LIBERO : BAB 2. SERVEKU

 

BAB 2. SERVEKU

 

"Lihat saja, aku tidak akan kalah !"

Begitulah apa yang ada dibenak Dea kala itu. Meski dengan semangat yang menggebu-gebu. Namun kenyataan tak seperti keinginan yang dia harapkan.

Dea: "Apaaaa....." "Kenapa?..... Kenapa serveku sangat buruk ?" Ungkap Dea dikarenakan Servenya sedikit lemah.

TOMAZ : "Siapp....Coba satu kali lagi ya. Kali ini kau harus bisa melewati net tersebut."

Dea: "Ba-baik."

Duhai diriku tenanglah. Kenapa dengan aku ini. Kenapa serveku lemah sekali. Apa aku tadi kurang pemanasan ya?"

Aduhhh, bagaimana ini. Bagaimana bila aku masih belum bisa memasukan bola melewati net. Dengan dua serve buruk di awal tadi. Maka, ini adalah serve terakhirku.

Tidak....

Tidak... !!!! Pokoknya, kali ini harus masuk. Aku tidak mau diremehkan oleh dia. Yang jelas-jelas seangkatan denganku! sebari melirik lary yang sedang mengamati di pinggir lapangan.

TOMAZ: "Dea,... Kau siapp?"

DEA: "Yah, aku siap kak Tomaz."

Priwittt,..

DEA: "Baiklah, ini adalah pukulan serve terakhirku".

Tuhan..... Bantu aku, berikan kekuatan pada serve terakhirku ini. Dea pun mulai berkonsentrasi dan mengerahkan tenaganya pada satu titik.

"Hiyaaaaaaah"

"Kumohon,.... Masuklah..."

🏐🏐🏐🏐

Bughh.....suara dentuman keras menuju sisi luar net. Bola tersebut melewati net hingga luar lapangan.

DEA: "Iyeeeehhh,... Bolanya melewati net."

Dea pun kegirangan karena bolanya melewati net. Namun kegembiraannya hanya sampai disitu.

LARY: "Kapten." Melihat kerah bola.

DEA: "Kak Tomaz, lihat. Akhirnya aku berhasil. Aku memasukkan bola melewati net." Ungkap Dea yang kegirangan karena bolanya melalui net.

LARY: "Ahh iya kau berhasil, tapi..."

DEA: "Tapi apa Lary ?" tanya Dea.

LARY : "Lihat ... " sembari menunjuk ke arah bola. "Sayangnya, bolanya keluar lapangan. Itu artinya Out bukan." Pungkas Lary.

Seketika kegirangan Dea itu pun musnah seketika.

DEA: "Apaaa? .... Aku lupa... Kalo bolanya melewati garis itu Out. Siallll....." Terduduk dilantai seketika dan menghela nafas dikarenakan shock.

LARY: "Jadi,... Kau Sekarang mengerti kan. Hidup itu tidak semudah apa yang kau pikirkan." dengan senyum tipis sembari menggelengkan kepalanya Lary pun memungut bola di luar lapangan.

Sang kapten menghampiri Dea dan berkata bahwa berdasarkan hasil tes yang telah Dea lakukan. Tim bola volley mereka tidak bisa menerima Dea kedalam member. Ditambah lagi dengan tim volley akademi star yang sejak awal tidak ada anggota wanitanya. Meskipun ada, biasanya anggota wanita selalu menjadi manager tim.

Mendengar ulasan dari kapten tim bola volley tersebut, Dea hanya bisa pasrah menerima keputusan itu. Mau tidak mau dia harus mengurungkan niatnya untuk menjadi member tim. Namun sang kapten menawarkan pilihan yang lain kepada Dea. Dia diminta untuk menjadi manager tim di angkatannya.

TOMAZ: "Jadi, bagaimana... Apakah kau bersedia menjadi manager tim kami untuk angkatan anak kelas satu? Emm,...siapa tadi namamu yah... Ahh..Dea kan? Bagaimana.. kau bersedia?" Tanya Tomaz kapten voly Star Akademi.

Mendengar ajakan sang kapten Dea pun diam-diam berpikir keras saat itu juga.

Emm... Bagaimana ini?... Aku terima tidak yah. Aku kan maunya jadi member pemain, bukan member manager! Mana bisa aku bersinar nantinya.

Ditambah lagi, aku harus mengurusi keperluan tim juga... Berarti aku harus berurusan dengan si kampret lary. Ogah banget harus ngurusin dia!.

Tapi,... Sang kaptennya baik banget. Aku gak tega bilang enggak. Apalagi, disini banyak juga cowok kerennya... Paling enggak bisa cuci mata gitu deh...

Hemm...bingung juga jadinya..

Ditengah lamunanya itu, sang kapten bertanya sekali lagi pada Dea. Sontak Dea terkaget dan refleks menjawab iya pada pertanyaan kapten saat itu.

TOMAZ: "Jadi bagaimana, Kau mau?"

DEA: "I..iya.. Ehh"

TOMAZ: "Bagus kalo begitu. Jadi mulai saat ini, kamu adalah member di tim bola volley kami. Mohon bantuannya ya Dea." Mengulurkan tangannya untuk berjabar tangan menyambut bergabungnya Dea di Team Voly Stars.

DEA: "Ba..baik kapten." jawab Dea dengan gelagat salting saat berjabat tangan dengan sang kapten.

🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐

Hari sudah semangkin larut. Sebagai manager baru di tim Dea pun mendapat pengarahan dari sang kapten perihal tugas seorang manager tim volley.

Hingga waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 para member pun menyudahi latihan mereka dan bersiap-siap untuk pulang.

🌸🌸🌸

Diasrama Putri,

Dea membuka kunci kamarnya dan langsung terbaring di kasur.

Ahh...lelahnya... Untuk saat ini... Aku butuh tidur dulu sepertinya, tanpa dia sadari dia tertidur lelap dengan stelan olahraga.

Saat Dea terlelap tidur kala itu, dia bermimpi akan kenangan masa lalunya. Dia berlari mengelilingi lapangan dalam sebuah kompetensi atlet lari. Lalu..seketika dia juga melihat kendaraan yang melintas tepat menuju ke arahnya. Dia pun berteriak dalam mimpi sampai terbangun di dunia nyata.

Tidakkk.....,

Dia terbangun seketika. Nafas yang terengah-engah seakan sudah berlari seharian. Begitu pula dengan keringat yang bercucuran membasahi kening hingga badannya.

"Huh...uhh... aku bermimpi kah?"

Dea terduduk di ranjang dengan melihat ke setiap sudut kamar. Barulah dia tersadar bahwa teman sekamarnya masih belum ada di sana. Dia pun melihat kearah jam Walker miliknya yang menunjukan pukul 01.16 malam.

"Hemm... Aneh sekali. Bukankah di asrama ini para siswa tidak diperbolehkan pulang terlalu larut. Dan juga, bila dia izin pulang kerumahnya, hari ini kan bukan week end?" Begitulah pikir Dea dalam benaknya

Sembari melepaskan aksesoris baju olahraga yang belum sempat dia ganti saat tiba di kamar. Setelah berganti baju dengan menggunakan piyama tidur. Dea pun bermaksud mengecek jadwal esok dan memeriksa apakah ada tugas kelas untuk besok. Yah, dikarenakan dia juga sudah keburu melek dan tidak berniat tidur lagi.

Dea terduduk di meja belajarnya sebari mempelajari tugas apa saja yang harus dia lakukan dalam klub voli sekaligus mengerjakan resume tugas kelas besok. Lalu, disaat sedang hening -heningnya Dea mendengar bunyi langkah kaki menuju kamarnya. Awalnya dia kira bahwa itu adalah teman sekamarnya. Namun dia tunggu setelah beberapa menit pintu kamar tak kunjung ada yang mengetuk.

"Aneh, kenapa dia tidak mengetuk pintu atau membuka kunci kamar?" (Disitulah, Dea mulai merasa cemas).

Glek, Dea menelan ludahnya dan memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya tepat pukul 02.20 dini hari. Namun sebelum dia membuka pintu yang terkunci itu. Dea mengingat percakapan anak-anak di kelas mengenai asrama wanita di sekolah.

Hey...kau sudah dengar?

Dengar apa emang?

Kudengar di asrama wanita itu ada hantunya loh.

Ehh.. yang bener...serem banget

Iyah, aku dengar dari seniorku yang tahun lalu tinggal diasrama. Katanya pada malam hari selalu saja ada suara langkah kaki di lorong kamar.

Ihh...seram dong, ....

Iyah,... Katanya lagi hantunya itu seumuran dengan kita. Jadi pas zaman dahulu kala. Ada siswi asrama yang mati gitu...dan arwahnya gentayangan di asrama sampai sekarang.. dan dia selalu mengganggu siswi yang lagi di kamar sendirian...

Uwahh... Aku jadi takut ihh.. tapi untungnya kita sekamar yah. Pokoknya kalo ada apa-apa aku gak mau sendiri akh..

Iyah...aku juga takut..kalo sen..di..rian...

Setelah mengingat cerita yang tadi siang di sekolah. Tangan Dea pun menjadi gemetaran. Dia mulai ragu untuk membuka pintu tersebut.

Disaat dia melepaskan tangannya dari gagang pintu. Dia pun mendengar suara dengkuran halus di balik pintu kamar...

Hugh.....syuhh....

Dea pun kembali mendekati pintu dan menempelkan telinganya pada pintu kamar.


krek... Cekrek... Gagang pintu terlihat bergerak seakan ada seseorang yang hendak membuka pintu itu.

Sontak Dea mundur dari depan pintu. Hingga terdengar suara seseorang terjatuh di balik pintu.

"Su...suara apaan itu?. Bener-bener dah. Padahal di cerita ini gak ada genre horornya. Kenapa ada banyak hal mistis kaya gini sih." (Mendekati Pintu dan mencoba membuka pintu karena penasaran dengan suara jatuh tersebut).

Saat Dea membuka pintu dia dikagetkan dengan wajah seseorang yang amat dekat sekali menghadap ke wajahnya. Hingga akhirnya Dea menjerit saat itu juga yang membuat seisi lorong mendengar suaranya.

"Huwaaaa... Hantuuu...." Teriak Dea. Brug, ... Hingga tubuh orang tersebut menindihnya.

"Lah, ternyata bukan hantu yah. Kamu toh ternyata," sembari menarik tubuh teman sekamarnya ke dalam sebelum penghuni kamar yang lain terbangun dan melihat mereka diluar kamar.

"Uwaaa, ngantuknya. Padahal aku baru saja terbangun," sembari melihat jam yang menunjukkan pukul 02.45.

Setelah membaringkan teman sekamarnya di ranjang miliknya. Dea menuliskan beberapa sedikit catatan untuk jadwal besok. Tentu saja jadwal pelajaran dan jadwal latihan voly sore nanti juga.

Usai menulis beberapa catatan, Dea kembali rebahan di ranjangnya sembari melihat ke langit-langit atap kamar. Hingga matanya mulai lelah dia pun tertidur kembali.

Uwaaa karena besok jadwal padat, aku harus banyak istirahat dan bangun pagi. Selamat malam...


🌛🌛🌛🌜🌜🌜

 

BEFORE                                                                                                                      NEXT BAB 3

 

Comments

Popular Posts