NEVERS ISLAND ARC 1: CHAPTER 3. Apakah aku sudah mati?

CHAPTER 3. Apakah aku sudah mati?

Zzhh.... Zzzhh... Zzzhhh...

Tania tertidur dengan posisi terduduk di antara ranting pohon yang dianyam akar pohon. Dia tertidur setengah tersadar dengan kepala yang mengangguk-angguk bak orang yang berada di kereta-kereta saat pulang kantor. Seumur hidupnya tak ada malam yang paling mendebarkan selain malam itu. Disaat dia sedang tertidur, tanpa di sadari dibawah pohon terdapat beberapa hewan buas yang sedang berjalan-jalan. Disaat dia tersadar dan terbangun dalam tidurnya. Tak hanya satu hewan buas saja yang berada di bawah pohon kala itu. Tapi terdapat segerombolan serigala yang siap menerkam dirinya dibawah sana. "Ohh Tuhan... Cobaan apalagi ini?",tania memegang tongkatnya dengan eratnya. Air matanya keluar tanpa dia sadari saat itu. Disaat keadaan mencengkam itu dia pun mengingat kembali kenangan dimasa lalunya.

"Hey..hey sweet gak sih menurut loh. Di film The heavens karakter cowonya keren banget gak sih"."Iya... Bener... Udah Guanteng buanget, kulitnya putih pucat gitu kaya vampir. Yahh pokoknya pas banget deh meranin Alex di The heavens". Hmm.... Begitu kah... Tapi menurutku, yang sweet itu apabila ada seseorang yang nyelamatin kita saat dalam bahaya deh. Lalu dengan tatapan dingin yang memukau dia bakal berkata "apakah kau baik-baik saja?". Heumm... Sweet banget kayanya.. apalagi bila itu bisa jadi kenyataan... Tania menutup matanya berdoa dalam hatinya bila akan datang suatu keajaiban yang membuat serigala-serigala itu pergi. Disaat yang bersamaan, lolongan serigala mendengung di telinganya. Lalu, salah satu dari serigala mencoba memanjat pohon tersebut.

Sontak pohon yang ikut bergoyang karna guncangan dari para serigala yang mencoba memanjat pohon. Tania pun membuka matanya dan terkaget melihat serigala yang mencoba memanjat pohon. Tania akhirnya terpeleset dengan tangan yang memegang dahan pohon sambil bergelantungan. Karna tak kuasa menahan beban hingga beberapa menit bergelantungan. Tania mulai kehilangan kekuatannya dan terjatuh. Dalam sekejap para serigala menghampirinya mencoba menerkam tania. Lalu diambil sebatang kayu disampingnya dan dikibaskan kearah serigala yang hendak mendekatinya. Serigala pun mundur sejenak, menunggu tania lengah.

Hus... Hus...

"Anjing baik, kalian jangan mendekat ya. Rasaku ini tidak enak, sebaiknya kalian berburu yang lain saja oke".

Hus.. hus...

"Aduhhh... Mereka gak mau mendengarkanku, bagaimana ini?". Lalu, Tania pun berlari sekencang kencangnya setelah melempari para serigala yang mundur beberapa meter darinya.

Zig....zag...zig...zag...

"Tolong..."

"Toolonggg...."

"Akh, bodohnya aku! Disini kan tidak ada orang selain aku ya? 😅",sembari berlari kencang.

Zig... Zang....zig...zag.....

Auuuuu...... Suara lolongan para serigala mengejarnya...

 

Saat ini, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Di detik-detik terakhirku ini...Oh Tuhan,...Apakah aku akan mati disini...Tidak mau..Setidaknya, aku ingin memilih kematianku dengan cara normal....

Bukanya,....

Menjadi mangsa serigala seperti ini!,ungkap tania dalam hatinya dengan berlari sekencang-kencangnya.

Sementara itu, Gill yang berusaha membuka pintu tanpa pantang menyerah. Kemudian, dikala dia kelelahan dengan usahanya itu. Sesaat dia mengingat aksi di televisi yang sering dia tonton.

"Hmm... Kurasa dengan ini aku bisa turun kebawah melewati jendela". Namun setelah melihat tinggi bangunan dan dinding yang curam gill pun mengurungkan niatnya. "Eh... Tapi gak jadi deh. Lagipula, gak ada jaminan bila setiap ujung besi dari jendela tidak dipasang pengaman. “Emm bagaimana lagi aku harus kabur?!", gill terus berpikir dengan memejamkan matanya sejenak.

Tap... Tap... Tap... (Suara langkah sepatu).

Gill bergegas bersembunyi dibalik lemari pakaian dengan sebongkah jam weker ditangannya. Disana dia pun menemukan beberapa baju yang mirip seperti para petugas tersebut.

Cekrek...

Pintu dibuka dari luar dan terlihat seseorang memasuki ruangan. Karna terkejut tidak melihat gill di ranjangnya, sang penjaga pun bergegas mencari disekitar kamar mandi hingga jendela. disaat dia memeriksa kamar mandi gill memukul orang tersebut dengan jam weker ditangannya lalu keluar menggunakan penyamaran seperti petugas penjaga tersebut. Setelah mereka panik mencari dirinya kemana-mana. Gill mencoba berbaur dengan para prajurit tersebut agar tidak ketahuan. Sebagai bentuk kesiapan dari penyamarannya itu, gill pun rela mencukur rambutnya menjadi cepak seperti para prajurit itu.

"Hyuhh... Syukurlah tinggiku sama dengan para prajurit disini. Ditambah lagi, badanku memang sangat cocok untuk ukuran prajurit", imbuhnya dalam hati sebari berlari mengikuti instruksi dari komandan prajurit tersebut.

"Ayo cepat cari sampai dapat, akan sangat berbahaya apabila keturunan bangsawan pergi dari pulau ini !!!"

"Heeh..rupanya mereka menyekapku karna tau aku ini keturunan bangsawan toh. Tapi, dari mana mereka tau?. Tapi sebelum itu, aku harus mencari teman-temanku terlebih dahulu. Hmm... Bila di film-film sih biasanya para tawanan harusnya dimasukan ke penjara bawah tanah. Yah... Sepertinya, aku memang harus mengecek ke ruang bawah tanah di tempat ini".

Disaat gill sedang berjuang berkamuflase sebagai prajurit dan mencari ruang bawah tanah. Disisi lain pulau tempat tania terdampar dia pun sedang berjuang bertahan hidup disana. Namun ntah bagaimana ceritanya kini dia berada di sebuah ruangan yang tak sadarkan diri di sebuah tempat tidur.

Tanpa terasa hari sudah pagi, matahari bersinar menghangatkan seluruh cakrawala. Hangatnya sinar mentari menembus langit-langit atap dan menerpa tubuh tania dengan kehangatan itu. Dia terbangun dengan membuka sedikit demi sedikit matanya.

"Atap?"

"Sinar matahari?"

"Lah... Ko bisa?... Apa... Jangan-jangan... Aku...",tania mengira bahwa dirinya sudah berada di alam sana.

"Huh... Padahal... Aku masih ada sesuatu yang ingin aku lakukan...Seandainya aku mati secepat ini, harusnya aku mengatakan perasaanku padanya saat di pesawat!...Bodoh... Bodohh...huh...Tapi, mau bagaimana lagi. Orang aku sudah terlanjur mati". Tania beranjak dari ranjang itu dan mencoba menengok ke luar melalui jendela.

Hmm... Btw ini surga?... Apa ....?

Tunggu dulu, bila ini surga harusnya ada taman yang indah bukan?

Lalu, bila ini adalah neraka... Bukankah seharusnya... Ada lautan api atau tempat penyiksaan dan sebagainya. Deg...deg... (Perlahan dia mendekati pintu keluar ruangan itu). Meski sedikit takut akan apa yang ada di luar sana. Tania mencoba memberanikan diri membuka gagang pintu secara perlahan.

Srettthh......, seketika pengelihatan tania menjadi putih dipenuhi cahaya di depan sana.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🐝🐝🐝💐💐💐💐💐💐💐💐💐🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊🕊

Cahaya matahari yang terang menyilaukan mata tania seketika. "Apa ini silau sekali, aku tak bisa melihat apa-apa".Tania berjalan lurus ke arah sinar matahari yang menyilaukan itu. Hingga pada titik tertentu, tania takjub dengan apa yang dilihatnya.

"Oh Tuhan...."

"Apa ini?.... Sebenarnya, aku sedang ada dimana?. Ini seperti surga dalam buku dongeng saja. Wah... Aku tidak menyangka bisa berada di tempat seindah ini", tania berlarian menuju taman bunga nan indah yang baru saja dilihatnya. "Uwah... Ada air terjun juga... Lalu, ada pohon buah-buahan pulaaa...", dengan spontan tania berlari menuju pepohonan buah-buahan itu. Lalu, setelah dia menghampiri pepohonan buah tersebut. Dia melihat seseorang yang sedang berada disana sebari memetik buah-buahan tersebut.

"Siapa dia... Apakah dia... Seorang malaikat?",tania berjalan menghampiri orang tersebut.

"Anu, aku tania penghuni baru disini... Apakah anda seorang malaikat?",ujarnya kepada orang tersebut dari arah belakangnya. Saat orang tersebut membalikan badannya. Tania berdegup kagum bukan main.

Uwah... Malaikat yang sangat tampan sekali...,imbuhnya dalam hatinya.

Namun dibalik ketampanan orang tersebut..

"Hey, kau bodoh ya?!"

Dalam sekejap semua keindahan yang dilihatnya pada diri pria tampan dihadapannya menghilang seketika.

"Bo...bo...doh katamu?"😠

"Lalu, kau ingin aku memanggilmu apa?"

"Ahaha... Jadi... Kau bukan malaikat atau sejenisnya ya? 😅. Ahaha... Bodohnya aku ini", (siall... Kenapa aku jadi memanggil diriku sendiri bodoh! 😏).

"Nah, itu kau sadar sendiri"

'sial..ini orang kesan pertama ketemu gini amat yak. Tampan sih, tapi... Nyebelin buanget!. Jadi ngingetin gue sama seseorang!', 

Huachih, seketika gill mendadak bersin saat dalam penyamarannya menjadi prajurit." Kayaknya nih ada yang ngomongin gue?! Ahh, bodo amat dah, yang penting gue harus cepet nemuin ruang bawah tanah itu!".

Ahaha 😌,

"lalu... Itu artinya... Apakah aku ini masih belum mati?"

"Mati?, Kenapa kau berfikir kau sudah mati. Jangan-jangan, kau ini emang benar-benar bodoh ya?".

"Ahaha, aku hanya merasa bingung saja (Siall... Gua dibilang bodoh lagi!). Lalu dimana sebenarnya aku berada saat ini. Oh iya kau ini siapa ya? Apa kau yang telah menyelamatkanku?".

Pria tersebut hanya menoleh kebelakang dengan muka juteknya tanpa berkata apapun sebari membawa sekeranjang buah-buahan yang baru saja dipetiknya.

"Ahh.. maafkan aku tuan, aku hanya penasaran dan merasa sedikit bingung saja. Anda tenang saja aku tidak akan berkata apapun lagi", ujarnya pada pria itu yang berjalan di depannya.

Tania pun mengikuti pria itu dari belakang. Tanpa kata, dengan rasa bingung yang melanda. Dia terus mengikuti orang tersebut.

Bagaimana ini? Apa dia marah padaku ya?...

Bila dilihat-lihat... Kurasa... Dia mirip dengan seseorang...

Apa hanya perasaanku saja..

Ahh... Mana mungkin orang ini mirip dengannya 😅, meski sikap menyebalkannya sama sih 😏.

Sementara itu di di sebrang pulau tempat gill berada...

🏢🏢🏢🏢....🏢🏢🏢🏢

"Apakah kalian sudah menemukannya?"

"Belum, masih belum..."

"Ayo segera cari orang itu! Bila tidak, kita bisa dalam masalah nanti!"

"Haha... Cari saja kalian sampai kemanapun... Aku tak akan pernah bisa ditemukan!. Orang kalian nyarinya ke tempat lain, dasar bodoh", imbuh gill dalam hatinya.

Pokonya, aku harus mencari tahu kabar teman-teman yang lainnya. Apakah mereka baik-baik saja ya...

Ntah mengapa, aku merasa khawatir sekali. Tunggu saja, aku pasti akan datang tania dan semuanya...

Gill yang berpakaian sebagai prajurit menjadi leluasa pergi kesana kemari menelusuri setiap tempat yang ada di setiap tempat. Namun masih belum juga mengetahui dimana keberadaan teman-temannya itu. Hingga suatu ketika dia mendengar percakapan prajurit lainnya tentang para tawanan di ruang bawah tanah yang sedang dicarinya.

"Kau sudah selesai memeriksa ke ruang bawah tanah?"

"Yah, tapi aku tidak melihat sesuatu yang mencurigakan disana"

"Tentu saja, mana mungkin orang itu bisa mengetahui lokasi ruang bawah tanahnya. Lagipula, tempat itu berada di bawah laut hhha"

"Yah, kau benar. Namun sayang sekali yah. Apa benar mereka juga akan dijadikan persembahan. Padahal ada salah satu dari mereka yang aku sukai loh. Dia sungguh manis sekali"

"Huss... Ngomong apa kau ini, apa kau tidak ingin sembuh!"

"Ahh.. Iya sih, tapi..."

"Sudah.. sudah...nanti bila pimpinan tahu mengenai ini. Kau bisa mati nanti. Ayo kita keliling lagi"

"Apa....? Ruang bawah tanah laut?. Tumbal? Kesembuhan?. Apa sih sebenarnya yang terjadi?.

Pokoknya, aku harus menemukan tempat itu secepatnya!".

Mendengar bahwa teman-temannya berada dalam bahaya. Gill mencoba mencari tahu dimana tempat mereka di sekap. Lalu, gill berusaha mengorek informasi dari beberapa prajurit dengan bertanya pada mereka satu persatu.

******

BEFORE                                                                                                          NEXT CHAPTER 4

Comments

Popular Posts