Feb 29, 2024

Apa itu PLOT/ALUR CERITA/URUTAN PERISTIWA?

 

Plot/ Alur cerita/Urutan Peristiwa

Plot merupakan urutan peristiwa atau kejadian yang membentuk suatu cerita. Sedangkan peristiwa yang terjadi dari sebab akibat disebut juga dengan serangkaian Peristiwa dalam suatu cerita. Sedangkan menurut KBBI Alur cerita merupakan plot yang memiliki arti jalan cerita atau alur cerita yang ada di dalam novel, saniwara dan juga lain sebagainya.

Plot cerita terdiri dari :

1. Pengenalan cerita/Pendhuluan dalam cerita

2. awal mula terjadinya konflik

3.  Rentetan peristiwa menuju konflik

4. KLIMAKS atau puncak dari konflik dalam cerita

5. Penyelesaian atau ending cerita

 



Feb 20, 2024

ANATA DAKE : BAB 13. Perpisahan yang menyakitkan

 

 BAB 12. PERPISAHAN YANG MENYAKITKAN

Dibangku taman dengan lampu yang sedikit redup ketika hari sudah semakin gelap. Kazu dikagetkan dengan penampakan sosok wanita yang sedang bersedih disana. Beberapa botol minuman yang berserakan membuatnya tampak lebih menyedihkan lagi. Ketika dia mendekati wanita tersebut dia lantas memeluk erat Kazu seraya menangis.

 Wanita itu adalah Shiorin teman dekatnya dari sekolah dasar dulu. Kazu hanya menepuk pundak temannya itu. Kini dia menangis dipelukannya yang tak mampu sedikitpun Kazu untuk berkata.

9 Jam sebelumnya...

Restoran yang tidak jauh dari kampus

Setelah beberapa kali Shiorin mencoba menelpon Yuji dan mengiriminya pesan untuk meminta maaf kepada Yuji. Akhirnya Yuji menelpon Shiorin dan meminta untuk bertemu. Ketika mereka bertemu tampak wajah keduanya masih tampak canggung. Shiorin lantas mengepalkan kedua lengannya tertunduk dan meminta maaf pada Yuji. Namun tampaknya Yuji tidak merasa nyaman dengan sikap Shiorin tersebut. Dia menggigit bibirnya sedikit dan mengepalkan tangannya sejenak sebelum berbicara.
"Shiorin..." Menghela nafas sejenak. Aku... Aku rasa kita sebaiknya berteman saja."

"Hah?" Sekilas shiorin mendadak budek dan tidak jelas dengan apa yang dikatakan kekasihnya itu.

"Aku ingin kita putus." Ujar Yuji dengan mencoba tegar berbicara dihadapan kekasihnya itu.

"Kamu bercanda kan?" Shiorin lantas tersenyum dan memukul dada kekasihnya itu.

"Maaf, tapi aku rasa aku gak bisa melanjutkan hubungan ini." Ujar Yuji menangkap tangan Shiorin dan melepaskannya.

Shiorin mencoba mencoba tegar dan mendengarkan penjelasan Yuji. Hingga akhirnya lelaki dihadapannya itu berdiri dan meninggalkan dirinya setelah membayar minuman yang mereka pesan.

"Tunggu Yuji... " Shiorin ingin berbicara dan mencegah Yuji Pergi. Namun suaranya tak keluar dan tangannya tak sampai meraih punggung lelaki yang beranjak meningalkan Restoran. Dia mengepalkan tangannya dan menarik nafas sejenak sebelum meninggalkan tempat tersebut.

Ketika diluar Restoran dia melihat papan layar promosi dari minuman yang mana mereka terlihat bersenang-senang menikmatinya. Akhirnya dia membeli beberapa minuman tersebut untuk dibawa pulang.

Shiorin terduduk di bangku taman tempat biasa dia melepaskan penat. Awalnya dia ingin masuk ke dalam apartemen miliknya. Namun melihat bangku taman kosong dan suasana saat itu sedang tidak ramai dia memutuskan untuk terduduk disana memakan cemilan dan minuman yang dia baru saja beli. "Arghh, minum-minum di sore hari seperti ini memang paling menyenangkan." ujarnya menghibur diri meneguk satu persatu kaleng minumannya. Hingga akhirnya air matanya runtuh juga mengalir membasahi pipinya. Dia mengepalkan tangannya memandangi langit yang mana hari sudah semakin larut.

***

Usai selesai menangis, Kazu mendengarkan keluh kesah shiorin. Kazu sempat geram awalnya mendengar bahwa Yujilah penyebab temannya itu menangis. Namun melihat wajah Kazu yang marah Shiorin malah kembali mengingat kesedihannya itu dan air matanya mulai runtuh kembali. Sadar akan tindakannya yang membuat Shiorin teringat akan Yuji ketika dia menyebut namanya. Kazu menepuk pundak Shiorin dan mulai menghiburnya.

"Tenang saja, Ada aku disini." Menepuk pundak temannya itu sembari tersenyum. "Kau terlalu berharga untuk menangisi sesuatu yang bahkan kau tak perlu tangisi. "  Menengok kearah sekitar dan membujuk Shiorin untuk meninggalkan tempat itu. "Sudah larut, bagaimana kita masuk saja. Lagipula aku belum makan gegara mendengarkan curhatanmu dari tadi."Ujar Yuji tanpa merasa berdosa kepada temannya itu yang masih dalam suasana sedihnya.

"Aughh (Menarik nafas dan tersenyum sejenak menahan kesal), Ahh benarkah? Kalo begitu kau mau aku buatkan mie rebus?" Tanyanya sembari menegakkan alisnya.

Sadar akan ekspresi Shiorin yang kesal. Kazu meneguk ludahnya dan tersenyum. "Ehhee, Ampp, Gua bisa pesen online kok?" sambil memalingkan wajahnya.

"Tidak, kau sudah sangat baik padaku. Ayo aku buatkan mie rebus super pedas sekarang." Ujar Shiorin meluruskan wajah Kazu menghadapnya kembali. Dia tarik lengan temannya tersebut untuk makan pergi ke apartemen miliknya.

30 menit setelahnya di apartemen Shiorin.

Kazu menunggu dengan sangat gusar di tempat duduknya menunggu temannya itu sedang memasakkan mie instan untuknya. Dia menghela nafas dan menyesali perbuatannya tersebut sehingga berakhir demikian. Dia berfikir seharusnya dia cari cara lain untuk menghibur temannya itu. Namun apa boleh dikata, Dia sedikit tersenyum karena bisa melihat Shiorin seperti sedia kala yang pemarah ketika bersama dengannya bukan Shiorin yang lemah dan tak berdaya seperti beberapa waktu lalu.

Beberapa menit kemudian Shiorin datang membawa nampan yang mana ada dua mangkuk mie instan dibawanya.

"Maaf membuatmu menunggu, Mie instan ala Shiorin sudah jadi silahkan dinikmati." Ujar Shiorin sambil meletakan mangkuk tersebut dan membawa beberapa minuman kaleng lainnya.

"Wahh, Ini.." Kazu terkejut melihat isi mangkuk mie miliknya

"Kenapa? Kau gak suka?" Tanya Shiorin sambil mengaduk mie miliknya.

"Tidak, ini terlihat normal untukku. Aku kira akan ada kuah merah membara diatasnya hehe." Dia ambil sumpit disampingnya dan mulai mencicipi mie dihadapannya.

"Dasar, Kau pikir aku apaan bocah?" Ujar Shiorin.

"Emang iya." Ledek Kazu sebelum mendaratkan mie kedalam mulutnya itu. hingga dia menahan tangan shiorin ketika akan menjitak kepalanya karena ledekannya.

"Apalagi sekarang?" tanyanya heran ketika sumpit dan sendok mereka beradu diudara. Shiorin terdiam sejenak ingin mengetahi reaksi kazu ketika mencicipi mie buatannya.

"Woahh, kok bisa enak yah. Rasanya juga normal." Ujar Kazu yang terlihat bahagia mencicipi masakan Shiorin.

"Sialan Lo. Emang separah itu kah masakan gue? ujar Shiorin kembali mengaduk mie dihadapannya dan memakannya sesekali.

"Aghh, Dengar yah. Karna orang-orang gak berani bilang. Biar gua perjelas, masakan lo itu amhhh... yah begitulah hehe.." Kazu tidak menyebutkan Rinciannya dan hanya tertawa.

"Cih, yah itu karna dulu gue belum belajar masak. Tapi kini lo bisa panggil gue Chef ORIN." Tersenyum dengan bangganya.

Malam itu mereka menghabiskan waktu cukup lama untuk bersaenda gurau. Seperti ketika masa kecil dulu mereka selalu tak pernah akur dalam berbagai pendapat. Hingga akhirnya mereka berdebat hanya karena game yang mereka mainkan dan berakhir dengan pertengkaran. Hingga akhirnya mereka bergadang hingga larut malam sampai Shiorin memenangkan game yang mereka mainkan tersebut. Namun karena Kazu sudah kelelahan hingga akhirnya dia membuat kesalahan dan Shiorin dapat memenangkan game yang terakhir. Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 02.00 dini hari Kazu pamit pulang karena esok ada jadwal pagi. Shiorin melambaikan tangaya sampai Kazu memasuki lift menuju apartemen miliknya. Hingga Kazu tak terlihat lagi, Shiorin menutup pintu dan berjalan menuju kamarnya. Dia terbaring dan tersenyum bersyukur memiliki teman terbaik seperti Kazu. Dia sempat heran kenapa sempat tak ingat memiliki teman sebaik Kazu di masa kecilnya. Dia menutup wajahnya dengan selimut dan menutup matanya perlahan.

***

Kazu membuka pintu apartemennya. Dia letakkan barang bawaanya di sofa. Selanjutnya dia berjalan menuju kulkas mengambil minuman kaleng dan terduduk di sofa panjangnya sembari memejamkan matanya. Dia mengingat kembali obrolan mereka beberapa saat lalu.

Di meja makan beberapa saat lalu. Shiorin memegang tangan Kazu sembari tersenyum. Meminta agar dia tidak melakukan apapun di kampus nanti. "Ouhghhh, Kau ini, tenang saja. Lagipula, aku tidak sebodoh itu dengan menghajar dia di kampus."

Keesokannya dikampus.

Shiorin memasuki ruang kelas dan baru saja duduk di kursinya tiba-tiba Anelin datang dan mengatakan sesuatu padanya. "Apa? Yuji dan Kazu?" Aughh, Dasar Kazu bodoh!"

Orang-orang dikelas lantas melihat kearahnya yang baru saja mengumpat dengan suara yang cukup keras itu. Shiorin lantas memelankan suaranya dan menarik nafas sejenak.  Dia mengambil handpone miliknya dan menelpon Kazu. Namun tidak ada balasan, awalnya dia hendak keluar kelas untuk mencari Kazu. Namun Dosen sudah memasuki ruangan kala itu. Dia urungkan niatnya sejenak untuk mengikuti pelajaran dahulu. Jo yang sempat mendengar Shiorin yang tadi bersuara agak keras sekilas menatapnya sejenak sebelum pada akhirnya dia kembali fokus dengan mata kuliah yang sedang dipelajarinya.

Usai kuliah selesai Shiorin ditemani anelin bergegas keluar mencari Kazu. Namun tidak menemukan batang hidungnya di sekitar kampus. Shiorin terus menelponnya namun tak ada juga jawaban. "Haah, Apa sih sebenernya yang dia pikirkan." Shiorin akhirnya menyerah dan menyimpan kembali handpon miliknya. Mereka berdua hendak pergi ke kantin namun terlihat Yuji dan Sakura sedang berada disana dari kejauhan. Tangan Shiorin bergetar dan bibirnya mulai mengerut seperti ingin berbicara sesuatu. Namun dia menarik nafas sejenak dan memutar balik badannya. "Yah, kayaknya makan ramen depan kampus lebih enak deh." Shiorin lantas merangkul pundak anelin menjauh dari kampus. Sadar akan keadaan yang dialami temannya tersebut dia tidak berkata apapun. Meski sebenarnya dia menyadari apa yang terjadi setelah melihat temannya itu menghindari Yuji di kantin. Rupannya Sakura melihat Shiorin dari kejauhan namun dia tidak bicara apapun pada Yuji yang fokus akan buku di depannya itu.

Ketika mereka berdua makan ramen di restoran depan kampus. Akhirnya Shiorin menceritakan semua yang dialaminya dan mulai ingin menangis kembali. Namun dia tahan dan tersenyum ketika mengingat Yuji dan Sakura makan berdua di kantin. "Yah, bila kau ingin menangis kau bisa menangis. Kenapa kau tampak menyeramkan sekali dengan menyeringai seperti itu." Ujar Anelin yang merasakan kesan Crepy melihat senyuman temannya itu. "Big NO! Sorry, Gue gak akan nangis lagi." melanjutkan menyantap mie yang ada di hadapannya. "Ahh, terserahlah, bila Lo suka begini juga gak apa. Tapi singkirkan senyum jelekmu itu, Gua Takut Anjir!" ujar Anelin menutup wajah temannya itu dengan Tisu. Mereka berdua lantas tertawa lepas sambil menikmati makan ramen saat itu.

Ditempat lain Rupannya Kazu sedang berada di ruangan gelap menatap handpon miliknya yang terdapat notif panggilan dari Shiorin beberapa waktu lalu.


BEFORE                                                                                                                  NEXT BAB 14

 

Feb 19, 2024

CERPEN : Destiny

 

 DESTINY

Saty pernah jatuh hati kepada teman sekelasnya. Dia adalah Iriasya Bhayangkara Suteja. Tak pernah terpikirkan akan menyukai teman sekelasnya Saty awalnya tak menyadari bahwa dia menyukai Irias. Saty tak pernah pacaran selama hidupnya. Bukan karena tak ada yang mendekatinya atau dia tak mau pacaran. Namun dia takut akan dimarahi ayahnya apabila dia pacaran nanti. Ditambah lagi, Saty mengalami trauma akan lelaki. Dia takut apabila pacarnya nanti akan sama seperti ayahnya yang memiliki wanita lain selain ibunya. Oleh karena itulah Saty tak berani pacaran lantaran takut akan tersakiti.

Meski demikian dia mulai menyukai seorang lelaki. Bahkan dikala tubuhnya takut berdekatan dengan lelaki yang dia sukai. Saty merasa senang dan bahagia bisa melihat Irias dikelasnya. Dia baru tersadar menyukai Irias dikala membaca buku psikologi cinta dan akhirnya dia mulai menyimpulkan mungkin yang dia rasakan adalah cinta. Namun Saty tak pernah mengatakan bahwa dia menyukai Irias. Meski mereka sering satu kelompok dalam mengerjakan tugas. Saty tak berani menatap mata Irias. Bahkan sampai saat kelulusan mereka datang, Saty hanya memendam perasaan itu didalam hati. Hingga cinta pertamanya itu pergi dan bersama orang lain.

Setahun setelah kelulusan mereka teman sekelas lainnya berencana mengadakan reuni kelas. Mungkin lebih tepatnya makan bersama sebelum puasa tiba. Saty yang sedang ada waktu luang turut ikut dalam acara tersebut. Kebetulan teman dekatnya di kelas Shana dan Momo juga ikut acara tersebut. Disana Saty bertemu kembali dengan Irias. Awalnya Saty enggan ikut acara tersebut dikarenakan pasti Irias juga akan datang. Namun setelah dia pikir kembali, dia rasa tak baik menyimpan rasa sakit masa lalu. Toh mereka juga tidak pernah pacaran sebelumnya dan tak pernah dekat juga. Akhirnya Saty memutuskan untuk ikut kegiatan tersebut.

Dikala hati Saty sudah mencoba untuk melapangkan pikiran dan hatinya. Melihat Irias yang tersenyum membuat dadanya kembali bergetar. Sesaat dia mulai salting ketika sesi foto diadakan. Dikala Saty sedang membantu temannya mencuci piring bekas tadi makan-makan. Dia dengar bila Irias sudah tidak bersama kekasihnya yang lalu. Hatinya sedikit bergejolak dan dia tersenyum tipis. Ntah dia bahagia karena Irias menjomblo kembali atau dia senang akan hal lain.

Namun meski begitu, Saty tidak pernah menyatakan perasaannya itu. Meski dia juga tau bahwa sebenarnya Irias juga pasti sadar bahwa Saty menyukainya. Namun, Irias juga tak pernah memberikan lampu hijau atau isyarat apapun. Mereka berdua memang mungkin hanya ditakdirkan bertemu.

Seiring dengan berjalannya waktu Saty mulai menerima kenyataan. Dia memang masih menyukai Irias, namun sama seperti Irias yang hanya menganggapnya teman. Saty mencoba menjalani hidupnya kembali dan berharap kepada Tuhan. Bila memang Irias ditakdirkan untuknya pasti akan ada jalan hati mereka terpaut satu dan lainya dan mereka akan bertemu kembali. Apabila mereka hanya di takdirkan untuk bertemu saja, mungkin suatu saat nanti Saty akan menemukan lelaki yang lebih baik dari Irias dan bisa hidup bersamanya.

 

Feb 16, 2024

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

 

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA PESAWAT ATWOOD

 

Pesawat Atwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikasi atau sebagai alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum-hukum Newton ataupun gejala-gejala lainnya. Gaya gravitasi mempengaruhi waktu dan kecepatan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) serta momen inersia yang dihasilkan. Setiap benda mempunyai perbedaan dalam menempuh jalur dari pesawat Atwood ini yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Massa bandul dan massa beban tambahan mempengaruhi waktu dan kecepatan Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) serta momen inersia yang dihasilkan. 

 Lihat Contoh Laporan Fisika PESAWAT ATWOOD

Sumber : mistarbiologi.blogspot.com 

Noted: Setiap sumber link dicari dari semua sumber internet. Jika link tidak bisa dilihat berarti ada kesalahan di sumber link. Kami hanya membantu mencarikan link saja. Thanks 

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI HEWAN

 

 MORFOLOGI HEWAN MAMALIA DAN AVES 

                                                                            AVES

Gambar burung gelatik (sumber mistarbiologi.blogspot.com)

MAMALIA


Gambar Mencit (sumber mistarbiologi.blogspot.com)


 
 
Noted: Setiap sumber link dicari dari semua sumber internet. Jika link tidak bisa dilihat berarti ada kesalahan di sumber link. Kami hanya membantu mencarikan link saja. Thanks





LIBERO : BAB 2. SERVEKU

 

BAB 2. SERVEKU

 

"Lihat saja, aku tidak akan kalah !"

Begitulah apa yang ada dibenak Dea kala itu. Meski dengan semangat yang menggebu-gebu. Namun kenyataan tak seperti keinginan yang dia harapkan.

Dea: "Apaaaa....." "Kenapa?..... Kenapa serveku sangat buruk ?" Ungkap Dea dikarenakan Servenya sedikit lemah.

TOMAZ : "Siapp....Coba satu kali lagi ya. Kali ini kau harus bisa melewati net tersebut."

Dea: "Ba-baik."

Duhai diriku tenanglah. Kenapa dengan aku ini. Kenapa serveku lemah sekali. Apa aku tadi kurang pemanasan ya?"

Aduhhh, bagaimana ini. Bagaimana bila aku masih belum bisa memasukan bola melewati net. Dengan dua serve buruk di awal tadi. Maka, ini adalah serve terakhirku.

Tidak....

Tidak... !!!! Pokoknya, kali ini harus masuk. Aku tidak mau diremehkan oleh dia. Yang jelas-jelas seangkatan denganku! sebari melirik lary yang sedang mengamati di pinggir lapangan.

TOMAZ: "Dea,... Kau siapp?"

DEA: "Yah, aku siap kak Tomaz."

Priwittt,..

DEA: "Baiklah, ini adalah pukulan serve terakhirku".

Tuhan..... Bantu aku, berikan kekuatan pada serve terakhirku ini. Dea pun mulai berkonsentrasi dan mengerahkan tenaganya pada satu titik.

"Hiyaaaaaaah"

"Kumohon,.... Masuklah..."

🏐🏐🏐🏐

Bughh.....suara dentuman keras menuju sisi luar net. Bola tersebut melewati net hingga luar lapangan.

DEA: "Iyeeeehhh,... Bolanya melewati net."

Dea pun kegirangan karena bolanya melewati net. Namun kegembiraannya hanya sampai disitu.

LARY: "Kapten." Melihat kerah bola.

DEA: "Kak Tomaz, lihat. Akhirnya aku berhasil. Aku memasukkan bola melewati net." Ungkap Dea yang kegirangan karena bolanya melalui net.

LARY: "Ahh iya kau berhasil, tapi..."

DEA: "Tapi apa Lary ?" tanya Dea.

LARY : "Lihat ... " sembari menunjuk ke arah bola. "Sayangnya, bolanya keluar lapangan. Itu artinya Out bukan." Pungkas Lary.

Seketika kegirangan Dea itu pun musnah seketika.

DEA: "Apaaa? .... Aku lupa... Kalo bolanya melewati garis itu Out. Siallll....." Terduduk dilantai seketika dan menghela nafas dikarenakan shock.

LARY: "Jadi,... Kau Sekarang mengerti kan. Hidup itu tidak semudah apa yang kau pikirkan." dengan senyum tipis sembari menggelengkan kepalanya Lary pun memungut bola di luar lapangan.

Sang kapten menghampiri Dea dan berkata bahwa berdasarkan hasil tes yang telah Dea lakukan. Tim bola volley mereka tidak bisa menerima Dea kedalam member. Ditambah lagi dengan tim volley akademi star yang sejak awal tidak ada anggota wanitanya. Meskipun ada, biasanya anggota wanita selalu menjadi manager tim.

Mendengar ulasan dari kapten tim bola volley tersebut, Dea hanya bisa pasrah menerima keputusan itu. Mau tidak mau dia harus mengurungkan niatnya untuk menjadi member tim. Namun sang kapten menawarkan pilihan yang lain kepada Dea. Dia diminta untuk menjadi manager tim di angkatannya.

TOMAZ: "Jadi, bagaimana... Apakah kau bersedia menjadi manager tim kami untuk angkatan anak kelas satu? Emm,...siapa tadi namamu yah... Ahh..Dea kan? Bagaimana.. kau bersedia?" Tanya Tomaz kapten voly Star Akademi.

Mendengar ajakan sang kapten Dea pun diam-diam berpikir keras saat itu juga.

Emm... Bagaimana ini?... Aku terima tidak yah. Aku kan maunya jadi member pemain, bukan member manager! Mana bisa aku bersinar nantinya.

Ditambah lagi, aku harus mengurusi keperluan tim juga... Berarti aku harus berurusan dengan si kampret lary. Ogah banget harus ngurusin dia!.

Tapi,... Sang kaptennya baik banget. Aku gak tega bilang enggak. Apalagi, disini banyak juga cowok kerennya... Paling enggak bisa cuci mata gitu deh...

Hemm...bingung juga jadinya..

Ditengah lamunanya itu, sang kapten bertanya sekali lagi pada Dea. Sontak Dea terkaget dan refleks menjawab iya pada pertanyaan kapten saat itu.

TOMAZ: "Jadi bagaimana, Kau mau?"

DEA: "I..iya.. Ehh"

TOMAZ: "Bagus kalo begitu. Jadi mulai saat ini, kamu adalah member di tim bola volley kami. Mohon bantuannya ya Dea." Mengulurkan tangannya untuk berjabar tangan menyambut bergabungnya Dea di Team Voly Stars.

DEA: "Ba..baik kapten." jawab Dea dengan gelagat salting saat berjabat tangan dengan sang kapten.

🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐

Hari sudah semangkin larut. Sebagai manager baru di tim Dea pun mendapat pengarahan dari sang kapten perihal tugas seorang manager tim volley.

Hingga waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 para member pun menyudahi latihan mereka dan bersiap-siap untuk pulang.

🌸🌸🌸

Diasrama Putri,

Dea membuka kunci kamarnya dan langsung terbaring di kasur.

Ahh...lelahnya... Untuk saat ini... Aku butuh tidur dulu sepertinya, tanpa dia sadari dia tertidur lelap dengan stelan olahraga.

Saat Dea terlelap tidur kala itu, dia bermimpi akan kenangan masa lalunya. Dia berlari mengelilingi lapangan dalam sebuah kompetensi atlet lari. Lalu..seketika dia juga melihat kendaraan yang melintas tepat menuju ke arahnya. Dia pun berteriak dalam mimpi sampai terbangun di dunia nyata.

Tidakkk.....,

Dia terbangun seketika. Nafas yang terengah-engah seakan sudah berlari seharian. Begitu pula dengan keringat yang bercucuran membasahi kening hingga badannya.

"Huh...uhh... aku bermimpi kah?"

Dea terduduk di ranjang dengan melihat ke setiap sudut kamar. Barulah dia tersadar bahwa teman sekamarnya masih belum ada di sana. Dia pun melihat kearah jam Walker miliknya yang menunjukan pukul 01.16 malam.

"Hemm... Aneh sekali. Bukankah di asrama ini para siswa tidak diperbolehkan pulang terlalu larut. Dan juga, bila dia izin pulang kerumahnya, hari ini kan bukan week end?" Begitulah pikir Dea dalam benaknya

Sembari melepaskan aksesoris baju olahraga yang belum sempat dia ganti saat tiba di kamar. Setelah berganti baju dengan menggunakan piyama tidur. Dea pun bermaksud mengecek jadwal esok dan memeriksa apakah ada tugas kelas untuk besok. Yah, dikarenakan dia juga sudah keburu melek dan tidak berniat tidur lagi.

Dea terduduk di meja belajarnya sebari mempelajari tugas apa saja yang harus dia lakukan dalam klub voli sekaligus mengerjakan resume tugas kelas besok. Lalu, disaat sedang hening -heningnya Dea mendengar bunyi langkah kaki menuju kamarnya. Awalnya dia kira bahwa itu adalah teman sekamarnya. Namun dia tunggu setelah beberapa menit pintu kamar tak kunjung ada yang mengetuk.

"Aneh, kenapa dia tidak mengetuk pintu atau membuka kunci kamar?" (Disitulah, Dea mulai merasa cemas).

Glek, Dea menelan ludahnya dan memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya tepat pukul 02.20 dini hari. Namun sebelum dia membuka pintu yang terkunci itu. Dea mengingat percakapan anak-anak di kelas mengenai asrama wanita di sekolah.

Hey...kau sudah dengar?

Dengar apa emang?

Kudengar di asrama wanita itu ada hantunya loh.

Ehh.. yang bener...serem banget

Iyah, aku dengar dari seniorku yang tahun lalu tinggal diasrama. Katanya pada malam hari selalu saja ada suara langkah kaki di lorong kamar.

Ihh...seram dong, ....

Iyah,... Katanya lagi hantunya itu seumuran dengan kita. Jadi pas zaman dahulu kala. Ada siswi asrama yang mati gitu...dan arwahnya gentayangan di asrama sampai sekarang.. dan dia selalu mengganggu siswi yang lagi di kamar sendirian...

Uwahh... Aku jadi takut ihh.. tapi untungnya kita sekamar yah. Pokoknya kalo ada apa-apa aku gak mau sendiri akh..

Iyah...aku juga takut..kalo sen..di..rian...

Setelah mengingat cerita yang tadi siang di sekolah. Tangan Dea pun menjadi gemetaran. Dia mulai ragu untuk membuka pintu tersebut.

Disaat dia melepaskan tangannya dari gagang pintu. Dia pun mendengar suara dengkuran halus di balik pintu kamar...

Hugh.....syuhh....

Dea pun kembali mendekati pintu dan menempelkan telinganya pada pintu kamar.


krek... Cekrek... Gagang pintu terlihat bergerak seakan ada seseorang yang hendak membuka pintu itu.

Sontak Dea mundur dari depan pintu. Hingga terdengar suara seseorang terjatuh di balik pintu.

"Su...suara apaan itu?. Bener-bener dah. Padahal di cerita ini gak ada genre horornya. Kenapa ada banyak hal mistis kaya gini sih." (Mendekati Pintu dan mencoba membuka pintu karena penasaran dengan suara jatuh tersebut).

Saat Dea membuka pintu dia dikagetkan dengan wajah seseorang yang amat dekat sekali menghadap ke wajahnya. Hingga akhirnya Dea menjerit saat itu juga yang membuat seisi lorong mendengar suaranya.

"Huwaaaa... Hantuuu...." Teriak Dea. Brug, ... Hingga tubuh orang tersebut menindihnya.

"Lah, ternyata bukan hantu yah. Kamu toh ternyata," sembari menarik tubuh teman sekamarnya ke dalam sebelum penghuni kamar yang lain terbangun dan melihat mereka diluar kamar.

"Uwaaa, ngantuknya. Padahal aku baru saja terbangun," sembari melihat jam yang menunjukkan pukul 02.45.

Setelah membaringkan teman sekamarnya di ranjang miliknya. Dea menuliskan beberapa sedikit catatan untuk jadwal besok. Tentu saja jadwal pelajaran dan jadwal latihan voly sore nanti juga.

Usai menulis beberapa catatan, Dea kembali rebahan di ranjangnya sembari melihat ke langit-langit atap kamar. Hingga matanya mulai lelah dia pun tertidur kembali.

Uwaaa karena besok jadwal padat, aku harus banyak istirahat dan bangun pagi. Selamat malam...


🌛🌛🌛🌜🌜🌜

 

BEFORE                                                                                                                      NEXT BAB 3

 

LIBERO : BAB 1. KESAN

 

 BAB 1. KESAN

Manusia hanya bisa berusaha, tapi tetap saja Tuhan yang menunjukan jalannya. Sebelumnya aku tak pernah menyangka akan mengenalnya dan mencintainya sebesar dan sedalam ini.

Setelah berulang kali aku alami banyak hal. Akhirnya, kini aku merasakan masa ini juga. Orang bilang, masa SMA adalah masa terindah dalam hidup seseorang.

Yah, kini aku sudah menjadi siswi SMA. Aku bekerja keras agar bisa memasuki sekolah ini.

Sekolah yang konon katanya terkenal bukan hanya di Indonesia tapi juga Se-asia. Dari semua kerja kerasku sendiri. Aku berhasil memasuki SMA Favorit ini.

Yah sebenarnya, pada awalnya aku hanya mencari peruntungan saja mendaftar ke sekolah bergengsi ini. Meski pada awalnya aku sempat pesimis. Namun ternyata Tuhan berkata lain. Aku berhasil lolos ujian masuk umum dengan nomer urut terakhir di SMA STARS.

Karena lokasi SMA STARS sangat jauh dari rumahku. Maka aku harus tinggal di asrama yang sudah di sediakan sekolah. Tentu saja aku mengetahuinya, bahwa SMA ini memiliki fasilitas asrama bagi siswa dan siswi yang rumahnya jauh. Akhirnya aku pun datang ke sini diantar kedua orang tuaku untuk persiapan sekolah yang akan diadakan lusa. Diasrama ini tidak hanya aku yang tinggal. Tapi ada beberapa siswa dan siswi yang lain pula yang datang dari jauh hanya untuk bersekolah disini.

"Wah.. akhirnya, aku sudah jadi siswi SMA. Aku tak sabar menunggu lusa 😍 ."

Begitulah perasaanku saat pertama kali menginjakkan kaki di asrama.

Setelah aku mendapatkan ruanganku, kedua orangtuaku dan adikku segera pulang. Yah, karena lokasi rumahku sangat jauh dari SMA STARS ini.

"Dea, pokoknya kalo ada apa-apa telfon yah jangan lupa. Kami pulang dulu yah nak, jaga kesehatan disini." Setelah berpamitan keluargaku pun pulang kekediaman kami di Depok.

Kini aku merasakan ada semacam gejolak semangat dan penasaran dalam hatiku ini.

"Seperti apa yah lusa nanti? Aku sangat tidak sabar dan menantikannya."

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.

Aku sudah bersiap dari pagi buta sekali, mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke sekolah pertamanku di SMA STARS .

Namun harapan itu pun musnah mengingat siswa/i yang lainnya bersikap dingin dan acuh tak acuh.

"Hugh... Apa di sekolah elite emang seperti ini yah. Baru hari pertama saja sudah pasang muka serius."

"Aghhh... Tuhannn.... Bagaimana ini? Padahal ini adalah Masa SMA yang aku nantikan."

Dea terduduk di bangku paling belakang. Dikarenakan siswa/i di SMA STAR duduk sesuai dengan urutan tempat duduk yang sudah disediakan.

Tak lama pelajaran pun dimulai. Dea duduk di meja paling belakang di bangku paling sisi pojok. Dia menatap jendela yang terdapat pemandangan yang indah. Namun karena kesan pertama masuk sekolah yang kaku tersebut. Dia pun tak sempat menikmati pemandangan yang indah saat itu. Lalu Dia membalikan mukanya ke arah depan lagi dimana pak guru sedang mengajar.

Begitulah kesan pertama yang Dea rasakan saat memulai sekolah. Hal demikian berlanjut hingga seminggu terakhir ini. Dea yang merasa tak nyaman pun hanya pulang ke asrama tanpa melakukan Hal apapun.

Pukul 14.30 asrama

Dea membuka pintu kamarnya, dilihat kasur disampingnya yang masih tertata rapi. Rupanya teman sekamarnya masih belum pulang dari kegiatan di kelas. Dia pun tertidur dengan lelapnya.

Tiga jam telah berlalu saat Dea terlelap tidur. Disaat dia membuka matanya perlahan. Terlihat sosok wanita dengan wajah menghadap muka Dea yang sedang rebahan di kasur. Dea pun kaget bukan main sehingga dahi dan dagu mereka berbenturan pada akhirnya.

"Adaww... Sakit... Woy. Maen sundal sundul aja lu. Lu pikir gue bola!" ucap orang itu pada Dea.

"Aww.. jidatku sakit. Ah maaf-maaf, habisnya aku terkaget. Lagipula kenapa kau memandangi wajahku yang sedang tertidur? Buat merinding aja ikh." ucap Dea dengan sedikit menjauh dari wanita teman sekamarnya itu.

"Oyy... Kenapa lu? Emang gue najis apa elu sampe ngejauh kaya gitu? Ini anak bener-bener bikin kesel ya. Eh.. dengerin, gue liatin muka lu saat tidur karena gue penasaran aja kenapa cara tidur lu aneh begitu. Lagipula, hahahaha..lu tidur Ampe ngiler gitu. Mau buat pulau lu? Ha-ha-ha." wanita itu pun tertawa terbahak-bahak.

Sialan... Tadi udah ngagetin ! Sekarang malah ngejek gue sambil ketawa lagi. Benar-benar temen sekamar yang menyebalkan. Begitulah gumam Dea dalam hatinya.

"Ahh.. tidak kok. Aku gak ngiler, dasar kau ini bohong aja akh. Pokoknya awas ya kalo ngelakuin itu lagi. Aku bisa marah loh." ucap Dea sambil berdiri.

"Yahh... Terserah elu dah." pungkas wanita tersebut sambil berbaring di kasur miliknya. Hingga akhirnya dia tertidur dengan pulasnya.

Crook...crook...crokkk... Hiuwww......fyuhhh..huwhhhh...

"Pufff" Dea menahan tawa melihat cara wanita tersebut tertidur dengan pulasnya.

"Ahh.. tidak boleh... Aku tidak boleh menertawakan orang yang sedang tertidur!" lantas Dea menggelengkan kepalanya untuk bersikap sopan kembali.

"Hmm, Waktu masih sore. Aku sedang tidak ada kerjaan. Apa aku melihat-lihat suasana sekitar asrama ya." Melihat pemandangan luar yang cerah membuat Dea tertarik pergi keluar sore itu.

Dea kemudian memutuskan untuk keluar kamar mengisi waktu senggangnya memilih untuk melihat-lihat keadaan asrama dan daerah sekitar sekolah di sore hari.

Dia berjalan menyusuri jalanan gymnasium dekat asrama wanita. Tak jauh dari gymnasium tersebut terdapat asrama pria yang dipenuhi dengan gantungan baju yang berserakan.

"Nice ball"

"Nice blok"

"One toched, zaen."

Di dalam gymnasium terdengar suara beberapa orang yang sedang beraktivitas. Dea yang sedang senggang melihat-lihat ke dalam sembari melirik ke kanan dan ke kiri.

"Hmm, Gpp kali yah kalo aku masuk ke sini?. Yah... lagipula, aku juga siswi di sekolahan ini. Jadi tentu saja tidak apa-apa kan hhe." (Tanpa pikir panjang lagi, dea memasuki gymnasium tersebut).

"Chance ball"

"All right,... All right..."

Buzhhhh.....

"Nice kill, Tomaz."

"Ahh... oke Cell."

Dea ternganga dalam kagum melihat aksi para cowok tampan pemain bola voli di lapangan yang sedang bertanding.

"Kyaahhh.... Marcell, Tomaz, zaen, rain, semangattt." Teriak para cewek-cewek di tribun.

Zaen :"Ahaaah, mungkinkah karna pesonaku yang tak tertahankan ini membuat para cewek-cewek berteriak histeris."

~Zaen : kelas 2 posisi wing spiker, tinggi 178 cm. Rambut pirang keturunan indo Jerman. Meski memiliki wajah cukup tampan tapi ia juga seorang cowok yang kepedean akan penampilannya.

Oliver : "Sihhh... Cewek-cewek yang berisik sekali. Tidak tau apa kita sedang berlatih butuh konsentrasi."

~Oliver: kelas 1, posisi setter. Tinggi 184 cm. Salah satu pemain genius dalam olahraga voli. Memiliki tubuh atletis, tidak suka makan makanan berminyak.

Tomaz : "Oliver, kau tidak boleh begitu. Karna berkat dukungan mereka kita bisa selalu bersemangat bukan?"

~Tomaz: siswa kelas 3 tinggi 182 cm, posisi wing spiker. Ia merupakan kapten tim bola voli sma star.

Rain: "Ahaha dengar itu Oliver, kapten jadi ikut bersuara kan."

~Rain: kelas 2 posisi blokker tingginya mencapai 192 cm. Ia merupakan pemain tertinggi di tim bola voli star.

Marcel: "Siap-siap bola menuju ke arahmu rain."

~Marcel : kelas 2, tinggi 185. lelaki yang berambut cepak yang menjadi pujaan gadis sejak pertama masuk tim bola voli.

Oliver : "One toched, Lary bolanya mengarah padamu."

Lary: "Baik, Serahkan padaku."

Tomaz: "Nice Lary."

Lary : "Siip..."

~Lary : siswa baru kelas satu tinggi 175 cm. Dia merupakan salah satu pemain tim bola voli yang paling imut di SMA star. Posisi sebagai Libero yang bertugas sebagai pemain bertahan.

Priwittt... Suara Pluit berbunyi tanda pertandingan persahabatan telah usai.

"Wahh, Tim yang memakai baju hitam dengan logo star itu. Pasti mereka tim bola voli SMA star.

Aku sih tau bila sekolah ini terkenal akan prestasi olahraganya. Tapi ini.... ini benar-benar keren sekali. Aku kira hanya olahraga lari saja yang keren. Namun olahraga voli juga sangat keren. Ditambah, mereka semua tampan dan keren."

Dea yang terduduk di tribun pun merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat mereka bermain. Seakan jiwa olahragawannya pun kembali.

"Sudah aku putuskan, aku akan coba untuk mengikuti ekskul bola voli. Meski aku tidak bisa berlari secepat dulu lagi. Aku pasti bisa bermain bola voli seperti mereka." dan secara tiba-tiba dia mulai bersemangat kembali menyaksikan olahraga voly tersebut.

✨✨✨🏐🏐🏐🏐

Setelah membulatkan tekad yang kuat Dea pun mencari ruang klub voli keesokan harinya.

"Hemm... Buset dah. Ruang klub aja sampe segini besarnya. Sekolah elit emang beda yah. Apalagi bila dibandingkan sama SMP saat di kampung halamanku hihihi." ujar Dea ketika melihat bagian dalam klub voli tersebut dari luar ruangan.

🏐"RUANG KLUB BOLA VOLI"🏐

Terlihat seseorang sedang membersihkan loker di dalam ruangan. Dea pun langsung menyapa orang tersebut sebari menanyakan teknis perekrutan tim bola voli.

"Permisi, Aku Dea. Aku mau menanyakan..."

"Maaf perekrutan sudah di tutup seminggu yang lalu." Ucap lelaki tersebut sembari membenahi loker tersebut sebelum dea selesai dengan pertanyaanya.

"Apaaa.... Aku tidak pernah dengar tuh yang seperti itu?" ujar Dea tidak tau apa-apa akan hal itu.

"Hahh... (menghela nafas) Kau.... Kau pasti murid kelas satu kan?" ujar lelaki tersebut.

"Hahahaha... Terlihat yah, iya begitulah jadi aku tidak tau apa-apa." balas Dea dengan santainya.

"Apaaa... Emangnya pada masa orientasi kau tidak mendengarkan?. Khusus untuk tim bola voli itu perekrutannya pada saat masa orientasi. Dan juga klub bola voli STAR itu hanya terdiri dari para lelaki. Walaupun ada perempuan, mungkin sebagai manager tim saja." ungkap Lelaki tersebut mencoba menjelaskan.

"Apaaa... Curang... Kenapa wanita tidak ada? Lagipula menjadi manager itu tidak menyenangkan. Aku ini kan lumayan atletis." Ucap Dea dengan penuh kepercayaan diri.

"Hohoho... Rupanya kau penuh percaya diri juga yah. Kalo begitu, mau coba bermain voli sekarang juga?" Ungkap lelaki tersebut menantang Dea.

"Haha.. aku terima tantanganmu." Jawab Dea dengan penuh percaya diri.

"Tapi tunggu dulu, biar aku hubungi para senior terlebih dahulu. Apakah kau diizinkan ataukah tidak. Lagipula, aku juga masih baru disini."

*Lelaki yang berada di hadapan Dea adalah Lary. Siswa kelas satu yang kebetulan berada di kelas sebelah dari kelas Dea.

'Gehh... Padahal dia masih kelas satu sama sepertiku. Tapi laganya udah kaya senior saja. Hugh...aku salah mengaguminya kemarin. Padahal saat dia bermain voli, ia terlihat keren sekali. Tapi disaat di luar lapangan, sikapnya benar-benar menyebalkan sekali. awas saja yah, lihat saja kau. Akan aku buat dia menyesal nanti. Kau pasti terpukau dengan keatletisan gerakanku haha.' gumam Dea dalam benaknya penuh semangat.

📲📲📲

"Hallo, ini aku Lary. Maaf mengganggu, saat ini di ruang klub ada seseorang yang mau mengikuti tes masuk klub voli. Apakah anda ada waktu untuk melihatnya kapten?"

"Ya, baik kapten.. kalo begitu nanti saya sampaikan." ucapnya mengakhiri telponnya tersebut.

"Oh ya siapa namu tadi?" tanya lary pada Dea.

"Dealovin, panggil saja aku Dea. Kau?" tanyanya balik.

"Aku Lary." jawabnya singkat.

"Hmm" Dea terdiam mendengarkan.

"Maaf, tapi kapten tak bisa untuk hari ini. Jadi tesnya akan diadakan Minggu depan di gymnasium pukul 15.00. kau bisa datang kan?"

"Hah... Apa? Huh... Mau bagaimana lagi. Baiklah Minggu depan yah. Kalo begitu, aku permisi dulu." Ucap Dea sedikit kecewa keluar dari ruang klub.

"Ahh... Iyah... selamat berjuang oke." ucap Lary pada Dea sembari kembali membenahi ruang klub.

"Idih, apa-apaan selamat berjuang ya. Kau pikir aku bakal kesulitan apa?. (merasa sedikit kesal)

Lihat saja ya, akan aku bungkam wajah menyebalkanmu nanti.

Ha-ha-ha (tersenyum dan sangat menantikan nanti), ungkap Dea dalam benaknya tersenyum dengan wajah yang cukup membuat orang merinding melihatnya.


🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐🏐

 

 

BEFORE                                                                                                                          NEXT BAB 2

LIBERO

 

 

LIBERO


 

SINOPSIS :

Menceritakan Dea seorang siswi biasa yang bersekolah di akademi star tempat para atlet berbakat menimba ilmu. Dea bertemu dengan Lary ketika dia hendak memasuki klub voly disekolahnya. Sayangnya Dea tidak lolos ujian masuk tim dan hal lainnya. Akhirnya dia menjadi manager tim bola Voly meski terpaksa dan tidak berniat. Hingga akhirnya dia menyadari bahwa berjuang dan berkarya tidak harus selalu menjadi pemain dan pada bidang yang dia sukai. Dia mulai menyukai tugasnya dan semangatnya kembali naik ketika melihat perjuangan tim dalam setiap kejuaraan.

GENRE : SCHOOL, SHONEN, SHOUJO, SPORT

STATUS : ON GOING

DAFTAR ISI

PROLOG

BAB 1. KESAN

BAB 2. SERVEKU

BAB 3.

BAB 4.

BAB 5 .

LIBERO : PROLOG

 

PROLOG

 

Namaku Dealovin panggil saja aku Dea, aku sangat suka sekali dengan olahraga. Cita-citaku dari kecil adalah aku ingin bisa menjadi seorang atlet lari profesional.

Setiap ada waktu aku selalu meluangkan waktu untuk berlatih berlari setiap hari.

Saat aku kelas 6 SD aku sangat antusias sekali ingin mengikuti kejuaraan atletik tingkat SD. Saat itu, aku baru berumur 12 tahun lebih tepatnya aku masih kelas 6 SD. kala itu guru olahragaku mengadakan seleksi tes lari jarak pendek untuk setiap siswa baik itu laki-laki ataupun perempuan.

Aku sangat antusias sekali kala itu. Catatan waktuku juga menunjukan waktu terbaik. Aku sangat berharap bisa mewakili sekolah kala itu. Namun ternyata bukan akulah yang terpilih menjadi wakil dari sekolahku saat itu. melainkan kelas sebelah yang mewakili kejuaraan lari dari sekolah kami.

Mendengar perwakilan dari sekolah kami kalah sebelum berlari sampai finish membuat hatiku hancur. Selintas aku mengoceh dalam benakku, "andai saja, aku yang mewakili kejuaraan lari saat itu. Andai saja bukan dia".

Meski demikian aku sadar, sesuatu yang seperti itu tak akan mungkin terjadi. Ini adalah kenyataan, meski dia tidak menang. Tapi dia sudah berusaha meski kalah sebelum berlari.

Aku hanya bisa menahan rasa sakit di dada ini. Aku tak sanggup memberikan semangat kepadanya yang kalah dalam bertanding. Aku memang egois, sepertinya aku memang tak pantas menjadi perwakilan kelas. Aku pun mencoba menerima semua keraguan dan kesedihan yang aku alami.

....

Tak lama dari kejuaraan lari diadakan. Kami kelas enam disibukan dengan persiapan ujian nasional untuk kelas enam. Hingga hari ujian tiba kami mengikutinya dengan hikmat. Sampai tiba saatnya acara pelepasan siswa kelas enam.

Kini aku sudah menjadi murid kelas 1 SMP. Aku masih terus berlari setiap minggunya. Aku masih belum menyerah untuk menjadi seorang atlit lari.

Suatu ketika saat aku dan teman-teman hendak pulang dari sekolah dan menunggu angkot. Kami bersenda gurau di pinggir jalan. Lalu... Kejadian itu pun menimpaku. Aku tak pernah menyangka akan tertabrak kendaraan bermotor kala itu. Aku terjatuh berguling dan tepat di lututku, seketika aku mengalami cedera. Dikarenakan aku tak mengalami luka yang parah aku tak di bawa ke rumah sakit. Aku diantar pulang oleh orang yang membawa motor tersebut. tentu saja dia meminta maaf atas kejadian yang menimpaku. teman-temanku pun menghawatirkan keadaanku. tapi karna aku merasa baik-baik saja aku hanya minta diantar pulang ke rumah saja sudah cukup untukku.

Beberapa minggu kemudian, ada tes lari di sekolahku. Ntah apa yang terjadi, lariku menjadi sangat lambat sekali. Ternyata karena cedera pada lututku tempo hari. setelah diperiksa pada dokter akhirnya aku mengetahui sebabnya. aku tak bisa lagi berlari seperti sedia kala, aku mengalami cedera lutut yang menyebabkan kakiku tak dapat berlari secepat dulu lagi. mendengar berita buruk dari dokter membuat diriku terguncang dan putus asa. mimpiku selama ini hancur seketika saat itu.

Oleh karena itu, aku putuskan untuk berhenti berkeinginan menjadi seorang atlit lari.

 

NEXT BAB 1

Entri yang Diunggulkan

Lirik lagu FREE OST KPOP DEMON Hunter's

  FREE LIRIK LAGU   I tried to hide but something brokel  I tried to sing, couldn't hit the notes The words kept catching in my throat I...