Feb 15, 2024

NEVERS ISLAND ARC 1: CHAPTER 5. SANG PENYELAMAT

CHAPTER 5. Sang penyelamat

Di sebuah rumah kecil diantara taman bunga yang indah serta pepohonan rindang. Terlihat tania masih mengikuti orang yang menyelamatkan  jiwanya itu. Tak seperti para pahlawan di dunia fiksi lainnya sang penyelamat ini justru bersikap cuek sekali kepada orang yang baru saja di selamatkanya. Oleh karena itulah tania dibuat mati rasa dengan serba salah dihadapannya.

"Biar aku rapikan ini ya"

"Tidak usah"

"Kalo begitu, biar aku taruh buah ini di tempatnya ya"

"Tidak boleh"

"Ahaha... Jadi apa yang boleh aku lakukan?"

"Tidak ada!"

Hanya kata tidak yang diucapkan sang penyelamatannya itu. Sontak tania lambat laun menjadi bosan dan kesal dengan sikap lelaki itu.

Jihh.... Ini orang .... Tampan sih...Tapi, judesnya nauzubillah banget dah. Gue berani bertaruh gak bakalan ada cewek yang betah sama dia. Padahal... Gue ini kan seorang cewe yang lemah gitu loh. Setidaknya tanyain kondisi gue atau apa gitu kek, kaya di film-film. (😒<------- cewek korban film). Kalo dia bukan penyelamat gue, udah gue ..... Ahh....sudahlah.

Akhirnya, tania hanya bisa terdiam. Dia menyerah tentang membantu lelaki itu. Dia sadar bahwa saat ini yang terbaik adalah diam dan bergerak disaat dibutuhkan. Beberapa jam telah berlalu, hari sudah semakin larut. Pria itu pun menyalakan perapian agar suhu dinginnya malam tidak terlalu menusuk tubuh. Meski beberapa menit yang lalu perapian sudah dinyalakan. namun suhu dingin udara malam masih terasa merasuki pori tubuh tania. Dia yang terduduk di sisi dekat pintu pun sudah mulai merasa menggigil kedinginan. Dia gesekan-gesekan kedua telapak tangannya agar menjadi lebih hangat. Melihat tania yang sedang menggigil kedinginan. Pria itu mulai menghampirinya dengan sebuah teh hangat yang siap disantap. "Minumlah, udara malam sangat dingin. Kau seharusnya, jangan berada di dekat pintu. Pindahlah ke bagian tengah ruangan ini. Yah, meski akan sama saja dingin. Tapi kau akan lebih baik bila berada di tengah sana. Duduklah dekat ranjang hangat itu. Lagipula, lukamu masih belumlah pulih bukan", ujarnya sebari meletakkan secangkir teh hangat.

"Aa...hh... Baiklah... Terimakasih", barulah tania menuju ketengah ruangan dekat ranjang yang hangat. Dia cicipi teh buatan pria itu sedikit demi sedikit hingga tubuhnya merasa hangat. Ternyata,... Dia memanglah orang yang baik. Meski sikapnya sedikit dingin, ungkapnya dalam hati. Dari situlah tania mulai merasakan hal yang berbeda pada lelaki itu. Sedikit demi sedikit lelaki tersebut mulai menerima tania sebagai temannya. Kini mereka tidak lagi seperti orang asing satu dan lainnya.

🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

Sudah hampir melewati satu minggu tania berada di kediaman lelaki itu. Akhirnya setelah hari ketujuh, lelaki itu pun bersedia bercerita mengenai dirinya. Saat itu, Tania sedang membantu lelaki tersebut memetik buah apel untuk membuat beberapa hidangan. Disaat itulah lelaki tersebut menceritakan tentang dirinya dan apa sebenarnya pulau tempat mereka sedang tinggali itu.

"Oh yah, apa luka-lukamu sudah baikan?",tanya lelaki tersebut sebari meletakan keranjang apelnya sebari terduduk beristirahat.

"Ahh... Itu, (tania tersenyum) yah kau bisa lihat sendiri aku sudah membaik. Itu berkat pertolongan pertama yang kau berikan", ujarnya.

"Aku... Sangat berterima kasih padamu. Berkat kau kini lukaku sudah sembuh dalam seminggu ini. Pokoknya terima kasih banyak......emm ...tuan tambahnya"

"Phill...", Panggil saja aku Phill. itu adalah namaku. ungkap lelaki itu memberitahukan namanya.

"Ahh..baiklah...tuan phill, namaku tania. Anda bisa memanggilku tania"

"Tidak perlu formal Napa? Gak usah pake tuan segala lah. Cukup Phill aja, seperti aku udah pria paruh baya saja!", Tambah Phill dengan sikap nyebelinnya.

Tania menyeringai tersenyum kesal, "ahahaha.... Baiklah... Phill saja ya". Kenapa sih?!.... Baru aja gua pikir dia udah baikan.  Ehh... Ternyata ngeselinnya masih sama kaya hari pertama ketemu! . Bener-bener dah, ini cowok!!!.

"Tania yah?.... Hmm, lalu apa rencanamu selanjutnya?", tanya Phill padanya.

Ditanya mendadak seperti itu membuat tania terdiam sejenak. "Aku bertanya padamu? Kenapa kau jadi diam?. Kau... Tidak berencana merepotkan aku selamanya kan?",ujar Phill dengan perkataan yang menusuk.

😼Huh, siapa juga yang ingin merepotkanmu!!!. "Ahaha, tenang saja. Aku tidak akan merepotkanmu terlalu lama kok Phill. Mungkin esok atau lusa aku akan segera pergi. Lagipula aku juga harus mencari teman-temanku.Tapi tenang saja... Aku tidak akan melupakan hutang budiku kepadamu. Bila perlu, aku akan mencoba mengunjungimu bila aku punya uang nanti ahaha... Meskipun masih lama aku punyanya",jawab tania saat itu juga.

Disaat Tania hendak melanjutkan perkataannya..."Jadi... Kau te...."

"Tapi.., bila kau ingin tetap tinggalpun. Aku tidak masalah, tempat ini akan selalu terbuka untukmu", ujar Phill ditengah pembicaraan mereka.

"Phill....", tania pun berhenti dari tertawa bodohnya dan terdiam. Dia tidak terlalu mengerti tentang apa yang Phill pikirkan. Tapi, nada dan ekspresi wajah Phil membuat tania berat untuk meninggalkannya.

“Kau perlu tahu?”... Nama pulau ini adalah "HEAVENS ISLAND". Pulau surga yang diidamkan oleh banyak orang di dunia. Tak hanya pepohonan yang subur, sungai bersih yang mengalir, para tanaman bunga, bahkan hewan-hewan langka pun ada disini.

“Hmm... Ini adalah HEAVENS ISLAND”. ya.. emang benar sih, ini seperti surganya dunia( tania)..

“Ini adalah pulau yang menggambarkan surganya dunia. Seperti yang kau lihat, semua yang berada disini tidaklah normal seperti yang terlihat di dunia sekarang ini. Alasannya adalah... Karena aku ada disini.Karena aku adalah penjaga pulau ini...Kau tahu, serigala yang mengejarmu sebenarnya adalah para penjaga pulau ini. Mereka akan mengejar dan memangsa siapa saja yang dianggap mengganggu ekosistem pulau ini. Ditambah lagi, kau bukanlah penghuni asli pulau ini. Jadi wajar saja bila mereka menyerangmu saat itu”.

"Hmm... Jadi begitu ... Oleh karena itu aku diserang tapi di hari pertama aku memasuki pulau ...Aku sama sekali tidak diserang binatang buas apapun?", ungkap tania heran.

“Itu karna kau masih belum berada di radius daerah terlarang pulau ini. Asal kau tahu, tempat ini bukanlah tempat yang bisa sembarangan orang bisa masuki. Kecuali bila aku sengaja membuka pintu masuk ke tempat ini. Dikarenakan disepanjang perjalanan di HEAVENS ini, Kau tidak menunjukkan sedikitpun niat jahat. Maka, aku pun mengizinkanmu masuk kemari’’, pungkasnya. Saat itu, didalam benak tania banyak sekali pertanyaan. Kenapa ada banyak hal yang tak logis di sekelilingnya, kenapa terdapat tempat seperti surga di antara belantara hutan, serta pertanyaan tentang siapa sebenarnya orang yang berhadapan didepannya saat itu. Namun meski demikian, tania masihlah ingin mencari teman-temannya. Meski kesempatan untuk bertemu dengan mereka sangatlah kecil. Tania masih ingin berjuang sedikit lagi untuk bisa bertemu dengan mereka.

Kuharap kalian baik-baik saja, Gill, Ryo dan semuanya. Tunggu aku, tunggu aku sebentar lagi.

Aku... Pasti... Aku menyelamatkan kalian

 

*****

 

BEFORE                                                                                                         NEXT CHAPTER 6

NEVERS ISLAND ARC 1: CHAPTER 4. KEGIGIHAN GILL

 

CHAPTER 4. Kegigihan Gill



Jika Tania masih kebingungan dengan orang yang baru di temuinya. Gill justru menemukan titik terang dari beberapa orang yang dia dapatkan informasi. "Ahaha, aku hanya lupa saja ko. Habisnya semalaman aku melakukan pencarian kesana kemari tanpa tidur. Jadinya aku takut salah, ya aku bertanya kepada kalian". "Ohh.. begitu. Kau ini, bila masih ingin menjadi prajurit seharusnya jangan pelupa. Bila tidak kau bisa dikeluarkan dari tim khusus"."Hah..? Tim khusus?..". "Lah... Kau lupa lagi ya? Lihat emblem di bagian kiri lenganmu. Itu artinya, kau adalah bagian dari tim khusus yang bertugas atas pengawalan dan keamanan tempat ini. Kau juga punya wewenang memasuki akses tempat-tempat yang kami tidak bisa kunjungi". "Ahh... Begitu yah, Haha... Tentu saja aku ingat kalo itu. Aku ini kan tim khusus (sipp, itu berarti aku bisa memasuki ruang bawah tanah itu) 😎."

"Hey kau yang disana kode 881 bukankah kau harus berlatih di aula ?", Seseorang memanggil gill dari arah belakang.

"Hey, kau itu yang dipanggil... Kau kode 881 kan?"

"Ahh.. Iya.. kau benar. Kalau begitu aku pergi dulu ya", gill pun pergi menuju prajurit yang memanggil dirinya.

"Kau .... Lama sekali 881, latihannya sudah akan dimulai tuh!"

"Ahh.. Iya maafkan saya...oh iya, memangnya hari ini kita latihan apa ya?", tanya gill polos.

"Heuh.., bukankah kemarin sudah diberi pengumuman bila hari ini kita berlatih menembak dan teknik bertempur 1 to 1 dan 1 to 5"

“Apaaa?”( mampus gua. Skuad khusus itu juga ada masa latihan juga ya ? Bagaimana ini?)

"Kau dengar tidak?"

"Ah... Iya aku dengar... Maksudku siap pak"

...

Selanjutnya gill menuju area latihan untuk skuad khusus....

"Untuk semua pasukan skuad khusus berbaris. Kita akan melakukan pemanasan terlebih dahulu" 

"Siap pak"

1, 2,3,4

5,6,7,8

1,2,3,4

5,6,7,8

Setelah selesai pemanasan seluruh prajurit memulai latihan mereka satu persatu. Satu persatu dari mereka maju ke ruangan tembak untuk berlatih menembak dari jarak jauh.

"Selanjutnya, kau 881"

"Ahh... Baik pak"

Gill berkonsentrasi pada target tembak miliknya kemudian membidik target pada hitungan 3 detik.

Satu

Dua

Tiga... Tembak...

🌋

Peluru yang ditembakkan oleh gill melesat kearah papan tembak. 

Hhyuhh... syukurlah... Andai dulu aku malas berlatih olahraga menembak. Maka penyamaranku pasti akan terbongkar. Dan juga, aku mengarahkan jalur tembakku dengan menyesuiakan prajurit disini. 

Wahh.. ternyata, mereka benar-benar tim khusus ya. Apalagi kapten di timku kode 880 keakuratan dalam membidik target benar-benar luar biasa. Tapi, kenapa orang seperti dia berada di pasukan yang bertindak menjadi kejahatan. Aku sungguh tidak mengerti.

Berdasarkan nomor amblem, aku berada satu digit dibawah kapten. Wahh.. bisa gawat bila mereka sampai tau bila aku bukanlah 881.

Dan juga, dimana prajurit 881 itu ya? Kenapa pakaiannya berada di kamar tempat aku ditahan. 

Sungguh sebuah MISTERI...!!!

pokoknya, aku harus segera menemukan teman-temanku dan segera pergi dari tempat ini.

Sesaat setelah gill akan beranjak dari podium tembak. Sang kapten memanggil dirinya dari arah belakang. 

"881... Bisakah kau kemari sebentar"

Glek, tiba-tiba keringat gill keluar tanpa henti. 

Ahh.. hal yang paling aku takutkan terjadi juga. Matilah aku, mana disini skuad khusus semua lagi. 

Bagaimana ini?....

"Ya, aku segera menghadap pak", gill pun terpaksa menghampirinya.

"Apakah kau benar 881?"

Lah, kenapa dia nanya gua?. Tunggu sebentar, sepertinya ada yang aneh..

"Iya pak saya dari skuad khusus bawahan Anda 881. Siap menerima perintah".

"Ahh... Meski kau baru tapi kau sudah bagus dalam latihan menembak ini yah. Kuharap kau bisa diajak bekerja sama tidak seperti 881 sebelumnya".

Glek, mendadak gill merasa tidak nyaman dengan perkataan ketua timnya itu.

"Siap Pak..."

"Bagus, kau bisa kembali latihan lagi"

Meski aku tidak mengerti, tapi untuk sekarang ini. Posisi menyamarku masih belum terbongkar. Kuharap sampai saat itu tiba, aku sudah menemukan teman-temanku.

Satu demi satu latihan untuk para prajurit dilaluinya. Kini gill terbebas dari rutinitas harian prajurit khusus. Sekarang saatnya dia beraksi mencari tahu keberadaan ruang bawah tanah tersebut.

Menurut informasi yang aku dapat, ruang bawah tanah itu terdapat di bawah laut. Dan satu-satunya tempat ruang bawah tanah yang menuju ke bawah laut adalah...

Gill yang kebetulan berada di skuad khusus menawarkan dirinya untuk bergantian berjaga di areal ruang bawah tanah. Dikarenakan penjaga yang lain sedang sibuk mencari keberadaan dirinya saat ini.

Kemudian, setelah dia memasuki ruang bawah tanah tersebut. Gill merasa takjub dengan apa yang dilihatnya. 

Gilaaa, ini benar-benar ada dibawah laut. Hebat sekali mereka bisa membuat ruangan seperti ini. Pasti teknologi yang digunakan amat canggih sekali. 

Namun, dibalik kekagumannya pada bangunan itu tampaklah kengerian penjara bawah tanah tersebut. Terlihat berpuluh-puluh orang yang ditahan disana. Salah satu dari mereka adalah turis asing yang menghilang beberapa waktu yang lalu. 

Astaga, bukankah dia adalah Vincent reporter dari Finland yang hilang dua bulan lalu meski di tempat gelap pun aku masih ingat betul pernah melihatnya di tv. Yah, meski aku hanya mengenalinya lewat topi yang dia pakai. Ada juga Dimitri seorang pelancong terkenal dari Swiss pula. Mereka semua sudah seperti mayat hidup saja.

Dlek..., Keringat gill mengalir membasahi wajah hingga badannya. 

Pokoknya aku harus menemukan lokasi teman-teman terlebih dahulu, disini memang bukanlah tempat yang normal. 

gill pun bergegas melanjutkan pencariannya. Tak lama ketika dia berkeliling penjara, dia pun mendengar erangan rasa sakit dari seseorang di dalam penjara. Begitu pula suara tangisan dari dalam penjara diujung jalan yang sedang dia tuju. 

Setelah dipastikan ternyata, suara itu berasal dari penjara dimana tempat teman-temannya di sekap. 

"Hey baccus, kaukah itu? Ini aku gill kau bisa mendengarku?", ujarnya dengan suara pelan.

Dengan nafas yang terengah-engah, baccus mencoba berbicara pada gill. Baccus berusaha mendekati jeruji besi agar bisa bertatap muka dengan gill. "Gil..Gill...kau kah itu?.. tempat ini neraka gill! Kau harus segera pergi dari sini. Jangan khawatirkan kami, selain aku semuanya baik-baik saja. Selamatkan mereka sekarang gill, Selama bulan purnama belum datang kumohon. Mereka semua yang ada di pulau ini adalah manusia terkutuk. Manusia penghuni NEVER..LAN..D", baccus menghembuskan nafas terakhirnya. "Hey... Baccus, ayo bangun!. Kenapa kau malah tertidur. Apa maksudmu semuanya tidak baik-baik saja?!". "Meski kau berusaha membangunkannya. Hal itu percuma saja, karna dia sudah pergi dari dunia ini", ujar seseorang di pojok penjara.

"Sial !!! Aku terlambat..kah?... Tapi, siapa sebenarnya kau. Kenapa kau juga ada disini? Sebenarnya, tempat apa ini?". "Namaku Nick seorang arkeolog asal Mesir. Aku sama seperti kalian, aku berada di tempat ini karna suatu kecelakaan pesawat". “Pada awalnya aku sangat bahagia, tak hanya selamat dari kecelakaan naas itu. tetapi juga bisa menemukan temuan luar biasa yaitu dengan berada di pulau ini. Apakah kau juga berencana pergi ke North island juga pada awalnya?”. "Yah, kurasa begitu", jawab gill. “Itu sama persis dengan tujuanku sebelum terdampar di pulau ini. Apa kau tau berapa sebenarnya usiaku?”. "Etto..Hmm dilihat dari wajah dan kulitmu. Kurasa kau berusia sekitar 65 tahunan",jawab gill dengan wajah cemas melihat keadaan sekelilingnya.

Gahah...(tiba-tiba orang itu menyeringai). “Andai kau tau saja, usiaku masih 31 tahun”, balasnya. "Apaaa??... ya.. yan..yang benar saja?. Kau bohong kan?", ungkap gill tak percaya.

“Terserah kau mau percaya apa tidak, tetapi begitulah kenyataannya. Aku sudah berada di tempat ini lebih lama dari kalian saat itu usiaku masih 28 tahun. Sebelum aku ditangkap dan dijebloskan ke penjara ini tubuhku masihlah normal tak menua seperti ini. Akan tetapi, setelah malam bulan purnama 3 Minggu setelah aku ditahan dan dipaksa mengikuti upacara persembahan itu. Tubuhku pun mendadak menjadi menua begini”, jelasnya sembari menunjukan beberapa anggota tubuhnya yang menua.

“Hanya orang-orang terpilih saja yang bisa selamat. Bahkan sebagian dari prajurit saja hanya 1/4 dari mereka yang bisa lolos dari kutukan. Akan tetapi, bagi mereka yang selamat belum tentu 100% akan utuh menjadi manusia. Biasanya yang selamat akan mendapatkan kekuatan kehidupan yang panjang dan awet muda sedangkan yang tidak terpilih mereka hanya akan menjadi iblis jadi-jadian yang akan berubah suatu waktu”, ujar lelaki tersebut. "Kutukan? Apa lagi itu?", tanya gill. Sebelumnya pun aku mendengar tentang kata-kata seperti kesembuhan dari prajurit beberapa hari lalu. Sebenarnya mereka ingin sembuh dari apa?.

“Aku tidak tahu detailnya, aku rasa ini semua adalah ulah seseorang yang sedang melakukan eksperimen terlarang yang melibatkan ilmu di luar nalar. Bahkan aku yang seorang arkeolog pun masih belum mengetahui dengan pasti. Akan tetapi di upacara itu semua orang yang ada di tempat ini hampir 80% adalah iblis. Hanya 20 % saja yang berwujud manusia. Bila suatu saat nanti kau tertangkap dan dipaksa untuk melakukan ritual itu. Sekali kau terperangkap oleh rayuan iblis. Maka jeratnya tak akan pernah bisa kau tolak. Sampai proses selesai, kau tidak akan bisa keluar dari genggamannya. Bila kau ingin menyelamatkan teman-temanmu. Saat ini adalah waktu yang tepat. Sebelum bulan purnama datang, dimana insting iblis pembunuh mereka terbuka seutuhnya”, ujar orang itu lagi. “Ambillah tas yang ada disana itu, sebelumnya aku pernah berhasil kabur dari sini. Disana ada peta rute pelarian teraman dari pulau ini. Pergilah ke pulau kecil di sebrang sana. Bila kau beruntung, kau akan bertemu seorang pria. Bila dia berkenan membantu kalian. Aku jamin kalian bisa selamat dari kejaran para iblis di pulau ini”, pungkasnya mengakhiri pembicaraan mereka.

"Hey.. Nick, kenapa kau berhenti berbicara! Nick... Siapa sebenarnya pria itu! .. Nick katakan lebih banyak padaku?!", ujar gill bertanya tanpa henti pada nick. Rupanya Nick sudah tak mampu menahan deritanya akibat kutukan yang dia terima dari ritual iblis pulau itu. Gill pun mengambil tas yang di berikan Nick padanya dan bergegas menyelamatkan teman-temannya.

👹👹👹👹👹👹

 

 

BEFORE                                                                                                                  NEXT CHAPTER 5

NEVERS ISLAND ARC 1: CHAPTER 3. Apakah aku sudah mati?

CHAPTER 3. Apakah aku sudah mati?

Zzhh.... Zzzhh... Zzzhhh...

Tania tertidur dengan posisi terduduk di antara ranting pohon yang dianyam akar pohon. Dia tertidur setengah tersadar dengan kepala yang mengangguk-angguk bak orang yang berada di kereta-kereta saat pulang kantor. Seumur hidupnya tak ada malam yang paling mendebarkan selain malam itu. Disaat dia sedang tertidur, tanpa di sadari dibawah pohon terdapat beberapa hewan buas yang sedang berjalan-jalan. Disaat dia tersadar dan terbangun dalam tidurnya. Tak hanya satu hewan buas saja yang berada di bawah pohon kala itu. Tapi terdapat segerombolan serigala yang siap menerkam dirinya dibawah sana. "Ohh Tuhan... Cobaan apalagi ini?",tania memegang tongkatnya dengan eratnya. Air matanya keluar tanpa dia sadari saat itu. Disaat keadaan mencengkam itu dia pun mengingat kembali kenangan dimasa lalunya.

"Hey..hey sweet gak sih menurut loh. Di film The heavens karakter cowonya keren banget gak sih"."Iya... Bener... Udah Guanteng buanget, kulitnya putih pucat gitu kaya vampir. Yahh pokoknya pas banget deh meranin Alex di The heavens". Hmm.... Begitu kah... Tapi menurutku, yang sweet itu apabila ada seseorang yang nyelamatin kita saat dalam bahaya deh. Lalu dengan tatapan dingin yang memukau dia bakal berkata "apakah kau baik-baik saja?". Heumm... Sweet banget kayanya.. apalagi bila itu bisa jadi kenyataan... Tania menutup matanya berdoa dalam hatinya bila akan datang suatu keajaiban yang membuat serigala-serigala itu pergi. Disaat yang bersamaan, lolongan serigala mendengung di telinganya. Lalu, salah satu dari serigala mencoba memanjat pohon tersebut.

Sontak pohon yang ikut bergoyang karna guncangan dari para serigala yang mencoba memanjat pohon. Tania pun membuka matanya dan terkaget melihat serigala yang mencoba memanjat pohon. Tania akhirnya terpeleset dengan tangan yang memegang dahan pohon sambil bergelantungan. Karna tak kuasa menahan beban hingga beberapa menit bergelantungan. Tania mulai kehilangan kekuatannya dan terjatuh. Dalam sekejap para serigala menghampirinya mencoba menerkam tania. Lalu diambil sebatang kayu disampingnya dan dikibaskan kearah serigala yang hendak mendekatinya. Serigala pun mundur sejenak, menunggu tania lengah.

Hus... Hus...

"Anjing baik, kalian jangan mendekat ya. Rasaku ini tidak enak, sebaiknya kalian berburu yang lain saja oke".

Hus.. hus...

"Aduhhh... Mereka gak mau mendengarkanku, bagaimana ini?". Lalu, Tania pun berlari sekencang kencangnya setelah melempari para serigala yang mundur beberapa meter darinya.

Zig....zag...zig...zag...

"Tolong..."

"Toolonggg...."

"Akh, bodohnya aku! Disini kan tidak ada orang selain aku ya? 😅",sembari berlari kencang.

Zig... Zang....zig...zag.....

Auuuuu...... Suara lolongan para serigala mengejarnya...

 

Saat ini, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Di detik-detik terakhirku ini...Oh Tuhan,...Apakah aku akan mati disini...Tidak mau..Setidaknya, aku ingin memilih kematianku dengan cara normal....

Bukanya,....

Menjadi mangsa serigala seperti ini!,ungkap tania dalam hatinya dengan berlari sekencang-kencangnya.

Sementara itu, Gill yang berusaha membuka pintu tanpa pantang menyerah. Kemudian, dikala dia kelelahan dengan usahanya itu. Sesaat dia mengingat aksi di televisi yang sering dia tonton.

"Hmm... Kurasa dengan ini aku bisa turun kebawah melewati jendela". Namun setelah melihat tinggi bangunan dan dinding yang curam gill pun mengurungkan niatnya. "Eh... Tapi gak jadi deh. Lagipula, gak ada jaminan bila setiap ujung besi dari jendela tidak dipasang pengaman. “Emm bagaimana lagi aku harus kabur?!", gill terus berpikir dengan memejamkan matanya sejenak.

Tap... Tap... Tap... (Suara langkah sepatu).

Gill bergegas bersembunyi dibalik lemari pakaian dengan sebongkah jam weker ditangannya. Disana dia pun menemukan beberapa baju yang mirip seperti para petugas tersebut.

Cekrek...

Pintu dibuka dari luar dan terlihat seseorang memasuki ruangan. Karna terkejut tidak melihat gill di ranjangnya, sang penjaga pun bergegas mencari disekitar kamar mandi hingga jendela. disaat dia memeriksa kamar mandi gill memukul orang tersebut dengan jam weker ditangannya lalu keluar menggunakan penyamaran seperti petugas penjaga tersebut. Setelah mereka panik mencari dirinya kemana-mana. Gill mencoba berbaur dengan para prajurit tersebut agar tidak ketahuan. Sebagai bentuk kesiapan dari penyamarannya itu, gill pun rela mencukur rambutnya menjadi cepak seperti para prajurit itu.

"Hyuhh... Syukurlah tinggiku sama dengan para prajurit disini. Ditambah lagi, badanku memang sangat cocok untuk ukuran prajurit", imbuhnya dalam hati sebari berlari mengikuti instruksi dari komandan prajurit tersebut.

"Ayo cepat cari sampai dapat, akan sangat berbahaya apabila keturunan bangsawan pergi dari pulau ini !!!"

"Heeh..rupanya mereka menyekapku karna tau aku ini keturunan bangsawan toh. Tapi, dari mana mereka tau?. Tapi sebelum itu, aku harus mencari teman-temanku terlebih dahulu. Hmm... Bila di film-film sih biasanya para tawanan harusnya dimasukan ke penjara bawah tanah. Yah... Sepertinya, aku memang harus mengecek ke ruang bawah tanah di tempat ini".

Disaat gill sedang berjuang berkamuflase sebagai prajurit dan mencari ruang bawah tanah. Disisi lain pulau tempat tania terdampar dia pun sedang berjuang bertahan hidup disana. Namun ntah bagaimana ceritanya kini dia berada di sebuah ruangan yang tak sadarkan diri di sebuah tempat tidur.

Tanpa terasa hari sudah pagi, matahari bersinar menghangatkan seluruh cakrawala. Hangatnya sinar mentari menembus langit-langit atap dan menerpa tubuh tania dengan kehangatan itu. Dia terbangun dengan membuka sedikit demi sedikit matanya.

"Atap?"

"Sinar matahari?"

"Lah... Ko bisa?... Apa... Jangan-jangan... Aku...",tania mengira bahwa dirinya sudah berada di alam sana.

"Huh... Padahal... Aku masih ada sesuatu yang ingin aku lakukan...Seandainya aku mati secepat ini, harusnya aku mengatakan perasaanku padanya saat di pesawat!...Bodoh... Bodohh...huh...Tapi, mau bagaimana lagi. Orang aku sudah terlanjur mati". Tania beranjak dari ranjang itu dan mencoba menengok ke luar melalui jendela.

Hmm... Btw ini surga?... Apa ....?

Tunggu dulu, bila ini surga harusnya ada taman yang indah bukan?

Lalu, bila ini adalah neraka... Bukankah seharusnya... Ada lautan api atau tempat penyiksaan dan sebagainya. Deg...deg... (Perlahan dia mendekati pintu keluar ruangan itu). Meski sedikit takut akan apa yang ada di luar sana. Tania mencoba memberanikan diri membuka gagang pintu secara perlahan.

Srettthh......, seketika pengelihatan tania menjadi putih dipenuhi cahaya di depan sana.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🐝🐝🐝💐💐💐💐💐💐💐💐💐🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊

Cahaya matahari yang terang menyilaukan mata tania seketika. "Apa ini silau sekali, aku tak bisa melihat apa-apa".Tania berjalan lurus ke arah sinar matahari yang menyilaukan itu. Hingga pada titik tertentu, tania takjub dengan apa yang dilihatnya.

"Oh Tuhan...."

"Apa ini?.... Sebenarnya, aku sedang ada dimana?. Ini seperti surga dalam buku dongeng saja. Wah... Aku tidak menyangka bisa berada di tempat seindah ini", tania berlarian menuju taman bunga nan indah yang baru saja dilihatnya. "Uwah... Ada air terjun juga... Lalu, ada pohon buah-buahan pulaaa...", dengan spontan tania berlari menuju pepohonan buah-buahan itu. Lalu, setelah dia menghampiri pepohonan buah tersebut. Dia melihat seseorang yang sedang berada disana sebari memetik buah-buahan tersebut.

"Siapa dia... Apakah dia... Seorang malaikat?",tania berjalan menghampiri orang tersebut.

"Anu, aku tania penghuni baru disini... Apakah anda seorang malaikat?",ujarnya kepada orang tersebut dari arah belakangnya. Saat orang tersebut membalikan badannya. Tania berdegup kagum bukan main.

Uwah... Malaikat yang sangat tampan sekali...,imbuhnya dalam hatinya.

Namun dibalik ketampanan orang tersebut..

"Hey, kau bodoh ya?!"

Dalam sekejap semua keindahan yang dilihatnya pada diri pria tampan dihadapannya menghilang seketika.

"Bo...bo...doh katamu?"😠

"Lalu, kau ingin aku memanggilmu apa?"

"Ahaha... Jadi... Kau bukan malaikat atau sejenisnya ya? 😅. Ahaha... Bodohnya aku ini", (siall... Kenapa aku jadi memanggil diriku sendiri bodoh! 😏).

"Nah, itu kau sadar sendiri"

'sial..ini orang kesan pertama ketemu gini amat yak. Tampan sih, tapi... Nyebelin buanget!. Jadi ngingetin gue sama seseorang!', 

Huachih, seketika gill mendadak bersin saat dalam penyamarannya menjadi prajurit." Kayaknya nih ada yang ngomongin gue?! Ahh, bodo amat dah, yang penting gue harus cepet nemuin ruang bawah tanah itu!".

Ahaha 😌,

"lalu... Itu artinya... Apakah aku ini masih belum mati?"

"Mati?, Kenapa kau berfikir kau sudah mati. Jangan-jangan, kau ini emang benar-benar bodoh ya?".

"Ahaha, aku hanya merasa bingung saja (Siall... Gua dibilang bodoh lagi!). Lalu dimana sebenarnya aku berada saat ini. Oh iya kau ini siapa ya? Apa kau yang telah menyelamatkanku?".

Pria tersebut hanya menoleh kebelakang dengan muka juteknya tanpa berkata apapun sebari membawa sekeranjang buah-buahan yang baru saja dipetiknya.

"Ahh.. maafkan aku tuan, aku hanya penasaran dan merasa sedikit bingung saja. Anda tenang saja aku tidak akan berkata apapun lagi", ujarnya pada pria itu yang berjalan di depannya.

Tania pun mengikuti pria itu dari belakang. Tanpa kata, dengan rasa bingung yang melanda. Dia terus mengikuti orang tersebut.

Bagaimana ini? Apa dia marah padaku ya?...

Bila dilihat-lihat... Kurasa... Dia mirip dengan seseorang...

Apa hanya perasaanku saja..

Ahh... Mana mungkin orang ini mirip dengannya 😅, meski sikap menyebalkannya sama sih 😏.

Sementara itu di di sebrang pulau tempat gill berada...

🏢🏢🏢🏢....🏢🏢🏢🏢

"Apakah kalian sudah menemukannya?"

"Belum, masih belum..."

"Ayo segera cari orang itu! Bila tidak, kita bisa dalam masalah nanti!"

"Haha... Cari saja kalian sampai kemanapun... Aku tak akan pernah bisa ditemukan!. Orang kalian nyarinya ke tempat lain, dasar bodoh", imbuh gill dalam hatinya.

Pokonya, aku harus mencari tahu kabar teman-teman yang lainnya. Apakah mereka baik-baik saja ya...

Ntah mengapa, aku merasa khawatir sekali. Tunggu saja, aku pasti akan datang tania dan semuanya...

Gill yang berpakaian sebagai prajurit menjadi leluasa pergi kesana kemari menelusuri setiap tempat yang ada di setiap tempat. Namun masih belum juga mengetahui dimana keberadaan teman-temannya itu. Hingga suatu ketika dia mendengar percakapan prajurit lainnya tentang para tawanan di ruang bawah tanah yang sedang dicarinya.

"Kau sudah selesai memeriksa ke ruang bawah tanah?"

"Yah, tapi aku tidak melihat sesuatu yang mencurigakan disana"

"Tentu saja, mana mungkin orang itu bisa mengetahui lokasi ruang bawah tanahnya. Lagipula, tempat itu berada di bawah laut hhha"

"Yah, kau benar. Namun sayang sekali yah. Apa benar mereka juga akan dijadikan persembahan. Padahal ada salah satu dari mereka yang aku sukai loh. Dia sungguh manis sekali"

"Huss... Ngomong apa kau ini, apa kau tidak ingin sembuh!"

"Ahh.. Iya sih, tapi..."

"Sudah.. sudah...nanti bila pimpinan tahu mengenai ini. Kau bisa mati nanti. Ayo kita keliling lagi"

"Apa....? Ruang bawah tanah laut?. Tumbal? Kesembuhan?. Apa sih sebenarnya yang terjadi?.

Pokoknya, aku harus menemukan tempat itu secepatnya!".

Mendengar bahwa teman-temannya berada dalam bahaya. Gill mencoba mencari tahu dimana tempat mereka di sekap. Lalu, gill berusaha mengorek informasi dari beberapa prajurit dengan bertanya pada mereka satu persatu.

******

BEFORE                                                                                                          NEXT CHAPTER 4

NEVERS ISLAND ARC 1: CHAPTER 2. WANITA TANGGUH

CHAPTER 2. Wanita tangguh


Malam yang sedikit terang di atas ranting pohon yang menjulur.

Mata yang setengah terpejam menutupi bayangan malam yang tak terlihat.

Tania masih disana, diatas ranting pohon besar menunggu malam berganti pagi. Detik demi detik hingga jam demi jam dia lalui. Meski mata dia pejamkan, getaran di mata tak juga diam dan menutup seutuhnya.

🌔🌔🌔


Nia... Nia... Kenapa nak?, Kau masih tak bisa tidur?


Ahh... Paman, ntah mengapa aku takut....
Aku takut sekali Paman, hari ini bulan bersinar terang tapi,... Rumah ini sedang dalam keadaan gelap aku takut sekali...


Tenang saja Nia, saat ini sedang ada pemadaman listrik untuk sementara...
Menurut kabar dari orang-orang, perusahaan penghasil listrik sedang dalam masalah sementara waktu. Mereka akan segera memperbaiki aliran listriknya segera mungkin. Jadi, kau tidak perlu khawatir Nia....


Bukankah kau... Ingin ... Menjadi ... wanita yang tangguh?..


🌔🌔🌔


"Itu benar" aku tidak boleh menyerah akan keadaan ini. Bukankah, aku ingin menjadi... seorang wanita yang tangguh!. Maka, aku tidak boleh merengek terus!.


Akhirnya, dengan mengingat kenangan bersama sang paman. Tania berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya dan menghilangkan sedikit rasa takutnya.


Tanpa terasa hari sudah mulai pagi. Mentari pagi saat itu terbit sangat cerah dan hangat menembus pori tubuh Tania.


Lalu dengan semangat penuh membara, dia pun melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.


"Huh, bagaimana ini. Meski semangatku bangkit, perutku masih kosong sejak kemarin. Pokoknya, aku harus segera mencari sumber mata air di sekitar sini!".


Tak lama berselang Tania berjalan, terdengar suara air terjun di telinganya. Mendengar suara air yang mengalir deras, Tania bergegas menghampiri sumber air tersebut.


"Ahhhh... Segarnya...",Tania pun meminum air tersebut dengan lahapnya. Sama seperti saat dia meminum air sup yang ada di dalam mangkuk.


"Hyuh,... Syukurlah dahagaku sudah hilang. Tapi perutku masih terasa lapar", ungkapnya sebari melirik ke arah air mengalir.


Dalam sekejap, muncullah dalam benaknya sesuatu yang selalu ingin dia lakukan saat dia masih kecil dulu.


Lalu, dia pun berlari ke arah hutan seakan mencari sesuatu.


"Huhh... Aku hanya dapat ranting ini saja dan kayu ini", ungkapnya sebari memegang sebatang kayu yang agak runcing dan akar pohon yang terlihat seperti tali.


Seusai mencari beberapa Batang pohon, akar pohon dan batu. Tania kembali ke hilir sungai dekat dengan air terjun itu.


Dia memasangkan akar pohon itu pada Batang pohon seolah menyerupai alat pancing. Tak lupa pula Tania berusaha membuat api unggun di pinggir sungai.


"Hhm, kalo gak salah. Seperti ini deh kaya yang ada di siaran televisi", sebari memembenturkan dua buah batu untuk membuat api.


Beberapa menit kemudian 🐤🐤🐤...


"Aargh... Gimana caranya sih, udah hampir setengah jam aku benturkan kedua batu ini tapi masih belum juga nyala!. Hah.. apa cara di tv itu cuma ngibul kali yah?!. Buktinya dari tadi apinya gak keluar-keluar.


Ataukah,... Aku saja yang payah karna gak bisa nyalain apinyaaa... arghhhh...bagaimana iniii".


Seketika Tania menjadi uring-uringan karna api yang dia butuhkan untuk memasak masih belum menyala. Kemudian, dia mencoba beberapa cara lain untuk membuat api seperti menggosokkan kayu diantara serpihan serbuk kayu. Tapi karna tangannya yang lemas dan tak bertenaga membuat apinya tak kunjung menyala pula.


"Huh... Sepertinya, apinya gak nyala karna tenagaku yang kurang. Bukan karna caranya yang salah 😂".


Setelah beristirahat sejenak, Tania menggunakan cara yang terakhir yang dia mampu lakukan. Yaitu menggunakan kaca make up yang selalu dia bawa di kantong bajunya.


"Hhe,... Ternyata barang-barang wanita itu memang sangat berguna yah!. Tak hanya bisa membuat wanita tampak menarik tapi juga bisa untuk membuat ini".


Dengan menggunakan kaca dari bedak yang dia bawa selalu. Tania memantulkan cahaya matahari ke dedaunan kering di tumpukan kayu yang telah dia siapkan. Kemudian pancaran sinar matahari yang memantul dari kaca pun mengenai daun dan menghasilkan api kecil. Segera setelah api menyala Tania membuat api menjadi sedikit besar untuk membuat api unggun. Lalu dia pun kembali ke hilir sungai untuk memeriksa hasil pancingannya.


Dia terduduk di pinggir sungai sebari melihat langit yang membiru disana. Pikirannya pun melayang jauh mengenang suatu hal tentang langit itu.


"Hah... Indahnya langit itu, biru yang merona disertai putihnya awan yang berarak. Langitnya pun begitu cerah sama seperti hari itu".


Crik....crik...🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟🐟


Rupanya terdengar suara percikan air dari ikan yang terperangkap dari kail buatan Tania. Rasa bahagia bukan main dia rasakan saat itu.


"Huahhh... Betapa hebatnya diriku ini. Padahal baru pertama kalinya aku memancing di sungai. Haha, latihan memancing ku telah banyak membuahkan hasil rupanya".


Setelah selesai menangkap ikan dan kemudian menyantapnya disaat masih dalam keadaan hangat. Tania pun merasa kenyang dan bahagia luar biasa saat itu. Lalu dia pun merasa hidup di alam bebas bukanlah hal yang sulit lagi. Namun, disaat perutnya yang sudah kenyang. Hanya terdengar suara aliran sungai dan air terjun. Dia pun mulai merasa sepi kembali.


"Hmm ternyata... Meski kau bisa bertahan hidup saja, itu tidak cukup ya?!.
Huhh... Sepi dan sendirian seperti ini, rasanya.... Tidak menyenangkan".


Kemudian Tania menangkap beberapa ikan lagi untuk dijadikan bekal. Dia juga mencari sesuatu di hutan dan area sekitar sungai yang bisa dia jadikan tempat air. Lalu, setelah persiapan perbekalan selesai. Tania melanjutkan perjalanan selagi matahari masih bersinar.


Dia terus berjalan selangkah demi selangkah. Sedikit demi sedikit hingga perbekalan miliknya sudah hampir habis.


Hari yang sudah larut membuat langkahnya harus terhenti saat itu juga. Seperti hari lainnya, Tania memanjat pohon yang agak tinggi untuk berlindung dari kelamnya malam.


Sudah tujuh hari lamanya Tania bergelut di sebuah pulau yang antah-berantah. Lalu bagaimana dengan kabar teman-teman Tania lainnya?.


Diseberang pulau tempat tania terdampar, ternyata ada pulau lainnya dengan ukuran lebih besar.


Terlihat bangkai kapal yang membawa Tania dan lainnya berada di pantai pulau tersebut. Berbeda dengan pulau kecil tempat tania terdampar. Di tempat ini terdapat bangunan besar menjulang tinggi di tengah pulau. Terdapat pula beberapa pemukiman di sana. Hal yang paling membuat takjub lainnya adalah gedung tinggi sekitar 30 meter berada di tengah-tengah pemukiman.


Tepat di tengah-tengah bangunan tinggi tersebut terlihat ruangan yang dijaga cukup ketat oleh dua orang prajurit. Disana seseorang sedang terbaring tak sadarkan diri. Lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah anak ketiga dari keluarga kolongmerat Thunder di London, Dia adalah Gill Thunter Hunt teman satu kelas Tania.


Setelah beberapa hari tertidur, akhirnya gill terbangun dari tidurnya.


Lantas dia merasa kebingungan berada di sebuah ruangan tersebut. Karna seingatnya, dia berusaha menyelamatkan diri bersama teman-temannya dari kecelakaan pesawat yang menimpa mereka.


Gill beranjak dari kasur Segera menuju kearah pintu mencoba membukanya untuk mencari tahu dimana dia berada.


Dug... Dug... Dug... (Suara pintu digedor dengan kerasnya)


"Hoy.... Buka woy.... Gua mau keluar nih!"


"Bang*at, buka gak lo ... Atau gua dobrak juga ini pintu!" dengan hitungan detik Gill mencoba mendobrak pintu tersebut.


"Siallll ... Keras bener ini engsel pintunya. Sebenernya ada dimana sih gua berada?" Kemudian Gill pun memeriksa seisi ruangan itu. Dia mencoba mencari tahu dimana dirinya berada dan bagaimana caranya untuk keluar. Kamar mandi,tv, kulkas, rak buku, bahkan game sudah tersedia disana. Seperti sengaja diletakkan agar gill merasa betah.


"Apa-apaan ini?"

"Bahkan video game terbaru juga ada. Gua semakin gak mengerti dengan semua ini!"

"Tapi, jendela dengan teralis besi ini?"  "Aku juga bisa melihat kebawah sana dari sini. Hmm ... apa-apaan dengan orang-orang berseragam prajurit itu," ujarnya sebari melihat dari balik jendela ruangan itu.


Ternyata tidak hanya Tania yang sedang dalam kesulitan dalam bertahan hidup di hutan belantara. Gill yang baru saja terbangun setelah beberapa hari tak sadarkan diri pun mengalami hal yang sama dengan Tania. Gill berada di suatu tempat yang asing baginya. Meski keadaannya tak seburuk Tania yang harus bertahan hidup di alam liar. Lantas bagaimana dengan keadaan teman-teman Tania lainnya? Apakah mereka juga selamat? Ada dimanakah mereka setelah satu Minggu lamanya semenjak kecelakaan pesawat itu?


🌳🌳🌳 Bersambung 🌳🌳🌳

BEFORE                                                                                                                    NEXT CHAPTER 3

Feb 13, 2024

BETWEEN HIM: BAB 3. KEBIMBANGAN HATI

 

Di malam yang dingin dikala hanya terdengar suara jangkrik. Hembusan angin yang masuk melalui celah jendela kedalam ruang kamar dan bintang-bintang yang bersinar cerah di langit malam. Dengan menarik selimut sampai menutupi muka. Chibi pun tertidur bersamaan dengan kenangan indah yang baru dia alami.

"Malam johan, semoga mimpi indah."

Menjelang pagi dimana hari baru dimulai. Chibi melihat selalu handphonenya hanya sekedar mengecek mail yang masuk. Meski mail yang masuk tidak selalu dari orang yang dia harapkan. Chibi pun bergegas untuk mandi dan menyiapkan sarapan pagi. Yah karna hari ini jadwal chibi membuat sarapan pagi untuk keluarganya. " pagi ibu, sarapanya udah aku taruh di meja makan yah." Sambil mencium tangan ibunya chibi pun berpamitan pergi ke sekolah.

SEKOLAH

"Pagi bie, tumben amat datang pagi bener ke kelas. Biasanya kamu selalu ke ruang klub musik dulu."

"Hemm emangnya gak boleh ya aku datang ke kelas pagi-pagi Sekali," ujar Chibi.

"Hehe ya bolehlah malah bagus kan jadi aku bisa nyontek PR ke kamu pagi-pagi chibi. Gimana boleh kan?. Please aku lupa semalem", ujarnya dengan nada memohon.

"Huhh, iya-iya boleh kok." Sambil mengambil buku didalam tasnya. "Ini bukunya, tapi kalo bisa jangan sama semua ya supaya gak ketahuan pak oki nanti."

Siapp kalo itu mah," ujar simran dengan kedua jempol diarahkan pada Chibi.

"Hahh, lagian kenapa bisa lupa buat PR segala sih sim?. Padahal hari ini Pelajaran pak oki loh."

"Hehe kemarin kecapean habis nonton bola basket di gor. Jadi langsung tidur pulangnya. Lalu pas bangun udah pagi lagi deh."

Hahh kau ini simran suka banget nonton basket ya." Dia sama seperti aku dulu. Yah semoga saja kejadian aku dulu gak menimpa dia juga. Chibi pun bergumam dalam hatinya. "Huhh lelahnya, kalau ingat masa dulu."

"Ah apa bie, tadi kamu bilang apa?."

"Ah...eh tidak kok gak bilang apa-apa cuma ngantuk aja." "Huft hampir aja."

"Ohh kirain kamu bilang apa tadi serasa bilang apa gitu."

"Ahh, cuma perasaan kamu aja sim." Sambil mengusap-usap rambutnya karna panik.

Tak lama berselang obrolan mereka. Jam masuk sekolah pun tiba. Pak oki guru matematika yang terkenal garang pun memasuki ruang kelas 2d.

"Pagi semua," ujar pak Oki memasuki ruangan.

"Pagi pak," jawab semua murid di kelas.

"PR matematika bisa dikumpulkan di depan meja ya. Tolong perwakilan satu orang saja yang taruh di depan meja."

"Baik pak," jawab para siswa di kelas.

Kemudian ketua kelas yang menjadi perwakilan kelas mulai berkeliling mengumpulkan PR matematika dari masing-masing siswa.

"Sebelum pelajaran saya mulai. Kalian kedatangan teman baru dari Jakarta. Ayo silahkan masuk. Perkenalkan nama serta asal sekolah," ujar Pak Oki sembari mempersilahkan siswa pindahan memasuki kelas.

"Saya Farhan dari SMAN 3 JAKARTA salam kenal semuanya."

Seketika chibi pun kaget melihat farhan yang di depan kelas. Seperti takdir yang tak terduga. Cowo inceranya yang sempat dia sukai di SMP yang hingga kini belum pernah tersampaikan. Chibi pun berpura-pura tidak mengenali dan tidak melihat ke arah farhan. Akan tetapi rencananya pun gagal seketika. Farhan yang lebih dulu mengenalinya.

"Bukankah kau chibi?. Marlina chibi kan?, sudah lama yah. Gimana kabarmu?." Ciyeeee,... Teman-teman satu kelas pun serentak menggoda chibi. "Ciyee, chibi uhuyyy." Dikarnakan Farhan yang terlebih dahulu mengenali chibi. Mau tidak mau chibi tidak bisa berpura-pura tidak kenal dengannya.

"Ahh, kau Farhan. Aku baik-baik saja kok." Dengan malu-malu chibi pun menjawab pertanyaan farhan saat itu.

"Oh jadi kalian sudah saling kenal ya. Bagus kalo begitu, Farhan jika ada yang tidak kamu mengerti tentang sekolah ini. Kamu bisa tanyakan pada ketua kelas andi atau chibi ya."

"Baik Pak"

"Sekarang silahkan duduk di meja dan kursi yang masih kosong."

"Baik pak," balas Farhan kembali.

"Hei-hei chibi, dia kenalanmu ya?," tanya simran penasaran.

"Yah begitulah," jawab chibi dengan nada yang sedikit kesal.

"Kau kereen chibi, kenalanmu semua tinggi-tinggi ya. Keren pula, aku jadi sedikit iri. Aku jadi tidak minder lagi meski badanku pendek sekarang. Yeah aku jadi optimis!"

"Hah!, Jadi kamu nyindir aku gitu?," tanya chibi dengan muka yang tambah kesal.

"Eh tidakkk, maksudku gak begitu. Lagi pula aku kan juga pendek. Buat apa aku nyindir kamu segala."

"Hehh kau ini ya simran. Gak akan aku kasih contekan lagi loh nanti." Chibi pun menjahili simran dengan nada mengancam.

"Aaah, kamu kok gitu bie. Ayolah jangan marah dong. Kan aku bilang juga gak nyindir kamu bie." Dengan wajah murung dan hampir nangis simran pun langsung terdiam. Sembari tersenyum chibi pun berkata pada simran, "Akhh, gitu aja kok mau nangis?. Ayolah, aku cuma becanda kali sim. Lagi pula mana mungkin aku marah beneran kan."

"Ah kamu bie, aku kira kamu beneran marah. Aku udah takut aja kalo kamu marah."

"Yah enggaklah simran." Lalu simran dan chibi pun menahan tertawa karna kekonyolan mereka sendiri. Tanpa disadari pak oki memperhatikan mereka yang sedang mengobrol dan akhirnya mereka dihukum lari keliling lapangan. Meski demikian chibi merasa bersyukur karna bisa berbagi cerita dengan teman satu mejanya itu.

•••

Jam pertama sudah berakhir. Dilanjutkan dengan jam kedua pelajaran sejarah. Chibi dan simran pun kembali kedalam kelas setelah diceramahi Pak Oki. Karena kapok mendapat hukuman dari Pak Oki. Mereka mengawali dan mengakhiri pelajaran sejarah dengan serius. Hingga akhirnya pelajaran sejarah pun selesai.
"Akhirnya hari istirahat datang juga. Baiklah, ayo bie kita ke kantin beli makanan. Kau juga pasti lapar kan setelah hukuman tadi?. Ayo kita pergi bie," ujar simran dengan merangkul pundak Chibi.

"Mau bagaimana lagi, karna perutku juga lagi keroncongan. Ayo kita pergi makan."

"Yeay, aku udah laper banget nih ayo cepetan jalanya."

"Ampun dah, iya ini juga udah cepet kali jalannya."

Tak lama setelah Chibi dan Simran selesai makan di kantin. Terdengar suara sorakan para siswa di lapangan.

"Wah, hebat siapa dia belum pernah lihat sebelumnya. Gerakanya lincah banget."

"Mungkin dia anak baru kali, ayo masukin bolanya. Fight to spirit anak baru."

"Kereeen, tinggi banget badannya. Dia Seperti atlit profesional saja."

"Hemm ada apa ya bie?. Jadi penasaran. Ayo kita kesana," Simran menarik tangan Chibi menuju lapangan yang ramai.

"Hah, buat apa?. Kayanya di lapangan basket ada yang seru. Ah ampun dah, dasar basket girls kau ini."

"Heh, bahasa apa lagi itu bie?," Simran lantas melepaskan tangan Chibi dan menengok ke arahnya.

"Gak bukan apa-apa kok Simran."

"Nice shoot".
" Nice rebound".
"Nice Cover".

"Waaah, bie lihat. Bukanya dia farhan," ujar Simran sembari menunjuk kearah Farhan di lapangan. "Kereen, ternyata dia jago basket ya. Kenapa kamu gak bilang bie, kalo dia jago main basket. Ahh, chibi jahat." Simran masih menggerutu sembari melihat permainan anak lelaki di lapangan.

"Huh, lagi pula buat apa aku bilang ke kamu. Lagian gak penting buka luka lama." Chibi pun ngedumel dalam pikiranya sendiri.

"Hey lihat bie, Farhan ngelambain tanganya sama kita." Dengan reflek simran pun membalas lambaian farhan tersebut. "Bagus farhan, lanjutkan kamu kereen." Simran pun menyemangati farhan sebagai teman sekelasnya. Akan tetapi chibi hanya bisa nyengir-nyengir gak jelas denger teriakan simran."

Teheeee ..., "Ampun dah temenku ini emang the best atau apa ya".

Tak lama bel masuk pun berbunyi. Para siswa di lapangan pun kembali ke kelas mereka masing-masing.

"Yah bunyi bel, jam istirahat udah selesai nih. Padahal lagi seru-serunya kan."

"Hah! Apa! Seru dari mana sim?. Orang kamu cuma liatin aja gak ikut main." Ungkap Chibi yang heran dengan kelakuan Simran.

"Ih seru tau bie, liatin orang yang main basketnya jago. Emang kamu gak terlalu tertarik ya bie?," tanya Simran..

"Yahh, dulu sih iya aku suka olahraga. Tapi sekarang aku lebih suka musik. Apalagi pemain drum. Wuahh, kece badai deh pokoknya."

"Hahh, aku baru tau kalau kamu suka banget sama musik. Atau lebih tepatnya pemain drumnya ya?."

"Hahh, apa?.... Gak juga ah."

"Ciyeee aku denger dulu kamu waktu kelas satu pacaran sama kakak kelas kan?. Ehem pasti dari klub musik. Iya kan ayo ngaku?." Chibi hanya bisa terdiam dan tersenyum malu. "Ciyeee senyum-senyum, jangan bilang ka johan ya?."

"Ka-kamu tau Johan Sim?."

"Tau dong, masa gak tau sama anak kelas tiga terpopuler sih."

"Ohhh gitu, jadi johan sepopuler itu ya?"

"Ya emang gak di sekolahan ini sih. Tapi di luar sana dia populer bie. Oh ya, ternyata kak Johan itu temen satu kamar kos sama kakak aku loh."

"Ah masa Sim? yang bener?,"dengan muka penuh penasaran.

" Ciyee yang penasaran."

"Ahh, kamu Simran, godain aku mulu dari tadi. Aku kan cuma tanya aja."

"Iya bie, ternyata kakak aku tuh satu kos sama kak Johan. Kebetulan waktu itu aku gak sengaja lihat fotonya ka Ari sama kak Johan. Jadi begitulah ceritanya bie. Kenapa aku tau kakakku dengan kak Johan satu kos."

"Ohh begitu toh."

Tak lama mereka pun sampai di kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.

•••

"Baik semuanya, silahkan buka buku Bahasa Indonesia kalian. Ibu akan memberikan tugas kelompok, ketua kelas silahkan undi pembentukan kelompok."

Tak lama kemudian kelompok belajar bahasa indonesia pun selesai di bentuk. Selesainya pembentukan kelompok menandakan jam terakhir telah usai.

"Wah, jadi inget dulu ya. Gak nyangka bisa satu kelompok sama chibi lagi Setelah sekian lama ," celetuk Farhan ketika melihat nama-nama anggota perkelompok di papan tulis.

Ciyeee chibi, sorak teman-teman lainya. "ampun dah, kenapa bisa satu kelompok sama dia sih. Dan lagi pendapat kami juga berbeda. Oh Tuhan, kehidupan tenangku bagaimana ini .

"Ahh senangnya. Kau bisa satu kelompok sama farhan bie. Sayangnya aku beda kelompok belajar. Kita jadi gak bisa belajar bareng deh," celetuk Simran.

"Hah, senang apanya? Yang ada aku kesel mulu," ujar Chibi dengan suara berbisik pada Simran.

"Hemm, yang bener?. Yaudah kalo gitu aku pulang dulu ya bie. See you."

"Hati-hati jangan lupa buat PR ya Sim?," ujar Chibi.

"Iyaa, nanti aku usahain. Mohon bantuanya yaa kalo aku lupa lagi hhhe."

"Ya ampun ini anak gak ada kapoknya ya. Yasudahlah, namanya juga simran."

"Dah, aku duluan yaa." Simran pulang lebih dahulu karena ada urusan.

Chibi pergi ke warung sebentar sebelum pulang untuk membeli minuman kaleng. Setelah dahaganya teratasi. Ia kembali ke halte tempat biasanya menunggu angkot.

Tak lama chibi menunggu angkot.

"Bie, pulang kemana? Ayo naik, aku antar pulang."

Heuhh, gaya dan motor yang sama kaya Johan lagi imbuhnya dalam hati melirik motor yang dinaiki farhan ."Ahh gak usah han, aku bisa pulang sendiri kok".

"Udah ayo naik. Angkutan disini lama nunggunya kan."

Heuh, sikap pemaksanya juga, ntah kenapa aku jadi bingung. Aku tidak sedang menghianati johan kan. Hati chibi merasa bermasalah saat itu juga dikala Farhan menawarkan tumpangan untuk pulang.

Hingga akhirnya chibi pun bersedia diantar oleh farhan setelah beradu argumen dahulu tentunya. "Stop-stop, disini." Chibi pun turun dari motor. "Makasih udah nganterin. Aku masuk duluan yaa."

"Hahh, aku gak disuruh masuk dulu gitu kek? Atau apa gitu?."

"Lah... kan kamu juga gak niat main ke rumahku kan han?"

"Ahh, nggak sih. Tapi boleh juga kalo dipikir-pikir."

"Apaa?!," chibi kaget.

"Biasa aja kali ekspresinya. Emang aku gak boleh main ke rumah kamu?."

"Amh.. gimana ya. Boleh sih tapi..."

"Oke kalo gitu nanti kapan-kapan aku main yak. Aku pulang dulu dan salam buat ibumu yak bie."

"Ah iya, hati-hati." Chibi pun masuk kedalam rumah. Setelah chibi pulang dia pun langsung beristirahat dikamarnya.

Pada malam harinya disaat dia akan tertidur, terdengar suara handphone berdering.

Net net neroret.....

Johan calling....

Chibi pun terkaget dan tersenyum bahagia. Hah, Johan... Dia nelfon aku..., Chibi tersenyum kegirangan.

"Hallo, bie"
"Iya, hallo. Jou kenapa baru nelfon," dengan nada sedikit sedih. "Aku kan kangen sama kamu."

"Ahaha, iya maaf banget. Aku lagi banyak kegiatan di kampus jadi baru bisa ngehubungin kamu. Gimana kamu sehat kan, peri cantikku?".

"Ahh, sejak kapan kamu bisa ngegombal kaya gini?. Awas ya kalo di kampus juga gombalin cewe lain.

"Ihh, ya nggak lah bie."

"Hehe aku becanda kok. Soalnya aku percaya sama kamu. Meski kamu gombalin seribu wanita. Hatimu tetap untukku kan jou."

"Kok kamu jadi sweet gini ya bie. Apa saking kangenya nih ya sama aku?"

"Iya, aku kaangen banget jou. Tapi dengan kamu nelfon. Aku rasa sudah cukup ngobatin rindu ke kamu kok. Jadi kamu jangan kawatir ya jo. Aku baik-baik aja. Kuharap kamu juga baik-baik juga disana."

" Iyaa, aku baik kok disini. Dan seperti kamu bilang meski aku bicara manis ke semua cewe tapi hatiku cuma untukmu bie. Oh ya liburan semester ini aku mau ngajak kamu kencan. Kamu bisa bie?"

"Liburan semester ini aku gak ada acara kok, tentu aku bisa.Ahh, jadi pengen cepet-cepet libur semester nih joo"

"Hahaha, iya aku juga sama bie, yaudah sampai ketemu di liburan semester ya peri cantikku. See you, met bobo yaa."

"See you too, met bobo juga johanku." Chibi pun menutup handphonenya dan segera pergi tidur.

"Hah, hari ini penuh dengan kejadian yah. Siapa yang sangka farhan bisa pindah sekolah di sekolahku. Lagi pula ada apa dengan sikapnya tadi.
Ahh senangnya, aku dapet telfon dari johan. Ini jadi pengantar tidur terindah buatku." Sambil menarik selimut chibi pun berkata," Selamat tidur johanku, semoga kau disana bisa tidur nyenyak. Dan esok bangun dengan penuh energi. "Night jou", hemm, ngantuknya ZZzzz...." Chibi pun tertidur dengan senyum di wajahnya.



BEFORE                                                                                                                     NEXT BAB 4

BETWEEN HIM: BAB 2. MALAM PENUH BINTANG

 

Ujian sekolah telah usai. Johan dan kawan-kawan pun tinggal menunggu hasil ujian mereka. Sembari menunggu hasil ujian. Johan berencana meneruskan kuliah. Mendengar hal tersebut tentu saja chibi turut merasa senang.
Sebagai kekasih johan, chibi hanya bisa mendukung.

Selama masa libur untuk anak kelas tiga. Johan dan chibi menghabiskan waktu bersama. Baik itu saat mereka latihan band. Jalan-jalan di taman berdua dan hal lainnya. Sampai saatnya tiba bahwa mereka harus berpisah untuk sementara waktu.

...

Johan memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dimana chibi tak akan sering bertemu dengan johan. Meski dengan berat hati chibi hanya bisa tersenyum dihadapan Johan. Berusaha tegar Mendukung keinginan Johan dan tetap menyemangatinya.

Hasil ujian nasional kelas tiga pun sudah keluar. Johan dan kawan-kawan klub musik semuanya lulus ujian akhir tersebut. Kini tiba saat Chibi dan Johan untuk berpisah. Johan sudah terdaftar di universitas ternama di ibu kota. Lusa Johan sudah harus berangkat ke ibu kota untuk masa orientasi mahasiswa baru. Malam ini adalah malam terakhir bagi mereka untuk jalan bersama.

Di malam penuh bintang, johan menyanyikan lagu untuk chibi. Dengan hadiah bunga mawar putih Johan pun berkata, " Thanks yah, kamu udah jadi pacar yang terbaik untuk aku. Kamu adalah hadiah yang terindah untukku." Mendengar pernyataan Johan, Chibi kemudian memeluk Johan sambil meneteskan air mata. "Apa ini adalah hadiah perpisahan jou?." Sambil saling menatap chibi bertanya kepada Johan.

Johan pun mendekatkan wajahnya dan perlahan mencium bibir chibi dengan mesranya. "Ini hanya hadiah buat kamu bie. Kita gak akan berpisah kok. Aku hanya pergi kuliah di luar kota aja. Aku pasti kembali." Dengan mata berkaca-kaca chibi hanya bisa diam dan menganggukan kepalanya.

•••

Pada malam itu menjadi malam paling romantis dan mengharukan bagi mereka berdua.

Hari keberangkatan Johan pun tiba. Chibi mengantar Johan ke bandara. Dengan mata yang masih memerah dikarenakan semalaman menangis. Chibi berusaha tetap tesenyum dan mengantar keberangkatan Johan.
"Aku berangkat ya bie. Jaga diri baik-baik disini ya."

"Iya, kamu hati-hati yah. Jangan lupa baca doa."

"Iyaaa, siap kalo itu mah. Aku pasti akan hati-hati dan selalu berdoa dimana pun aku berada."

Sambil tersenyum dan melambaikan tangan pada Johan. Akhirnya Johan pun berangkat ke ibu kota. Dengan perasaan yang bercampur aduk chibi pun pulang ke rumahnya.

...

Tahun ajaran baru pun telah tiba. Kini chibi sudah menjadi siswi kelas dua SMA. Chibi banyak menghabiskan waktu untuk melihat kelas dua dan tiga yang latihan di klub musik. Akan tetapi dia merasa ada yang berbeda di ruangan itu. Biasanya dia selalu melihat Johan menabuh dram di panggung sana. Kini hanya ada kenangan manis mereka saja disana. Dikarenakan Johan sudah lulus. Kini tak ada alasan chibi lagi untuk mengunjungi ruang klub musik. Lambat laun chibi pun sudah jarang ke klub musik itu lagi.

Sekarang chibi menyibukan diri dengan menjadi anggota osis. Setiap hari chibi selalu menyibukan diri untuk menghilangkan rasa kesepiannya itu. Hari ini pun dia pulang larut karna ada kegiatan osis.

"Akhh, lelahnya. Tapi mungkin ini yang terbaik untukku. Aku akan berusaha agar tak merasa kesepian. Mungkin ini jalan yang terbaik... Semoga saja." Sambil memandangi foto mereka berdua chibi pun mulai meneteskan air mata. "Jou, kapan kamu berkunjung. Apa kamu udah lupa sama aku. Apa kau baik-baik aja disana?." Dikarenakan kelelahan chibi pun akhirnya tertidur sebari memegang foto mereka berdua. Tak lama setelah chibi tertidur ada mail yang masuk.

Mail from Johan...

Pagi harinya saat chibi terbangun dan melihat handphonenya. Dia luar biasa terkejut. Akhirnya Johan mengirim mail kepada Chibi. Dengan wajah yang penuh dengan kegembiraan. dia pun bergegas pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi Chibi pun segera menyelesaikan tugasnya membersihkan rumah di minggu pagi. Dengan penuh semangat dia pun menyelesaikan tugas satu demi satu. " bie, kamu semangat kali pagi ini? Bukanya sekarang hari libur. Gak seperti biasanya kamu semangat bersih-bersih rumah di pagi hari. Biasanya kan kamu ngeluh inilah itulah." Ungkap ibu chibi kebingungan melihat anaknya tiba-tiba bersemangat dan rajin bersih-bersih rumah. "Akh itu perasaan ibu aja kali". Sambil tersenyum chibi pun segera menjemur pakaian di halaman depan. Ibu chibi tambah bingung dibuatnya. Tapi ibu chibi merasa senang karna anaknya kembali bersemangat lagi. "Baiklah, karna kamu juga lagi bersemangat. Ibu masakan nasi goreng seafood kesukaan kamu dulu ya." "Baik ibu, makasihh ibu emang paling pengertian dah." Pagi itu suasana dirumah chibi terasa hangat dan penuh semangat. Semua anggota keluarga saling bergotong-royong membersihkan rumah dari pojok ke pojok sampai bersih.
" Akhirnya selesai juga bersih-bersihnya. Bu, aku nanti sore akan pergi mungkin pulang agak telat jadi ibu gak perlu menungguku makan malam ya bu." "Hah, kamu mau pergi toh. Pantas saja kamu semangat gitu sekarang. Pergi sama siapa hayoo?", tanya ibu Chibi penasaran. "Gak sama siapa-siapa kok bu." "Akh, sama pacar kamu yah." "Akhh, ibu ini." Muka chibi langsung memerah dan salah tingkah di depan ibunya. "Hemm gitu, nanti kalo pacar kamu sempat suruh main gitu bie. Kenalin sama ibu. Jadi ibu juga bisa tau siapa dan sama siapa kamu sekarang dekat bie." "Akh ibu buat aku malu aja. Aku pergi ke kamar dulu yah."

Chibi pun pergi ke kamarnya untuk menghindari pembicaraan yang lebih jauh lagi.

Jam sudah menunjukan pukul 14.58. Chibi pun berpamitan kepada ibunya untuk pergi keluar. "Bu aku pergi dulu ya." "Iya sayang, jangan pulang malem-malem yah. Jangan lupa bawa kunci." "Baik ibu, itu mah beres pokoknya."

Chibi pun membuka pintu dan tampak ada sesosok lelaki tinggi dengan senyum manis diwajahnya. Yap dia Johan yang berdiri didepan pintu gerbang halamanya. dengan wajah berseri chibi pun berjalan menghampiri Johan.

"Udah nunggu lama", tanya chibi.

"Gak, aku baru nyampe kok." Sambil menghampiri chibi dan memeluknya.

"Maaf, karna baru bisa bertemu. Maaf baru bisa tadi malam menghubungimu." Dengan eratnya Johan memeluk chibi sambil meminta maaf karna baru bisa berjumpa setelah dua bulan pergi ke ibu kota.

"Gak apa kok. Aku baik-baik aja. Asal kamu sehat aku sudah senang. Karna aku bisa bertemu lagi denganmu. Aku senang karna kau sudah repot-repot datang dari jauh untuk menemuiku. Makasih ya jou."

"Ahh apa sih bie, buat apa kamu ucap terima kasih padaku. Justru sebaliknya aku yang harusnya mengucapkan terima kasih karna kamu selalu menungguku dan percaya kepadaku. Thanks, cause you always love me."

Mereka pun pergi berkencan setelah dua bulan tak bertemu. Mereka pergi nonton film, karaoke, pergi ke studio musik dan makan malam romantis.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 22.00. Johan pun mengantar chibi pulang ke rumahnya. Sesampainya di depan gerbang rumah chibi. Johan pun berpamitan kepada chibi. "Bie, besok aku udah harus pulang lagi ke ibu kota. Karna besok udah saatnya masuk perkuliahan. Maaf karna gak bisa ngasih apa pun dan harus jalanin hubungan yang kaya gini."

"Jou, ngapain sih ngomong kaya gitu. Aku gak apa kok. Lagi pula kamu pergi untuk melanjutkan studi kan. Dan kamu bisa kesini lagi kalau kamu sempat. Jadi jangan kuwatir karna I will always love you johan." Sembari tersenyum Johan pun mencium kening Chibi dan pamit pulang ke ibu kota. Bersamaan dengan hembusan angin malam. Suara motor johan pun sudah tak terdengar lagi dikeheningan malam.

***

BEFORE                                                                                                                      NEXT BAB 3

BETWEEN HIM

 


 

 BETWEEN HIM

SINOPSIS :

Chibi seorang wanita yang bisa dibilang gak tinggi dan gak cantik banget, tak pernah menyangka sebelumnya. Patah hati pada farhan cinta pertamanya saat di bangku SMP membuatnya terpuruk. Ntah takdir Tuhan ataukah hadiah dari Tuhan. Chibi akhirnya mendapatkan belahan hatinya di bangku SMA. Setelah menjalin kasih selama satu tahun hubungan mereka semakin erat. Namun, cinta tak selamanya indah. Tiba saatnya johan sang pujaan hati pergi dari sisinya. Disaat yang sama farhan sang cinta pertama muncul dihadapanya. Saat itu pula chibi harus mendengar kabar bak petir yang menyambar tentang kekasihnya itu yang seorang Pedofil. Akankah chibi melupakan cintanya saat ini dan kembali mengejar cinta pertamanya?

GENRE : ROMANCE, ADULT, RELIGIUS

STATUS: ONGOING

DAFTAR ISI:

BAB 1. TERANG LALU REDUP

BAB 2. MALAM PENUH BINTANG

BAB 3. KEBIMBANGAN HATI

BAB 4. SAAT YANG PALING DITUNGGU

BAB 5. LIBURAN DIMULAI

BAB 6. HARAPAN DAN HAL INDAH INI

BAB 7. SANG BINTANG

BAB 8. MESKI BEGITU, AKU TETAP PERCAYA

BAB 9. RETAK

BAB 10. TEGAR


BETWEEN HIM: BAB 1. TERANG LALU REDUP

 

 

Kata orang cinta itu bisa butakan segalanya. Kata oma cinta itu nano nano. Ada kalanya manis, asem, pahit.

Ini cerita tentang perjalanan hidup seorang wanita 23 tahun. Bagaimana dia mencari jati diri. Mengenal apa itu cinta.  Chibi 23 tahun. Kelahiran tanah Jabar.

•••

Dulu saat SMP, tepatnya saat baru lulus sd. Disaat chibi masih imut-imutnya dan masih gak tau apa itu cinta. Chibi berpaspasan dengan seorang lelaki dengan senyum yang indah bagai mentari pagi. Disitulah chibi mulai merasakan hal yang aneh saat melihat lelaki tersebut.

"Hei mel, siapa lelaki tadi? Dari kelas mana dia?". Chibi pun bertanya kepada melisa teman sebelahnya. Disaat itulah chibi mulai merasakan ketertarikan pada lelaki tersebut.

"Ohh, dia farhan dari kelas 7e. Kata melisa.

"Kamu kenal dia mel?."

"Iya, aku satu klub basket dengan farhan."

"Ohh, jadi dia ikut klub basket yah. Pantas dia tinggi banget".

Dikarenakan Chibi gak tau itu cinta atau bukan yang jelas saat chibi pertama kali melihat farhan ada sesuatu yang membuat jantungnya tak karuan. "Apakah ini cinta pada pandangan pertama?." Chibi pun mulai bertanya-tanya tentang perasaanya.

Saat SMP chibi cukup banyak dikenal orang, bahkan hampir satu sekolah tau siapa chibi. Yah meski demikian, chibi cuma pengen dikenal dan dekat oleh satu orang aja di sekolah. Yap, dia adalah farhan cowo inceran chibi saat pertama ospek SMP. Sayangnya chibi gak satu kelas sama doi saat kelas 7. Jadinya chibi gak bisa lancarin aksi buat deketin pujaan hatinya.

Chibi tau, gak wajar untuk seorang cewe nembak cowo duluan. Oleh karena itu chibi gak pernah nyatain perasaanya duluan. Ntah takdir ataukah bukan chibi bisa satu kelas sama farhan ditahun kedua mereka. Saat chibi tau mereka berada di satu kelas yang sama. Chibi seakan gak percaya. "What? Yang bener nih?".
Chibi bertanya-tanya sama dirinya sendiri. Rencana ya tinggal rencana. Chibi bermaksud memikat hati farhan saat mereka berada dalam satu kelas. Chibi sudah merancang sedemikian rupa agar bisa deket sama farhan sang pujaan hati. Eh gak taunya, ternyata doi inceran chibi udah punya inceran lain di kelas. Kebayanglah gimana perasaan chibi saat tau . "Broken heart" Hughhh Patah hatilah chibi saat itu juga. Rencana jurus pemikat chibi gagal total semua jadinya. Begitu pula semangat chibi pun redup saat itu juga. Tahun keduanya di SMP menjadi biasa aja alias hambar tanpa rasa.
Gak ada tuh yang namanya buang waktu lagi nonton farhan main basket. Chibi cuma belajar dan menyibukan diri berorganisasi agar bisa fokus sekolah. Kemudian pulang kerumah tepat waktu. Sampai hari kelulusan SMP tiba saja chibi tak kunjung menyatakan perasaanya pada farhan. Kini chibi sudah menjadi siswi SMA. dimana kebanyakan orang bilang bahwa saatnya kalian menuju tingkat kedewasaan.

Semester ke dua chibi menjadi siswi SMA. Seperti biasa dia menyibukan diri dengan menjadi perwakilan kelas. Hari sudah hampir sore chibi masih merapihkan kertas absen dan perlengkapan lainnya. Satu demi satu teman sekelasnya pun telah pulang.
" Wah sudah sore aku harus segera pulang." Tak lama chibi mendengar suara berisik di ruangan klub musik. Karna penasaran dia pun menuju sumber suara tersebut.

Yeyeye yeahhhhh.

Aku adalah lelaki yang tak pernah lelah memikat wanita.

Tak lama saat chibi sedang mengintip di sela pintu yang sedikit terbuka. Ada seorang pria yang tinggi dengan stylis boyband yang menghampirinya.

" Permisi ada perlu apa yah?." Seketika chibi pun terpana dengan ketampanan pria tersebut.

"Ahh tidak, aku hanya melihat mereka yang sedang menyanyi saja", jawab chibi salting.

"Ayo silahkan masuk, siapa tau kamu tertarik masuk klub musik", ajak pria tersebut. Akhirnya chibi masuk kedalam ruang klub musik dan melihat mereka latihan sampai larut malam. " Hey johan, ayo latihan. Kemana aja lo baru datang jam segini?. Btw, itu cewe baru lo? ", tanya temen satu klubnya.

Chibi pun tambah salting saat dibilang cewenya johan. "Ah ti..tidak aku cu..cuma- menggelengkan kepala dan tangannya.

" Ahahaha bukan-bukan". Johan pun hanya tertawa dan langsung menuju drum untuk mengisi posisi drumer.

Disaat itu pula chibi terpukau dengan gaya permainan drum Johan. "Luar biasa, Johan emang kerenn." Chibi yang keasikan melihat latihan Johan dan kawan-kawan lupa waktu dan akhirnya kemalaman. "Oh Tuhan, udah jam segini. Btw aku pulang dulu yah. Aku udah telat pulang kerumah". Chibi segera beranjak dari tempatnya duduk untuk pergi ke luar. "Tunggu, siapa nama lo?", tanya Johan.

"Aku chibi dari kelas X5."

"Gue johan XII IPS3."

"Hah apa?" Chibi pun terkejut karna ternyata johan adalah kakak kelasnya. 

"Gimana kalo gue anter lo pulang? Rumah lo dimana?."

"Ahh, gak usah. Aku bisa pulang sendiri ko."

"Udah gak apa, gue juga udah selesai latihan kok, ayo.", Sambil memegang tangan chibi Johan pun menuntun chibi saat berjalan. "Gue parkir motor disana, lo tunggu disini dulu oke." Johan pun berjalan mengambil motornya.

"OMG, dia tadi pegang tangan gue. Huhh. Tenang chibi tenang-tenang."

Tidit.. suara klakson Johan seraya menghampiri chibi yang sedang berdiri menunggu. "Ayo naik", ujarnya sembari membuka sedikit kaca helmnya.

"Ahh.. baik."

Chibi pun diantar pulang oleh johan sampai depan rumahnya."Makasih yah kak udah dianterin", ujar chibi setelah turun dari motornya.

"Oke sama-sama, gue balik dulu yah."

Kemudian.. disitulah dimulai perjalanan cinta chibi. Tiga bulan chibi sudah mengenal Johan. Akhirnya Johan dan chibi sudah resmi pacaran. Kini chibi sering pulang malam melihat latihan johan.
"Tak terasa sudah yah, udah mau akhir tahun lagi. Bulan depan gue udah mau memasuki persiapan ujian akhir sekolah lagi. Jadi hari ini gue terakhir latihan bie", kata Johan kepada Chibi.

"Emm, iya juga yah. Yahh, kalo kamu lulus aku bakal kesepian nih. Gak ada yang ngehibur aku kalo lagi bete sama males di sekolah."

" Ahh, kamu bisa aja. Aku bakal hubungi kamu terus kok chibi." ungkap Johan sambil memegang tangan chibi sambil tersenyum.

...

Masih teringat akan senyum dan sentuhan hangat tangan johan chibi tersenyum sendiri dikelas. Tanpa memperdulikan lingkungan kelasnya chibi pun melanjutkan lamunannya.
"*bie, gue ngerasa berat banget tinggalin lo disekolah ini. Gue takut lo berpaling ke hati yang lain.

Jou, aku akan selalu setia menunggumu kok. Sampai kapan pun aku akan selalu menyayangimu.

Bie, i love you.

Jou, I lovee... Sambil memejamkan matanya chibi pun bersiap akan ciuman mesra johan dalam lamunannya.*"

CHI BI!!!
Seketika Johan pun menghilang dalam lamunannya. Chibi pun tersadar bahwa dia masih dalam pelajaran dikelas.

"Ahh, gawattt."

Akhirnya chibi dihukum oleh guru matematika dengan PR matematika 2X lipat dari teman-temannya.

"Huhh, sial banget dah. Udah mah dikit lagi coba. Akhh jou kamu buat aku galau aja nih. Tapi gak apa deh aku dapet hukuman, yang penting aku bisa jalan malam ini sama johan." Dengan wajah penuh sumringah chibi pun menuju ruang klub musik. "Lah kok sepi yak, oh iya Johan dan yang lainya kan sedang mepersiapkan buat ujian akhir sekolah. Jadi kegiatan klub dihentikan untuk sementara. Hemm.. yang anehnya kemana anak kelas dua dan tahun pertama klub musik ya?. Apa mereka juga ikut libur latihan."

Mail: from johan
Gue tunggu di gerbang sekolah ya.

Chibi: okee. Chibi pun menuju gerbang sekolah tempat johan menunggu.

"Jou, kok tumben langsung tunggu di gerbang?."

"Kan sekarang club musik libur sayang", ujar Johan sembari tersenyum gemas.

"Hah, coba ulangi lagi." Chibi pun terkaget dengan perkataan Johan yang memanggilnya sayang.

"Ulangi? Yang mana?."

"Tadi loh yang barusan jou", sembari tersenyum ngarep.

"Ohhh yang gue bilang club libur."

"Bukan, yang terakhir jou."

Emm, Johan pura-pura mikir sejenak. Johan pun membisikan di telinga Chibi. "Sekarang club libur sa-yang".

Chibi pun tersenyum dan berkata, "Oh gitu ya sa-yang."

"Kenapa bie? Kok senyum-senyum gitu", dengan wajah penasaran.

"Gak apa-apa, aku cuma senang aja. Soalnya baru kali ini kamu panggil aku sayang hehe."

"Ohh itu yang buat kamu seneng toh. Kalo gitu sih aku bisa panggil sayang kapan pun kamu mau bie."

"Akh, gak ah. Panggilan kaya biasanya aja jou. Kalo terlalu sering nanti gak romantis lagi."

"Oke deh chibiku sa-yang ayo kita pulang yu."

"Baik johanku."

Akhirnya setelah obrolan panjang mereka di samping gerbang sekolah selesai. Johan pun mengantar chibi pulang dengan motornya. Chibi berpegang erat sambil memeluk Johan dari belakang.

•••

Rumah Chibi

"Ayo cepet masuk sana."

"Lah gak mau mampir dulu jou?."

"Gak deh, aku belum belajar buat tryout minggu depan."

"Ohhh, rajinnya Johan yang sekarang ini." Ungkap Chibi sembari memagang pipi johan. "Yaudah kalo gitu, buat acara malam ini kita cancel aja dulu deh."

"Hahh, kenapa? Aku gak apa-apa kok bie."

"Nggak, pokoknya kamu harus fokus belajarnya dulu kan. Jadi semangat belajar ya jou. Aku akan selalu ada disisimu dan mendukungmu", ujar Chibi dengan senyuman manisnya. Kemudian johan pun memeluk chibi dan berkata, "Makasih yah, udah jadi pacar yang baik buatku."

"Ahh, kamu hari ini romantis banget sih jou." Pipi Chibi dibuat merah karena menahan malu saking romantisnya Johan. 

"Yaudah, aku pulang dulu ya bie."

" Okee, hati-hati dijalan ya jou." Setelah Johan berpamitan dan menyalakan motornya. Chibi dengan semangat melambaikan tangannya. Ia  berdoa dalam hati. "Ya Tuhanku, jagalah dia selalu untukku. Mudahkan dia dalam ujian senin nanti." Dalam keheningan malam chibi menatap langit sebelum memasuki rumahnya. Sambil menggenggam tangannya, ia pun berharap johan bisa melalui ujianya dengan mudah besok hari.

***

                                                                                                                                     NEXT BAB 2

 

Entri yang Diunggulkan

Lirik lagu FREE OST KPOP DEMON Hunter's

  FREE LIRIK LAGU   I tried to hide but something brokel  I tried to sing, couldn't hit the notes The words kept catching in my throat I...