Feb 12, 2024

ANATA DAKE : BAB V. TEMAN

 


SIANG HARI HALTE DEKAT KAMPUS KETIKA WEEK END

Mereka berdua (Yuji dan Sakura) turun dari bus ketika pemberhentian terakhir yaitu Halte bus dekat kampus.

"Hahh, lelahnya," ucap Sakura ketika menuruni bus dan merentangkan tangannya. Yuji melihat Sakura sejenak lalu memalingkan kembali pandangannya.

Sadar akan perilaku Yuji yang sedikit aneh terhadapnya akhir-akhir ini lantas dia mendekatkan diri kepadanya. Sontak hal tersebut membuat Yuji terkaget.

"Yah, kau mengagetkanku." glek, Yuji menelan ludahnya seketika dan sedikit memalingkan pandangannya ketika mengingat kejadian beberapa waktu lalu saat melihat sakura bersama dengan pria yang lebih dewasa darinya di love hotel kala itu.

"Hei Kau lapar tidak?" Tanya Sakura Spontan.

"Tidak.." wooooook (Suara perut yang keroncongan).

"Dasar, Perutmu Jujur Sekali (Melirik kearah perut Yuji) Ayo, Sebaiknya kita cari makan terlebih dahulu sebelum pulang." Ujar Sakura yang mengajak Yuji makan siang bersama kala itu.

"Huhh, Dasar memalukan," (Menundukan kepala sejenak dan menghela nafas sebelum berjalan mengikuti sakura yang sudah terlebih dulu didepannya).

KEDAI RAMYON DEKAT KAMPUS

Mereka mengunjungi tempat makan yang tidak jauh dari kampus dan duduk saling berhadapan kala itu.

Sakura yang tampak cuek dan blak-blakan tidak jaim-jaim ketika makan membuat Yuji sedikit terhibur dan melupakan sejenak tentang apa yang pernah terpikir dibenaknya tentang Sakura. Lambat laut Yuji juga turut larut dalam suasana tersebut yang kebetulan selera makan mereka sama yang membuat Yuji cukup nyaman tentang berbagi informasi mengenai makanan yang sudah mereka cicipi selama berada di Tokyo.

Yuji: "Jadi kau sudah tinggal di sini sejak kau kecil?" (Sedikit tercengang dengan apa yang baru saja di dengarnya tersebut).

Sakura: "Yah begitulah, Cukup lama bukan." Melanjutkan makannya dan menikmati Jus Mangga Paforitnya itu.

Yuji: "Wahh Luarbiasa, Pantas Aksen Indonesiamu sedikit Aneh. Ternyata kau sudah seperti orang sini asli yah."

Sakura: "Hmmm, Begitukah. Aku justru sudah lupa kapan terakhir aku kesana (Indonesia) Karna aku sudah menganggap disinilah tempatku tinggal. Mungkin terakhir kali aku kesana saat umurku 5 tahun ketika ayahku masih hidup." (Mengenang dikala berada dipangkuan ayahnya ketika kecil dulu).

Trotoar Jalan menuju Stasiun

Usai makan Mereka mengunjungi Toko buku bersama ketika mendapatkan kabar bahwa akan ada diskusi lusa nanti. sebelum pada akhirnya mereka memutuskan pulang ketika hari sudah sore.

Sakura: "Apa kau baik-baik saja?" Menatap Yuji dari samping ketika mereka berjalan berdua menuju stasiun. (Yuji masih menatap lurus ke depan meski matanya melirik ke arah Sakura).

Yuji: "Tentu, Emang kenapa kau bertanya demikian. Aneh sekali."

Sakura: "Mmmhhh, Tidak... Aku hanya bertanya saja." (Tersenyum dan melanjutkan perjalanan mereka).

STASIUN KERETA API

Dikarenakan rute pulang mereka kebetulan sama Yuji dan Sakura akhirnya pulang bersama menggunakan kereta api. Kala itu Yuji bermaksud membalas chat dari Shiorin yang menanyakan kabarnya. Namun ketika dia akan membalas pesan, Handpone miliknya mati karena kehabisan baterai.

Yuji : "Yahh.. Huhhh (Menghela nafas dan memasukan handpone miliknya lagi ke dalam sakunya)." Melihat ekspresi Yuji yang demikian lantas Sakura menanyakan hal tersebut kepadanya.

Sakura : "Kenapa, ada masalah?"

Yuji: "Tidak, Baterai Handponeku baru saja habis."

Sakura: "Kau Mau pinjam handponeku? bila penting kau harus segera membalasnya bukan."

Yuji: "Ahh, Tidak kok. Nanti sepulang dari seni aku langsung mencarggernya saja. Lagipula sebentar lagi aku turun."

Sakura: "Benarkah? Aku juga turun di stasiun setelah ini."

Yuji: "Oh yah, begitu."

Mereka sampai di stasiun tujuan. Sakura menggunakan bus untuk pulang sedangkan Yuji berjalan kaki ke minimarket dahulu untuk membeli sesuatu. Mereka berpisah ketika Sakura sudah memasuki busnya dan Yuji berjalan ke minimarket untuk membeli minuman dan sesuatu lainnya untuk dibawa kerumah pamannya yang kebetulan hari ini dia berniat menginap di rumah pamannya.

Setibanya di rumah pamanya Yuji langsung mencargger handponenya dan 1o menit kemudian dia mencoba menyalakan handponennya meski belum terisi penuh hanya untuk membalas pesan dari kekasihnya Shiorin. Dia tersenyum dan membalas kembali pesan dari shiorin sampai lima menit kemudian sebelum pada akhirnya mereka mengakhiri percakapannya.

"Selamat malam" ujar Shiorin mengakhiri percakapan mereka

"Selamat malam juga dan tidur nyenyak yah." Balas Yuji dalam pesannya.

ESOK HARI

Yuji bangun pagi-pagi sekali untuk melakukan olahraga pagi rutin yang biasa dia lakukan untuk berlari mengelilingi kompleks tempat yang tak jauh dari rumah pamannya. Tak pernah di duga ternyata dia bertemu dengan seorang lelaki yang sekilas pernah dia lihat sebelumnya. Namun karena dia tidak mengingat kapan dan siapa orang itu, lantas dia menghiraukannya dan kembali melannjutkan lari paginya.

Ketika dia baru saja pulang ke rumah pamannya setelah selesai dengan rutinitas paginya dia terkejut dengan seseorang yang dilihatnya.

"Sakura? Kenapa kau ada disini." Tanya Yuji pada seorang wanita yang tengah terduduk bersama paman dan bibinya di ruang tamu.

"Hei, Yuji. Kau tinggal disini. Rupanya kau keponakan yang diceritakan oleh paman dan bibi." Ujar Sakura.

Rupanya Sakura adalah kerabat jauh dari bibi Yuji alias istri pamannya. Dia sering berkunjung ketika waktu senggang hanya untuk mengantarkan makanan atau membantu pekerjaan di Restoran apabila sekolahnya sedang libur dulu. Dan kini hal itu masih dia lakukan meski sudah berada di bangku kuliah.

"Syukurlah, Ternyata kalian sudah saling kenal. Kebetulan hari ini kami akan meluncurkan produk baru di restoran sehingga kami membutuhkan bantuan kalian." Ungkap bibi Yuji yang turut senang dikarenakan mereka berdua sudah saling mengenal satu sama lainnya.

Sebenarnya dua hari yang lalu Yuji mendapatkan pesan dari pamannya untuk datang ke restoran apabila tidak ada kegiatan kampus di hari minggu untuk membantu peluncuran Produk baru dari Restoran Pamannya.

Hari sudah larut dikarenakan rumah sakura yang cukup jauh dari restoran akhirnya dia menginap setelah mengetahui besok kuliah siang.

Beranda belakang

Sakura masih terduduk menatap langit di malam itu. Bibi dan paman Yuji tampaknya sedang menikmati acara televisi. Yuji datang dari samping kanan arah kamar tamu yang selesai dibereskannya. Dia kemudian mengatakan kepada sakura untuk segera masuk kedalam dikarenakan hari sudah semakin larut dan kamar tamu sudah bisa digunakan. Sakura lantas tersenyum dan berjalan ke kamar tamu seraya mengucapkan selamat malam kepada yuji. Namun nada yang dia ucapkan membuat hati Yuji merasa aneh. Seakan ada kesedihan dari kata-katanya tersebut. Sehingga Yuji terdiam sejenak dan memutuskan masuk ke kamarnya setelah menatap bulan yang sedari tadi dilihat oleh sakura.

Kamar Yuji

Dia terbaring disana dan mengingat kembali tatapan kosong di mata sakura sebelum dirinya menegur sakura untuk segera memasuki kamar tamu. Namun Handponenya bergetar dan dia mulai tersenyum ketika melihat ada pesan disana. Tanpa menunggu lama dia balas pesan dari Shiorin dan sedikit berbincang sebelum tidur melalui pesan singkat mereka.

Pagi Hari

Yuji terbangun ketika perutnya sakit tak tertahankan. Dia menuju kamar mandi utama namun sedang ada yang memakainya. Mau tidak mau dia menuju kamar madi belakang dimana dekat dengan kamar tamu tempat sakura berada. Dikarenakan perutnya sedang sakit tak tertahankan dia berlari dari ruangan utama ke beranda belakang menuju toilet tanpa pikir panjang. Hingga pada akhirnya dia tak sadar ada orang yang sedang berada di depannya dia tabrak begitu saja dan mereka terjatuh berdua.

"Ahh, Maa...af, Glek." Yuji seketika terkejut dimana sakura masih memakai handuk dan tertindih olehnya ketika baru saja keluar dari kamar mandi. Dia langsung bangun namun dikarenakan lantai sedikit licin membuat mereka terjatuh lagi bersamaan hingga handuk sakura hampir terlepas dan yuji terjatuh kembali menimpa sakura.

"Gile, Mpuknya." Ungkapnya dalam hati. Namun tanpa bisa dia berfikir apapun dikarenakan sakit perutnya meradang kembali . Yuji bangun perlahan dan merangkak menuju kamar mandi.

"Hey kau tidak apa-apa?" Tanya sakura terbangun dari posisinya tersebut melihat yuji merangkak menuju kamar mandi.

Toilet sebelah kamar mandi

"Aghhhhh, Gila, Apa yang gue makan sih sampai perut melilit begini, Huhhh." Ujarnya yang masih berkonsentrasi dengan apa yang sedang dia keluarkan itu.

Ruang makan

Ketika Yuji masih dengan Rutinitas paginya di toilet. Sakura keluar dari kamar dan memutuskan untuk menulis secarik kertas di depan pintu bila dia harus pulang pagi-pagi karena ada keperluan. Dia pamitan kepada paman dan bibi yuji yang sedang berada di ruang makan mempersiapkan sarapan pagi.

Bibi: "Lah, Ayo sarapan dulu. Yuji mana?"

Paman: "Iya benar sarapan dulu kenapa pagi-pagi bukannya jadwal kuliah kalian siang?"

Sakura: "Kebetulan saya ada keperluan bibi, Paman. Dan Yuji tadi saya lihat masih ada di kamar mandi belakang. Kalo begitu saya pamit Bibi dan Paman."

Bibi: "Iya hati-hati dijalan Sakura, Nanti bibi sampaikan pada Yuji. Jangan lupa mampir lagi yah." Ungkap Bibi Yuji yang beranjak dari posisinya mengantar kepulangan sakura di pintu depan.

Sakura membalikkan badan berjalan lurus setelah melambaikan tangannya. Tak lama kemudian Yuji datang ke ruang makan setelah selesai dari aktifitasnya di kamar mandi. Bibinya mengatakan padanya bahwa sakura sudah pulang beberapa menit yang lalu.

Yuji: "Ahh, Begitu yah." Yuji hanya terdiam dan tersenyum terduduk di meja makan seraya memakan makanannya.

Dua jam kemudian Yuji merapihkan kamarnya dan mengemas tas untuk dibawanya. Dia berpamitan kepada Paman dan Bibinya untuk pulang ke kosannya karena ada beberapa barang yang akan dia bawa ke kampus siang nanti.

Kamar KOST YUJI

Yuji membuka Pintu dan rebahan sejenak di kasurnya. Dia membalikkan tubuhnya menghadap meja sampingnya. Dia lihat Foto dirinya dan Shiorin berdua ketika kencan pertama mereka. Namun tanpa dia sadari wajah yang terbayang dibenaknya adalah wajah sakura. Dia sedikit gusar dengan perasaannya itu dan memutuskan akan meminta maaf pada sakura apabila bertemu dengannya di kampus nanti. Dia mengira bahwa rasa bersalahnya tak akan pernah hilang bila dirinya tidak segera meminta maaf atas perilakunya tadi pagi. Dia bergegas mengemasi barangnya dan keluar dari pintu menuju kampus.

RUANG KELAS SASTRA 1

Yuji terduduk di kursinya dan melihat suasana kelas yang masih belum ramai. Dia melihat kearah meja Sakura yang belum datang dan mulai menghembuskan nafasnya. Tak lama berselang dia mendapat balasan pesan dari Shiorin yang sedang berada di Hokaido untuk kelas Pahat Sastra Dua. 

Yuji: "Huhh, Kenapa juga kelas Pahatnya gak kemari bersamaan sih." Ungkapnya menaruh handponennya seraya meringkukkan badannya. Saat itulah Sakura datang dan mulai terduduk disamping kursinya.

Sakura: "Kau kenapa? (Melihat kearah handpone Yuji yang masih terlihat pesan dari Shiorin) Hmm, Pagi-pagi udah galau aja." Ujarnya menaruh buku dari dalam tas.

Yuji: "Ahh, Kau rupanya. (Terduduk kembali dan menaruh handponnya di dalam saku celana) Kapan kau datang?"

Sakura: "Baru saja, Kenapa emang?" Melihat kearah Yuji.

Yuji: "Tidak apa-apa (Terdiam sejenak) Emhh, Oh yah. Maaf untuk yang tadi Pagi. Aku tidak sengaja. Aku harap kau bisa memakluminya." Ungkapnya seraya menggenggam tangannya seraya mata terpejam bersiap untuk tinjuan dari Sakura.

Sakura: "Ahh itu, (Melirikkan matanya kearah atap sejenak) lalu kenapa kau memejamkan mata begitu?"

Yuji: "Aku sedang bersiap bila kau ingin menghajarku. Tapi aku harap kau tidak memukulku keras-keras kalo bisa." Masih memejamkan matanya.

Sakura: "Oh begitu, Baiklah. Karna harga diriku juga sedikit terluka olehmu. Mungkin 3 Pukulan sudah cukup." Mulai beranjak dari kursinya dan menatap wajah Yuji sejenak.

Yuji: "Tiga? Yah, Kau sungguhan ingin memukulku?"

Sakura: "Kenapa, Kau takut?" Masih menatap wajah Yuji yang bersiap menerima pukulan darinya.

Yuji: "Tidak, sama sekali tidak. Aku seorang lelaki, buat apa aku takut hanya karena 3 Pukulan. Ayo cepat pukul aku sebelum orang-orang berdatangan." Menegakkan tubuhnya dan siap akan apa yang akan dia terima.

Sakura: Tersenyum dan mendekatkan wajahnya seraya menyentuh pipi Yuji dengan menepuknya tiga kali. "Sudah ah, cukup dengan semua kekonyolan ini." Ungkapnya kembali ke kursinya ketika beberapa orang memasuki ruang kelas.

Yuji: Membuka matanya dan terheran. "Sungguh kau tak akan memukulku?" tanyanya kembali.

Sakura: "Jadi kau ingin sungguh aku pukul?" Mengambil tempat pensil miliknya dan melirikan matanya ke arah Yuji.

Yuji: "Yah, nggak juga sih. Maksudku kau sudah memaafkanku?"

Sakura: " Hmmmhh" Menganggukan kepalanya mengarah ke depan papan tulis.

Melihat Sakura mengangguk sebagai tanda dia memaafkannya. Yuji turut bahagia dan tersenyum kembali membalikan badannya ke depan. Tak lama kemudian Mahasiswa yang lainnya berdatangan dan Dosen memasuki ruangan untuk memulai kuliah.

KANTIN KAMPUS

Sebagai tanda maaf dan terimakasih Yuji pada Sakura. Dia bermaksud mentraktir makan di kantin kampus.

Sakura: "Kau ini, Padahal sering-sering aja buat kesalahan. Aku kan jadi gak usah capek kerja untuk dapat makan gratis." Memakan mie dihadapannya.

Yuji: "Kerja? (Sedikit Penasaran)"

Sakura: mengambil tisu dan mengelap mulutnya. Nggak Kok, Yah biasalah. Bukannya wajar kalo kerja sambilan untuk menghidupi diri sendiri." Ujarnya melanjutkan memakan makanannya itu.

Yuji masih sedikit terdiam dan sedikit penasaran dengan pekerjaan freelance yang dia lakukan itu. Akhirnya dia bersikeras ikut dengan sakura untuk menemaninya bekerja dengan alasan dia juga membutuhkan uang tambahan.

Mereka berdua keluar dari kampus menuju stasiun kereta. Tak lama dia tiba di sebuah motel tempat pertama kali melihat sakura berjalan dengan seorang pria yang tak dikenalnya.

Yuji: "Disini kau bekerja?" menunjuk kearah motel. Ini kah tempat yang waktu itu, Yuji sejenak mengingat dikala dia pernah melihat sakura.

RUANG CUCI MOTEL

Sakura: "Kenapa? Kau kaget aku bekerja sebagai kuli cuci disini?" Ungkap sakura seraya memasukan beberapa cucian ke mesin cuci.

Yuji: "Maafkan aku. Aku sudah pernah salah paham padamu." Dia menundukan kepalanya dan meminta maaf pada sakura.

Sakura: "Sudahlah, bukankah kita Teman. Kau tidak perlu selalu meminta maaf padaku terus. Semua orang juga akan salah paham bila melihat wanita pergi ke hotel seperti ini."

Tak lama berselang seorang lelaki datang menghampiri mereka berdua di ruang cuci. Lelaki itu adalah orang yang Yuji lihat berjalan dengan Sakura ketika memasuki motel dan orang yang sama ketika lari pagi beberapa hari lalu.

Yuji: "Kau?" Menatap lelaki tersebut dan terdiam.

Sakura : Menghampiri lelaki tersebut dan memperkenalkan kepada Yuji. "Sore Pak, Dia temanku yang sedang berkunjung dan sedang mencari pekerjaan Free lance juga. Dan Yuji Perkenalkan ini Tuan Moto Manager Motel ini.

Yuji: "Sore Pak, Saya Yuji. Teman sakura, Senang bertemu dengan anda."

MALAM HARI DI KOST YUJI

Dia terbaring dikasurnya dan memejamkan matanya sejenak. Dia membuka matanya kembali seraya melihat handpone miliknya hanya untuk melihat apakah sudah ada balasan pesan dari Shiorin. Tak lama kemudian Shiorin menelpon dan dia langsung menjawabnya sesegera mungkin.

Yuji: "Iya hallo, bagaimana dengan kelasnya?"

******


BEFORE                                                                                                                             NEXT---->

ANATA DAKE: BAB 4.SEBUAH RASA

 


Tiada yang mengetahui hari esok, begitu pula dengan diriku. Hari ini aku mencintai dirinya, akankah rasa ini akan tetap seperti ini hingga akhir?

Aku bukanlah wanita naif ataupun realistis, yang aku tau adalah...

Bahwa saat ini, aku sedang merasakan cinta yang bergejolak dalam hatiku_shiorin.

*****

Pagi ini aku bangun pagi sekali. Tak aku sangka waktu masih menunjukkan pukul 03.00 pagi. Ingin aku rasanya ingin tidur kembali tapi mata ini tak ujung jua terpejam. Akhirnya, aku pergi ke dapur untuk melihat apakah ada beberapa makanan yang bisa aku santap. Aku juga memeriksa jadwal hari ini di kampus. Namun tak ada jadwal sehingga aku tak perlu pergi ke sana. Begitu pula dengan Yuji, dia hari ini melakukan kunjungan bersama kelasnya ke hokaido untuk kunjungan kelas pahat. Karena kami berbeda kelas dan dosen yang berbeda pula, maka jadwal kunjungan kelasku akan diadakan Minggu depan. Rasanyaa.. aku berubah menjadi bukan diriku sejak mengenal yuji.

Tapi.. aku tak keberatan dengan hatiku saat ini. Meski hatiku sering tidak karuan dibuatnya karena rindu. Itu juga menjadi salah satu kebahagiaan yang aku rasakan saat ini.

Waktu masih menunjukkan pukul 05.20. aku putuskan untuk pergi ke luar melakukan jogging pagi seperti biasa.

Kebetulan apartemen yang aku sewa ini berada di tengah-tengah kota yang dekat dengan taman. Sehingga memudahkan aku untuk pergi ke sana bila hendak olahraga pagi.

Sama seperti biasanya, taman ini dipenuhi dengan orang-orang yang melakukan olahraga pagi. Kebanyakan orang tua dan tak ada yang aku kenal. Karena baru beberapa bulan saja aku pindah ke lingkungan ini.

Namun, meski aku tak mengenal mereka sekalipun. Senyum dan sapaan akrab mereka membuatku merasa betah dan nyaman berada di sini.

Sampai saatnya aku bertemu dengan seseorang yang membuat ketenanganku hilang untuk beberapa saat.

"Hei, orinnn... Kau olahraga pagi juga?" (Terdengar suara orang memanggilku dari belakang).

Yap, seseorang yang cukup aku kenal dengan suara yang berisik pula. Dia adalah Kazu Albert. Baru saja kemarin dia pindah ke lingkungan yang tentram ini. 

"Wah, selain kita tetanggaan ternyata kita juga punya hobi yang sama juga ya?" ujarnya padaku dengan tanpa dosa mengganggu ketenanganku saat ini.

"Apaan sih." ujarku padanya mencoba bersikap cuek.

"Yah jangan cuek begitu dong rinn.. gue yakin bener kalo elu itu teman kecil gue. Ayo dong coba Lo ingat-ingat lagi, masa gak ingetin sama sekali?" Ungkapnya padaku mencoba memaksakan kehendaknya yang membuatku tambah tak menyukainya.

Shiorin Sedikit membeyangkan dan mengingat-ingat kembali.

Sebenarnya.. saat aku pertama melihat Kazu aku seperti ingat sesuatu. Tapi, setiap aku mencoba mengingatnya, aku selalu merasa sakit kepala. Mungkin, aku memang pernah mengenalnya. Namun, mengingat reaksi otakku yang begitu sakit. Aku rasa ingatan itu bukanlah suatu ingatan yang baik bagiku. Jadi.. aku coba untuk tidak mengingatnya dan mencoba acuh padanya.

****

"Pleas, udah cukup Kazu. Elo maksa banget sih, jangan-jangan elo naksir gue ya?. Makanya elo sampai ngotot banget kaya gitu. Hayo ngaku?" ujarku padanya dengan percaya diri untuk membuatnya menjauhiku.

"Haah? Kau bercanda kan. Mana mungkin gue suka sama pacar temen sendiri? Lagipula, elu udah kaya adik gua kali Rin." Ungkapnya padaku dengan memagang pundakku mencoba meyakinkanku.

"Yah yah yah.. bokis aja Luh. Bay.. gua mau pulang dulu!" Pungkasku mengakhiri pembicaraan kami.

"Idih, pemarah bener tuh anak. Perasaan awal ketemu di kampus dia kalem-kalem aja."

***

Perumahan B12 distrik kota memang bukanlah tempat hunian yang biasanya untuk beberapa kalangan masyarakat di Tokyo. Bertepatan di pinggir kota dengan suasana asri yang menenangkan jauh dari asap dan bisingnya suara Hinar binar kota. Meski memiliki suasana bak perdesaan, perumahan B12 merupakan salah satu tempat hunian elite dengan sewa mencapai 35 juta $/tahun.

Usai melakukan olahraga pagi, shiorin kembali ke apartemen miliknya. Dia buka kulkas dan meminum beberapa teguk air untuk menghilangkan dahaganya.

"Ah ya, aku baru sadar. Tadi itu Kazu kan? Bukankah dia harusnya ada kunjungan ke hokaido. Kenapa dia masih disini? Akh, dasar seenaknya saja dia itu. Mentang-mentang artis terkenal. Dia pasti bolos karna ada alasan manggung dan lainnya. Ujung-ujungnya dia bakal ikutan kelas di sastra 2 lagi. Arghh, bete banget dah." Shiorin menaruh kembali botol minumnya dan bersiap untuk mandi.

•••

KELAS PAHAT SASTRA I

Sementara itu di hokaido, Yuji dan mahasiswa lainnya sedang dalam kelas memahat disana.

Instruktur: "Wahh, kau terampil sekali. Baru kali ini aku melihat hasil karya pahat seindah ini," puji instruktur pahat pada Yuji yang sedang dalam tahap proses penyelesaian.

Rei: "Benar, Yuji sangat berbakat sekali. Tidak heran dia menjadi salah satu mahasiswa teratas di kelas kita." ujar Rei yang membenarkan pujian pada Yuji.

Teman Sekelas Lainnya: "Ya benar, bila melihat Yuji aku juga merasa bangga bisa masuk di kelas sastra 1 ini." Ujar Mahasiswa lainnya yang terkagum melihat hasil pahatan Yuji. Dan Begitulah ujar teman-teman kelasnya yang kagum pada kemampuan Yuji tersebut.

Sakura: "Ehemm, jadi ini hasil pahatan sang genius seni di kelas sastra 1?" Tutur sakura menghampiri Yuji.

Yuji: "Apaan si lo, genius apa coba. Biasa aja kali, gue bisa cepat karna udah terbiasa menggunakan alat ini dari kecil. Jadi wajarlah kalo gue lebih cepat dari kalian," ungkapnya sedikit merendah.

Sakura: "Ahm begitu ya, tapi memang benar kok. Pahatanmu sangat cantik, bila dilihat-lihat wanita ini mirip sekali dengan Shiorin ya?" Ungkapnya Melihat ke arah patung pahatan Yuji.

Yuji: "Apaaa? Nggak kok, kau salah. Memangnya wanita dengan rambut panjang ini hanya Shiorin saja. Ibuku juga berambut panjang loh, Mina, Tsuyu dan kau juga," ujar Yuji dengan wajah yang sedikit memerah. Meskipun demikian pahatan patung tersebut memang sangat mirip dengan Shiorin. Seseorang yang sudah pernah melihat Shiorin tentu saja akan melihat patung yang dibuat Yuji adalah Shiorin.

Sakura: "Ah iya kau benar, tapi... bukankah bila dia mendengarnya akan sedih. Bukankah begitu?" ujar Sakura kembali.

Yuji: "Sedih? Maksudnya?" tanya Yuji Sedikit Bingung.

Sakura: "Akh tidak lupakan saja, aku akan kembali ke tempatku saja untuk menyelesaikannya juga," pungkas Sakura mengakhiri percakapan mereka.

~~~~

Sakura kembali ke tempatnya untuk melanjutkan karyanya sendiri. Sementara itu, Yuji sudah hampir menyelesaikan pahatan miliknya sampai 90 %. Waktu sudah sore, akhirnya kelas sastra satu selesai dengan pahatan yang mereka buat dalam pelatihan ini. Tentu saja seni pahat bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan hanya dalam satu kali praktek. Namun ada beberapa orang yang bisa menyelesaikannya hanya dalam satu hari saja. Salah satu diantaranya adalah Sakura dan Minna mereka menyelesaikan pahatan sederhana pertama mereka dalam bentuk hati dan bola lampu. Sementara itu yuji berhasil membuat patung Dewi wanita yang cantik dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan kedua rekannya. Oleh karena itulah, yuji mendapatkan sertifikat penghargaan yang diberikan oleh instrukturnya secara langsung saat itu juga. Bahkan pahatan milik yuji akan ikut dalam festival pahat bulan depan yang direkomendasikan oleh instruktur Gosunkugi pemilik kerajinan di Hokkaido.

~~~

Kelas usai tengah malam setelah penutupan dari dospem Takeda sensei memberikan cinderamata kepada Tuan Gosunkugi.

 semua orang kembali ke hotel untuk istirahat dan besok pagi sekali harus bangun untuk persiapan pulang.

Yuji melihat smartphone miliknya ada pesan disana. Dia pun tersenyum ntah mengapa membacanya.

"Bagaimana dengan kelas hari ini, Apakah berjalan lancar?. Kau bisa balas pesanku ketika sudah sampai hotel dan istirahat cukup. Night "_Shiorin.

"Karna begitu lelahnya hari ini rencananya aku akan tertidur setelah membersihkan diri dan merapikan bajuku (Emot lelah pada pesannya)."

Esok paginya, Yuji mengirimkan pesan lagi pada shiorin. Kemudian dia menyambungnya dengan menelpon. Tanpa terasa sudah 30 menit berlalu dia berbincang dengannya. Pintu hotel sudah diketuk oleh ketua studi. mereka pun mengakhiri perbincangan mereka saat itu juga ketika pintu diketuk.

Pukul 07.30 setelah sarapan dan pengarahan oleh Takeda sensei Yuji menuju bus untuk pulang ke Tokyo.

🚌🚌🚌

Dikarenakan ini adalah perjalanan pulang, semua orang duduk bersama dengan teman dekatnya masing-masing. Oleh karena itulah Yuji yang datangnya terlambat hanya bisa berharap mendapatkan kursi kosong tersisa. Terlihat seseorang melambaikan tangannya padanya.

Rei: "Yuji, kau telat. Disini masih kosong," ujarnya dari kursi paling belakang.

Yuji: "Ah.. rupanya aku duduk dengan mereka berdua ya? Yasudahlah." Ungkapnya melirik kearah Rei dan Sakura.

Rei: "Kau telat Yuji darimana saja sih," Tanya Rei kembali terduduk di kursinya.

Yuji: "Maaf, aku tadi dari toilet sebentar," jawab Yuji padanya sembari terduduk.

Dosen Pembimbing: "Baiklah, sudah semuanya kan.. Pak supir, kita bisa berangkat sekarang," ujar Takeda sensei.

•••

Perjalanan studi sastra 1 selama 3 hari telah usai. Para mahasiswa terlihat kelelahan meski semalam sudah sempat tertidur di hotel. Sebagian besar dari mereka tertidur pulas di kursi mereka masing-masing.

Begitu pula dengan Yuji yang memejamkan matanya di pojok belakang diantara Rei dan sakura.

Tanpa Yuji sadari, dia sudah tertidur selama 1 jam lamanya. Dia membuka matanya perlahan karena merasa kedua pundaknya merasa berat akan sesuatu. Rupanya Rei dan sakura menyenderkan kepala mereka secara bersamaan pada Yuji.

Yuji: "Aghh..pantas saja pundakku terasa berat!"

Lantas Yuji memindahkan kepala mereka secara perlahan pada posisi yang membuat dirinya nyaman tanpa membangunkan mereka berdua.

Namun beberapa saat setelah dia rasa terbebas dari senderan temanya itu. Dia dikagetkan oleh tangan sakura yang memeluk dadanya secara mendadak.

Yuji: "Ashh..astaga.. kagetnya .." melirik kearah mereka berdua yang masih tertidur.

Yuji pun berusaha melepaskan kembali tangan sakura yang menempel pada dada dan lehernya. Namun meski dia sudah berusaha keras, Sakura nampaknya enggan melepaskan pelukannya pada Yuji. Hingga Yuji pasrah dan menunggu Sakura melonggarkan pelukannya itu.

Yuji: "Aghh sudahlah, lagipula ini bukan Mauku ughh.." Pasrah dan melihat jam tangannya.

Akhirnya, setelah 15 menit berlalu Sakura melepaskan pelukannya itu. Yuji kini bisa sedikit bernafas lega dan melihat sekitar teman-temannya yang juga masih dalam keadaan tertidur.

30 menit selanjutnya mereka sampai di tempat pemberhentian terakhir. Semua mahasiswa turun dari bus dan pulang ke rumahnya masing-masing.

 

BEFORE                                                                                                                               NEXT--->

ANATA DAKE : BAB 3 JADIAN

 


Tak perlu menunggu waktu lama cinta Yuji disambut baik oleh Shiorin. Hanya butuh waktu beberapa Minggu pendekatan, mereka berdua memutuskan untuk menjalin kasih. Bahkan hari ini Yuji dan Shiorin hendak jalan berdua seusai pulang kuliah.

Pukul 14.33 gerbang kampus.

Terlihat Yuji duduk di tempat makan yang tak jauh dari kampus. Dia membuka tablet miliknya membuat sebuah sketsa lukisan seorang wanita.

Tiba-tiba Kazu Albert datang menghampiri Yuji dengan dua kaleng minuman di tangannya.

Kazu Albert: "Hey yuji, masih disini aja lo. Mentang-mentang udah jadian. Gua ditinggal sendiri cari tugas di perpus. Akh dasar teman tak setia yah lou ini." ungkap Albert pada Yuji yang sedang terduduk di disana.

Yuji: "Yah.. sorry Al. Gue ada janji ngedate bareng Shiorin hari ini. Jadi gak bisa temenin lo di perpus. Lagipula bukanya lo satu kelompok dengan Rei dan Sakura? Apa kalian gak ngerjain bareng?" Tanya Yuji.

Kazu Albert: "Hah.. jangan bahas mereka deh. Gua bete satu kelompok bareng mereka. Masa.. tugas kelompok mereka udah selesaikan 1/3 baginannya?" Ungkap Albert.

Yuji: "Lah bukanya bagus cepet beres?" ujarnya dengan merasa heran.

Kazu Albert: "Yeh elu emang lemot Ji. Ini kan tugas kelompok kali. Kenapa juga sebagian besar mereka yang selesaikan."Mengangkat alis matanya dan tangannya ketika berargumen dengan Yuji.

Yuji: "Hah...(merasa kebingungan) kok.. gue jadi bingung ya?" Ungkapnya semakin tak mengerti.

Kazu Albert: "Iyah .. masa gue disuruh ngeprint aja coba di perpus? Gila gak tuh." Ujar Albert kembali menerangkan kekesalannya.

Yuji: "Haah.. yah gimana elu aja dah. Mr Perfect. Lagian salah lo juga kan karena izin manggung disaat udah janjian ngerjain tugas waktu itu." Pungkas Yuji kepada Albert.

Info: Kazu Albert adalah anak dari salah satu anggota band terkenal di Venezuela, Jead Albert. Sedangkan ibunya adalah orang Jepang yang bergelut di bidang fashion. Oleh karena itulah dunia tarik suara dan fashion terkini sudah tak asing lagi bagi dirinya. Selain itu, Albert juga merupakan vocalis dari band Luminoz4 yang sedang naik daun di Jepang. Wajar saja bila jadwalnya lebih padat dari mahasiswa biasanya. Namun, karena dirinya yang terkenal dengan Mr Perfect. Albert justru selalu tak ingin ketinggalan dengan tugas-tugas kuliahnya, bahkan dia selalu ingin mengerjakan tugasnya sendiri. Hingga pada akhirnya, hal tersebut tampak sedikit menyebalkan bagi teman-temannya yang mencoba membantunya.

Kazu Albert: "Yaiyah, Yuji! Oleh karena itu. Gue minta juga diberikan bagian tersulit juga gitu." Balasnya kembali mencoba menjelasakan lagi.

Yuji: "Hah?" ( Yuji tambah tak mengerti dan hanya menghembuskan nafasnya perlahan)

"Kayanya nih anak benar seperti rumor yang beredar deh.. huh.. Mr Perfect..Mr Perfect! " Ungkap Yuji dalam hatinya sambil menggelengkan kepala.

Yuji: "Ahaha, yasudah terserah elu aja deh tuan Albert! Gua pusing lama-lama dengerin ocehan lo. Btw, kau bawa minum apa itu?" Ujar Yuji mengalihkan pembicaraan mereka yang sudah ngalor ngidul nguling tanpa arah.

Kazu Albert: "Ahh ini? Kau mau coba? Beneran?" mendadak tersenyum dan mulai menawarkan minumannya.

Yuji: Huh.. akhirnya.. ini anak diem juga, ujar Yuji dalam hatinya. "Ohh.. tentu bila memang enak kenapa tidak?"Jawabnya sedikit tersenyum menerima minuman dari Kazu Albert.

Sepersekian detik Yuji hendak meminum minuman yang diberikan Kazu Albert. Shiorin datang sembari tersenyum dan melambaikan tangannya.

Shiorin: "Maaf aku terlambat, aku ada tugas tambahan tadi." Ujar Shiorin memasuki tempat makan dimana Yuji dan Albert sedang berada disana.

Yuji: "Ahh tidak kok. Aku juga gak merasa boring disini," balas Yuji dengan meletakkan kembali minuman yang akan diminumnya.

Kazu Albert: "Hey, bila dilihat-lihat kau tampak seperti Orin temanku dulu deh?" Tiba-tiba Albert berdiri dan menatap wajah Shiorin hingga membuatnya risih.

Shiorin: "Hah.. apaan sih modus deh, lagipula kenapa Lo panggil gue dengan nama panggilan kecil gue sih." Ungkap Shiorin yang tidak terlalu suka dengan namanya dipanggil demikian.

Kazu Albert: "Hah nama panggilan kecil lo?" Albert Sedikit terkejut dan tersenyum.

Shiorin: "Udah akh jangan di bahas lagi. Oh ya Yuji, hari ini kita mau kemana?" Tanya Shiorin mengakhiri perdebatan dengan Albert.

Yuji: "Bagaimana bila kita nonton, kebetulan ada film baru yang ingin aku tonton." Ucapnya kepada Shiorin sembari mengemasi barangnya.

Shiorin: "Aku rasa itu ide yang bagus." Jawabnya tersenyum menatap Yuji.

"Hmm..meski aku sudah melihat Shiorin beberapa kali. Tapi dari dekat dia memang mirip dengan temanku Orin sih. Tapi siapa nama lengkap temanku itu yah? dengan wajah yang sedikit bingung Albert masih saja kepikiran temannya itu yang dia rasa sangat mirip dengan Shiorin. Hingga tanpa sadar mereka berdua sudah beranjak dari sana.

Kazu Albert: "Hey, kalian mau kemana?" Tanya Albert yang baru saja tersadar dari lamunannya. Ketika Albert sedang melamun, Yuji dan Shiorin beranjak dari tempat mereka duduk.

Yuji: "Ahh.. kami mau pergi nonton nih. Maaf yah Al, kali ini gue gak bisa ajak lo. Karena gua mau ngedate dulu oke." Ungkapnya melambaikan tangannya dan pergi bersama Shiorin.

Kazu Albert: "Idih, brengsek si Yuji. Ada pacarnya gua ditinggal. Gak setia kawan banget sih. Ahh.. meski sebenarnya gue juga emang gak dekat-dekat amat sih sama dia Hahhh." Albert pun melanjutkan minumnya dan memesan beberapa makanan juga kala itu.

Dikala Albert sedang mencicipi omurice pesanannya. Disampingnya duduklah seseorang yang lagi-lagi dia rasa pernah mengenalnya.

"Pak, yakiesobanya satu," ujar lelaki dengan jaket hitam dan sepatu boots hitam itu.

Kazu Albert: Melihat ke arah lelaki yang memesan yakisoba. "Oghhh.. rasanya aku pernah melihatmu? Apakah kau juga kuliah di FAM University?" Tanyanya kepada lelaki itu spontan.

"Maaf, apakah kau sedang bertanya denganku?" Ungkap lelaki tersebut.

Kazu Albert: "Ah Iya maaf sebelumnya, Aku rasa aku kurang sopan karena belum memperkenalkan diri ya. Aku Kazu Albert dari FAM University. Kau bisa panggil aku Kazu atau Albert". Ujarnya memperkenalkan diri.

"Aku tau kok. Kau Albert vocalis dari luminoz4 kan. Aku Jo, sama sepertimu juga dari FAM University". Ungkap lelaki tersebut memperkenalkan diri.

Kazu Albert: "Nah.. benar kan, aku tidak salah pernah melihatmu di kampus berarti," Albert langsung menghampiri meja Jo dan melanjutkan perbincangan mereka.

Tanpa butuh waktu lama Albert bisa langsung berteman dengan Jo yang baru dikenalnya. Terlebih lagi, Jo sendiri mengikuti kelas musik yang sama dengan Albert. Meski Albert tak pernah masuk kelas dikarenakan jadwal manggungnya.

Esok harinya di kelas musik. Seisi kelas heboh dengan kehadiran Albert yang tiba-tiba selama ini tidak pernah masuk kelas. Tak hanya kelas musik, Albert juga sering absen saat kelas seni lainnya. Bahkan Yuji sendiri hanya bertemu AlBERT beberapa waktu saja, itu pun bukan di kelas melainkan di luar kampus saat mereka hangout bareng.

Kazu Albert: "Hey bro, ternyata kau memang ikut jurusan musik juga. Gue kira elo hanya hayalan aja masuk jurusan ini hoho." Ujar Albert langsung terduduk disebelah Jo.

Jo: "Maksud elo gue kurang pantes gitu berada disini?" Ungkap Jo dengan nada sedikit ambigu.

Kazu Albert: "Ishh.. tentu bukan itu maksud ucapan gue. Yah elo Taulah, meski gue masuk ngampus juga. Masih banyak yang belum gue kenal dekat. Terlebih kebanyakan dari mereka menganggap gue idol bukan teman sekelasnya. Yah Taulah gimana gak nyamannya gue diperlakukan spesial gimana gitu.. meski gue memang sedikit spesial sih haha." Ujar Albert Kepedean.

Jo: "Sepesial kah? Yah gimana Lo aja deh, Tuan Special." Ungkapnya kembali menghadap ke depan dimana orang-orang terus berdatangan.

Kazu Albert: "Ahh.. itu Orin.. hey orin.. hari ini gue masuk kelas loh," spontan Albert berteriak memanggil nama Shiorin seakan-akan mereka akrab.

Shiorin pun menghampiri meja Albert dengan sedikit wajah yang tampak bete.

Shiorin: "Please deh Kazu Albert, jangan panggil nama gue dengan panggilan yang gak lengkap begitu. Gue pikir kita gak sedekat itu sampai elo manggil nama gue dengan sebutan aneh seperti itu. Orang Yuji yang cowok gue aja panggil gue Shiorin. Apalagi elo yang gak dekat sama gue sama sekali," Ucap shiorin dengan sedikit berbisik.

Setelah menghampiri Albert di kursi belakang, Shiorin pun kembali ke kursi paling depan tempat biasa dia terduduk.

Jo: "Albert, tidak kah kau sedikit kelewatan?" Tanya Jo dengan suara pelan.

Kazu Albert: "Hah? Kelewatan? Maksudnya?" Bisiknya dengan amat mengesalkan.

Jo: "Ahh maksudku, kau tidak tau betapa malunya dia saat kau memanggil namanya dengan keras seakan kau dekat. Yah, meski menurutku kalian cukup dekat juga sih bila sampai berdebat hanya karena nama panggilan," ujar Jo sedikit tersenyum tipis mengingat betapa konyolnya Albert.

"Bro, kau juga menganggap aku sok kenal dan sok dekat dengannya? Akhh.. kau sama saja dengan Yuji." Ujar Albert terheran kepada Jo.

Jo: "Yuji?.. maksudmu pacarnya yang dia sebutkan tadi?"

Kazu Albert: "Yah,.. si Yuji yang pacarnya dari kelas sastra 1 sama kaya gue."

Jo: "Ahh.. gue rasa gue tau. Kalian pernah nongkrong di kantin bareng kan dua Minggu yang lalu sebelum elo sering bolos ngampus."

Kazu Albert: "Dih.. gue aja gak ingetin kapan gue kenal Yuji. Hebat juga elo bisa mengingat semua kejadian beberapa waktu kebelakang."

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Catatan: Yuji, sakura dan Albert, Rei adalah mahasiswa sastra 1. Sedangkan Shiorin dan Jo merupakan mahasiswa sastra 2. Bila ada pertanyaan mengapa Kazu Albert bisa ada di kelas sastra dua. Itu karena AlBERT banyak ketinggalan materi di sastra 1. Sehingga dia memutuskan untuk mengejar materi di kelas sastra dua. Namun, karena Albert merupakan salah satu mahasiswa terpandai di sastra satu seharusnya dia bisa mengejar materi tanpa harus pergi ke kelas sastra dua yang memiliki jadwal hari yang berbeda dari sastra satu. Jadi, alasan Albert berada di kelas sastra dua masihlah misteri hingga kini.

🌿🌿🌿🌿🌿

Perkuliahan mengenai instrumental musik sudah selesai. Mahasiswa sastra dua satu persatu meninggalkan ruangan kelas. Diluar kelas Yuji sudah menunggu shiorin disamping pintu keluar.

Saat shiorin dan Yuji hendak meninggalkan kelas bersama, Albert sontak menegur mereka dengan sedikit candaan.

Kazu Albert: "Waduh, ada yang dijemput pacarnya tuh. Mau dong sesekali dijemput juga sama lo Ji".

Jo yang berada disamping Albert hanya terdiam dan memalingkan wajahnya menuju arah yang berlawanan dengan mereka.

Shiorin: "Ihk.. apaan sih loh Albert, udah akh yuk kita jalan aja," balas Shiorin yang sedikit ilfil dengan candaan Albert.

Yuji hanya tersenyum kocak melihat kelakuan kekasihnya dan Albert. Mereka berdua pun pergi meninggalkan Albert dan Jo di depan kelas sastra dua.

Saat Yuji dan Shiorin akan keluar kampus, mereka bertemu dengan Sakura yang sedang sendirian membawa map ditangannya.

"Sakura" Panggil Shiorin dengan melambaikan tangannya.

Sakura pun menengok ke arah asal suara dan melihat mereka berdua. Dia pun menghampiri Shiorin dan Yuji sebentar untuk bercakap.

Shiorin: "Kau sibuk sekali sepertinya?" Tanya shiorin sembari melirik ke arah map Sakura.

Sakura: "Ahh tidak, aku hanya membantu dosen sedikit aja kok. Tidak serepot yang terlihat". Ungkapnya tersenyum menjawab pertanyaan dari Shiorin.

"Bila ada yang perlu aku bantu bilang saja ya Ra, aku dan Yuji pasti bakalan bantuin kamu kapanpun kau mau." Ujar Shiorin dengan senyuman.

Yuji sontak mengerutkan keningnya, kaget akan ucapan Shiorin.

Yuji: "Ehh.. iya, Lo tinggal bilang kita aja hehe (Tertawa kecil)," ujar Yuji menanggapi ucapan Shiorin.

Sakura: "Wihh..yang bener nih? Yah gak percuma gue jadi Mak comblang kalian berdua. Tenang aja, gue pasti tagih janji Lo ya Yuji!.. Shiorin!. Kapanpun gue butuh, kalian harus ada oke". Ungkap Sakura yang menunjukan sikap senang mendengar perkataan itu dari mulut Yuji.

Shiorin: "Semangat sakura." Lambaian tangan Shiorin dari jauh ketika Sakura sudah meninggalkan mereka berdua.

Mereka berdua pun kembali melanjutkan perjalanan date yang sempat tertunda karena pembicaraan tadi.

Meski tidak terlihat jelas, Yuji sedikit canggung berhadapan dengan Sakura akhir-akhir ini. Yuji sendiri pun tak mengerti mengapa dia begitu. Terlebih lagi, tempat duduk mereka juga bersebelahan. Namun yuji bersikap berbeda dari biasanya seakan menghindari Sakura. Hal demikian pun sedikit dirasakan oleh Sakura. Meski Sakura sendiri tak tahu apa yang sebenarnya membuat Yuji menjadi canggung saat bertemu dengan dirinya.

🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀🛀

Pukul 19.20 di kosan Yuji.

Yuji sedang berendam menikmati air hangat dengan tiduran sembari mengingat moment indah tadi sore bersama dengan Shiorin.

"Akhh.. apakah ini nyata?"

"Aku masih tidak percaya bisa berpacaran dengan wanita yang selama ini ada dalam hatiku"

"Ohh.. shiorin.. aku ingin cepat-cepat pagi datang dan bertemu denganmu lagi."

🌿🌿🌿                                                                                                                              🌿🌿🌿

Usai mandi Yuji menyiapkan makan malam untuknya sendiri. Dia membuka kulkas dan mengambil beberapa butir telur dan beberapa sayuran.

Setelah makan malam, Yuji bermaksud membuang sampah yang sudah menumpuk sejak tiga hari yang lalu.

"Ahh.. disana rupanya tempat pembuangan sampahnya. Hmm cukup jauh juga, tapi not bad lah. Setidaknya kosan gue gak dekat sama tempat pembuangan sampah ini." Ungkap Yuji dalam hatinya ketika berjalan mendekati tempat pembuangan sampah yang agak jauh dari tempat tinggalnya.

Setelah membuang sampah Yuji kembali ke kosan. Saat dia hendak masuk ke dalam, Yuji melihat seseorang baru pulang menuju kamar kost sebelah. Yuji pun menundukkan kepalanya sembari memberi salam. Kemudian dia pun masuk kedalam dan mengunci kembali kamar kostnya.

"Sepertinya aku mengenalnya?.. akhh.. dia orang yang bersama Kazu (Nama panggilan Albert di kampus) dari sastra dua kah. Berarti dia satu kelas dengan shiorin ya? Hmm.. yasudahlah."

Yuji membereskan kasur dan berbaring setelahnya. Dia membaca beberapa buku untuk kuliah besok hingga akhirnya Yuji tertidur.

🌿🌿🌿 BEFORE                                                                                                NEXT🌿🌿🌿

ANATA DAKE : BAB 2. PEDE-KATE

 


OMG...Benarkah itu dia?"

(Mata Yuji terbelalak dengan jus yang tersembur sembari melihat wanita berambut pirang itu melintasinya).

"Hey.. Shiorin"

Tiba-tiba sakura memanggil wanita berambut pirang itu dengan melambaikan tangannya.

"Ka..kau kenal dengannya?" tanya Yuji menunjuk wanita berambut pirang itu dengan wajah terkejutnya.

"Ah.. tentu, dia adalah sahabatku Shiorin." ujar Sakura dengan senyum menunjuk kearah Shiorin temannya itu.

****

Mengetahui wanita pirang itu adalah temannya Sakura. Yuji pun mulai bersikap baik padanya keesokan harinya.

KANTIN

Mulai dari ruang kelas dan kantin Yuji mulai sok akrab dan sok baik pada Sakura.

"Ekh .. Kazu.. bentar dulu, jangan dulu duduk. Ladies first dulu lah... Silahkan sakura." ujar Yuji yang kelihatan sekali sedang cari muka kepada Sakura.

"Emhh... Modus.. modus," ujar Kazu dengan muka mesem.

"Ihh gpp modus, namanya juga usaha woy." Balas Yuji dengan wajah yang menjengkelkan.

"Yaudah.. aku ngerti kok Ji, nanti aku sampaikan ke Shiorin yaa," sambung Sakura.

"Beneran?... Bener yah.. awas kalo bohong" Balas Yuji dengan girangnya hingga tidak sadar memegangi tangan Sakura dihadapan teman-temannya.

"Iyaa.. bawel Banget sih," ujar sakura melepaskan tanganya dari yuji yang masih kegirangan.

***

Sehari setelahnya sakura mengatur pertemuan antara Yuji dan Shiorin. Karena tak mau jadi kambing congek diantara mereka berdua, Sakura pun mengajak Kazu dan Rei ke taman fantasi bersama.

TAMAN FANTASI

"Kenalin Rin, dia Yuji teman sekelasku," ujar Sakura memperkenalkan Yuji pada Shiorin.

"Hallo, aku Yuji", sapa Yuji pada shiorin dengan sok manis.

"Emhh kamu.. seperti pernah lihat?" Jawab Shiorin Sembari menunjuk Yuji dengan telunjuknya dengan ragu-ragu.

"Ahh.. haha...kau ini Rin, mana mungkin iya kan Ji?" Sela sakura sembari tertawa.

"Tidak.. kami memang pernah bertemu sebelumnya. Ingat kejadian di halte 3 Bulan yang lalu, saat di Jakarta tepatnya," Yuji sembari tersenyum menatap shiorin.

"Apa?" Tanya sakura cukup terkejut mendengar ucapan Yuji.

"Jakarta? Ahh.. aku ingat, ahhh kau (menunjuk kearah Yuji) iya aku ingat sekarang (Tersenyum)." Ungkap Shiorin yang mulai mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.

Setelah pertemuan itu, Yuji dan Shiorin nampaknya semakin dekat. Hingga saat ini Yuji sedang asyik chatting dengan Shiorin di kelas tanpa sadar dosen sudah memasuki ruangan. Alhasil, dia terkena hukuman sang dosen karena dianggap tak memiliki minat belajar dan diminta keluar dari ruang kelas saat itu.

"Arghhh.. beginikah cinta? Seumur-umur baru kali ini aku kena hukuman saat pelajaran dikelas!" Yuji keluar ruangan.

Meski di bibirnya mengeluh, tapi wajahnya tak menunjukan adanya keluhan. Yuji melanjutkan melihat handphonenya sampai Shiorin mengakhiri perbincangan mereka.

Dikantin kampus...

"Well well... Kamu tau gak Rin? Si Yuji tadi kena hukum dosen loh," celetuk Sakura di tengah makan siang mereka.

"Lah, kok bisa..?" Tanya shiorin melihat kearah Yuji dari kejauhan menuju kearah mereka.

"Iyah, gegara.. sepanjang waktu dia itu sibuk liatin hapenya terus gitu. Gak tau deh chatting sama siapa?" ujar Sakura yang tampak usil bercanda tentang Yuji di depannya.

"Hah?.. apa gegara aku ya?" tanya Shiorin merasa bersalah sambil mengerutkan bibirnya.

"Kok karena kamu Rin? Apa hubungannya coba?" Ujar sakura sedikit bingung sembari menyantap spaghetti miliknya.

"Ahh.. tidak kok, lupakan saja," ungkap Shiorin mengakhiri perbincangan mereka.

Tak lama kemudian Yuji dan Kazu datang dibalik pintu masuk kantin.

"Ehh, ada Shiorin tuh sama sakura," ujar Kazu dengan mata melirik kearah mereka berdua. Yuji dan Kazu pun berjalan kearah mereka berdua yang sedang terduduk di meja dekat jendela.

"Hey.. kalian udah selesai makannya?" Tanya Yuji dengan senyuman yang diarahkan pada Shiorin.

"Ahh.. iya, baru saja selesai," Shiorin.

"Ohh.. begitu," ucap Yuji.

"Kalian telat datangnya sih, kami baru saja selesai." tambah sakura.

"Ahh.. gak adil apa cuma aku yang belum makan siang disini?" Ujar Kazu sembari menerima semangkuk bakmi dimejanya.

"Lah, Yuji emang gak makan?" Tanya sakura.

"Iya nih, si kampret udah makan pas tadi keluar kelas. Sialan banget kan dia," celoteh Kazu sembari menyantap bakmi miliknya.

"Ahh..," Shiorin tampak tercengang untuk sementara.

"Ohh.. gitu, yaudah aku mau ke perpustakaan dulu nih. Aku duluan ya semuanya," ujar Sakura sembari membereskan tas miliknya.

"Ahh.. perlu aku antar gak Ra?" Tanya Shiorin.

"Gak usah, emang aku anak kecil. Yaudah aku pamit dulu ya.. Bay..," Pungkas Sakura.

Sementara Kazu sedang menikmati bakmi miliknya. Yuji dan Shiorin hanya terduduk terdiam sambil menatap malu-malu satu dan lainnya. Kazu yang menyadarinya pun segera menghabiskan makanannya dan berpura-pura pergi ke suatu tempat karena ada kerjaan.

"Hey.. mau kemana kau Zu? Baru juga makan, istirahat dulu Napa?" Ujar Yuji sembari berdiri bertanya pada Kazu.

"Ahh.. aku ada kerjaan nih.. aku lupa kalo tisu toilet di kosan habis. Jadi aku duluan ya, oke Shiorin.. Ji, sampai jumpa besok di kelas ya," Ungkap Kazu bergegas meninggalkan mereka. Dan akhirnya.. mereka berdua terduduk di sana tanpa tujuan karena ditinggal Sakura dan Kazu.

"Jadi.. selanjutnya, kamu mau kemana?" Tanya Yuji sekedar basa basi.

Stasiun kereta api...

Yuji dan Shiorin duduk berdua menunggu kereta selanjutnya.

Sesaat kemudian kereta tersebut datang, mereka berdua pun memasuki gerbong kereta yang penuh sesak didalamnya. Yuji berusaha menjaga Shiorin dari desakan orang-orang di gerbong tersebut.

"Awas hati-hati Rin," ujar Yuji mencoba menjaga Shiorindari desakan orang-orang di kereta.

"Iiya.. Terima kasih,"Ungkap Shiorin.

Sejenak mata mereka saling bertatapan di tengah desakan penuhnya penumpang kereta.

"Gilaaa..jantungku degdegan gini ya? Bisa sedekat ini sama Shiorin," ungkap Yuji dalam hatinya sebelum mengalihkan pandangannya menatap shiorin.

Tak lama kemudian, kereta pun sedikit mengalami goncangan yang menyebabkan para penumpang jadi saling berhimpitan.

"Maaaaf..." Ujar Yuji yang mendadak memeluk shiorin ditengah guncangan itu.

"Iyah.. gpp kok," Ujar Shiorin memaklumi dengan apa yang terjadi.

"Gawattt.. jantungku!!! Kalo terus begini bisa copot gegara mendekapnya mendadak seperti ini," ungkap Yuji dalam hatinya.

Kereta pun berjalan normal beberapa saat setelahnya. Hingga pada akhirnya, kereta sudah berhenti di tempat tujuan mereka berdua.

"Lah.. rumahmu di daerah sini juga Ji?" Tanya shiorin sedikit heran karena Yuji turun di stasiun bersamanya.

"Ahaha.. tidak, kebetulan pamanku tinggal di dekat sini. Jadi.. aku bermaksud untuk mengunjunginya hari ini," ujar Yuji tertawa gerogi.

"Emhh.. begitu yah."

"I..iya Rin, ayo kita menyebrang!"

Mereka pun menyebrangi lintasan kereta melalui under pass disana. Ditengah-tengah perjalanan penyebrangan tersebut, Shiorin memulai pembicaraan dengan Yuji ditengah keheningaan mereka.

"Oh ya Yuji.. aku dengar dari sakura, kau kena hukum dosen ya pagi ini?" Tanya Shiorin.

"Ahaha.. i..iya nih," ujar Yuji menggaruk belakang kepalanya ketika salah tingkah dan sedikit kesal. kurang asem nih sakura, pake ngomong sama shiorin segala lagi aku jadi malu kan! ungkapnya dalam hati.

"Maaf yah, gegara aku chat kamu diwaktu jam kelas. Kamu jadi kena marah dosen." Ujar Shiorin merasa bersalah.

"Ahh.. tidak kok, tidak... Itu sih salahku sendiri karena sampai ketahuan dosen. Jadi kamu gak perlu minta maaf segala Rin." Mencoba menjelaskan kepada Shiorin bahwa itu semua bukan salahnya.

"Ahh.. awas hati-hati Rin", Yuji menarik tangan shiorin yang hampir tertimpa kardus yang jatuh dari salah satu petugas pembawa barang di tangga atas.

"Pak hati-hati dong! Hampir aja kena kami tadi!" Sontak Yuji dengan nada sedikit tinggi.

"Kami mohon maaf, selanjutnya kami akan lebih hati-hati lagi. Apakah kalian baik-baik saja?" Tanya petugas tersebut.

"Yah, syukurlah kami tidak apa-apa. Lain kali lebih hati-hati lagi ya pak!" Tegas Yuji.

Yuji menggandeng tangan shiorin keluar under pass sampai di alun-alun luar stasiun. Setelah tersadar dan merasa malu Yuji barulah melepaskan tangan Shiorin.

"Ehh.. aduh.. maaf." segera melepaskan tangannya yang memegang erat tangan Shiorin.

Shiorin hanya terdiam kaget hingga akhirnya mereka berpisah di pertigaan jalan dekat gerbang stasiun. Keduanya tersenyum dalam diam berjalan kearah tujuan mereka masing-masing.

****

RUMAH PAMAN YUJI

"Ohh Yuji... Akhirnya kau datang kesini juga!" Sapa paman Yuji ketika melihatnya datang dari balik pintu restoran.

Karena kemalaman, yuji akhirnya memutuskan untuk menginap di rumah pamannya itu. Dia membantu melayani pelanggan dikala senggang tak ada tugas dari kampus.

Malam harinya Yuji menemani pamannya minum, dikarenakan usianya sudah cukup dewasa. Kini Yuji sudah boleh untuk meneguk beberapa gelas sake. Tentu saja, karena masih baru meminumnya, Yuji tak kuasa minum banyak. Dia hanya bisa bertahan sampai 3 gelas kecil saja dan langsung pusing.

Pamanya pun membawa Yuji ke kamarnya untuk beristirahat.

"Aghh paman.. aku belum mabuk kok, aku masih bisa minum lebih banyak!" Ujar Yuji dengan mata sedikit mengantuk dan nada yang ngawur.

"Huh.. ternyata kau ini masih bocah yah Ji (Menggelengkan kepalanya). Yasudah, kau tidur saja. Biar aku dan istriku yang membereskan restoran!" Ujar pamannya dan meninggalkan Yuji di kamar tamu. Paman Yuji pun langsung menutup pintu kamar itu dan kembali ke tempat istrinya berada di restoran.

Malam itu Yuji bermimpi... Ntah apa karena pengaruh sake yang diminumnya apa karena dia memang sedang memikirkan Shiorin.

"Shiorin.. aku mencintaimu!" Ujar Yuji sembari mendekapnya.

"Benarkah itu? Aku.. juga mencintaimu Yuji..."

Shiorin...

Yuji....

Pada malam itu Yuji memimpikan bercinta dengan shiorin. Untuk pertama kalinya dia mimpi basah semenjak dia bertemu Shiorin.

Ahh.. shiorin..kau begitu cantik dan manis. Aku...aku ...

Gedebug, tiba-tiba Yuji terjatuh dari kasur. Seketika, mimpi indah itu sirna. Melihat celananya yang basah membuatnya kaget bukan kepalang. Pasalnya Yuji tidak membawa celana ganti karena kedatangannya yang mendadak kerumah pamanya itu.

Terpaksa dia memakai baju lama di lemari ketika dia masih SMA dulu yang tersimpan saat dia menginap tahun kemarin.

"Uwagh.. gila, ini sih sempit banget celananya! Huh.. dari pada gak ada deh."Ujarnya seketika melihat celananya yang tahun lalu. Yuji pun memakai celana seadanya itu, dia pun izin keluar pada pamanya untuk sekedar berbelanja baju baru.

"Aghh, syukurlah toko baju disini tidak jauh dari restoran paman. Jadinya aku bisa mudah mencari pakaian yang pas untukku." ujar Yuji melihat Toko yang akan dikunjunginya.

Setelah membeli pakaian dan mengganti dengan yang baru. Yuji berjalan kearah pusat perbelanjaan di dekat tempat dia membeli baju. Dikarenakan ribet membawa kantung belanjaan ditangannya, Yuji pun membuangnya di tempat sampah terdekat disana.

"Hmm.. gak apa kali yah, toh celana ini juga kesempitan buatku. Bisa-bisa keperjakaanku dalam bahaya kalo pakai celana ngetat kaya begini!" sembari memasukan kantung belanjaanya ke tong sampah.

Dikarenakan hari ini Yuji tak ada jam kuliah sampai esok hari. Dia pun memutuskan untuk tetap tinggal di rumah pamannya hingga esok hari. Meski sudah sering pergi ke Tokyo bersama keluarganya. Masih banyak tempat di kota besar ini yang belum dia ketahui. Maklum, kala dia pergi ke Tokyo saat kecil dulu tak pernah jauh dari pengawasan kedua orang tuanya. Kini usianya menginjak ke 19 tahun barulah dia diberikan kebebasan oleh orang tuanya. Itu pun karena di Tokyo banyak sanak saudara dari ayah Yuji.

Ibunda Yuji terbilang overprotektif bila soal pergaulan anak-anaknya. Sehingga Yuji yang sudah harusnya dewasa jadi terhambat perkembangannya, terutama masalah percintaan. Hampir semua kakak dan adiknya pun mengalami hal yang sama seperti dirinya. Namun, berbeda dengan kakaknya yang paling sulung Ryuzi. Dia sudah terbebas dari pengawasan ibunya semenjak menikah dan tinggal di New York. Alhasil, Yuji sangat iri sekali pada kakaknya itu yang sudah dapat menentukan kehidupannya sendiri.

Pagi ini saja, Yuji mendapat telpon dari ibundanya di Jakarta yang menanyakan kabar dirinya. Meski sang ibunda tercinta sangat overprotektif. Akan tetapi semua keluarganya amat menyayangi ibundanya tersebut. Oleh sebab itulah, apapun perkataan ibundanya itu, tak pernah dia bantah meski sekalipun.

Kembali ke latar Yuji yang sedang berjalan dijalanan kota agak jauh dari restoran pamannya. Dikeramaian kota dimana banyaknya orang berlalu-lalang Yuji berada diantaranya. Kemudian, tanpa sengaja dia melihat seorang wanita yang dirasa pernah melihatnya.

"Seperi mirip sakura?" Imbuhnya dalam hati ketika melihat seorang wanita yang mirip dengan temannya di kelas.

Yuji pun memanggilnya dari kejauhan. Akan tetapi suaranya tak terdengar karena kerumunan orang-orang disekitarnya. Tak ayal dia pun mengejar wanita yang mirip sakura temannya itu.

"Sakura .... ." "Tunggu, Dia sakura kan?"

Tanpa Yuji sadari, dia sudah jauh meninggalkan daerah tempatnya berada. Dia baru menyadari bahwa saat ini berada di daerah hiburan malam orang dewasa.

"Hotel?" Dia pun menenggak ludahnya sejenak melirik daerah sekelilingnya.

Lalu secara tidak sengaja dia refleks bersembunyi dan mengintip wanita yang dia kira temannya itu.

"Tidak salah lagi, itu benar-benar sakura! dan lelaki yang bersamanya itu.. pacarnya kah?" ungkapnya dalam hati masih melihat mereka berdua dari jarak 10 meteran.

Setelah memastikan siapa sebenarnya wanita tersebut dan ternyata adalah teman satu kelas di kampusnya. Yuji bergegas meninggalkan hotel tersebut.

 

BEFORE BAB1                                                                                                            NEXT BAB 3

ANATA DAKE : BAB 1. AWAL

 


Pagi ini aku ada jadwal pagi, aku berlari mengejar bus sekolah yang sedang ngetem di halte seperti biasanya. Meski dengan nafas yang terengah-engah, aku tetap berlari.

Tanpa aku sadari, aku bertubrukan dengan seseorang saat akan menaiki bus pagi itu. Refleks aku menengok kepada orang itu dengan wajah kesalku.

"Bisa hati-hati gak sih kalo naik bus!" Ucapku dengan nada tinggi sebelum melihat wajah orang itu.

"Maaf, aku tidak sengaja. Aku salah karena tidak hati-hati" ungkapnya sembari menegakkan kepalanya yang tertunduk setelah meminta maaf kepadaku.

"Ah... Bidadarikah dia? Cantiknya ... .Ujar ku dalam hati terpesona akan kecantikan wanita itu.

Aku sejenak terdiam tanpa mengalihkan pandanganku pada wanita berambut pirang itu.

"Woy, ayo cepat naik! Busnya akan segera berangkat!" ucap kenek bus sialan yang mengganggu saat terindahku memandangi wajah wanita itu.

****

HALTE BUS PAKIN

Dihari itulah aku bertemu dengan Dia. Wanita yang mampu membuat jantungku berdetak tidak biasa dan membuat aku jatuh hati. Nada suaranya yang lembut, rambutnya yang pirang terurai panjang. Serta wajahnya yang polos dan terlihat kalem. Membuatku selalu terbayang akan dirinya.

Dihari-hari berikutnya aku sengaja berangkat di jam yang sama seperti kemarin. Berharap aku dapat bertemu dengannya kembali. Namun apa dayaku, ternyata Tuhan tidak mempertemukan aku dengan dia lagi.

Hingga kelulusanku tiba, aku tetap tidak bertemu dengan dirinya lagi. Mungkin dia hanyalah sebuah keinginan yang fana dalam hidupku.

Pada akhirnya, aku pun berusaha menyimpannya di dalam hatiku saja dan mencoba untuk melanjutkan hidup normalku kembali.

****

3 Bulan setelahnya "TOKYO"

Pagi ini sangat cerah, tidak seperti pagi-pagi sebelumnya. Tahun ini aku adalah seorang mahasiswa di University of Fine Arts and Music yang cukup terkenal di Jepang. Kebetulan aku mendapatkan beasiswa di negara sakura ini.

Namaku adalah Putra Yuji Uchida. Ibuku adalah orang Indonesia, sedang ayahku adalah orang Jepang. Sebenarnya, ini bukan kali pertama aku pergi ke negara tempat ayahku berasal ini. Tapi ini adalah pertama kalinya aku ke negara ini sendiri tanpa orang tuaku. Terlebih lagi, mereka berdua tinggal di Jakarta.

Yah, meski demikian. Tokyo bukanlah tempat asing bagiku. Setidaknya, setiap tahunnya aku dan keluargaku datang kemari untuk pergi mengunjungi keluarga ayah atau untuk sekedar berlibur.

Saat ini jam tanganku sudah menunjukkan pukul 06.30. untuk mencapai kampus dibutuhkan waktu 30 menit dengan menggunakan kereta api.

"Huh" (mendesah) Menunggu terlalu lama seperti ini membuatku bosan (Melihat jam tangan). Ditambah lagi, disaat pagi hari penumpang kereta sangat padat dari jam-jam biasanya. Yah, tentu saja. Banyak orang yang beraktifitas di hari kerja. Meski ini adalah di negara sakura, kurasa aku sudah terbiasa. Karena kereta Jabodetabek di negaraku juga padat seperti ini.

Ngung,....prittt.... Zung...

Terdengar suara kereta dengan tujuan berikutnya datang menghampiri. Aku pun bersiap untuk memasuki kereta tersebut. Seperti dugaanku, Pagi hari menaiki kereta itu... Akh, sudahlah.

Sekitar 10 menit kemudian aku menuruni kereta tersebut dan bergegas keluar menuruni under pass.

Sudah lama sekali aku tidak kemari. Kemarin pamanku berkata di telpon agar aku mampir ketempatnya sesekali. Padahal, setiap tahun juga kami selalu berkunjung. Yah, begitulah keluarga ayahku. Maklum.. karena paman tak memiliki keturunan. Meski usianya sudah 47 tahun dan dia sudah menikah sekitar 10 tahun namun masih belum dikaruniai anak, sampai pada akhirnya dia selalu disibukan oleh usaha restoran miliknya.

Kini aku sudah menjadi seorang mahasiswa.. bisa dibilang usiaku cukup matang. Namun.. sampai sekarang pun aku juga belum memiliki kekasih.

Bukannya aku tidak normal, tapi... Ada wajah seseorang yang tak bisa aku lupakan sejak SMA.

Yap, dia adalah wanita pirang yang aku temui di Jakarta dulu. Aku rasa.. dia bukanlah orang Jakarta, bisa terlihat dari rambutnya yang pirang.

Sudah hampir tiga tahun aku menunggu bertemu dengannya lagi. Tapi, ternyata memang Tuhan hanya mempertemukan saja.

"Baiklah...

Selamat datang masa kuliahku...

Masa depan aku datang!!!

Calon pacar tunggu diriku.. ekh salah, ngomong apaan sih aku ini hhha(tersenyum malu)."

Aku melangkahkan kakiku untuk pertama kalinya di kampus. Keramaian yang luar biasa terlihat mulai dari gerbang kampus.

"Ehh... Ramai sekali yak?

Aku tau ini kampus yang besar dan cukup terkenal. Tapi...

Tidakkah ini terlalu ramai?"

(Yuji berjalan menyusuri kerumunan orang yang kemungkinan sama dengannya yaitu mahasiswa baru).

Hari pertama perkenalan kampus berjalan lancar dan diakhiri dengan rasa lelah yang luar biasa.

"Akh.. lelahnya... Meski aku tau ini bukan Indonesia. Tapi aku tak menyangka akan semelelahkan ini masa orientasinya". Ungkapku seketika menjatuhkan tubuhku di ranjang yang aku dambakan untuk melepaskan lelah.

Aku tertidur lelap hingga pagi harinya. Alarm berbunyi sesuai waktu yang telah di setel pada handphoneku. Setelah bersiap-siap aku pun berangkat ke kampus untuk masa orientasi hari kedua.

Tak terasa satu Minggu sudah berlalu, kini aku sudah resmi menjadi mahasiswa di University of Fine Arts and Music. Kebetulan jurusan yang aku pilih adalah seni dimana gak beda jauh dengan bakat yang menurun dari ibuku. Ayahku adalah seorang arsitek dan ibuku sendiri merupakan seorang seniman. Banyak dari lukisan yang dibuat oleh ibuku sudah mendapatkan banyak penghargaan hingga saat ini.

Tak beda jauh dengan ibuku yang memiliki bakat dalam bidang seni lukis. Sebagai anak aku tentunya tak mau kalah dari ibuku. Kini aku memilih jurusan seni untuk memperdalam ilmuku diberbagai bidang seni tak hanya lukisan melainkan pahat, musik dalam tarik suara.

🏃🏃🏃

Pukul 09.35 kelas sastra dua...

Hari ini hari pertamaku kuliah di universitas Tokyo ini..

Aku mengambil jurusan seni, dan hari ini adalah hari pertamaku bertemu dengan teman satu kelasku.

"Lah.. ko bisa? Hari pertama ketemu Teman sekelas?"

Nah, jadi universitas di Tokyo tempatku kuliah ini kebetulan saat masa orientasi itu digabung sama fakultas lain. Alhasil aku belum tau semua teman satu jurusanku. Terutama di kelas sastra dua ini yang kebetulan untuk kelas sastra di Tokyo National University of Fine Arts and Music ada 5 kelas karena saking banyaknya peminat seni disini.

Tapi gak seperti saat SMA dulu.. aku gak terlalu deg-degan sih, karena ada sebagian orang yang sudah aku kenal saat masa orientasi dulu. Contohnya Kazu Albert, dia blasteran Jepang Inggris sama sepertiku yang blasteran Jepan-indo. Lalu ada Rei kanade dari hokaido juga yang asli orang Jepang tapi kuliah di kota Tokyo ini. Selain itu aku gak tau lagi deh.

Disaat aku sedang mempersiapkan buku untuk kuliah pertama, satu persatu mahasiswa berdatangan memasuki kelas. Karena meja tempat duduk sudah ditentukan sebelumnya aku tak bisa memaksakan duduk di barisan paling depan tempat paforitku.

"Sakura Ningtias" (melirik meja yang bertuliskan nama yang berada disamping mejanya).

"Hmm.. namanya kok keindonesiaan yak? Apa dia blasteran Jepang-indo sama sepertiku juga, ucapku ketika melihat nama di meja sebelah.

Tak lama kemudian seorang wanita menghampiri meja tempatku terduduk dan mulai menempati kursi tepat disebelahnya.

Tak lama berselang wanita disampingku melihat ke samping meja yang bertuliskan namanya.

"Putra Yuji Uchida? Kau Jepang-indo juga kah?" Tanyanya spontan padaku.

"Ahh.. ya.. kau juga kah?" jawabku padanya.

"Ohahah.. benar sekali.. bisa sama begitu yah. Salam kenal ya emm.. nama panggilanmu apa? Aku Sakura". ucapnya mengulurkan tangannya padaku.

"Ahh.. panggil saja aku Yuji"

"Ohh ya..ya.. salam kenal Yuuji"

Mata kuliah pertama aku lalui dengan lancar. Saat istirahat sakura mengajakku untuk makan siang bersama di kantin. Karena masih hari pertama kuliah aku menggunakan kesempatan itu untuk dekat dengan sakura dan teman-teman lainnya yang baru aku temui.

Aku makan siang bersama dengan sakura, Kazu dan Rei kala itu. Suasana keakraban yang ada membuat aku merasa nyaman dan bahagia saat menyantap makan siangku.

Tak lama berselang datanglah dua wanita dari pintu masuk yang cukup menarik perhatianku.

Salah satu wanita itu berambut pirang panjang menggunakan kemeja merah marun dengan jeans biru. Melihatnya melintas di depan wajahku. Aku cukup terkejut dengan apa yang aku baru saja lihat saat ini. Aku terkaget dan menyemburkan orange juice yang aku minum kala itu.

"OMG.... Benarkah itu dia?"

Yah, Dia. Dia adalah gadis pirang yang selalu ada dalam mimpiku dan kini aku melihatnya kembali.

 

BEFORE                                                                                                                                            NEXT

ANATA DAKE : PROLOG

 


Awalnya aku pikir itu hanya perasaanku saja...

Namun lama-kelamaan...Rasa curiga itu berubah jadi kenyataan...

Mereka adalah orang-orang yang penting dalam hidupku. Mereka selalu menemani setiap hariku.

Tetapi...

Pada akhirnya, semua rasa kasih sayangku ini hancur lebur terbuang sia-sia karena penghianatan.

Kenapa?..

Kenapa, kau tega padaku? Padahal, kau sudah seperti saudara bagiku. Akan tetapi, kau menusuk diriku hingga seperti ini. Kenapa wahai teman baikku?_shiorin.

🥀🥀🥀

🥀🥀🥀

Aku bersamanya bukan karena aku menginginkannya, tapi karena aku membutuhkannya !!!.

Aku memanglah pantas disebut wanita yang jahat. Tak hanya merebut kekasih temanku, aku juga membuat dia tambah menderita dengan merebut cinta kekasihnya juga.

Yah, mau bagaimana lagi. Yuji memanglah sosok lelaki sempurna yang aku butuhkan berada disampingku. Jadi, meski aku harus jadi wanita terjahat di dunia ini pun, aku tak masalah. Asalkan Yuji tetap berada disampingku_sakura.

🥀🥀🥀

🥀🥀🥀

Aku hanyalah seorang lelaki biasa yang tak lepas dari sebuah godaan masa puber. Awalnya aku hanya coba-coba saja, tapi pada akhirnya aku jadi kecanduan. Meski dia adalah teman dari kekasihku, tapi aku menginginkannya berada dalam pelukku. Meski kekasihku sangatlah baik, tapi hasrat ini tak bisa berdusta_yuji

🥀🥀🥀

🥀🥀🥀

Aku hanyalah seorang lelaki urakan yang tak sebanding dengan Dia. Tak banyak yang aku harapkan di dunia ini. Bila ada satu cinta yang bisa aku dapatkan saat ini, maka akan aku jaga selamanya_ Park Leeshin (Jo).

 NEXT BAB 1

ANATA DAKE

 ANATA DAKE


SINOPSIS

Dilema dirasakan Yuji ketika dihadapkan dengan dua pilihan antara kekasih dan teman baiknya. Hingga akhirnya dia memilih Sakura dan meninggalkan Shiorin kekasihnya yang membuat dia menjadi seorang lelaki brengsek di mata Shiorin dan teman-teman lainnya karna memilih bersama wanita lain. Meski Yuji masih mencintai Shiorin. Dia juga rupanya mulai menyukai sakura yang membuat dia nyaman berada di sampingnya karena terkagum akan sikapnya yang dewasa dan mandiri. Akhirnya Yuji putus dengan Shiorin dan memilih sakura yang merupakan teman Shiorin. Meski sebenarnya Sakura tidak mau mereka putus dan meminta Yuji kembali kepada Shiorin. Namun untuk suatu alasan dia juga membutuhkan yuji untuk berada disampingnya. Hingga akhirnya Yuji dan Sakura memutuskan untuk bersama. Merasa terguncang dengan Apa yang Yuji lakukan kepadanya. Shiorin berubah menjadi seseorang yang berbeda dari wanita yang lemah lembut menjadi wanita yang tampil akan percaya diri. Dia berusaha melupakan Yuji namun dikarenakan masih satu kampus terlalu sulit untuk memulai lembaran baru. Hingga pada akhirnya Kazu teman masa kecil Shiorin menjodohkannya dengan Jo teman sekelas Shiorin yang sangat misterius.

STATUS : ON GOING

DAFTAR ISI

PROLOG

BAB 1                             BAB 6                                   BAB 11

BAB 2                             BAB 7                                   BAB 12

BAB 3                             BAB 8                                   BAB 13

BAB 4                             BAB 9                                   BAB 14

BAB 5                             BAB 10                                 BAB 15



 

BOKU NI DEKIRU KOTO : Sulung dengan Goalnya

 


Dikala aku sedang terbaring dan menutup mata. Sejenak merebahkan diri, mulailah pikiran itu muncul. Lalu, tidak tahu kenapa aku mulai meneteskan air mata.

Tahun ini adalah tahun ujian bagiku. Kenapa tidak, untuk kali pertamanya aku berfikir dan menyusun rencana masa depanku. Meski sebenarnya apa yang aku lakukan ini adalah wujud dari rasa frustasiku.

***

Usiaku Genap 28 Tahun namun rasanya tak begitu banyak yang bisa aku buat dan capai di tahun ini. Aku sadar mengeluh saja tak akan menyelesaikan masalah yang aku hadapi. Oleh karena itulah aku masih berjalan dan melakukan apa yang bisa aku lakukan dahulu. Bahkan meski tak begitu banyak yang berdampak akan aku hasilkan dari usahaku ini.

Aku mencoba bekerja meski aku sangat membenci harus melakukan apa yang tidak pernah ingin aku lakukan. Namun sebenci apapun itu, aku mencoba tetap waras dengan melihat kenyataan yang ada.

Untuk semua orang yang sedang merasakan hal yang sama denganku. Sebagai seorang Sulung yang harus selalu kuat hadapi cobaan dan cercaan untuk semua hal yang kau lakukan. Percayalah, Tak semua hal tak menyenangkan itu buruk dan semua hal menyenangkan itu lebih baik. Aku selalu berusaha kabur dari semua hal merepotkan tapi ujung-ujungnya malah ketemu juga dengan si repot itu. Namun ketika kau mencoba menghadapinya, semua itu tidaklah terlalu buruk. Karna meski sakit kau rasakan, nantinya kau akan terbiasa dan menjadi kebal dengan rasa sakit itu. Dan percayalah Tak ada yang ingin dilahirkan menjadi seseorang yang banyak kekurangan dan menyedihkan. Namun setelah dipikirkan lagi, memiliki kekurangan dan terlihat menyedihkan juga bukanlah suatu hal yang buruk. Setidaknya bagiku, Karna dengan terlihat lemah dan menyedihkan dimata mereka. Kita bisa melihat kesungguhan yang nyata dan memberikan kekuatan untuk kita berdiri dari semua hal yang menyedihkan itu. Yah sukur-sukur kita bisa bangkin dan menjadi lebih baik. Namun percayalah, goal yang selama ini kita cari itu sebenarnya sederhana dan cukup dekat bila kita menikmati hidup dan lebih bersyukur. 

 

 

CIPER ELISA DAN LEON

 

Pada awalnya, aku selalu bertanya-tanya...

Apakah itu cinta?
Lalu... Mengapa seseorang bisa jatuh cinta?

Membagi perasaan dengan orang lain, bukankah itu sangat merepotkan?!.

💓💓💓

Hingga pada akhirnya, hal merepotkan itu menyapa diriku dengan senyuman indahnya.

Aris...
Itulah panggilan akrab dirinya. Seseorang yang pernah membuat diriku mengalami hal merepotkan dalam hatiku.

Dia adalah lelaki pertama yang mampu membuat diriku merasakan berjuta rasa di hatiku.

Dia adalah teman satu SMAku, yang tanpa aku sadari berhasil masuk kedalam pintu tak terjamah dalam diriku.

•••

Untuk seorang gadis sepertiku, dicintai seseorang adalah hal yang baru bagiku. Pasalnya tak satupun aku mengerti apa itu rasanya cinta.

Dulu sekali, aku pernah melihat temanku yang berkata dia menyukai seorang lelaki. Dia adalah kakak kelasku, aku pun tak tau yang seperti demikian itu dinamakan cinta. Yah tentu saja, karena saat itu aku masih bocah kelas 5 SD yang tak tau itu cinta. Boro-boro cinta, suka sama temen cowok juga gak ada. Yang ada hanyalah saat terindah saat bermain kejar-kejaran bareng sama main kelereng bareng.

Dan kini aku sudah memasuki usia remaja. Sekarang aku sudah menjadi siswi kelas 10 SMA. aku kira, mungkin kini saatnya aku sudah mulai merasakan itu. Apa yang selalu orang lain bilang "cinta".

 

💚💚💚 ELISA DAN LEON 💚💚💚


SEKOLAH, Lapangan FUTSAL.

"Elisa, Maukah kau menjadi pacarku?"

Kata pertama yang ingin aku dengar di masa SMA-ku akhirnya datang juga. Seseorang saat ini menyatakan cintanya padaku.

Hal yang ingin aku rasakan akhirnya tiba juga, tapi dia bukanlah seseorang yang aku harapkan itu.

Meski demikian, ntah apakah karena keegoisanku atau karena tidak enak padanya aku akhirnya menerima perasaanya itu.

Kami pun jadian disaksikan oleh teman-teman ekskul futsal saat itu. Rasanya malu sih.. tapi, aku tak bisa mengabaikan kesungguhannya. Meski yang aku sukai bukanlah dia melainkan temannya.

Namun dua hari yang lalu aku mengetahui bahwa temanku Seli menyukai orang yang kusukai juga. Oleh karena itu, aku akan memendam perasaan ini. Akan aku berikan hatiku pada Leon, lelaki yang menyatakan perasaannya padaku saat ini.

Aku.. akan melupakan Aris, cinta pertamaku saat aku memasuki SMA ini. Lelaki yang mengajariku menyukai seseorang. Lelaki yang juga tak bisa aku miliki hatinya.

•••

LAPANGAN PERTANDINGAN FOOTSAL

Tak terasa satu Minggu telah berlalu, kini rutinitasku menonton tanding futsal bukan lagi hanya untuk menyemangati tim sekolah kami. Namun, menyemangati pacarku Leon. Dia adalah salah satu striker tim futsal SMA Garuda. Dia cukup terkenal di ekskul futsal hingga ada banyak gadis yang sengaja melihatnya bermain. Yah meski tidak semuanya sih, karena tim futsal kami memang lumayan tinggi dan tampan. Salah satunya adalah Aris yang merupakan Ace tim Garuda. Tak ayal banyak gadis-gadis yang tergila-gila dengannya, termasuk temanku Seli.

"Ahhhhh arisss keren banget... Ayooo semuanyaaa semangattt buat tim SMA Garuda!" teriak Seli antusias menyemangati Aris dan tim futsal SMA Garuda yang sedang bertanding.

"Yeahhhh goallll...

Kereeennn... Teruskan semuanyaaa

Aris.. Aris.. Aris..

Leon.. Leon..Leon."

Sorak Sorai penonton memenuhi lapangan indoor yang sedang berlangsung pertandingan di menit terakhir. Bersamaan bunyi peluit tanda pertandingan berakhir, SMA Garuda menang dengan perolehan 4-2 melawan SMA rajawali.

•••

WARUNG YANG TAK JAUH DARI LAPANGAN FUTSAL

Usai pertandingan kami merayakan kemenangan tim Garuda di warung dekat tempat kami menonton kejuaraan futsal.

"Yeayy... bersulang buat tim Garuda," ujar Seli sembari mengangkat botolnya.

"Hey, kita kan hanya minum teh botolan aja kali. Gak usah pake kata bersulang segala kaya minum beer aja," celetuk Bima yang sedikit parno dengan kata-kata bersulang.

Maklum, Bima adalah salah satu anak OSIS dari kelas satu angkatanku yang harus selalu menjaga tatakrama di setiap dia berada (melihat ke arah Bima).

"Ssst, tenang aja Bim. Itu hanya perumpamaan aja ko. Jadi dibuat santai aja oke," balas Aris yang mengadukan botol minumanya pada Bima sambil tersenyum.

"Akh, kau benar (mendadak berubah pikiran), ayo bersulang atas kemenangan kita semuanyaaa." akhirnya Bima pun ikut andil bersulang bersama dan yang lainya setelah perkataan Aris yang mencairkan suasana.

Yah, memang seperti itulah dirinya. Tak pernah ambil pusing tentang segala hal. Bebas, tapi juga bertanggung jawab.

Aku kemudian tersenyum, menyaksikan kemeriahan perayaan yang sedang berlangsung. Hingga akhirnya suasana itu berakhir saat pemilik warung mengingatkan kami untuk tidak menganggu pengunjung lainnya dan kami pun bubar dikarenakan hari sudah sore.

•••

Untuk sesaat aku sempat terkaget. Leon menggenggam tanganku saat kami menyebrang jalan ketika hendak pulang menunggu angkutan umum usai pertandingan. Tidak biasanya dia tidak membawa motor, hingga kami memutuskan untuk pulang bersama karena arah rumah yang kebetulan searah.

Dia memang bukan lelaki yang hatiku harapkan. Namun.. aku bersyukur, dia adalah lelaki yang ada di sampingku saat ini. Tangannya yang hangat dan besar menggenggam tanganku hingga aku merasa nyaman didekatnya. Tanpa aku sadari, aku mulai menyukainya. Lelaki dengan kaus hitam ini yang sedang terduduk di sebelahku. Kekasihku saat ini, "Leon Rizaldi Kusuma".

Awalnya... Aku kira hubungan kami akan baik-baik saja. Baik sekarang, esok, maupun nanti sampai berbulan-bulan bahkan tahun selanjutnya. Ternyata, aku salah besar dalam menilai suatu keadaan yang kualami.

Tanpa aku sadari, aku mulai bosan dengan hari-hari yang aku lalui di sekolah. Apalagi dengan kegiatan yang itu-itu saja. Ditambah lagi nilai-nilaiku turun drastis karena banyak sebab. Aku bahkan kena omel orangtuaku saat mengambil rapor semester  Minggu lalu.

Untuk itulah hari ini aku putuskan mengelola jadwalku agar tidak keteteran nanti. Berbeda denganku, Leon tipe orang yang santai tapi sigap. Hampir semua nilai rapornya bagus-bagus, aku jadi malu terkadang bila mengetahui fakta ini. Hingga akhirnya Leon bersedia menjadi guru privatku demi memperbaiki nilaiku.

•••

Tepat pukul 14.00 Leon datang ke rumahku untuk belajar bersama. Tak lupa aku ajak Seli ikut  juga untuk sedikit memeriahkan suasana rumah. Leon juga mengajak serta temannya, tapi sayangnya Aris tak bisa datang karena ada acara di liburan sekolah bersama keluarganya.  Sehingga dia datang kemari bersama Toni yang kebetulan minta Leon untuk ikut kelas belajar dengan kami.

Aku dan Leon bagaikan langit dan bumi. Banyak hal yang bisa dia lakukan sedangkan aku tak bisa. Dia terlihat seperti lelaki yang baik dari luar. Ntah kenapa Semua tentangnya membuatku terasa bosan. Karena dia itu terlalu baik bagiku sedangkan didalam benakku, pacaran itu akan sedikit memberikan hiburan untukku. Terutama disaat kedua orangtuaku yang terlalu sibuk mengurusi urusan mereka masing-masing.

•••

Sore harinya, di rumah Elis.

"Kau terlihat lesu akhir-akhir ini El, apa terjadi sesuatu?" Tanya Leon yang membantuku mencuci piring-piring di dapur setelah yang lainnya pulang.

"Hmm, ntahlah", jawabku dengan nada lesu.

"Yaudah, mungkin kau lagi gak mood buat cerita. Lain kali bila ada sesuatu kau bilang aja padaku oke,"ujar Leon.

•••

Usai mengantar Leon di pintu gerbang aku kembali ke kamar untuk rebahan.

"Ahhhhh, lelahnya..."

Aku mengganti posisi menjadi terlentang dari tengkurap.

Mataku memandang langit-langit atap kamar dan mulai termenung Seraya mulai berfikir tentang apa yang membuat moodku buruk akhir-akhir ini.

Aku rasa... Pacaran tak seindah menonton televisi. Leon bahkan tak pernah bersikap romantis padaku. Sekalinya memegang tanganku. Dia melakukannya saat kami akan menyebrang jalan saja.

Terkadang aku sempat berpikir, benar tidak sih dia suka denganku? Meski demikian dia tetap baik padaku sih. Yah, dia bukan tipe lelaki yang kurang ajar sih. Tapi... apa karena aku kurang menarik ya? Sehingga tak ada hasrat yang timbul kepadaku. Yah, bukanya aku ingin dia bersikap kurang ajar juga sih. Rasanya, pacarku ini sedikit berbeda dengan pacar temanku.
•••

Beberapa waktu yang lalu sehari setelah pembagian rapor.

Hari itu aku, Seli, Renata dan indah hangout di mall. Lantas mereka membicarakan pacar mereka ditengah makan es krim di cafe tempat biasa mereka nongkrong.

Mulanya Seli yang curhat tentang Aris yang gak pernah respon dengan perhatian yang dia berikan. Sehingga Aku dan teman-teman yang lainnya ikut menyemangati Seli. Ada yang bilang jangan menyerah. Ada yang bilang lebih baik tinggalkan saja gebetan yang gak respon seperti itu. Hingga pada akhirnya mereka sedikit penasaran dengan Leon yang satu klub ekskul dengan Aris.

"Lalu bagaimana dengan Leon?" Tanya Renata yang mulai melirikan matanya ke arahku.

"Maksudmu?" balasku sembari menelan es krim yang sedang aku cicipi.

"Yah, Leon itu kan temennya Aris. Kira-kira gimana sikap dia memperlakukan kamu sebagai pacarnya?" Jelas Indah menambahkan.

Ditanya mendadak seperti itu aku mulai gugup menjawab pertanyaan teman-temanku saat itu. Sementara hubunganku memang hanya berjalan seperti biasanya. "Di..dia baik kok (tersenyum)," balasku dengan sedikit memutar mataku kearah lain.

"Hmm, kalo itu sih kami juga tau kali El, yang kami maksud kalian udah sampai sejauh mana?" Tanya Renata dengan penuh penasaran.

Lantas pertanyaan dari Renata ini membuat Seli dan indah ikut melihat kearahku akibat penasaran dengan hubungan kami berdua.

"Sejauh mana? ntahlah. Aku gak terlalu ngerti apa maksud kalian ini," ungkapku yang pura-pura tidak paham dengan arah pembicaraan mereka.

"Aaah, kau ini el. Sudah kuduga, Leon pasti orangnya gak romantis," ujar Renata Spontan agak menyebalkan.

"Apa maksudmu? Dia cukup romantis kok, kalian tau sendiri kan saat dia menyatakan perasaannya di depan kalian dan semua anak futsal. Bukankah itu cukup romantis." Ungkapku sedikit membanggakan sikap gentel Leon pada teman-temanku.

"Yah..yah.. kau benar dia cukup keren saat itu," Renata terdiam dan yang lainnya juga tidak banyak bicara mendengar penjelasan Elis.

"Terus, kalian sudah kissing belum?" tanya indah dengan frontalnya.

"Emang perlu ya aku jawab itu?" balasku mengalihkan pembicaraan.

"Yah, aku hanya ingin tau saja kok, karena tempo hari kami baru saja melakukanya," tandas Indah dengan pedenya.

"Hey, kau ini tidak malu apa? Kecilkan suaramu. Nanti kedengaran orang lain tau," sontak Seli membungkam bibir Indah saat itu juga.

Pernyataan indah yang tiba-tiba membuatku terkejut dan melongo kala itu. Dalam hatiku pun mulai berkata"ahh, haruskah sampai seperti itu?"  (Mendadak raut wajah  berubah menjadi merah). Hingga akhirnya Seli mengubah topik pembicaraan kala itu dengan topik yang lain untuk membuat suasana menjadi relax kembali.

•••

Malam itu aku bermimpi, berbeda dengan mimpi yang biasanya. Dulu sekali sebelum aku jadian dengan Leon. Setiap kali aku bermimpi, Aris selalu ada di sana. Namun kini Leon lah yang mengisi hatiku. Hingga mimpi malam itu Leon ada di sana.

Kau kenapa diam saja El? Aku berbuat salah kah?

Pertanyaan yang familiar diucapkan Leon kepadaku. Aku sedikit terkejut mendengar ucapan Leon seakan pernah aku dengar sebelumnya. Aku tetap membisu, tanpa menjawab pertanyaan Leon.

Namun... Tiba-tiba Leon memegang tanganku. Dia memeluk erat diriku dengan lembutnya.

Hangat, seperti ini kah rasanya pelukan itu? ungkapku dalam hati ketika dia memeluk diriku dalam mimpi itu.

Hingga pada step selanjutnya Leon hendak mengarahkan bibirnya padaku. Terdengar suara berisik yang membuat seluruh langit indah di mimpiku menjadi kabur. Sampai aku membuka mataku dan merasakan dadaku berdebar kencang. "OMG, mimpi kah?" Akhirnya aku terbangun dan bersiap untuk hari pertama kembali sekolah.

***

Aku masuk kamar mandi dan mulai menggosok gigi. Aku pandangi kaca seraya mengingat mimpi tadi malam. Wajahku mulai memerah dan aku segera menyelesaikan aktivitas mandiku itu.

Usai mandi dan berganti baju, aku berias diri serta sarapan pagi. Bergegaslah aku berangkat ke sekolah, sembari menunggu angkot yang menuju sekolah. Aku cek WhatsApp  sejenak, namun tak satupun pesan dari Leon ada di sana.

Wajahku mulai cemberut di pagi kala itu. Yah, meskipun sebenarnya aku tau bahwa Leon memang bukanlah lelaki yang romantis dan lebay yang harus selalu chat setiap saat. Namun dalam hatiku, Aku merasa ingin sekali Leon sedikit perhatian padaku, Hmmm.

Ditengah kegelisahan kala itu, tiba-tiba seseorang dengan motor hitam menghampiriku menggunakan helm hitam pula. Dengan kagetnya aku melihat Leon tersenyum padaku dengan sapaan manis di pagi hari. "Pagi El, hari ini aku bisa pinjem motor kakakku nih. Ayo naik udah mau jam 7," ujar Leon memberikan helm putih padaku.

Tanpa basa basi, aku tersenyum dan menaiki motor yang dibawa oleh Leon. "Pegang yang erat ya El hehe," ujar Leon sembari ngegas motornya. "Iya bawel," balasku sembari memegangi pinggang Leon.

"Aku tak tau akan seperti apa hubungan kami nantinya tapi aku rasa, Aku akan menikmati saja apa yang sedang aku jalani saat ini. Bahkan Meskipun tak selalu menyenangkan, Aku rasa TAK TERLALU MEMBOSANKAN JUGA," Elisa.

🍀 END 🍀

 

 

Entri yang Diunggulkan

Lirik lagu FREE OST KPOP DEMON Hunter's

  FREE LIRIK LAGU   I tried to hide but something brokel  I tried to sing, couldn't hit the notes The words kept catching in my throat I...