PRAKTIKUM RESPIRASI
RESPIRASI
USN, ASM, FF, SN, RG
Laboratorium
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program
Studi Biologi Universitas Pakuan
Tanggal
praktikum 03 juni 2014
ABSTRAK
Mekanisme bernafas
dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inpirasi terjadi bila
diafragma dan otot interkostal berkontraksi yang meningkatkan ukuran dada.
Ketika tekanan intrapulmonary turun udara masuk ke paru-paru sampai tekaakn
intrapulmonary dan tekanan atmosfer sama. Ekspirasi lebih bersifat pasif,
terjadi begitu otot-otot inspitasi relaksasi dan paru-paru kembali ke semula.
Bila tekanan intrapulmonary mlebihi tekanan amosfir, udara keluar dari
paru-paruAda empat jenis volume respirasi dan empat jenis kapasitas respirasi.
Volume respirasi antara lain :volume tidal, yaitu volume udara pada inhalasi
dan ekshalasi normal. Volume Inspirasi cadangan yaitu volume udara yang dapat
diinhalasi lagi setelah inhalasi volume tidal normal. Volume ekspirasi cadangan
yaitu volume udara yang diekshalasikan lagi setelah ekshalasi volume tidal
normal. Sedangkan kapasitas paru-paru antara lain :kapasitas total paru-paru
yaitu jumlah maksimal udara yang dikandung paru-paru setelah melakukan
inspirasi maksimal. Kapasitas vital yaitu jumlah maksimal udara yang dapat
diekspirasikan setelah inspirasi maksimal. Kapasitas inspirasi yaitu kandungan
udara maksimal yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi normal. Kapasitas
residu fungsional yaitu volume udara yang tertinggal dalam paru-paru setelah
ekspirasi volume tidal normal. Pada praktikum ini bertujuan untuk mengukur
volume inspirasi dan ekspirasi dari pernafasan dan mengukur besar kapasitas
paru-paru yang dapat diisi udara serta mengukur volume paru-paru yang dapat
menampung udara pernafasan normal selama satu menit. Dari hasil pengamatan
menunjukan frekuensi pernapasan pada saat normal berbeda dengan frekuensi
pernapasan setelah melalukan olahraga dan aktivitas dimana frekuensi pernapasan
saat beraktvitas lebih tinggi nilainya dari frekuensi pernapasan normal.
PENDAHULUAN
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen
(O2) dari udara oleh organisme hidup yang digunakan untuk
serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2)
yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup
melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen O2 yang digunakan
untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat pernapasan setiap
makhluk hidup tidaklah sama, pada hewan invertebrata memilki alat pernapasan
dan mekanisme pernapasan yang berbeda dengan hewan vertebrata.
(Waluyo,2010:219)
Proses pernapasan sangat
penting untuk dapat mensuplai oksigen ke semua jaringan tubuh dan untuk
mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan oleh darah melalui paru-paru
(Brian, 2008). Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang
menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru
utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru
(alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan
karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari
300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia bersifat elastis. Ruang udara
tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang dapat
menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis (McArdle, et al. 1986).
Alveoli paru-paru/ kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat
erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang mebawa darah yang bebas
oksigen (deoxgenated) dari jantung. Molekul oksigen dapat disaring
melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama
halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam kantong udara
untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen yang masuk ke
dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah (Anonim, 2008)
Permukaan bagian luar
paru-paru ditutup oleh selaput pleura yang licin dan selaput serupa membatasi
permukaan bagian dari dinding dada. Kedua selaput tersebut terletak dekat
sekali dan hanya dipisahkan oleh lapisan cairan yang tipis, karenanya dapat
dipisahkan dan terdapat suatu rongga diantara selaput-selaput tersebut yang
disebut ruang antar rongga selaput dada (intra pleura space). Sewaktu
menarik napas (inspirasi) dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh
pengerutan dinding dada, dan sekat rongga dada (diafragma) tertarik ke bawah.
Berkurangnya tekanan di dalam menyebabkan udara mengalir ke paru-paru. Dengan
upaya yang maksimal pengurangan dapat mencapai 60-100 mmHg di bawah tekanan
atmosfir. Hembusan napas keluar (ekspirasi) disebabkan mengkerutnya paru-paru
dan dinding yang mengikuti pengembangan. Tekanan udara yang meningkat di dalam
dada memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Hal tersebut terutama terjadi tanpa
upaya otot tetapi dapat dibantu oleh hembusan napas yang kuat (Anonim, 2008a).
Respirasi ekstrnal artinya udara dari atmosfer masuk ke dalam aliran darah
untuk dibawa ke dalam sel jaringan dan karbondioksida yang terkumpul di dalam
paru dikeluarkan dari tubuh. Respirasi internal meliputi aktivitas vital kimia
yang memerlukan kombinasi oksigen dan glikogen, kemudian dilepaskan menjadi
energi, air dan karbondioksida (Anonim, 2008c). Volume paru menggambarkan
fungsi statik paru. Volume dan kapasitas paru dipengaruhi oleh jenis kelamin,
umur, ukuran dan komposisi badan (Anonim 2008d). Pengukuran fungsi pernapasan
ada banyak dan bermacam-macam. Namun secara umum dapat dijelaskan sebagai
berikut : Selama bernapas, kira-kira kira-kira 500 ml udara bergerak ke saluran
napas dalam setiap inspirasi, dan jumlah yang sama bergerak keluar dalam setiap
eskpirasi. Hanya kira-kira 350 ml volume tidal/tidal volume (TV)
benar-benar mencapai alveoli, sedangkan 150 ml tetap berada di hidung, faring,
trachea, dan bronki disebut sebagai volume udara mati (dead space). Udara
total yang diambil selama satu menit disebut volume menit respirasi/respiratory
minute volume (RMV), yang dihitung dengan perkalian udara tidal dan laju
pernapasan normal setiap menit. Volume rata-rata = 500 ml x 12 respirasi setiap
menit = 6.000 ml/menit dalam keadaan istirahat. Apabila bernapas kuat, maka
jumlah udara yang masuk ke dalam saluran napas dapat melebihi 500 ml udara.
Kelebihan udara tersebut disebut volume udara cadangan inspiratori, rata-rata
3.100 ml. Dengan demikian sistem pernapasan normal dapat menarik 3.100 ml
(volume udara cadangan respiratori) + 500 ml (volume udara tidal) = 3.600 ml.
Namun dalam kenyataan, lebih banyak lagi udara yang dapat ditarik bila
inspirasi mengikuti eskpirasi kuat.
Selanjutnya apabila
seseorang melakukan inspirasi normal dan kemudian melakukan ekspirasi
sekuat-kuatnya, maka akan dapat mendorong keluar 1.200 ml udara, volume udara
tersebut adalah volume udara cadangan eskpiratori. Setelah volume udara
cadangan eskpiratori dihembuskan, sejumlah udara masih tetap berada dalam
paru-paru, karena tekanan intrapleural lebih rendah sehingga udara yang tinggal
tersebut dipakai untuk mempertahankan agar alveoli tetap sedikit menggembung,
dan juga sejumlah udara masih tetap ada pada saluran udara pernapasan. Udara yang
masih berada pada saluran pernapasan tersebut adalah udara residu yang
jumlahnya kira-kira 1.200 ml.
Kapasitas paru-paru dapat
dihitung dengan menjumlahkan semua volume udara paru. Kapasitas inspiratori
adalah keseluruhan kemampuan inspirasi paru, yaitu jumlah volume udara tidal
dan volume cadangan inspiratori = 500 ml + 3.100 ml = 3.600 ml. Kapasitas
residu fungsional adalah jumlah volume udara residu dan volume udara cadangan
ekspiratori = 2.400 ml. Kapasitas vital adalah volume udara cadangan inspiratori
= volume udara tidal + volume udara cadangan eskpiratori = 4.800 ml. Akhirnya
kapasitas total paru merupakan jumlah semua volume udara yaitu = 6.000 ml
Respirasi eksternal
adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara paru dan kapiler darah
paru. Selama inspirasi, udara atmosfer mengandung oksigen memasuki alveoli.
Darah terdeoksigenasi dipompa dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonaslis
menuju kapiler pulmonalis yang menyelubungi alveoli. PO2 alveolar 105 mmHg, pO2
darah teroksigenasi yang memasuki kapiler pulmonalis hanya 40 mmHg. Sebagai
akibat perbedaan tekanan tersebut, oksigen berdifunsi dari alveoli ke dalam
darah terdeoksigenasi sampai keseimbangan tercapai, dan pO2 darah
terdeoksigenasi sekarang 105 mmHg. Ketika oksigen difusi dari alveoli ke dalam
darah terdeoksigenasi, karbondioksida berdifusi dengan arah berlawanan. Sampai
di paru, pCO2 darah terdeoksigenasi 46 mmHg, sedang di alveoli 40 mmHg. Oleh
karena perbedaan pCO2 tersebut karbondioksida berdifusi dari darah
terdeoksigenasi ke dalam alveoli sampai pCO2 turun menjadi 40 mmHg. Dengan
demikian pO2 dan pCO2 darah terdeoksigenasi yang meninggalkan paru sama dengan
udara dalam alveolar. Karbondioksida yang berdifusi ke alveoli dhembuskan
keluar dari paru selama ekspirasi (Soewolo, et al. 1999).
Tujuan praktikum ini
yaitu untuk mengukur volume inspirasi dan ekspirasi dari pernafasan dan
mengukur besar kapasitas paru-paru yang dapat diisi udara serta mengukur volume
paru-paru yang dapat menampung udara pernafasan normal selama satu menit.
ALAT
DAN BAHAN
Alat dan bahan yang
digunakan yaitu alat respirometer rakitan yang terdiri dari baskom plastik,
selang plastik dan gelas ukur besar (1 liter ) serta jam pengukur waktu.
METODE
/ CARA KERJA
Mengukur volume inspirasi
dan ekspirasi
Disiapkan respirometer
rakitan, tarik nafas secara normal kemudian cepat-cepat kedalam gelas ukur
selang plastik. Segera lepaskan selang dari mulut anda dengan posisi lebih
tinggi dari kedudukan gelas ukur. Dilihat skala perubahan pada gelas ukur,
volume tersbut merupakan volume tidal pada pernafasan anda. Dilakukan lagi
seperti yang tertera diatas dengan terlebih dahulu melakukan olahraga,
bandingkan hasilnya.
Mengukur kapasitas vital
Tarik nafas dalam-dalam
sekuatnya,kemudian melalui selang plastik hembuskan sekuat-kuatnya. Segera
lepaskan ujung selang dari mulut anda dengan posisi kedudukan lebih tinggi dari
kedudukan gelas ukur. Lihalah perubahan pada gelas ukur, volume tersebut
merupakan kapasitas vital pada pernafasan anda. Kemudian dilakukan lagi
serangkaian kegiatan diatas dengan terlebih dahulu melakukan olahraga,
bandingkan hasilnya.
Mengukur volume kapasitas
total
Dilakukan seperti pada
pengukuran kapasitas vital. Hitung frekuensi pernafasan anda. Kapasitas total
adalah kapasitas vital dikalikan frekuensi pernafasan dalam satu menit.
Dilakukan lagi kegiatan seperti diatas dengan terlebih dahulu melakukan
olahraga, bandingkan hasilnya.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
DATA
PENGAMATAN
perlakuan
|
Vol.
tidal
|
Kapasitas
vital
|
frekuensi
|
Kapasitas
total
|
||||
pria
|
wanita
|
pria
|
wanita
|
pria
|
wanita
|
pria
|
wanita
|
|
normal
|
240
|
210
|
950
|
750
|
25
|
16
|
23750
|
12000
|
400
|
560
|
980
|
900
|
18
|
23
|
17640
|
20700
|
|
900
|
500
|
900
|
800
|
11
|
30
|
9900
|
24000
|
|
Setelah
olahraga
|
620
|
460
|
1000
|
870
|
33
|
28
|
33000
|
24360
|
150
|
650
|
840
|
710
|
29
|
33
|
24360
|
23430
|
|
1000
|
450
|
1000
|
480
|
19
|
37
|
19000
|
17760
|
Volume total paru-paru manusia kurang lebih 4500
ml yang merupakan hasil jumlah dari kapasitas vital dan volume residu. Kapasitas
vital merupakan volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin
setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, kurang lebih sebesar 3500
ml. Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume tidal yaitu volume
udara pernapasan biasa yang kurang lebih 500 ml, volume cadangan inspirasi yang
merupakan volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah
bernapas biasa yang besarnya kurang lebih 1500 ml dan volume cadangan
ekspirasi yang merupakan volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara
maksimal setelah mengeluarkan napas biasa kurang lebih sebesar 1500 ml. Dan
untuk volume residu atau sisa adalah volume udara yang masih tersisa dalam
paru-paru setelah mengeluarkan napas maksimal yang besarnya kurang lebih 1000
ml. Sehingga apabila ditambahkan, volume total paru-paru akan diperoleh kurang
lebih sebesar 4500 ml. Maka paru-paru manusia mampu menampung kurang lebih 4500
ml udara.
Dari hasil pengamatan diperoleh kapasitas vital
paru-paru para anggota kelompok berbeda-beda. Hal ini terjadi karena ada
perbedaan dalam hal jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan dan lingkar
dada. Perbedaan tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas
vital paru-paru.
Setelah dilakukan pengukuran kapasitas paru-paru, para
anggota kelompok disuruh berlari dan setelah berlari diukur kembali kapasitas
vital paru-parunya. Ternyata ada yang terjadi peningkatan kapasitas vitalnya
dan ada juga yang menurun. Hal ini terjadi karena orang yang banyak melakukan
aktivitas frekuensi pernapasannya akan semakin meningkat karena akan lebih
banyak memerlukan energi. Dibandingkan dengan orang yang melakukan sedikit
aktivitas, jelas frekuensi pernapasannya akan lebih rendah karena lebih sedikit
memerlukan energi. Sehingga aktivitas tubuh juga mempengaruhi
kapasitas vital paru-paru. Semakin aktif tubuh seseorang maka kapasitas
vitalnya semakin besar pula.
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau
mengeluarkan udara permenit, dari dalam ke luar tubuh atau dari luar ke dalam
tubuh. Pada umumnya intensitas pernapasan pada seseorang berkisar antara 16-18
kali.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan
frekuensi pernapasan yaitu :
1. Usia
Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan semakin
menurun.
2. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan
perempuan.
3. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi
pernapasan akan semakin cepat.
4. Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau
berlari dibandingkan posisi diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih
cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentang
lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
5. Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan
akan semakin cepat.
Oleh karena itu dari data pengamatan dapat kita lihat bahwa
frekuensi pernapasan pada saat normal berbeda dengan frekuensi pernapasan
setelah melalukan olahraga dan aktivitas dimana frekuensi pernapasan saat
beraktvitas lebih tinggi nilainya dari frekuensi pernapasan normal.
KESIMPULAN
Kapasitas vital paru-paru adalah udara yang dapat
dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mukngkin
juga, yang besarnya 3500cc atau 3500 ml.Faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya kapasitas vital paru-paru adalah faktor umur, jenis kelamin, tinggi
badan, berat badan, lingkar dada dan aktivitas tubuh. Serta suhu tubuh juga
mempengaruhi kapasitas vital paru-paru orang.Aktifitas yang memerlukan energi
besar menghasilkan frekuensi pernapasaan yang lebih besa, dikarenakan pembakaran
yang dilakukan membutuhkan oksigen yang besar pula.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008a. Menyelam.
www.coremap.or.id/downloads/menyelam_ 1158562081.pdf
Anonim. 2008b. The effect of
altitude oh human physiology.
Anonim. 2008c. Respiratory system.
Anonim. 2008d. Pulmonary structure
an function. http://www.cristina.prof.ufsc.
br/respiratorio/mcardle_pulmonary-struc-function-ch12-connection.pdf
Brian JE, 2007.
Breathing, Aerobic Conditioning and Gas Consumption.
Campbell NA, Reece JB, and Mitchel LG. 2004. Biologi.
Alih Bahasa : Wasmen Manalu. Jakarta : Erlangga.
Comments
Post a Comment