval-interval tertentu sepanjang ujung halus. Oleh karena itu makanan seolah-olah diremas-remas secara bergilir pada tempat-tempat tertentu. Gerakan peristaltik merupakan mekanisme utama dari gerakan maju dari usus yang lunak. Pada gerakan ini terbentuk cincin konstriksi yang mendorong isi usus yang sedang relaksasi. Gelombang konstriksi ini bergerak sepanjang usus sebagai gelombang peristaltik yang membawa ingesta ke arah belakang saluran pencernaan.
Aktivitas motorik dari saluran pencernaan ada di bawah pengaruh susunan saraf otonom (SSO) melalui serabut-serabut simpatis dan parasimpatis yang memasuki lapisan otot dan melalui sistem sarat simpatik yang terdiri dari pleksus-pleksus saraf. Ada dua macam pleksus utama, yaitu:
1.Pleksus mienterik (Aurbach) yang terletak diantara lapisan otot longitudinal dan sirkuler.
2.Pleksus submukosa (Meisner) yang terletak diantara lapisan otot sirkuler dan muskularis mukosa.
Rangsangan pada syaraf-syaraf simpatis atau parasimpatis dapat merubah kerutan usus yang normal. Demikian pula pemberian zat-zat neurotransmitternya serta zat-zat otonom lainnya.
Pada tabel 1 menunjukan bahwa pada posisi rahang dengan kecepatan kontraksi rambut getar yang paling lama waktu kontraksinya pada posisi rahang yang miring kebelakang, yang menunjukan adanya aktifitas rambut getar pada rongga mulut katak yang membantu katak dalam mencerna makananya.
Pada tabel 2 mengenai sistem pencernaan pada kelinci menunjukan bahwa pada bagian saluran pencernaan kelinci yaitu lambung, duodenum, jejenum, ileum, cecum,dan colon terdapat  suatu gerakan yang membantu menjalankan fungsi dari saluran pencernaan pada kelinci. Gerakan dalam saluran pencernaan tersebut meliputi   Garakan peristaltik, yaitu gerakan mendorong makanan ke saluran berikutnya. Gerakan antiperistaltik, yaitu gerakan yang berlawanan dengan peristaltik. Gerakan segmentasi, yaitu gerakan  meremas makanan. Gerakan pendulum, yaitu gerakan menggoyang kearah dinding usus.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada sistem pencernaan kelinci terdapat gerakan pada saluran pencernaan yaitu pergerakan antiperistaltik, gerak segmentasi, gerak pendulum dan gerak peristaltik. Pada rongga mulut katak terdapat rambut getar di daerah langit-langit dan adanya kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan pada katak.

DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta

Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah. 1997. EGC. Jakarta

Entri yang Diunggulkan

Lirik lagu FREE OST KPOP DEMON Hunter's

  FREE LIRIK LAGU   I tried to hide but something brokel  I tried to sing, couldn't hit the notes The words kept catching in my throat I...