Mar 28, 2024

KERA SAKTI DUB INDO

 

 Journey to the West 1996

 

 

Bercerita tentang Perjalanan siluman kera yang berubah menjadi kera sakti yang menjadi murid seorang biksu bersama dua murid lainnya untuk mengambil kitab suci.

Diperankan oleh :

1. Dicky Cheng sebagai SUN WUKONG

2. Kwong Wa sebagai Biksu Tong

3. Evergreen Mak Cheung-ching sebagai Sha Wujing

4. Wayne Lai sebagai Chu Pat Kai

 

GENRE : KOMEDI, AKSI, PETUALANGAN, DRAMA 


SEASON 1 

DOWNLOAD DISINI



SEASON 2

DOWNLOAD DISINI

 

Noted: Setiap sumber link dicari dari semua sumber internet. Jika link tidak bisa dilihat berarti ada kesalahan di sumber link. Kami hanya membantu mencarikan link saja. Thanks

 

 



 

 

Feb 29, 2024

THE DEVIL MY BOYFRIEND: CHAPTER VI. KEDATANGAN JENDRAL BARBAROS

 

 CHAPTER VI. KEDATANGAN JENDRAL BARBAROS

 

----Gereja agung ibukota rose -----

"Dengan ini, aku nyatakan. Angel kau diangkat menjadi pimpinan Excorsis tetap di cabang rose maria ini". "Saya terima tugas mulia ini dengan mempertaruhkan segenap jiwa".

Disisi lain di utara ibukota rose.......

Terdapat fenomena aneh yang terjadi di desa bambu. Pohon-pohon mulai layu, sungai yang mengering dan kerusakan lingkungan yang tak lazim lainya. Masyarakat desa bambu pun satu per satu meninggalkan desa. Sehingga desa bambu saat ini sudah tak lagi bisa disebut tempat tinggal manusia. Orang orang dari desa sebelah pun menyebut desa bambu menjadi desa bambu kematian.Sementara itu, dev dan arsil masih sibuk dengan kerja paruh waktu mereka.

 

" selamat datang di restoran kami", dengan senyumannya dev pun banyak memikat para pelanggan.

 " ahh, suasana disini menyenangkan ya. Iya benar, pelayanya tampan dan ramah-ramah". 

" maaf membuat anda mengunggu, steak chickennya 3, potato 2, chesee burger 3 dan lemon teanya 3".

 "Ahh iya benar itu pesanan kami. Kamu tampan sekali aku baru melihatmu. Iya benar, dia tampan dan juga tinggi ya seperti artis saja.

"Hei teman-teman restoran ini tambah bagus aja ya kualitasnya".

"Terimakasih nona-nona sekalian silahkan menikmati". Kemudian setelah memberikan pesanan kepada pelanggan pun arsil kembali ke dapur untuk mengantar pesanan selanjutnya.

"Wah hebat juga arsil, dia bisa membuat para pelanggan sampai memuji dia. Baiklah aku tak akan kalah", dev lantas menjadi bersemangat menggebu-gebu.

Arsil dan dev yang bekerja paruh waktu saat malam hari di restoran cepat saji berhasil meningkatkan penjualan restoran yang memperkerjakannya. Dengan demikian untuk esok harinya pelanggan masih banyak yang berdatangan dari berbagai daerah dan kalangan.

" hey hey teman-teman kalian sudah dengar tentang desa bambu kematian. Katanya desa itu kena kutukan jadi siapa saja yang datang kesana gak akan pernah balik lagi". 

"Hah, benarkah itu", sahut teman-temannya yang mendengarkan cerita tersebut. 

"Wah mengerikan sekali yah. Malah yang aku dengar seluruh penduduk desa sana semuanya mati karna kutukan loh". 

"Apa, kenapa bisa?. Aku juga hanya dengar isu tentang desa bambu saja. Kebenaranya masih belum ada yang tau". 

"Aku dengar wartawan dari tv lokal pernah kesana untuk liputan. Tapi hingga kini mereka belum juga kembali". 

"Masa? Aduh aku jadi takut jadinya".

Arsil yang mendengar percakapan para wanita tersebut pun langsung berubah ekspresi wajahnya. " permisi nona-nona saya tak sengaja mendengar percakapan kalian. Apa aku boleh tau dimana letak desa bambu tersebut?".

"Desa itu ada di utara ibu kota rose. Tapi sebaiknya kamu jangan kesana mas tampan. Kalo kamu gak kembali lagi kami nanti bisa kesepian disini". " ahh kalian bisa saja. Saya hanya penasaran saja kok. Gak berniat datang kesana". "Syukurlah kalo begitu".

"Ahh iya ada yang mau di pesan lagi?", Tanya arsil.

"Oh tidak ada ini sudah cukup ko", kata salah satu pelanggan wanita.

"Baiklah kalau begitu saya permisi dahulu". Kemudian arsil pun melanjutkan kerjaanya yang lain.

----Pukul 23.50 ------

"Kerja bagus arsil dan juga dev, ini gaji kalian untuk hari ini. Kemudian ini bonus untuk kalian berdua". "Terimakasih pak, kami senang bisa bekerja pada bapak di restoran ini". " ahh, tidak. Justru saya yang senang kalian mau bekerja disini. Saya harap kalian bisa datang lagi untuk kerja paruh waktu selanjutnya". " kalo begitu kami permisi pak". "iya, datang lagi yaa". Setelah berjabat tangan dengan manager restoran. Arsil dan dev langsung pulang kerumah.

Sesampainya di rumah...

Sambil duduk beristirahat dan minum kopi. Arsil membicarakan apa yang didengarnya di restoran. "Yang mulia, apakah yang mulia mendengar pembicaraan para pelanggan wanita di restoran?”. “Ya, aku mendengarnya. Kelihatannya memang ada yang tidak beres di desa tersebut”. “Lalu bagaimana yang mulia?, apakah kita akan kesana?”, tanya arsil. “Jika kemungkinanya disana memang ada iblis yang kuat. Tentu saja kita harus kesana. Mungkin ini kesempatan kita untuk memulihkan kekuatan kita”, ujar dev dengan wajah serius. “Bila memang itu keinginan yang mulia, saya akan selalu menemani anda kemana pun anda pergi."

Keesokan paginya, arsil dan dev berencana pergi ke desa bambu. Mereka berangkat pagi-pagi sekali dengan menggunakan transportasi kereta.

"Wah ternyata enak juga pergi naik kereta yah arsil. Apalagi kereta eksekutive ini, nyaman sekali. Pemandangan disini juga bagus. Anginya segar banget pagi ini. 

huemm ahhhhh, segarnya". Sambil menghirup udara di jendela kereta.

"Betul sekali yang mulia, syukurlah kita kerja paruh waktu di restoran kemarin. Uang bonusnya juga banyak. Kita bisa tenang untuk sementara bulan ini. Jadi kita bisa berburu iblis pembangkang dengan tenang yang mulia".

"Sepertinya kau senang sekali hari ini? Ada apa gerangan arsil”, tanya dev.

"Tentu saya senang yang mulia, untuk sementara waktu kita tak usah bekerja karna uang kita cukup untuk 2 bulan. Ditambah lagi bila hari ini iblis yang kita akan buru kuat. Kita bisa mengembalikan kekuatan kita. Dengan demikian kita bisa segera ke kerajaan iblis secepatnya. Apa yang mulia tidak senang hari ini?".

" aku tak tau. Bila ditanya senang atau tidak. Apalagi aku harus memanfaatkan kekuatan pinjaman dengan memburu sesama iblis. Sungguh konyol sekali bukan?!!! Aku yang seorang raja iblis, harus pergi dari kerajaanya sendiri. Kemudian berubah menjadi manusia biasa dan kehilangan kekuatanya. Ditambah harus tinggal di kontrakan kecil dan bekerja paruh waktu. Hahh, apa kata raja iblis lainya. Aku bisa di tertawakan bila mereka tau. Aku juga kawatir dengan kerajaan yang aku tinggalkan. Ini semua gara-gara malaikat pemburu iblis sialan itu. Awas saja kau michaelis, tunggu pembalasanku!!!".

Catatan: Michaelis adalah nama panglima malaikat yang memimpin pasukan malaikat pemburu iblis.

Dengan wajah penuh kemarahan dev sang raja iblis tanpa sadar mengeluarkan aura keiblisanya. Kereta yang nembawa mereka pun hampir kehilangan keseimbangan untuk sesaat. Kaca jendela kereta pun semuanya hancur berantakan. Para penumpang kereta pun panik ketakutan.

"Ah ada apa ini?, kenapa kaca tiba-tiba pecah. Tuhan, tolong selamatkan kami". “Mohon tenang nyonya, tuan. Kami akan memperbaiki saluran listriknya dan segera mencari tau sumber masalahnya. Mohon tetap duduk di kursi kalian masing-masing”. Para petugas kereta berusaha menenangkan para penumpang. "Mohon tenang yang mulia, bila aura keiblisan anda tidak ditahan. Maka kereta dan penumpang yang lain bisa celaka yang mulia. Hamba mohon tenangkan pikiran anda. Sampai saatnya tiba, kita pasti kembali ke kerajaan iblis Desloyer yang mulia". Arsil akhirnya berhasil menenangkan amarah dev. Kereta api yang tadinya oleng akhirnya dapat berjalan dengan lancar dan kepanikan penumpang kereta juga sudah mereda.

Setelah berselang 2 jam perjalanan kereta. Arsil dan dev akhirnya tiba di tempat tujuan. "Menurut informasi yang saya dapat, desa bambu berada dalam 2 km dari stasiun beringin yang mulia". “Baiklah, ayo kita berangkat sekarang arsil". Mereka berdua kemudian melanjutkan perjalanan menuju desa bambu dengan berjalan kaki dikarenakan tidak ada akses jalan menuju desa bambu. 

"Berapa lama lagi kita sampai arsil? 2 jam kita sudah jalan kaki kau tahu. Seberapa jauh lagi itu desa?", dev pun terus menggeru berjalan sambil mengeluh kepada arsil.

"Sebentar lagi yang mulia, setelah pertigaan kita hanya perlu jalan lurus ke bawah yang mulia".

Akhirnya mereka berdua pun sampai di gerbang pintu masuk desa. Akan tetapi mereka merasakan ki hawa keiblisan yang sangat kuat.

"Gilaa, hawa keiblisanya kuat sekali. Hati-hati arsil jangan sampai lengah. 

Ada kemungkinan iblis ini kelas S. mungkin setingkat jendral seperti kau kupikir”.

“Baik yang mulia, saya akan tetap ada di samping anda". Mereka berdua terus berjalan dengan melacak keberadaan iblis tersebut dari hawa keiblisan yang terasa kuat di sekitar. Hari yang semakin sore. Matahari juga sudah mulai tenggelam. Hawa iblis yang kuat di sekitar desa sudah semakin kuat saat malam hari.

"Hari sudah gelap yang mulia, sebaiknya kita cari tempat untuk beristirahat”. Kemudian mereka berdua mencari tempat untuk beristirahat sejenak. 

" Tampaknya rumah ini belum lama ditinggalkan yang mulia. Lihatlah yang mulia ada banyak makanan di kulkas ini". "Wahh, ini sih surga namanya arsil. Tv nya juga masih bisa nyala. Kamar mandinya juga besar, ada bak berendam dan air panasnya pula. Baiklah aku mau mandi dan berendam dulu. Kau siapkan makam malam ya arsil".

"Baik, saya mengerti". Beberapa menit kemudian dev selesai mandi dan arsil sudah menyiapkan makan malam. " ah segarnya, kau juga mandilah arsil agar badanmu jadi bugar kembali”, tutur dev. “Baik yang mulia”, kemudian arsil segera pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian arsil keluar dari kamar mandi. " huahh, badanku jadi segar kembali”. “Betul kan, apa aku bilang”. “Iya yang mulia, rumah ini sangat nyaman sekali ya. Berbeda dengan kontrakan rumah kita. Kenapa pemilik rumah meninggalkan rumah senyaman ini yah. Saya semakin tidak mengerti manusia”, ujar arsil. “Ampun dah kau ini arsil. Meski didalam rumah sini terlihat nyaman tapi tidak untuk di luar sana kan. Coba kau lihat tanaman, sungai dan tanah disekitar sini. Semuanya rusak dan hancur. Bagaimana manusia bisa bertahan hidup kalau begitu. Tentu saja mereka meninggalkan rumah ini”, ungkap dev. “Ohh, benar juga ya. Yang mulia memang hebat. Bisa kepikiran sampai kesitunya”, lagi-lagi arsil terkesima dengan rajanya itu. “Hahaha tentu saja, kau pikir aku ini siapa. Dev sang raja iblis dari utara. Ghahaha kau mengerti arsil?!", dev lantas tertawa bangga mendengar pujian dari jendralnya tersebut. "Saya mengerti yang mulia".

Tak lama saat dev dan arsil sedang menikmati makan malam mereka. Tiba-tiba bumi bergetar. Angin berhembus sangat kencang memasuki ruangan.

"Kurang hajar!, makan malamku jadi berantakan begini. Dev lantas merasa kesal karna makan malamnya terganggu. Siapa yang berani-beraninya mengganggu makan malamku!. Awas saja kalau tertangkap akan aku hajar iblis itu".

Dev sang raja iblis akhirnya keluar dari rumah untuk mencari sumber gucangan tersebut. Arsil yang merasa cemas mencoba menenangkan dev. " Yang mulia mohon tenang. Biarkan saya yang mencari iblis itu. Anda sebaiknya tunggu disini saja yang mulia". "Tidak!, Aku tak akan melepaskan iblis itu. Lagi pula bila aku tunggu disini pun makanannya sudah berantakan. Selera makanku kini sudah hilang. Biar aku yang hajar dia sekarang juga”, ujar dev sangat marah. “Tapi yang mulia,...”. “Hah!!! Kau mau membantahku!”. “Ti-tidak yang mulia, to-tolong izinkan saya menemani yang mulia. Biarkan hambamu ini menjadi pedang dan tameng anda sampai saya tidak berguna lagi yang mulia". “Ya, baik kalau begitu. Ayo kita hajar dia sekarang”.

Di tengah kegelapan malam. Diterangi bulan purnama. Arsil dan dev melacak hawa keiblisan yang tersebar untuk mencari sumber asalnya. Tak butuh waktu yang lama. Dengan kemampuan pelacakan arsil. Dia bisa menemukan sumber dari hawa keiblisan yang tersebar di seluruh desa bambu.

"Yang mulia, berdasarkan penciuman dan radar keiblisan. Sumber dari hawa keiblisan berada dalam gua disana yang mulia". 

"Baiklah, sekarang giliranku untuk beraksi. Ayo kita maju arsil".

" baik yang mulia". Dev dan arsil pun memasuki gua tempat sumber hawa keiblisan di desa.

"Hawa keiblisan ini, dengan jarak sedekat ini di dalam gua. Aku seperti mengenal hawa keiblisan ini. Tapi tak mungkin jika dia", arsil yang menyadari sesuatu hanya bisa diam dan berpikir sejenak.

"Hoi, kau iblis yang ada di dalam cepat keluar. Tunjukan wujudmu yang sebenarnya. Cepat keluar kau, sebelum kesabaranku habis".

"Hahh, siapa yang berani teriak-teriak padaku di kawasanku. Mau cari mati rupanya Kau!". Iblis tersebut akhirnya keluar dari tempatnya bersarang. Kemudian bumi mulai bergetar kembali bersamaan dengan suara langkah kaki iblis tersebut.

"Bersiaplah arsil, dia akan datang!”. “baik, yang mulia", dengan konsentrasi penuh dev dan arsil mengeluarkan kekuatanya. Duarr, mereka berdua kemudian terhempas keluar gua. " gila, iblis ini kuat banget. Kau tak apa arsil”. Arsil dan dev bangun kembali setelah terhempas jauh dari gua. " aku seperti terkena lemparan tenaga dalam jendral barbaros. Tapi kenapa rasanya tak aneh lagi dengan kekuatan ini ya. Jangan-jangan ini memang kekuatan iblis jendral barbaros?. Yang mulia, tunggu dulu. Arsil lantas menghentikan langkah dev. Saya mau memastikan sesuatu”. “Ada apa!! Kau mau mati di bunuh dia hah?!”, ungkap dev dalam keadaan kesal. “Tunggu dulu yang mulia, coba anda rasakan kembali hawa keiblisan ini. Bukankah ini mirip sekali dengan jendral barbaros?”, ujar arsil mencoba memberi pengertian pada dev. Dev menarik nafas dan merasakan aliran keiblisan yang tak asing lagi untuknya. "Yah ini memang ki dari keiblisan jendral barbaros”, ungkap dev setelah memeriksa kembali aliran ki milik musuh. Tak lama kemudian iblis di dalam gua akhirnya keluar.

“Guahhh, siapa yang berani menantangku iblis kabut dari kerajaan Desloyer!. Kemarilah bila kalian ingin mati sekarang juga!”, ujar iblis tersebut yang mulai menunjukan dirinya.

"Hah, lihat yang mulia diatas sana. Bukankah Itu wujud iblis kabut jendral barbaros”. 

"Apaaa?!! 

"Kenapa dia ada disini?, raja iblis heran dan bertanya-tanya dengan adanya jendral barbaros di dunia manusia. 

"Sialll, kenapa dia tidak mengenali kita!. Kita hampir mati lagi akibat ki iblis miliknya itu. 

" ah,... Mungkin karna wujud manusia kita yang mulia. Dikarenakan kekuatan iblis kita yang menghilang. Jadi dia tak bisa merasakan kekuatan iblis kita. Ditambah lagi sudah satu tahun kita dalam wujud manusia. Jelas saja dia tak mengenali kita". 

"Jadi begitu ya, baiklah. Akan aku buat dia mengenaliku. Dev sang raja iblis mulai berkonsentrasi memusatkan seluruh ki miliknya.

Sssssszigghhh,.....

Maka keluarlah aura keiblisan sang raja iblis dev yang tak terduga. Bumi kembali berguncang disertai angin topan. Rumah-rumah disekitar terbawa angin dan hancur berantakan. 

"Yang mulia, ini ki milik yang mulia dev. Dimana yang mulia berada?”, dari atas langit jendral barbaros merasakan ki keiblisan dari raja iblis dev. 

Dibawah sana ada angin topan, mungkinkah yang mulia ada di bawah sana?”. Iblis tersebut kemudian turun dari langit lalu merubah wujudnya kembali dalam bentuk manusia setengah iblis. Dikarenakan dengan tubuh manusianya dev hanya bisa mengeluarkan setengah saja dari ki miliknya. Dia kembali dalam wujud manusianya beberapa saat setelah mengeluarkan semua kekuatan yang tersisa. "Sial, hanya segini kah!. Padahal aku kira bisa kembali ke wujud iblisku!. Sial sial...".

"Yang mulia, apa anda baik-baik saja. Apa anda terluka?” arsil yang cemas segera menghampiri dev. Tak lama berselang iblis tersebut datang menghampiri mereka berdua."Yang mulia dev, apakah itu anda?, benarkah itu anda yang mulia?, sambil berlutut memberi hormat kepada raja iblis. apakah kau jendral arsil?”. Iblis tersebut menghampiri dev dan arsil setelah merasakan ki yang dia kenal. Rupanya iblis tersebut memanglah kenalan mereka berdua, dia adalah Jendral Barbaros salah satu abdi setia kerajaan desloyer. Melihat wujud raja iblis dan jendral arsil yang berubah menjadi manusia membuat sang jendral menjadi kebingungan untuk sejenak.

" Yah, seperti yang kau lihat jendral. Aku dan yang mulia berubah menjadi manusia. Ya meski ada sedikit kekuatan iblis yang tersisa sih", arsil mencoba menjelaskan apa yang terjadi pada mereka berdua ketika di dunia manusia. Arsil akhirnya menjelaskan kronologis kejadianya kepada jendral barbaros. Bagaimana kerajaan diserang dan mereka terpaksa harus pergi ke dunia manusia.

"Mohon maaf atas ketidaksopanan hamba yang mulia. Apakah anda terluka yang mulia? Sebagai hukuman atas kecerobohan hamba yang menyerang yang mulia dev. Tolong penggal kepala hamba yang mulia ", ujar jendral barbaros sembari berlutut dihadapan dev. 

"Ahh, berisik sekali kau ini barbaros. Kau pikir siapa aku ini?! Hanya luka kecil begini sih tak masalah buat raja iblis sepertiku. KAU PIKIR AKU LEMAH HAH!!! 

dan juga, kenapa aku harus memenggal kepalamu?!. Hukuman penggal itu terlalu ringan untukmu. Bila kau mati siapa yang melayaniku nanti. Bicara seenaknya saja kau ini. Sudah, jangan berlutut terus! Aku ini tidak butuh kau seperti ini. Cukup layani aku dengan kerja NYATA seperti biasanya saja jendral", tutur dev sang raja iblis memberikan pengampunan pada hambanya. "Cepat berdiri !!”.

"Baik yang mulia, Terimakasih banyak yang mulia", ujar jendral barbaros yang kemudian berdiri setelah diminta oleh sang raja.

" Oh ya, jendral. BTW, kenapa kau tidak kehilangan kekuatanmu?. Kenapa kau masih dalam wujud iblismu?”, tanya arsil penasaran.

"Oh iya yah. Kenapa saya tidak kehilangan kekuatan saya ya?. Ahaha saya juga tak tau jendral arsil. Saya memang sempat kehilangan wujud iblis saya di siang hari. Tapi dikala malam hari saya merasa kekuatan saya kembali lagi”, ujar jedral barbaros. 

" Hemm, aneh juga ya. Dan juga aku tadi bisa mengeluarkan kekuatanku. Yah meski tak lebih dari setengahnya. Bagaimana denganmu arsil?” tanya raja iblis kepada arsil. 

"Tunggu sebentar yang mulia, biar saya coba dahulu. Arsil pun kemudian berkonsentrasi mengeluarkan kekuatanya. 

Mmmnm, hiyaaaa......

Arsil lantas berhasil berubah ke wujud iblisnya. " Akh, akhirnya sayapku kembali yang mulia". “Woahh, benar arsil”. Dev terkejut melihat arsil bisa berubah kedalam wujud iblisnya. Lalu dev mulai berkonsentrasi kembali untuk mendapatkan wujud iblisnya kembali. Dia menarik nafas dan memusatkan pikiranya kala itu. Srettttt.. , perlahan kekuatan muncul dan merubah dev ke wujud iblisnya. Akhirnya dev juga berhasil berubah ke wujud iblisnya. " Akhh, luar biasa yang mulia, tanduk dan sayap anda kembali”. “Yang benar, padahal aku hanya brrkonsentrasi saja loh. Hahaha, akhirnya aku bisa kembali ke kerajaanku. Baiklah, akan aku buka portal ke dunia sana”. Dikarenakan senang yang bukan main, dev mulai bersemangat untuk dapat kembali membuka gerbang menuju ke kerajaanya.

Namun ... Cling.. Srethhhh ting....Pusss.., dengan sekejap dev dan arsil pun kembali ke wujud manusianya kembali.

"Apaaaa!!!! " , dev sang raja iblis lantas terkaget dan bertanya-tanya apa yang terjadi. "Kenapa ini arsil? Barbaros?... Kenapa aku ke wujud manusia lagi sialllll....

"Saya juga tak mengerti yang mulia, sayap saya juga menghilang”, ujar arsil.

" Ah, ke ke-kenapa kau tidak berubah ke wujud manusia barbaros?". Dev terheran heran.

"Ah eh kenapa ya? Saya juga tak mengerti yang mulia". Jawab jendral barbaros yang juga bingung tampak bingung tak mengerti.

" ahh, sudahlah. Aku sudah lelah dengan semua kejadian ini. Ciel Bisakah kau gunakan kekuatanmu untuk memperbaiki rumah di sekitar sini?", ujar raja iblis dev kepada jendral barbaros.

"Ciel???”, jendral barbaros terkaget raja iblis memanggil nama depannya.

"Hah, kenapa kaget gitu? Ada masalah aku panggil kau dengan nama depanmu. Lagi pula di dunia manusia, mana ada orang yang namanya barbaros kan. Nanti orang-orang bisa menganggap kau aneh. Lagi pula dipanggil ciel cukup bagus untukmu”, pungkas raja iblis.

"Ah.. eh.. tidak yang mulia, saya senang kok dipanggil ciel. Saya sangat tersanjung bila yang mulia menganggap saya orang terdekat anda. Dengan wajah tersipu malu jendral ciel barbaros lantas merasa senang.

"Tentu saja, kau itu kan salah satu jendral perang di kerajaanku. Wajar saja aku menganggapmu orang terdekatku kan".

"Terimakasih yang mulia. Baiklah saya akan perbaiki rumah-rumah di sekitar sini. 

Swing.....sretthhh....

Kemudian dengan kekuatan jendral barbaros atau bisa kita panggil ciel. Dia mulai memperbaiki rumah-rumah yang hancur berantakan seperti semula. Hingga akhirnya pagi pun tiba. Kekuatan ciel mulai menghilang untuk sementara. Dia kini berubah dalam wujud manusianya.

........

...

BEFORE                                                                                                          NEXT BAB VII

DORAMA COOL DOJI DANSHI /PLAY IT COOL GUYS LIVE ACTION sub indo

DORAMA COOL DOJI DANSHI /PLAY IT COOL GUYS LIVE ACTION

DRAMA BERGENRE COMEDY, LIFE, YOUTH

Dibintangi oleh:

1. YUTA NAKAMOTO

2. FUJIOKA MAITO

3. SAKURADA DORI

4. KAWANISHI TAKUMI

5. SETO TOSHIKI


 

EPISODE 1 LINK 1

                     LINK 2

EPISODE 2  LINK 1  

EPISODE 3  LINK 1

EPISODE 4 LINK 1

EPISODE 5 LINK 1

EPISODE 6 LINK 1

EPISODE 7 LINK 1

EPISODE 8 LINK 1

EPISODE 9 LINK 1

EPISODE 10 LINK 1

EPISODE 11 LINK 1

EPISODE 12 LINK 1

 

Untuk Link Download bisa kunjungi link ini DOWNLOAD FULL EPISODE 


Noted: Setiap sumber link dicari dari semua sumber internet. Jika link tidak bisa dilihat berarti ada kesalahan di sumber link. Kami hanya membantu mencarikan link saja. Thanks

 

Apa itu PLOT/ALUR CERITA/URUTAN PERISTIWA?

 

Plot/ Alur cerita/Urutan Peristiwa

Plot merupakan urutan peristiwa atau kejadian yang membentuk suatu cerita. Sedangkan peristiwa yang terjadi dari sebab akibat disebut juga dengan serangkaian Peristiwa dalam suatu cerita. Sedangkan menurut KBBI Alur cerita merupakan plot yang memiliki arti jalan cerita atau alur cerita yang ada di dalam novel, saniwara dan juga lain sebagainya.

Plot cerita terdiri dari :

1. Pengenalan cerita/Pendhuluan dalam cerita

2. awal mula terjadinya konflik

3.  Rentetan peristiwa menuju konflik

4. KLIMAKS atau puncak dari konflik dalam cerita

5. Penyelesaian atau ending cerita

 



Feb 20, 2024

ANATA DAKE : BAB 13. Perpisahan yang menyakitkan

 

 BAB 12. PERPISAHAN YANG MENYAKITKAN

Dibangku taman dengan lampu yang sedikit redup ketika hari sudah semakin gelap. Kazu dikagetkan dengan penampakan sosok wanita yang sedang bersedih disana. Beberapa botol minuman yang berserakan membuatnya tampak lebih menyedihkan lagi. Ketika dia mendekati wanita tersebut dia lantas memeluk erat Kazu seraya menangis.

 Wanita itu adalah Shiorin teman dekatnya dari sekolah dasar dulu. Kazu hanya menepuk pundak temannya itu. Kini dia menangis dipelukannya yang tak mampu sedikitpun Kazu untuk berkata.

9 Jam sebelumnya...

Restoran yang tidak jauh dari kampus

Setelah beberapa kali Shiorin mencoba menelpon Yuji dan mengiriminya pesan untuk meminta maaf kepada Yuji. Akhirnya Yuji menelpon Shiorin dan meminta untuk bertemu. Ketika mereka bertemu tampak wajah keduanya masih tampak canggung. Shiorin lantas mengepalkan kedua lengannya tertunduk dan meminta maaf pada Yuji. Namun tampaknya Yuji tidak merasa nyaman dengan sikap Shiorin tersebut. Dia menggigit bibirnya sedikit dan mengepalkan tangannya sejenak sebelum berbicara.
"Shiorin..." Menghela nafas sejenak. Aku... Aku rasa kita sebaiknya berteman saja."

"Hah?" Sekilas shiorin mendadak budek dan tidak jelas dengan apa yang dikatakan kekasihnya itu.

"Aku ingin kita putus." Ujar Yuji dengan mencoba tegar berbicara dihadapan kekasihnya itu.

"Kamu bercanda kan?" Shiorin lantas tersenyum dan memukul dada kekasihnya itu.

"Maaf, tapi aku rasa aku gak bisa melanjutkan hubungan ini." Ujar Yuji menangkap tangan Shiorin dan melepaskannya.

Shiorin mencoba mencoba tegar dan mendengarkan penjelasan Yuji. Hingga akhirnya lelaki dihadapannya itu berdiri dan meninggalkan dirinya setelah membayar minuman yang mereka pesan.

"Tunggu Yuji... " Shiorin ingin berbicara dan mencegah Yuji Pergi. Namun suaranya tak keluar dan tangannya tak sampai meraih punggung lelaki yang beranjak meningalkan Restoran. Dia mengepalkan tangannya dan menarik nafas sejenak sebelum meninggalkan tempat tersebut.

Ketika diluar Restoran dia melihat papan layar promosi dari minuman yang mana mereka terlihat bersenang-senang menikmatinya. Akhirnya dia membeli beberapa minuman tersebut untuk dibawa pulang.

Shiorin terduduk di bangku taman tempat biasa dia melepaskan penat. Awalnya dia ingin masuk ke dalam apartemen miliknya. Namun melihat bangku taman kosong dan suasana saat itu sedang tidak ramai dia memutuskan untuk terduduk disana memakan cemilan dan minuman yang dia baru saja beli. "Arghh, minum-minum di sore hari seperti ini memang paling menyenangkan." ujarnya menghibur diri meneguk satu persatu kaleng minumannya. Hingga akhirnya air matanya runtuh juga mengalir membasahi pipinya. Dia mengepalkan tangannya memandangi langit yang mana hari sudah semakin larut.

***

Usai selesai menangis, Kazu mendengarkan keluh kesah shiorin. Kazu sempat geram awalnya mendengar bahwa Yujilah penyebab temannya itu menangis. Namun melihat wajah Kazu yang marah Shiorin malah kembali mengingat kesedihannya itu dan air matanya mulai runtuh kembali. Sadar akan tindakannya yang membuat Shiorin teringat akan Yuji ketika dia menyebut namanya. Kazu menepuk pundak Shiorin dan mulai menghiburnya.

"Tenang saja, Ada aku disini." Menepuk pundak temannya itu sembari tersenyum. "Kau terlalu berharga untuk menangisi sesuatu yang bahkan kau tak perlu tangisi. "  Menengok kearah sekitar dan membujuk Shiorin untuk meninggalkan tempat itu. "Sudah larut, bagaimana kita masuk saja. Lagipula aku belum makan gegara mendengarkan curhatanmu dari tadi."Ujar Yuji tanpa merasa berdosa kepada temannya itu yang masih dalam suasana sedihnya.

"Aughh (Menarik nafas dan tersenyum sejenak menahan kesal), Ahh benarkah? Kalo begitu kau mau aku buatkan mie rebus?" Tanyanya sembari menegakkan alisnya.

Sadar akan ekspresi Shiorin yang kesal. Kazu meneguk ludahnya dan tersenyum. "Ehhee, Ampp, Gua bisa pesen online kok?" sambil memalingkan wajahnya.

"Tidak, kau sudah sangat baik padaku. Ayo aku buatkan mie rebus super pedas sekarang." Ujar Shiorin meluruskan wajah Kazu menghadapnya kembali. Dia tarik lengan temannya tersebut untuk makan pergi ke apartemen miliknya.

30 menit setelahnya di apartemen Shiorin.

Kazu menunggu dengan sangat gusar di tempat duduknya menunggu temannya itu sedang memasakkan mie instan untuknya. Dia menghela nafas dan menyesali perbuatannya tersebut sehingga berakhir demikian. Dia berfikir seharusnya dia cari cara lain untuk menghibur temannya itu. Namun apa boleh dikata, Dia sedikit tersenyum karena bisa melihat Shiorin seperti sedia kala yang pemarah ketika bersama dengannya bukan Shiorin yang lemah dan tak berdaya seperti beberapa waktu lalu.

Beberapa menit kemudian Shiorin datang membawa nampan yang mana ada dua mangkuk mie instan dibawanya.

"Maaf membuatmu menunggu, Mie instan ala Shiorin sudah jadi silahkan dinikmati." Ujar Shiorin sambil meletakan mangkuk tersebut dan membawa beberapa minuman kaleng lainnya.

"Wahh, Ini.." Kazu terkejut melihat isi mangkuk mie miliknya

"Kenapa? Kau gak suka?" Tanya Shiorin sambil mengaduk mie miliknya.

"Tidak, ini terlihat normal untukku. Aku kira akan ada kuah merah membara diatasnya hehe." Dia ambil sumpit disampingnya dan mulai mencicipi mie dihadapannya.

"Dasar, Kau pikir aku apaan bocah?" Ujar Shiorin.

"Emang iya." Ledek Kazu sebelum mendaratkan mie kedalam mulutnya itu. hingga dia menahan tangan shiorin ketika akan menjitak kepalanya karena ledekannya.

"Apalagi sekarang?" tanyanya heran ketika sumpit dan sendok mereka beradu diudara. Shiorin terdiam sejenak ingin mengetahi reaksi kazu ketika mencicipi mie buatannya.

"Woahh, kok bisa enak yah. Rasanya juga normal." Ujar Kazu yang terlihat bahagia mencicipi masakan Shiorin.

"Sialan Lo. Emang separah itu kah masakan gue? ujar Shiorin kembali mengaduk mie dihadapannya dan memakannya sesekali.

"Aghh, Dengar yah. Karna orang-orang gak berani bilang. Biar gua perjelas, masakan lo itu amhhh... yah begitulah hehe.." Kazu tidak menyebutkan Rinciannya dan hanya tertawa.

"Cih, yah itu karna dulu gue belum belajar masak. Tapi kini lo bisa panggil gue Chef ORIN." Tersenyum dengan bangganya.

Malam itu mereka menghabiskan waktu cukup lama untuk bersaenda gurau. Seperti ketika masa kecil dulu mereka selalu tak pernah akur dalam berbagai pendapat. Hingga akhirnya mereka berdebat hanya karena game yang mereka mainkan dan berakhir dengan pertengkaran. Hingga akhirnya mereka bergadang hingga larut malam sampai Shiorin memenangkan game yang mereka mainkan tersebut. Namun karena Kazu sudah kelelahan hingga akhirnya dia membuat kesalahan dan Shiorin dapat memenangkan game yang terakhir. Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 02.00 dini hari Kazu pamit pulang karena esok ada jadwal pagi. Shiorin melambaikan tangaya sampai Kazu memasuki lift menuju apartemen miliknya. Hingga Kazu tak terlihat lagi, Shiorin menutup pintu dan berjalan menuju kamarnya. Dia terbaring dan tersenyum bersyukur memiliki teman terbaik seperti Kazu. Dia sempat heran kenapa sempat tak ingat memiliki teman sebaik Kazu di masa kecilnya. Dia menutup wajahnya dengan selimut dan menutup matanya perlahan.

***

Kazu membuka pintu apartemennya. Dia letakkan barang bawaanya di sofa. Selanjutnya dia berjalan menuju kulkas mengambil minuman kaleng dan terduduk di sofa panjangnya sembari memejamkan matanya. Dia mengingat kembali obrolan mereka beberapa saat lalu.

Di meja makan beberapa saat lalu. Shiorin memegang tangan Kazu sembari tersenyum. Meminta agar dia tidak melakukan apapun di kampus nanti. "Ouhghhh, Kau ini, tenang saja. Lagipula, aku tidak sebodoh itu dengan menghajar dia di kampus."

Keesokannya dikampus.

Shiorin memasuki ruang kelas dan baru saja duduk di kursinya tiba-tiba Anelin datang dan mengatakan sesuatu padanya. "Apa? Yuji dan Kazu?" Aughh, Dasar Kazu bodoh!"

Orang-orang dikelas lantas melihat kearahnya yang baru saja mengumpat dengan suara yang cukup keras itu. Shiorin lantas memelankan suaranya dan menarik nafas sejenak.  Dia mengambil handpone miliknya dan menelpon Kazu. Namun tidak ada balasan, awalnya dia hendak keluar kelas untuk mencari Kazu. Namun Dosen sudah memasuki ruangan kala itu. Dia urungkan niatnya sejenak untuk mengikuti pelajaran dahulu. Jo yang sempat mendengar Shiorin yang tadi bersuara agak keras sekilas menatapnya sejenak sebelum pada akhirnya dia kembali fokus dengan mata kuliah yang sedang dipelajarinya.

Usai kuliah selesai Shiorin ditemani anelin bergegas keluar mencari Kazu. Namun tidak menemukan batang hidungnya di sekitar kampus. Shiorin terus menelponnya namun tak ada juga jawaban. "Haah, Apa sih sebenernya yang dia pikirkan." Shiorin akhirnya menyerah dan menyimpan kembali handpon miliknya. Mereka berdua hendak pergi ke kantin namun terlihat Yuji dan Sakura sedang berada disana dari kejauhan. Tangan Shiorin bergetar dan bibirnya mulai mengerut seperti ingin berbicara sesuatu. Namun dia menarik nafas sejenak dan memutar balik badannya. "Yah, kayaknya makan ramen depan kampus lebih enak deh." Shiorin lantas merangkul pundak anelin menjauh dari kampus. Sadar akan keadaan yang dialami temannya tersebut dia tidak berkata apapun. Meski sebenarnya dia menyadari apa yang terjadi setelah melihat temannya itu menghindari Yuji di kantin. Rupannya Sakura melihat Shiorin dari kejauhan namun dia tidak bicara apapun pada Yuji yang fokus akan buku di depannya itu.

Ketika mereka berdua makan ramen di restoran depan kampus. Akhirnya Shiorin menceritakan semua yang dialaminya dan mulai ingin menangis kembali. Namun dia tahan dan tersenyum ketika mengingat Yuji dan Sakura makan berdua di kantin. "Yah, bila kau ingin menangis kau bisa menangis. Kenapa kau tampak menyeramkan sekali dengan menyeringai seperti itu." Ujar Anelin yang merasakan kesan Crepy melihat senyuman temannya itu. "Big NO! Sorry, Gue gak akan nangis lagi." melanjutkan menyantap mie yang ada di hadapannya. "Ahh, terserahlah, bila Lo suka begini juga gak apa. Tapi singkirkan senyum jelekmu itu, Gua Takut Anjir!" ujar Anelin menutup wajah temannya itu dengan Tisu. Mereka berdua lantas tertawa lepas sambil menikmati makan ramen saat itu.

Ditempat lain Rupannya Kazu sedang berada di ruangan gelap menatap handpon miliknya yang terdapat notif panggilan dari Shiorin beberapa waktu lalu.


BEFORE                                                                                                                  NEXT BAB 14

 

Feb 19, 2024

CERPEN : Destiny

 

 DESTINY

Saty pernah jatuh hati kepada teman sekelasnya. Dia adalah Iriasya Bhayangkara Suteja. Tak pernah terpikirkan akan menyukai teman sekelasnya Saty awalnya tak menyadari bahwa dia menyukai Irias. Saty tak pernah pacaran selama hidupnya. Bukan karena tak ada yang mendekatinya atau dia tak mau pacaran. Namun dia takut akan dimarahi ayahnya apabila dia pacaran nanti. Ditambah lagi, Saty mengalami trauma akan lelaki. Dia takut apabila pacarnya nanti akan sama seperti ayahnya yang memiliki wanita lain selain ibunya. Oleh karena itulah Saty tak berani pacaran lantaran takut akan tersakiti.

Meski demikian dia mulai menyukai seorang lelaki. Bahkan dikala tubuhnya takut berdekatan dengan lelaki yang dia sukai. Saty merasa senang dan bahagia bisa melihat Irias dikelasnya. Dia baru tersadar menyukai Irias dikala membaca buku psikologi cinta dan akhirnya dia mulai menyimpulkan mungkin yang dia rasakan adalah cinta. Namun Saty tak pernah mengatakan bahwa dia menyukai Irias. Meski mereka sering satu kelompok dalam mengerjakan tugas. Saty tak berani menatap mata Irias. Bahkan sampai saat kelulusan mereka datang, Saty hanya memendam perasaan itu didalam hati. Hingga cinta pertamanya itu pergi dan bersama orang lain.

Setahun setelah kelulusan mereka teman sekelas lainnya berencana mengadakan reuni kelas. Mungkin lebih tepatnya makan bersama sebelum puasa tiba. Saty yang sedang ada waktu luang turut ikut dalam acara tersebut. Kebetulan teman dekatnya di kelas Shana dan Momo juga ikut acara tersebut. Disana Saty bertemu kembali dengan Irias. Awalnya Saty enggan ikut acara tersebut dikarenakan pasti Irias juga akan datang. Namun setelah dia pikir kembali, dia rasa tak baik menyimpan rasa sakit masa lalu. Toh mereka juga tidak pernah pacaran sebelumnya dan tak pernah dekat juga. Akhirnya Saty memutuskan untuk ikut kegiatan tersebut.

Dikala hati Saty sudah mencoba untuk melapangkan pikiran dan hatinya. Melihat Irias yang tersenyum membuat dadanya kembali bergetar. Sesaat dia mulai salting ketika sesi foto diadakan. Dikala Saty sedang membantu temannya mencuci piring bekas tadi makan-makan. Dia dengar bila Irias sudah tidak bersama kekasihnya yang lalu. Hatinya sedikit bergejolak dan dia tersenyum tipis. Ntah dia bahagia karena Irias menjomblo kembali atau dia senang akan hal lain.

Namun meski begitu, Saty tidak pernah menyatakan perasaannya itu. Meski dia juga tau bahwa sebenarnya Irias juga pasti sadar bahwa Saty menyukainya. Namun, Irias juga tak pernah memberikan lampu hijau atau isyarat apapun. Mereka berdua memang mungkin hanya ditakdirkan bertemu.

Seiring dengan berjalannya waktu Saty mulai menerima kenyataan. Dia memang masih menyukai Irias, namun sama seperti Irias yang hanya menganggapnya teman. Saty mencoba menjalani hidupnya kembali dan berharap kepada Tuhan. Bila memang Irias ditakdirkan untuknya pasti akan ada jalan hati mereka terpaut satu dan lainya dan mereka akan bertemu kembali. Apabila mereka hanya di takdirkan untuk bertemu saja, mungkin suatu saat nanti Saty akan menemukan lelaki yang lebih baik dari Irias dan bisa hidup bersamanya.

 

Feb 16, 2024

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

 

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA PESAWAT ATWOOD

 

Pesawat Atwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikasi atau sebagai alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum-hukum Newton ataupun gejala-gejala lainnya. Gaya gravitasi mempengaruhi waktu dan kecepatan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) serta momen inersia yang dihasilkan. Setiap benda mempunyai perbedaan dalam menempuh jalur dari pesawat Atwood ini yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Massa bandul dan massa beban tambahan mempengaruhi waktu dan kecepatan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) serta momen inersia yang dihasilkan. 

 Lihat Contoh Laporan Fisika PESAWAT ATWOOD

Sumber : mistarbiologi.blogspot.com 

Noted: Setiap sumber link dicari dari semua sumber internet. Jika link tidak bisa dilihat berarti ada kesalahan di sumber link. Kami hanya membantu mencarikan link saja. Thanks 

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI HEWAN

 

 MORFOLOGI HEWAN MAMALIA DAN AVES 

                                                                            AVES

Gambar burung gelatik (sumber mistarbiologi.blogspot.com)

MAMALIA


Gambar Mencit (sumber mistarbiologi.blogspot.com)


 
 
Noted: Setiap sumber link dicari dari semua sumber internet. Jika link tidak bisa dilihat berarti ada kesalahan di sumber link. Kami hanya membantu mencarikan link saja. Thanks





LIBERO : BAB 2. SERVEKU

 

BAB 2. SERVEKU

 

"Lihat saja, aku tidak akan kalah !"

Begitulah apa yang ada dibenak Dea kala itu. Meski dengan semangat yang menggebu-gebu. Namun kenyataan tak seperti keinginan yang dia harapkan.

Dea: "Apaaaa....." "Kenapa?..... Kenapa serveku sangat buruk ?" Ungkap Dea dikarenakan Servenya sedikit lemah.

TOMAZ : "Siapp....Coba satu kali lagi ya. Kali ini kau harus bisa melewati net tersebut."

Dea: "Ba-baik."

Duhai diriku tenanglah. Kenapa dengan aku ini. Kenapa serveku lemah sekali. Apa aku tadi kurang pemanasan ya?"

Aduhhh, bagaimana ini. Bagaimana bila aku masih belum bisa memasukan bola melewati net. Dengan dua serve buruk di awal tadi. Maka, ini adalah serve terakhirku.

Tidak....

Tidak... !!!! Pokoknya, kali ini harus masuk. Aku tidak mau diremehkan oleh dia. Yang jelas-jelas seangkatan denganku! sebari melirik lary yang sedang mengamati di pinggir lapangan.

TOMAZ: "Dea,... Kau siapp?"

DEA: "Yah, aku siap kak Tomaz."

Priwittt,..

DEA: "Baiklah, ini adalah pukulan serve terakhirku".

Tuhan..... Bantu aku, berikan kekuatan pada serve terakhirku ini. Dea pun mulai berkonsentrasi dan mengerahkan tenaganya pada satu titik.

"Hiyaaaaaaah"

"Kumohon,.... Masuklah..."

🏐🏐🏐🏐

Bughh.....suara dentuman keras menuju sisi luar net. Bola tersebut melewati net hingga luar lapangan.

DEA: "Iyeeeehhh,... Bolanya melewati net."

Dea pun kegirangan karena bolanya melewati net. Namun kegembiraannya hanya sampai disitu.

LARY: "Kapten." Melihat kerah bola.

DEA: "Kak Tomaz, lihat. Akhirnya aku berhasil. Aku memasukkan bola melewati net." Ungkap Dea yang kegirangan karena bolanya melalui net.

LARY: "Ahh iya kau berhasil, tapi..."

DEA: "Tapi apa Lary ?" tanya Dea.

LARY : "Lihat ... " sembari menunjuk ke arah bola. "Sayangnya, bolanya keluar lapangan. Itu artinya Out bukan." Pungkas Lary.

Seketika kegirangan Dea itu pun musnah seketika.

DEA: "Apaaa? .... Aku lupa... Kalo bolanya melewati garis itu Out. Siallll....." Terduduk dilantai seketika dan menghela nafas dikarenakan shock.

LARY: "Jadi,... Kau Sekarang mengerti kan. Hidup itu tidak semudah apa yang kau pikirkan." dengan senyum tipis sembari menggelengkan kepalanya Lary pun memungut bola di luar lapangan.

Sang kapten menghampiri Dea dan berkata bahwa berdasarkan hasil tes yang telah Dea lakukan. Tim bola volley mereka tidak bisa menerima Dea kedalam member. Ditambah lagi dengan tim volley akademi star yang sejak awal tidak ada anggota wanitanya. Meskipun ada, biasanya anggota wanita selalu menjadi manager tim.

Mendengar ulasan dari kapten tim bola volley tersebut, Dea hanya bisa pasrah menerima keputusan itu. Mau tidak mau dia harus mengurungkan niatnya untuk menjadi member tim. Namun sang kapten menawarkan pilihan yang lain kepada Dea. Dia diminta untuk menjadi manager tim di angkatannya.

TOMAZ: "Jadi, bagaimana... Apakah kau bersedia menjadi manager tim kami untuk angkatan anak kelas satu? Emm,...siapa tadi namamu yah... Ahh..Dea kan? Bagaimana.. kau bersedia?" Tanya Tomaz kapten voly Star Akademi.

Mendengar ajakan sang kapten Dea pun diam-diam berpikir keras saat itu juga.

Emm... Bagaimana ini?... Aku terima tidak yah. Aku kan maunya jadi member pemain, bukan member manager! Mana bisa aku bersinar nantinya.

Ditambah lagi, aku harus mengurusi keperluan tim juga... Berarti aku harus berurusan dengan si kampret lary. Ogah banget harus ngurusin dia!.

Tapi,... Sang kaptennya baik banget. Aku gak tega bilang enggak. Apalagi, disini banyak juga cowok kerennya... Paling enggak bisa cuci mata gitu deh...

Hemm...bingung juga jadinya..

Ditengah lamunanya itu, sang kapten bertanya sekali lagi pada Dea. Sontak Dea terkaget dan refleks menjawab iya pada pertanyaan kapten saat itu.

TOMAZ: "Jadi bagaimana, Kau mau?"

DEA: "I..iya.. Ehh"

TOMAZ: "Bagus kalo begitu. Jadi mulai saat ini, kamu adalah member di tim bola volley kami. Mohon bantuannya ya Dea." Mengulurkan tangannya untuk berjabar tangan menyambut bergabungnya Dea di Team Voly Stars.

DEA: "Ba..baik kapten." jawab Dea dengan gelagat salting saat berjabat tangan dengan sang kapten.

🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐

Hari sudah semangkin larut. Sebagai manager baru di tim Dea pun mendapat pengarahan dari sang kapten perihal tugas seorang manager tim volley.

Hingga waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 para member pun menyudahi latihan mereka dan bersiap-siap untuk pulang.

🌸🌸🌸

Diasrama Putri,

Dea membuka kunci kamarnya dan langsung terbaring di kasur.

Ahh...lelahnya... Untuk saat ini... Aku butuh tidur dulu sepertinya, tanpa dia sadari dia tertidur lelap dengan stelan olahraga.

Saat Dea terlelap tidur kala itu, dia bermimpi akan kenangan masa lalunya. Dia berlari mengelilingi lapangan dalam sebuah kompetensi atlet lari. Lalu..seketika dia juga melihat kendaraan yang melintas tepat menuju ke arahnya. Dia pun berteriak dalam mimpi sampai terbangun di dunia nyata.

Tidakkk.....,

Dia terbangun seketika. Nafas yang terengah-engah seakan sudah berlari seharian. Begitu pula dengan keringat yang bercucuran membasahi kening hingga badannya.

"Huh...uhh... aku bermimpi kah?"

Dea terduduk di ranjang dengan melihat ke setiap sudut kamar. Barulah dia tersadar bahwa teman sekamarnya masih belum ada di sana. Dia pun melihat kearah jam Walker miliknya yang menunjukan pukul 01.16 malam.

"Hemm... Aneh sekali. Bukankah di asrama ini para siswa tidak diperbolehkan pulang terlalu larut. Dan juga, bila dia izin pulang kerumahnya, hari ini kan bukan week end?" Begitulah pikir Dea dalam benaknya

Sembari melepaskan aksesoris baju olahraga yang belum sempat dia ganti saat tiba di kamar. Setelah berganti baju dengan menggunakan piyama tidur. Dea pun bermaksud mengecek jadwal esok dan memeriksa apakah ada tugas kelas untuk besok. Yah, dikarenakan dia juga sudah keburu melek dan tidak berniat tidur lagi.

Dea terduduk di meja belajarnya sebari mempelajari tugas apa saja yang harus dia lakukan dalam klub voli sekaligus mengerjakan resume tugas kelas besok. Lalu, disaat sedang hening -heningnya Dea mendengar bunyi langkah kaki menuju kamarnya. Awalnya dia kira bahwa itu adalah teman sekamarnya. Namun dia tunggu setelah beberapa menit pintu kamar tak kunjung ada yang mengetuk.

"Aneh, kenapa dia tidak mengetuk pintu atau membuka kunci kamar?" (Disitulah, Dea mulai merasa cemas).

Glek, Dea menelan ludahnya dan memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya tepat pukul 02.20 dini hari. Namun sebelum dia membuka pintu yang terkunci itu. Dea mengingat percakapan anak-anak di kelas mengenai asrama wanita di sekolah.

Hey...kau sudah dengar?

Dengar apa emang?

Kudengar di asrama wanita itu ada hantunya loh.

Ehh.. yang bener...serem banget

Iyah, aku dengar dari seniorku yang tahun lalu tinggal diasrama. Katanya pada malam hari selalu saja ada suara langkah kaki di lorong kamar.

Ihh...seram dong, ....

Iyah,... Katanya lagi hantunya itu seumuran dengan kita. Jadi pas zaman dahulu kala. Ada siswi asrama yang mati gitu...dan arwahnya gentayangan di asrama sampai sekarang.. dan dia selalu mengganggu siswi yang lagi di kamar sendirian...

Uwahh... Aku jadi takut ihh.. tapi untungnya kita sekamar yah. Pokoknya kalo ada apa-apa aku gak mau sendiri akh..

Iyah...aku juga takut..kalo sen..di..rian...

Setelah mengingat cerita yang tadi siang di sekolah. Tangan Dea pun menjadi gemetaran. Dia mulai ragu untuk membuka pintu tersebut.

Disaat dia melepaskan tangannya dari gagang pintu. Dia pun mendengar suara dengkuran halus di balik pintu kamar...

Hugh.....syuhh....

Dea pun kembali mendekati pintu dan menempelkan telinganya pada pintu kamar.


krek... Cekrek... Gagang pintu terlihat bergerak seakan ada seseorang yang hendak membuka pintu itu.

Sontak Dea mundur dari depan pintu. Hingga terdengar suara seseorang terjatuh di balik pintu.

"Su...suara apaan itu?. Bener-bener dah. Padahal di cerita ini gak ada genre horornya. Kenapa ada banyak hal mistis kaya gini sih." (Mendekati Pintu dan mencoba membuka pintu karena penasaran dengan suara jatuh tersebut).

Saat Dea membuka pintu dia dikagetkan dengan wajah seseorang yang amat dekat sekali menghadap ke wajahnya. Hingga akhirnya Dea menjerit saat itu juga yang membuat seisi lorong mendengar suaranya.

"Huwaaaa... Hantuuu...." Teriak Dea. Brug, ... Hingga tubuh orang tersebut menindihnya.

"Lah, ternyata bukan hantu yah. Kamu toh ternyata," sembari menarik tubuh teman sekamarnya ke dalam sebelum penghuni kamar yang lain terbangun dan melihat mereka diluar kamar.

"Uwaaa, ngantuknya. Padahal aku baru saja terbangun," sembari melihat jam yang menunjukkan pukul 02.45.

Setelah membaringkan teman sekamarnya di ranjang miliknya. Dea menuliskan beberapa sedikit catatan untuk jadwal besok. Tentu saja jadwal pelajaran dan jadwal latihan voly sore nanti juga.

Usai menulis beberapa catatan, Dea kembali rebahan di ranjangnya sembari melihat ke langit-langit atap kamar. Hingga matanya mulai lelah dia pun tertidur kembali.

Uwaaa karena besok jadwal padat, aku harus banyak istirahat dan bangun pagi. Selamat malam...


🌛🌛🌛🌜🌜🌜

 

BEFORE                                                                                                                      NEXT BAB 3

 

LIBERO : BAB 1. KESAN

 

 BAB 1. KESAN

Manusia hanya bisa berusaha, tapi tetap saja Tuhan yang menunjukan jalannya. Sebelumnya aku tak pernah menyangka akan mengenalnya dan mencintainya sebesar dan sedalam ini.

Setelah berulang kali aku alami banyak hal. Akhirnya, kini aku merasakan masa ini juga. Orang bilang, masa SMA adalah masa terindah dalam hidup seseorang.

Yah, kini aku sudah menjadi siswi SMA. Aku bekerja keras agar bisa memasuki sekolah ini.

Sekolah yang konon katanya terkenal bukan hanya di Indonesia tapi juga Se-asia. Dari semua kerja kerasku sendiri. Aku berhasil memasuki SMA Favorit ini.

Yah sebenarnya, pada awalnya aku hanya mencari peruntungan saja mendaftar ke sekolah bergengsi ini. Meski pada awalnya aku sempat pesimis. Namun ternyata Tuhan berkata lain. Aku berhasil lolos ujian masuk umum dengan nomer urut terakhir di SMA STARS.

Karena lokasi SMA STARS sangat jauh dari rumahku. Maka aku harus tinggal di asrama yang sudah di sediakan sekolah. Tentu saja aku mengetahuinya, bahwa SMA ini memiliki fasilitas asrama bagi siswa dan siswi yang rumahnya jauh. Akhirnya aku pun datang ke sini diantar kedua orang tuaku untuk persiapan sekolah yang akan diadakan lusa. Diasrama ini tidak hanya aku yang tinggal. Tapi ada beberapa siswa dan siswi yang lain pula yang datang dari jauh hanya untuk bersekolah disini.

"Wah.. akhirnya, aku sudah jadi siswi SMA. Aku tak sabar menunggu lusa 😍 ."

Begitulah perasaanku saat pertama kali menginjakkan kaki di asrama.

Setelah aku mendapatkan ruanganku, kedua orangtuaku dan adikku segera pulang. Yah, karena lokasi rumahku sangat jauh dari SMA STARS ini.

"Dea, pokoknya kalo ada apa-apa telfon yah jangan lupa. Kami pulang dulu yah nak, jaga kesehatan disini." Setelah berpamitan keluargaku pun pulang kekediaman kami di Depok.

Kini aku merasakan ada semacam gejolak semangat dan penasaran dalam hatiku ini.

"Seperti apa yah lusa nanti? Aku sangat tidak sabar dan menantikannya."

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.

Aku sudah bersiap dari pagi buta sekali, mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke sekolah pertamanku di SMA STARS .

Namun harapan itu pun musnah mengingat siswa/i yang lainnya bersikap dingin dan acuh tak acuh.

"Hugh... Apa di sekolah elite emang seperti ini yah. Baru hari pertama saja sudah pasang muka serius."

"Aghhh... Tuhannn.... Bagaimana ini? Padahal ini adalah Masa SMA yang aku nantikan."

Dea terduduk di bangku paling belakang. Dikarenakan siswa/i di SMA STAR duduk sesuai dengan urutan tempat duduk yang sudah disediakan.

Tak lama pelajaran pun dimulai. Dea duduk di meja paling belakang di bangku paling sisi pojok. Dia menatap jendela yang terdapat pemandangan yang indah. Namun karena kesan pertama masuk sekolah yang kaku tersebut. Dia pun tak sempat menikmati pemandangan yang indah saat itu. Lalu Dia membalikan mukanya ke arah depan lagi dimana pak guru sedang mengajar.

Begitulah kesan pertama yang Dea rasakan saat memulai sekolah. Hal demikian berlanjut hingga seminggu terakhir ini. Dea yang merasa tak nyaman pun hanya pulang ke asrama tanpa melakukan Hal apapun.

Pukul 14.30 asrama

Dea membuka pintu kamarnya, dilihat kasur disampingnya yang masih tertata rapi. Rupanya teman sekamarnya masih belum pulang dari kegiatan di kelas. Dia pun tertidur dengan lelapnya.

Tiga jam telah berlalu saat Dea terlelap tidur. Disaat dia membuka matanya perlahan. Terlihat sosok wanita dengan wajah menghadap muka Dea yang sedang rebahan di kasur. Dea pun kaget bukan main sehingga dahi dan dagu mereka berbenturan pada akhirnya.

"Adaww... Sakit... Woy. Maen sundal sundul aja lu. Lu pikir gue bola!" ucap orang itu pada Dea.

"Aww.. jidatku sakit. Ah maaf-maaf, habisnya aku terkaget. Lagipula kenapa kau memandangi wajahku yang sedang tertidur? Buat merinding aja ikh." ucap Dea dengan sedikit menjauh dari wanita teman sekamarnya itu.

"Oyy... Kenapa lu? Emang gue najis apa elu sampe ngejauh kaya gitu? Ini anak bener-bener bikin kesel ya. Eh.. dengerin, gue liatin muka lu saat tidur karena gue penasaran aja kenapa cara tidur lu aneh begitu. Lagipula, hahahaha..lu tidur Ampe ngiler gitu. Mau buat pulau lu? Ha-ha-ha." wanita itu pun tertawa terbahak-bahak.

Sialan... Tadi udah ngagetin ! Sekarang malah ngejek gue sambil ketawa lagi. Benar-benar temen sekamar yang menyebalkan. Begitulah gumam Dea dalam hatinya.

"Ahh.. tidak kok. Aku gak ngiler, dasar kau ini bohong aja akh. Pokoknya awas ya kalo ngelakuin itu lagi. Aku bisa marah loh." ucap Dea sambil berdiri.

"Yahh... Terserah elu dah." pungkas wanita tersebut sambil berbaring di kasur miliknya. Hingga akhirnya dia tertidur dengan pulasnya.

Crook...crook...crokkk... Hiuwww......fyuhhh..huwhhhh...

"Pufff" Dea menahan tawa melihat cara wanita tersebut tertidur dengan pulasnya.

"Ahh.. tidak boleh... Aku tidak boleh menertawakan orang yang sedang tertidur!" lantas Dea menggelengkan kepalanya untuk bersikap sopan kembali.

"Hmm, Waktu masih sore. Aku sedang tidak ada kerjaan. Apa aku melihat-lihat suasana sekitar asrama ya." Melihat pemandangan luar yang cerah membuat Dea tertarik pergi keluar sore itu.

Dea kemudian memutuskan untuk keluar kamar mengisi waktu senggangnya memilih untuk melihat-lihat keadaan asrama dan daerah sekitar sekolah di sore hari.

Dia berjalan menyusuri jalanan gymnasium dekat asrama wanita. Tak jauh dari gymnasium tersebut terdapat asrama pria yang dipenuhi dengan gantungan baju yang berserakan.

"Nice ball"

"Nice blok"

"One toched, zaen."

Di dalam gymnasium terdengar suara beberapa orang yang sedang beraktivitas. Dea yang sedang senggang melihat-lihat ke dalam sembari melirik ke kanan dan ke kiri.

"Hmm, Gpp kali yah kalo aku masuk ke sini?. Yah... lagipula, aku juga siswi di sekolahan ini. Jadi tentu saja tidak apa-apa kan hhe." (Tanpa pikir panjang lagi, dea memasuki gymnasium tersebut).

"Chance ball"

"All right,... All right..."

Buzhhhh.....

"Nice kill, Tomaz."

"Ahh... oke Cell."

Dea ternganga dalam kagum melihat aksi para cowok tampan pemain bola voli di lapangan yang sedang bertanding.

"Kyaahhh.... Marcell, Tomaz, zaen, rain, semangattt." Teriak para cewek-cewek di tribun.

Zaen :"Ahaaah, mungkinkah karna pesonaku yang tak tertahankan ini membuat para cewek-cewek berteriak histeris."

~Zaen : kelas 2 posisi wing spiker, tinggi 178 cm. Rambut pirang keturunan indo Jerman. Meski memiliki wajah cukup tampan tapi ia juga seorang cowok yang kepedean akan penampilannya.

Oliver : "Sihhh... Cewek-cewek yang berisik sekali. Tidak tau apa kita sedang berlatih butuh konsentrasi."

~Oliver: kelas 1, posisi setter. Tinggi 184 cm. Salah satu pemain genius dalam olahraga voli. Memiliki tubuh atletis, tidak suka makan makanan berminyak.

Tomaz : "Oliver, kau tidak boleh begitu. Karna berkat dukungan mereka kita bisa selalu bersemangat bukan?"

~Tomaz: siswa kelas 3 tinggi 182 cm, posisi wing spiker. Ia merupakan kapten tim bola voli sma star.

Rain: "Ahaha dengar itu Oliver, kapten jadi ikut bersuara kan."

~Rain: kelas 2 posisi blokker tingginya mencapai 192 cm. Ia merupakan pemain tertinggi di tim bola voli star.

Marcel: "Siap-siap bola menuju ke arahmu rain."

~Marcel : kelas 2, tinggi 185. lelaki yang berambut cepak yang menjadi pujaan gadis sejak pertama masuk tim bola voli.

Oliver : "One toched, Lary bolanya mengarah padamu."

Lary: "Baik, Serahkan padaku."

Tomaz: "Nice Lary."

Lary : "Siip..."

~Lary : siswa baru kelas satu tinggi 175 cm. Dia merupakan salah satu pemain tim bola voli yang paling imut di SMA star. Posisi sebagai Libero yang bertugas sebagai pemain bertahan.

Priwittt... Suara Pluit berbunyi tanda pertandingan persahabatan telah usai.

"Wahh, Tim yang memakai baju hitam dengan logo star itu. Pasti mereka tim bola voli SMA star.

Aku sih tau bila sekolah ini terkenal akan prestasi olahraganya. Tapi ini.... ini benar-benar keren sekali. Aku kira hanya olahraga lari saja yang keren. Namun olahraga voli juga sangat keren. Ditambah, mereka semua tampan dan keren."

Dea yang terduduk di tribun pun merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat mereka bermain. Seakan jiwa olahragawannya pun kembali.

"Sudah aku putuskan, aku akan coba untuk mengikuti ekskul bola voli. Meski aku tidak bisa berlari secepat dulu lagi. Aku pasti bisa bermain bola voli seperti mereka." dan secara tiba-tiba dia mulai bersemangat kembali menyaksikan olahraga voly tersebut.

✨✨✨🏐🏐🏐🏐

Setelah membulatkan tekad yang kuat Dea pun mencari ruang klub voli keesokan harinya.

"Hemm... Buset dah. Ruang klub aja sampe segini besarnya. Sekolah elit emang beda yah. Apalagi bila dibandingkan sama SMP saat di kampung halamanku hihihi." ujar Dea ketika melihat bagian dalam klub voli tersebut dari luar ruangan.

🏐"RUANG KLUB BOLA VOLI"🏐

Terlihat seseorang sedang membersihkan loker di dalam ruangan. Dea pun langsung menyapa orang tersebut sebari menanyakan teknis perekrutan tim bola voli.

"Permisi, Aku Dea. Aku mau menanyakan..."

"Maaf perekrutan sudah di tutup seminggu yang lalu." Ucap lelaki tersebut sembari membenahi loker tersebut sebelum dea selesai dengan pertanyaanya.

"Apaaa.... Aku tidak pernah dengar tuh yang seperti itu?" ujar Dea tidak tau apa-apa akan hal itu.

"Hahh... (menghela nafas) Kau.... Kau pasti murid kelas satu kan?" ujar lelaki tersebut.

"Hahahaha... Terlihat yah, iya begitulah jadi aku tidak tau apa-apa." balas Dea dengan santainya.

"Apaaa... Emangnya pada masa orientasi kau tidak mendengarkan?. Khusus untuk tim bola voli itu perekrutannya pada saat masa orientasi. Dan juga klub bola voli STAR itu hanya terdiri dari para lelaki. Walaupun ada perempuan, mungkin sebagai manager tim saja." ungkap Lelaki tersebut mencoba menjelaskan.

"Apaaa... Curang... Kenapa wanita tidak ada? Lagipula menjadi manager itu tidak menyenangkan. Aku ini kan lumayan atletis." Ucap Dea dengan penuh kepercayaan diri.

"Hohoho... Rupanya kau penuh percaya diri juga yah. Kalo begitu, mau coba bermain voli sekarang juga?" Ungkap lelaki tersebut menantang Dea.

"Haha.. aku terima tantanganmu." Jawab Dea dengan penuh percaya diri.

"Tapi tunggu dulu, biar aku hubungi para senior terlebih dahulu. Apakah kau diizinkan ataukah tidak. Lagipula, aku juga masih baru disini."

*Lelaki yang berada di hadapan Dea adalah Lary. Siswa kelas satu yang kebetulan berada di kelas sebelah dari kelas Dea.

'Gehh... Padahal dia masih kelas satu sama sepertiku. Tapi laganya udah kaya senior saja. Hugh...aku salah mengaguminya kemarin. Padahal saat dia bermain voli, ia terlihat keren sekali. Tapi disaat di luar lapangan, sikapnya benar-benar menyebalkan sekali. awas saja yah, lihat saja kau. Akan aku buat dia menyesal nanti. Kau pasti terpukau dengan keatletisan gerakanku haha.' gumam Dea dalam benaknya penuh semangat.

📲📲📲

"Hallo, ini aku Lary. Maaf mengganggu, saat ini di ruang klub ada seseorang yang mau mengikuti tes masuk klub voli. Apakah anda ada waktu untuk melihatnya kapten?"

"Ya, baik kapten.. kalo begitu nanti saya sampaikan." ucapnya mengakhiri telponnya tersebut.

"Oh ya siapa namu tadi?" tanya lary pada Dea.

"Dealovin, panggil saja aku Dea. Kau?" tanyanya balik.

"Aku Lary." jawabnya singkat.

"Hmm" Dea terdiam mendengarkan.

"Maaf, tapi kapten tak bisa untuk hari ini. Jadi tesnya akan diadakan Minggu depan di gymnasium pukul 15.00. kau bisa datang kan?"

"Hah... Apa? Huh... Mau bagaimana lagi. Baiklah Minggu depan yah. Kalo begitu, aku permisi dulu." Ucap Dea sedikit kecewa keluar dari ruang klub.

"Ahh... Iyah... selamat berjuang oke." ucap Lary pada Dea sembari kembali membenahi ruang klub.

"Idih, apa-apaan selamat berjuang ya. Kau pikir aku bakal kesulitan apa?. (merasa sedikit kesal)

Lihat saja ya, akan aku bungkam wajah menyebalkanmu nanti.

Ha-ha-ha (tersenyum dan sangat menantikan nanti), ungkap Dea dalam benaknya tersenyum dengan wajah yang cukup membuat orang merinding melihatnya.


🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐

 

 

BEFORE                                                                                                                          NEXT BAB 2

LIBERO

 

 

LIBERO


 

SINOPSIS :

Menceritakan Dea seorang siswi biasa yang bersekolah di akademi star tempat para atlet berbakat menimba ilmu. Dea bertemu dengan Lary ketika dia hendak memasuki klub voly disekolahnya. Sayangnya Dea tidak lolos ujian masuk tim dan hal lainnya. Akhirnya dia menjadi manager tim bola Voly meski terpaksa dan tidak berniat. Hingga akhirnya dia menyadari bahwa berjuang dan berkarya tidak harus selalu menjadi pemain dan pada bidang yang dia sukai. Dia mulai menyukai tugasnya dan semangatnya kembali naik ketika melihat perjuangan tim dalam setiap kejuaraan.

GENRE : SCHOOL, SHONEN, SHOUJO, SPORT

STATUS : ON GOING

DAFTAR ISI

PROLOG

BAB 1. KESAN

BAB 2. SERVEKU

BAB 3.

BAB 4.

BAB 5 .

LIBERO : PROLOG

 

PROLOG

 

Namaku Dealovin panggil saja aku Dea, aku sangat suka sekali dengan olahraga. Cita-citaku dari kecil adalah aku ingin bisa menjadi seorang atlet lari profesional.

Setiap ada waktu aku selalu meluangkan waktu untuk berlatih berlari setiap hari.

Saat aku kelas 6 SD aku sangat antusias sekali ingin mengikuti kejuaraan atletik tingkat SD. Saat itu, aku baru berumur 12 tahun lebih tepatnya aku masih kelas 6 SD. kala itu guru olahragaku mengadakan seleksi tes lari jarak pendek untuk setiap siswa baik itu laki-laki ataupun perempuan.

Aku sangat antusias sekali kala itu. Catatan waktuku juga menunjukan waktu terbaik. Aku sangat berharap bisa mewakili sekolah kala itu. Namun ternyata bukan akulah yang terpilih menjadi wakil dari sekolahku saat itu. melainkan kelas sebelah yang mewakili kejuaraan lari dari sekolah kami.

Mendengar perwakilan dari sekolah kami kalah sebelum berlari sampai finish membuat hatiku hancur. Selintas aku mengoceh dalam benakku, "andai saja, aku yang mewakili kejuaraan lari saat itu. Andai saja bukan dia".

Meski demikian aku sadar, sesuatu yang seperti itu tak akan mungkin terjadi. Ini adalah kenyataan, meski dia tidak menang. Tapi dia sudah berusaha meski kalah sebelum berlari.

Aku hanya bisa menahan rasa sakit di dada ini. Aku tak sanggup memberikan semangat kepadanya yang kalah dalam bertanding. Aku memang egois, sepertinya aku memang tak pantas menjadi perwakilan kelas. Aku pun mencoba menerima semua keraguan dan kesedihan yang aku alami.

....

Tak lama dari kejuaraan lari diadakan. Kami kelas enam disibukan dengan persiapan ujian nasional untuk kelas enam. Hingga hari ujian tiba kami mengikutinya dengan hikmat. Sampai tiba saatnya acara pelepasan siswa kelas enam.

Kini aku sudah menjadi murid kelas 1 SMP. Aku masih terus berlari setiap minggunya. Aku masih belum menyerah untuk menjadi seorang atlit lari.

Suatu ketika saat aku dan teman-teman hendak pulang dari sekolah dan menunggu angkot. Kami bersenda gurau di pinggir jalan. Lalu... Kejadian itu pun menimpaku. Aku tak pernah menyangka akan tertabrak kendaraan bermotor kala itu. Aku terjatuh berguling dan tepat di lututku, seketika aku mengalami cedera. Dikarenakan aku tak mengalami luka yang parah aku tak di bawa ke rumah sakit. Aku diantar pulang oleh orang yang membawa motor tersebut. tentu saja dia meminta maaf atas kejadian yang menimpaku. teman-temanku pun menghawatirkan keadaanku. tapi karna aku merasa baik-baik saja aku hanya minta diantar pulang ke rumah saja sudah cukup untukku.

Beberapa minggu kemudian, ada tes lari di sekolahku. Ntah apa yang terjadi, lariku menjadi sangat lambat sekali. Ternyata karena cedera pada lututku tempo hari. setelah diperiksa pada dokter akhirnya aku mengetahui sebabnya. aku tak bisa lagi berlari seperti sedia kala, aku mengalami cedera lutut yang menyebabkan kakiku tak dapat berlari secepat dulu lagi. mendengar berita buruk dari dokter membuat diriku terguncang dan putus asa. mimpiku selama ini hancur seketika saat itu.

Oleh karena itu, aku putuskan untuk berhenti berkeinginan menjadi seorang atlit lari.

 

NEXT BAB 1

Feb 15, 2024

TAEYONG COVER - LAST CRISTMAS

 

 

DOWNLOAD MP3 TAEYONG COVER - LAST CRISTMAS


 DOWNLOAD HERE

DOWNLOAD MP3 NCT DREAM - Like We Just Met

 

DOWNLOAD MP3 

 

 

 NCT DREAM -----> LIKE WE JUST MET

CURSE: BAB 5. Marker

 

 BAB 5. MARKER

Tanpa terasa malam semakin larut. Namun hujan masih mengguyur kawasan hotel Welliam's. Aluna dan semua tim Ekspedisi Greenly berada di kamar mereka masing-masing. Dalam keadaan hujan deras aluna tak kunjung tidur karena takut akan suara petir yang menggelegar terdengar di kupingnya. Dia terjaga sepanjang malam hingga hampir pagi dia barulah bisa tertidur.

******

Keesokan paginya semua tim ekspedisi sarapan bersama. Tampaknya ada beberapa orang yang tak hadir disana. Aluna melirik sekeliling meja makan namun tak dia temukan Profesor Obalyn dan Profesor Johnson. "Apa mereka belum bangun?. Ahh tidak mungkin. Pasti karena alasan lain mereka tidak sarapan pagi. Lagipula, penutupannya sudah selesai kemarin sore bukan?" ungkap aluna dalam hatinya sembari menikmati sarapan pagi.

Ditengah lamunannya kala itu. Vincent dan Shin datang menghampirinya yang sedang terduduk sendirian di mejanya. "Sendirian aja, mana Paula teman sekamarmu?" tanya Shin terduduk di hadapan Aluna yang masih dalam lamunannya."Hey... Halloo. " Shin mengarahkan tangannya di depan wajah Aluna.

"Ahh, (Aluna tersadar dari lamunannya) Kak Shin. Kapan kau ada disini?" (Aluna tersenyum dan tampak bingung kenapa Shin tiba-tiba ada di hadapannya).

"Kau ini.. (Shin menggelengkan kepalanya) yasudahlah mungkin kau masih lelah." ujar Shin yang tak ingin pembicaraan mereka tambah panjang. Dia lantas meminum teh hangat yang sedang dipegangnya itu. Tak lama Vincent datang dengan membawa kopi hangat serta roti sebagai menu sarapan paginya.

"Yah, Kak Shin suka sereal sebagai sarapan pagi rupanya?" ujar Vincent menghampiri dan terduduk diantara mereka. "Ahh pagi.." sapa vincent pada Aluna mengangukan kepalanya.

"Amh, pagi juga." balas Aluna. Lantas dia sedikit mengerutkan keningnya dan matanya melotot terkaget sedikit heran karena beberapa waktu lalu mereka tidak pernah berinteraksi. Bahkan meski mereka berdua berada di angkatan yang sama sehingga Aluna sedikit terkejut dengan sikap Vincent pagi ini.

•••

Sekilas INFO...

Sejak awal pelatihan sebelum keberangkatan ekspedisi. Vincent hanya berinteraksi dengan Shin seorang di karenakan dia adalah seniornya di klub beladiri dan salah satu senior yang dia hormati sebelum masuk Wells University. Mereka dahulu pernah tinggal bertetangga ketika di London. Dikarenakan hanya berbeda satu tahun dengan Shin. Lantas mereka sudah seperti teman dekat. Namun Vincent tetap menghormati Shin dengan memanggilnya kakak/senior. Dia tidak memiliki kakak atau adik sehingga kehadiran Shin membuat Vincent terasa memiliki seorang kakak. Awalnya Vincent tidak pernah tertarik mengikuti ekspedisi yang diadakan di kampusnya. Meski keluarganya sudah mendorongnya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dia tak ingin mengikuti kegiatan tersebut karena dia kira kegiatan itu tidak terlalu menarik. Hingga pada akhirnya dia mengetahui bahwa Shin akan mengikuti kegiatan ekspedisi yang pernah keluarganya bahas beberapa waktu lalu.

Vincent merupakan salah satu mahasiswa dengan kepandaian diatas rata-rata di angkatannya. Terutama untuk jurusan Biologi yang nanti pada akhirnya akan menjadi seorang ilmuan kelak. Dia bahkan sudah pernah ikut serta melakukan beberapa riset untuk ukuran anak SMA hingga mendapatkan beberapa penghargaan. Namun meski dia memiliki bakat dan talenta yang luar biasa. Sayangnya dia tidak banyak memiliki motivasi untuk dirinya sendiri. Meski keluarganya berasal dari keluarga ilmuan yang ahli dalam ilmu fisika. Dia tidak terlalu tertarik dengan yang namanya ilmu Sains dan lainnya. Dia ahli dalam berbagai hal, namun tak satupun yang membuat dia tertarik. Bahkan saat mengikuti pelatihan untuk Ekspedisi Greenly saja, dia melakukannya hanya karena ada Shin senior yang dia hormati di dalamnya. Tidak banyak yang dapat membuat dia tertarik di sepanjang hidupnya. Dia tak pernah mendapat saingan yang mampu menandingi kegeniusannya. Hingga saat tes seleksi ekspedisi dimulai dan dia ketahui ada seorang mahasiswi yang mampu bersaing dengan dirinya. Mahasiswi itu adalah Aluna. Pada awalnya Vincent sempat sedikit bersikap jutek kepada Aluna. Namun seiring pertemuan mereka di lokasi ekspedisi sebagai satu tim. Sikap Vincent kini berubah sedikit lebih baik pada Aluna. Ditambah lagi semenjak dia mengetahui bahwa Aluna adalah salah satu dari keturunan keluarga Hoppes. Meski demikian, dia tidak secara langsung bisa mengakrabkan diri dengan Aluna. Dia masih lebih sering berbincang dengan Shin ketika mereka bertiga bersama.

•••

Usai sarapan pagi mereka bertiga kembali ke kamar untuk packing baju bersiap-siap ceout hotel. Mereka bertiga keluar hotel dan menaiki mini bus bersamaan dengan semua peserta ekspedisi dengan tujuan bandara. Ditengah perjalanan mereka melihat kerusakan yang diakibatkan hujan badai tadi malam. Pohon-pohon tumbang dan ada juga pohon yang tersambar petir. Namun dikarenakan sigapnya petugas pemerintah di daerah sekitar. Semua kerusakan dapat segera diatasi setelah hujan reda di pagi buta tadi meski bekas kerusakan masih terlihat di sepanjang jalan.

Aluna melihat-lihat rekan yang lainnya. Namun tampaknya tak dia temukan seseorang yang dia cari. Lantas dia menatap jendela mobil kembali dan sedikit menghela nafas. Sesampainya di bandara semua peserta menaiki pesawat yang akan segera berangkat tepat pukul 10.20 sesuai dengan tujuan mereka masing-masing. Aluna, Vincent dan Shin menempuh perjalanan selama 2 jam 30 menit untuk sampai di kota Phinleaf dekat dengan ibukota Well. Peserta yang lainnya menaiki pesawat yang berbeda menuju kota mereka tinggal. Di bandara mereka berpamitan sejenak sebelum boarding pass menuju pesawat. Pesawat sampai di bandara Welles pukul 12. 21 siang hari.

LOBI BANDARA

Dikala keluar dari lobi bandara. Taxi yang Shin pesan sebelumnya sudah menanti. Dia menaiki taxi terlebih dahulu dan berpamitan dengan Aluna serta Vincent. Shin sempat mengajak mereka berdua untuk pulang bersama. Namun tampaknya mereka memiliki tujuan yang berbeda hingga tak bisa memenuhi ajakan Shin. "Hati-hati di jalan senior," ujar Vincent melambaikan tangan diikuti Aluna yang juga melambaikan tangannya. "Kau sudah memesan taxi? Apa masih belum datang?" tanya Vincent spontan setelah Shin pergi dengan taxi yang dinaikinya. "Hmm, aku mau naik bus umum dari sini dan kau?" ujar Aluna sembari melihat jam tangannya. "Ahh kau juga kah?" ungkap Vincent yang sedikit terkejut.

•••

Mereka berdua pulang menggunakan bus dengan tujuan kompleks perumahan Phinleaf dekat kampus Well University. Aluna turun terlebih dahulu diikuti Vincent di menit ke dua. Vincent turun dari bus berjalan beberapa langkah dari halte pemberhentian. Dia lihat jam tangannya dan mampir ke minimarket sejenak. Keluar dari sana dia berjalan kembali menuju tempat tujuannya. "Hey bro, Lo udah balik aja. Kenapa gak minta jemput gua aja sih!" ujar Edgard yang baru membeli beberapa minuman berada dibelakangnnya.

"Ahh, buat apa. Emang gue anak kecil." balas Vincent membuka pintu gerbang.

...

"Wahh, asik lu beli cemilan banyak juga ternyata (melirik kearah kantung kresek yang dibawa Vincent). Btw gua mau bikin mie Lo mau?" ujar Edgard sembari mengambil cup mie di lemari.

"Nggak deh, gue capek dari perjalanan. Gue mau tidur dulu," ungkap Vincent yang meletakan bawaannya lalu langsung menuju kamarnya.

"Oke, Lo istirahat aja yang banyak. Gue mau makan mie dulu kalo gitu." ujar Edgard menuju dapur.

...

Sembari menikmati mie yang baru saja dia buat. Edgard menonton televisi yang sedang menyiarkan pertandingan sepak bola. Sementara Vincent berada di kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.

...

Sekilas INFO....

(Edgard adalah sepupu jauh dari Vincent. Ibu dari Edgar merupakan saudara dari keluarga Vincent. Rumah yang mereka tinggali saat ini adalah salah satu rumah keluarga Vincent yang terletak Phinleaf yang letaknya tak jauh dari kampus. Awalnya rumah itu merupakan salah satu kos-kosan yang biasa di sewa mahasiswa lelaki. Namun dikala Vincent kuliah di Well University, rumah tersebut tidak lagi dijadikan tempat kos-kosan melainkan tempat tinggal pribadi. Alasannya adalah karena Vincent tak terlalu suka dengan kehadiran banyak orang disekelilingnya. Bahkan di kelasnya sendiri Vincent tak banyak teman disana. Meski dia merupakan salah satu mahasiswa terpandai. Satu-satunya teman yang dekat dengannya hanya Edgard sepupunya dan Shin seniornya).

BEBERAPA JAM BERLALU

"Hoamm." Vincent keluar dari kamarnya setelah tidur selama 4 jam.

"Kau sudah bangun?" ujar Edgard sembari menonton siaran televisi kala itu. Tiba-tiba ketika iklan terdapat berita breaking news yang disiarkan mengenai kejadian di daerah Welliam's. "Hey, bukankah itu daerah dimana kalian menginap?" ujar Edgard sembari melihat kearah Vincent.

"Ahh.."(mencoba melihat namun karna tak jelas dia mencoba menghampiri dengan sedikit berjalan menuju sofa). Vincent melihat berita tersebut dengan posisi berdiri. "Kau benar, saat itu memang ada hujan badai. Bahkan saat pulang banyak pohon yang roboh kala itu. Hoamm... (menguap dan sedikit mengucek matanya)," ujar Vincent yang masih belum sepenuhnya membuka mata.

"Gilaa. sampai separah itukah (menunjuk ke arah Tv yang memperlihatkan tempat kejadian). Syukurlah kau dan yang lainnya baik-baik saja. Lalu bagaimana dengan ekspedisinya?" tanya Edgard pada Vincent.

"Amh.. bagaimana yah?" Vincent terdiam sejenak dan berjalan menuju kamar mandi. "Nanti aku ceritakan bila sudah ingat," ujarnya meninggalkan Edgard di ruang Tv.

"Shinhh.. Dasar.. dia tak pernah serius.. ahh sudahlah nonton lagi mending." Edgar memindahkan chanel Tv menjadi hiburan musik dan mulai menggoyangkan kepalanya.

•••

KEDIAMAN ALUNA DI TOKO ROTI

"Bukankah kau lelah, setelah pulang dari Welliam's?" tanya Paman Aluna seketika begitu melihat keponakannya itu mencoba membawakan beberapa nampan yang berisi roti.

"Tidak kok Paman, aku sudah istirahat tadi. Sini Paman, Biar aku bawakan rotinya ke etalase (Aluna mengambil nampan berisi roti dan menaruh roti yang dibawanya ke etalase toko). "Apakah hanya segini yang kita jual hari ini?" tanya Aluna ketika sudah menaruh semua rotinya.

"Yah, aku rasa cukup sebanyak itu, Lagipula hari ini sedang tidak banyak pesanan." ujar Pamannya sembari menaruh celemek yang dipakainya.

"Paman istirahat saja, biar aku yang jaga toko saat ini." ujar Aluna sembari merapihkan beberapa tatanan roti di etalase.

"Amhh.. baiklah, bila sudah pukul 19.00 kau bisa tutup tokonya yah." Pamannya merapihkan bajunya dan masuk ke dalam ruangan tengah.

"Baik paman, selamat beristirahat." Aluna terduduk di kursi dimana tempat kasir berada.

MALAM HARINYA

Pukul 19.00 aluna menutup toko roti Pamannya. Dia menuju ruang makan dimana bibinya sudah menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Duduklah Luna, bibi sudah masak Risotto kesukaanmu." Bibinya menaruh makanan di depan kursi Aluna.

"Wahh, senangnya. Rasanya senang sekali bisa makan masakan bibi lagi (Mencium aroma Risotto dihadapannya)." Ungkap Aluna merasa sedikit bersemangat melihat menu makan malam kala itu.

"Ahh Luna ini, bila memuji paling bisa saja. Sudah cepat dimakan selagi masih hangat," ujar bibinya yang senang melihat kepoakannya itu menikmati masakan buatannya.

"Baik bibi, aku makan yah." Aluna memulai makan masakan yang ada dihadapannya itu.

"Kau ini, masa kalah dari Luna. Padahal Risotto itu tidak terlalu panas. Tapi makannya masih belum habis sedari tadi," ujar Bibi Aluna kepada Pamannya.

"Mau bagaimana lagi, aku ini tidak bisa makan selagi masih panas kan. Lidahku ini sudah sensitif dari dulu." Ungkap Pamannya yang memberikan alasan.

"Ahh yasudahlah, sini perlu aku tiupi agar cepat dingin?" mencoba meraih risotto yang sedang ada dihadapan suaminya itu.

"Wah, kau pikir aku anak kecil. Sudahlah.. lebih baik kau juga ikut makan bersama kami." Menganggkat Risottonya dan mencoba meniupi makananya sendiri.

"Iya..Iyah.. ini baru aku mau makan." Sedikit menyeringai sebelum memakan makanannya itu.

Aluna hanya bisa tersenyum melihat kehangatan yang ditunjukan oleh Paman dan Bibinya itu.

Beberapa Menit Setelah Makan Malam

"Oh yah Paman.. Bibi, aku ada sesuatu untuk kalian. Sebentar aku ambilkan dahulu dikamar yah" ujar aluna setelah menghabiskan makanannya dan mencuci piring. Aluna menuju kamar dan membuka koper yang belum sempat dia buka sehabis pulang dan beristirahat tadi siang. "Ahh ini, dan ini". Aluna mengambil beberapa barang dari koper dan kembali ke ruang tengah dimana bibi dan pamanya berada.

"Ini apa luna?" tanya bibinya yang terheran dengan benda kecil ditanganya.

"Itu adalah daun Semanggi berhati empat. Daun itu sangat terkenal di kalangan para pendaki. Aku mengambil daun itu ketika di hutan sebelum memasuki kastil. Banyak yang bilang bila kita menyimpan daun itu, maka keberuntungan akan datang. Percaya tak percaya sih. Namun karena langkanya daun itu, aku tertarik untuk mengambilnya. Bahkan aku sempat berebut dengan teman-teman ketika menemukannya" ujar luna antusias.

"Bukankah berarti ini sangat berharga buatmu Luna?", ungkap bibinya.

"Tentu saja, namun kalian lebih berharga buatku. Jadi sebagai seseorang yang berharga buatku. Aku ingin memberikan sesuatu yang berharga itu untuk kalian"

"Ahh kau ini buat kami terharu saja Luna..."

...

Aluna kembali ke kamarnya setelah selesai berbincang dengan paman dan bibinya. Dia tiduran diranjang setelah merapihkan beberapa pakaian. Dikala dia hendak memejamkan matanya. Tiba-tiba terdengar suara benda yang dilemparkan ke jendela kamarnya. Seketika dia membuka mata dan melirik ke arah jendela.

"Hmm, siapa yang iseng melempar batu ke arah jendela?" Aluna meneguk ludahnya seraya turun dari ranjangnya.

Dia sedikit ragu untuk membuka gorden jendela. Diriknya jam yang menunjukan pukul 23.00 malam hari. Melihat waktu yang sudah malam, dia urungkan membuka gorden dan kembali ke ranjangnya.

Plak.. suara jendela yang dilemparkan batu kecil.

Plak..

Plak..

"Huhhh.. siapa sih orang yang jahil ini. Rasanya tetangga belakang tak pernah seperti itu. Apa ada yang mau dia sampaikan ya?" ungkapnya kembali dalam hati.

"Tapi.. itu tidak mungkin, inikan sudah larut!" Aluna lantas menutupi bagian wajahnya dengan selimut.

Plak..

Plak..

Plak..

Dibalik selimut Aluna sempat merinding dan ketakutan dikarenakan suara itu. Ketika suara tersebut tak henti-hentinya menganggu. Aluna lantas kesal dan mengambil tongkat pemukul yang berada di pojok kasurnya. Spontan dia buka gorden dan jendela kamarnya tersebut.

"Ehh.. tidak ada orang... Glek, " tiba-tiba degub jantung Aluna semakin cepat. Dia merasa dibelakangnya ada seseorang yang berdiri. Dia tengok perlahan dan terkejut melihat sosok lelaki tinggi berjubah di belakangnya. Akhirnya dia pingsan dan tak sadarkan diri.

Lelaki itu mengulurkan tangannya dan mengusapkan sesuatu ke kepala Aluna. Langit malam yang tadinya cerah diterangi rembulan tiba-tiba mendung dan hujan turun dengan derasnya. Petir menyambar merobohkan pohon besar di sekelilingnya rumah dekat Aluna.

•••

Pagi tiba dengan pancaran sinar mentari menerpa wajah Aluna yang tergeletak di lantai. Dia membuka matanya perlahan. Dilihatnya sekeliling kamarnya dan mulai terkaget. "Astaga, kenapa badanku terasa dingin. Langit kamar juga tampak jauh sekali?" ujarnya yang belum sadar tergeletak di lantai. "OMG, aku... kenapa aku tidur dilantai?" Aluna akhirnya tersadar dan bangun dari tempatnya tergeletak. "Huacchih," suara bersin yang dikeluarkannya karena kedinginan.

"Aluna.. kau sudah bangun. Ayo cepat turun dan sarapan." Panggil bibinya untuk segera sarapan pagi.

"Iya bibi, aku segera turun." Aluna keluar dari kamarnya menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. "Haah, ada apa denganku ini. Aku merasa lelah sekali. Padahal baru saja bangun tidur. Apa karena aku tidur dilantai kah. Lalu kenapa aku bisa tidur dilantai?" Aluna masih tampak bingung seraya melihat wajahnya di kaca ketika mencuci wajahnya.

KAMPUS_MIPA1

Aluna berjalan di lorong kampus menuju kelasnya. Hari itu adalah hari pertamanya memasuki kelas biologi A setelah dia mengikuti ekspedisi beberapa hari lalu. Aluna pindah kelas berdasarkan hasil tes ujian masuk dan pencapaiannya sebagai peserta ekspedisi untuk para calon peneliti masa depan. Dia memasuki ruang kelas yang tampak asing baginya. Aluna yang notabenenya dari kelas biologi D dimana hanya terdapat mahasiswa biasa disana.

"Hallo, namaku Aluna dari biologi D. Salam kenal semuanya,"ujar Aluna sebelum memasuki pintu kelas biologi A. Meski sedikit gugup berada dikelas yang baru. Aluna memasuki ruangan dan terduduk di kursi yang masih kosong. "Ahh, rasanya aneh sekali disini. Lagipula mereka kenapa diam saja melihatku?" ungkap Aluna ketika duduk di kursi yang masih kosong.

Beberapa saat kemudian Vincent memasuki kelas. "Ahh, Vincent," spontan Aluna melambaikan tangannya kepada Vincent. "Yah, kau jadi benar berada di kelasku? Tidak heran sih," ujar Vincent kepada Aluna sembari berjalan mendekati bangkunya. Lantas dia terduduk disamping Aluna yang terduduk di belakang. Teman-teman sekelas terkejut melihat Vincent yang tak pernah bicara dengan sembarang orang memulai percakapan dengan Aluna yang baru masuk ke kelas mereka. Dia bahkan terduduk di samping Aluna untuk menemaninya.

"Wahh, apa-apaan ini?. Akan ada badai apa rembulan cerah di Phinleaf." Ungkap anak-anak biologi A secara pelan melirik kearah mereka

•••

Hingga beberapa saat kemudian Dosen memasuki ruangan dan memulai kuliahnya kala itu.


BEFORE                                                                                                            NEXT BAB 6

 

Entri yang Diunggulkan

Lirik lagu FREE OST KPOP DEMON Hunter's

  FREE LIRIK LAGU   I tried to hide but something brokel  I tried to sing, couldn't hit the notes The words kept catching in my throat I...