ANATA DAKE: BAB 4.SEBUAH RASA
Tiada yang mengetahui hari esok, begitu pula dengan diriku. Hari ini aku mencintai dirinya, akankah rasa ini akan tetap seperti ini hingga akhir?
Aku bukanlah wanita naif ataupun realistis, yang aku tau adalah...
Bahwa saat ini, aku sedang merasakan cinta yang bergejolak dalam hatiku_shiorin.
*****
Pagi ini aku bangun pagi sekali. Tak aku sangka waktu masih menunjukkan pukul 03.00 pagi. Ingin aku rasanya ingin tidur kembali tapi mata ini tak ujung jua terpejam. Akhirnya, aku pergi ke dapur untuk melihat apakah ada beberapa makanan yang bisa aku santap. Aku juga memeriksa jadwal hari ini di kampus. Namun tak ada jadwal sehingga aku tak perlu pergi ke sana. Begitu pula dengan Yuji, dia hari ini melakukan kunjungan bersama kelasnya ke hokaido untuk kunjungan kelas pahat. Karena kami berbeda kelas dan dosen yang berbeda pula, maka jadwal kunjungan kelasku akan diadakan Minggu depan. Rasanyaa.. aku berubah menjadi bukan diriku sejak mengenal yuji.
Tapi.. aku tak keberatan dengan hatiku saat ini. Meski hatiku sering tidak karuan dibuatnya karena rindu. Itu juga menjadi salah satu kebahagiaan yang aku rasakan saat ini.
Waktu masih menunjukkan pukul 05.20. aku putuskan untuk pergi ke luar melakukan jogging pagi seperti biasa.
Kebetulan apartemen yang aku sewa ini berada di tengah-tengah kota yang dekat dengan taman. Sehingga memudahkan aku untuk pergi ke sana bila hendak olahraga pagi.
Sama seperti biasanya, taman ini dipenuhi dengan orang-orang yang melakukan olahraga pagi. Kebanyakan orang tua dan tak ada yang aku kenal. Karena baru beberapa bulan saja aku pindah ke lingkungan ini.
Namun, meski aku tak mengenal mereka sekalipun. Senyum dan sapaan akrab mereka membuatku merasa betah dan nyaman berada di sini.
Sampai saatnya aku bertemu dengan seseorang yang membuat ketenanganku hilang untuk beberapa saat.
"Hei, orinnn... Kau olahraga pagi juga?" (Terdengar suara orang memanggilku dari belakang).
Yap, seseorang yang cukup aku kenal dengan suara yang berisik pula. Dia adalah Kazu Albert. Baru saja kemarin dia pindah ke lingkungan yang tentram ini.
"Wah, selain kita tetanggaan ternyata kita juga punya hobi yang sama juga ya?" ujarnya padaku dengan tanpa dosa mengganggu ketenanganku saat ini.
"Apaan sih." ujarku padanya mencoba bersikap cuek.
"Yah jangan cuek begitu dong rinn.. gue yakin bener kalo elu itu teman kecil gue. Ayo dong coba Lo ingat-ingat lagi, masa gak ingetin sama sekali?" Ungkapnya padaku mencoba memaksakan kehendaknya yang membuatku tambah tak menyukainya.
Shiorin Sedikit membeyangkan dan mengingat-ingat kembali.
Sebenarnya.. saat aku pertama melihat Kazu aku seperti ingat sesuatu. Tapi, setiap aku mencoba mengingatnya, aku selalu merasa sakit kepala. Mungkin, aku memang pernah mengenalnya. Namun, mengingat reaksi otakku yang begitu sakit. Aku rasa ingatan itu bukanlah suatu ingatan yang baik bagiku. Jadi.. aku coba untuk tidak mengingatnya dan mencoba acuh padanya.
****
"Pleas, udah cukup Kazu. Elo maksa banget sih, jangan-jangan elo naksir gue ya?. Makanya elo sampai ngotot banget kaya gitu. Hayo ngaku?" ujarku padanya dengan percaya diri untuk membuatnya menjauhiku.
"Haah? Kau bercanda kan. Mana mungkin gue suka sama pacar temen sendiri? Lagipula, elu udah kaya adik gua kali Rin." Ungkapnya padaku dengan memagang pundakku mencoba meyakinkanku.
"Yah yah yah.. bokis aja Luh. Bay.. gua mau pulang dulu!" Pungkasku mengakhiri pembicaraan kami.
"Idih, pemarah bener tuh anak. Perasaan awal ketemu di kampus dia kalem-kalem aja."
***
Perumahan B12 distrik kota memang bukanlah tempat hunian yang biasanya untuk beberapa kalangan masyarakat di Tokyo. Bertepatan di pinggir kota dengan suasana asri yang menenangkan jauh dari asap dan bisingnya suara Hinar binar kota. Meski memiliki suasana bak perdesaan, perumahan B12 merupakan salah satu tempat hunian elite dengan sewa mencapai 35 juta $/tahun.
Usai melakukan olahraga pagi, shiorin kembali ke apartemen miliknya. Dia buka kulkas dan meminum beberapa teguk air untuk menghilangkan dahaganya.
"Ah ya, aku baru sadar. Tadi itu Kazu kan? Bukankah dia harusnya ada kunjungan ke hokaido. Kenapa dia masih disini? Akh, dasar seenaknya saja dia itu. Mentang-mentang artis terkenal. Dia pasti bolos karna ada alasan manggung dan lainnya. Ujung-ujungnya dia bakal ikutan kelas di sastra 2 lagi. Arghh, bete banget dah." Shiorin menaruh kembali botol minumnya dan bersiap untuk mandi.
•••
KELAS PAHAT SASTRA I
Sementara itu di hokaido, Yuji dan mahasiswa lainnya sedang dalam kelas memahat disana.
Instruktur: "Wahh, kau terampil sekali. Baru kali ini aku melihat hasil karya pahat seindah ini," puji instruktur pahat pada Yuji yang sedang dalam tahap proses penyelesaian.
Rei: "Benar, Yuji sangat berbakat sekali. Tidak heran dia menjadi salah satu mahasiswa teratas di kelas kita." ujar Rei yang membenarkan pujian pada Yuji.
Teman Sekelas Lainnya: "Ya benar, bila melihat Yuji aku juga merasa bangga bisa masuk di kelas sastra 1 ini." Ujar Mahasiswa lainnya yang terkagum melihat hasil pahatan Yuji. Dan Begitulah ujar teman-teman kelasnya yang kagum pada kemampuan Yuji tersebut.
Sakura: "Ehemm, jadi ini hasil pahatan sang genius seni di kelas sastra 1?" Tutur sakura menghampiri Yuji.
Yuji: "Apaan si lo, genius apa coba. Biasa aja kali, gue bisa cepat karna udah terbiasa menggunakan alat ini dari kecil. Jadi wajarlah kalo gue lebih cepat dari kalian," ungkapnya sedikit merendah.
Sakura: "Ahm begitu ya, tapi memang benar kok. Pahatanmu sangat cantik, bila dilihat-lihat wanita ini mirip sekali dengan Shiorin ya?" Ungkapnya Melihat ke arah patung pahatan Yuji.
Yuji: "Apaaa? Nggak kok, kau salah. Memangnya wanita dengan rambut panjang ini hanya Shiorin saja. Ibuku juga berambut panjang loh, Mina, Tsuyu dan kau juga," ujar Yuji dengan wajah yang sedikit memerah. Meskipun demikian pahatan patung tersebut memang sangat mirip dengan Shiorin. Seseorang yang sudah pernah melihat Shiorin tentu saja akan melihat patung yang dibuat Yuji adalah Shiorin.
Sakura: "Ah iya kau benar, tapi... bukankah bila dia mendengarnya akan sedih. Bukankah begitu?" ujar Sakura kembali.
Yuji: "Sedih? Maksudnya?" tanya Yuji Sedikit Bingung.
Sakura: "Akh tidak lupakan saja, aku akan kembali ke tempatku saja untuk menyelesaikannya juga," pungkas Sakura mengakhiri percakapan mereka.
~~~~
Sakura kembali ke tempatnya untuk melanjutkan karyanya sendiri. Sementara itu, Yuji sudah hampir menyelesaikan pahatan miliknya sampai 90 %. Waktu sudah sore, akhirnya kelas sastra satu selesai dengan pahatan yang mereka buat dalam pelatihan ini. Tentu saja seni pahat bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan hanya dalam satu kali praktek. Namun ada beberapa orang yang bisa menyelesaikannya hanya dalam satu hari saja. Salah satu diantaranya adalah Sakura dan Minna mereka menyelesaikan pahatan sederhana pertama mereka dalam bentuk hati dan bola lampu. Sementara itu yuji berhasil membuat patung Dewi wanita yang cantik dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan kedua rekannya. Oleh karena itulah, yuji mendapatkan sertifikat penghargaan yang diberikan oleh instrukturnya secara langsung saat itu juga. Bahkan pahatan milik yuji akan ikut dalam festival pahat bulan depan yang direkomendasikan oleh instruktur Gosunkugi pemilik kerajinan di Hokkaido.
~~~
Kelas usai tengah malam setelah penutupan dari dospem Takeda sensei memberikan cinderamata kepada Tuan Gosunkugi.
semua orang kembali ke hotel untuk istirahat dan besok pagi sekali harus bangun untuk persiapan pulang.
Yuji melihat smartphone miliknya ada pesan disana. Dia pun tersenyum ntah mengapa membacanya.
"Bagaimana dengan kelas hari ini, Apakah berjalan lancar?. Kau bisa balas pesanku ketika sudah sampai hotel dan istirahat cukup. Night "_Shiorin.
"Karna begitu lelahnya hari ini rencananya aku akan tertidur setelah membersihkan diri dan merapikan bajuku (Emot lelah pada pesannya)."
Esok paginya, Yuji mengirimkan pesan lagi pada shiorin. Kemudian dia menyambungnya dengan menelpon. Tanpa terasa sudah 30 menit berlalu dia berbincang dengannya. Pintu hotel sudah diketuk oleh ketua studi. mereka pun mengakhiri perbincangan mereka saat itu juga ketika pintu diketuk.
Pukul 07.30 setelah sarapan dan pengarahan oleh Takeda sensei Yuji menuju bus untuk pulang ke Tokyo.
🚌🚌🚌
Dikarenakan ini adalah perjalanan pulang, semua orang duduk bersama dengan teman dekatnya masing-masing. Oleh karena itulah Yuji yang datangnya terlambat hanya bisa berharap mendapatkan kursi kosong tersisa. Terlihat seseorang melambaikan tangannya padanya.
Rei: "Yuji, kau telat. Disini masih kosong," ujarnya dari kursi paling belakang.
Yuji: "Ah.. rupanya aku duduk dengan mereka berdua ya? Yasudahlah." Ungkapnya melirik kearah Rei dan Sakura.
Rei: "Kau telat Yuji darimana saja sih," Tanya Rei kembali terduduk di kursinya.
Yuji: "Maaf, aku tadi dari toilet sebentar," jawab Yuji padanya sembari terduduk.
Dosen Pembimbing: "Baiklah, sudah semuanya kan.. Pak supir, kita bisa berangkat sekarang," ujar Takeda sensei.
•••
Perjalanan studi sastra 1 selama 3 hari telah usai. Para mahasiswa terlihat kelelahan meski semalam sudah sempat tertidur di hotel. Sebagian besar dari mereka tertidur pulas di kursi mereka masing-masing.
Begitu pula dengan Yuji yang memejamkan matanya di pojok belakang diantara Rei dan sakura.
Tanpa Yuji sadari, dia sudah tertidur selama 1 jam lamanya. Dia membuka matanya perlahan karena merasa kedua pundaknya merasa berat akan sesuatu. Rupanya Rei dan sakura menyenderkan kepala mereka secara bersamaan pada Yuji.
Yuji: "Aghh..pantas saja pundakku terasa berat!"
Lantas Yuji memindahkan kepala mereka secara perlahan pada posisi yang membuat dirinya nyaman tanpa membangunkan mereka berdua.
Namun beberapa saat setelah dia rasa terbebas dari senderan temanya itu. Dia dikagetkan oleh tangan sakura yang memeluk dadanya secara mendadak.
Yuji: "Ashh..astaga.. kagetnya .." melirik kearah mereka berdua yang masih tertidur.
Yuji pun berusaha melepaskan kembali tangan sakura yang menempel pada dada dan lehernya. Namun meski dia sudah berusaha keras, Sakura nampaknya enggan melepaskan pelukannya pada Yuji. Hingga Yuji pasrah dan menunggu Sakura melonggarkan pelukannya itu.
Yuji: "Aghh sudahlah, lagipula ini bukan Mauku ughh.." Pasrah dan melihat jam tangannya.
Akhirnya, setelah 15 menit berlalu Sakura melepaskan pelukannya itu. Yuji kini bisa sedikit bernafas lega dan melihat sekitar teman-temannya yang juga masih dalam keadaan tertidur.
30 menit selanjutnya mereka sampai di tempat pemberhentian terakhir. Semua mahasiswa turun dari bus dan pulang ke rumahnya masing-masing.
Comments
Post a Comment