NEVERS ISLAND ARC 1: CHAPTER 4. KEGIGIHAN GILL
CHAPTER 4. Kegigihan Gill
Jika Tania masih kebingungan dengan orang yang baru di temuinya. Gill justru menemukan titik terang dari beberapa orang yang dia dapatkan informasi. "Ahaha, aku hanya lupa saja ko. Habisnya semalaman aku melakukan pencarian kesana kemari tanpa tidur. Jadinya aku takut salah, ya aku bertanya kepada kalian". "Ohh.. begitu. Kau ini, bila masih ingin menjadi prajurit seharusnya jangan pelupa. Bila tidak kau bisa dikeluarkan dari tim khusus"."Hah..? Tim khusus?..". "Lah... Kau lupa lagi ya? Lihat emblem di bagian kiri lenganmu. Itu artinya, kau adalah bagian dari tim khusus yang bertugas atas pengawalan dan keamanan tempat ini. Kau juga punya wewenang memasuki akses tempat-tempat yang kami tidak bisa kunjungi". "Ahh... Begitu yah, Haha... Tentu saja aku ingat kalo itu. Aku ini kan tim khusus (sipp, itu berarti aku bisa memasuki ruang bawah tanah itu) 😎."
"Hey kau yang disana kode 881 bukankah kau harus berlatih di aula ?", Seseorang memanggil gill dari arah belakang.
"Hey, kau itu yang dipanggil... Kau kode 881 kan?"
"Ahh.. Iya.. kau benar. Kalau begitu aku pergi dulu ya", gill pun pergi menuju prajurit yang memanggil dirinya.
"Kau .... Lama sekali 881, latihannya sudah akan dimulai tuh!"
"Ahh.. Iya maafkan saya...oh iya, memangnya hari ini kita latihan apa ya?", tanya gill polos.
"Heuh.., bukankah kemarin sudah diberi pengumuman bila hari ini kita berlatih menembak dan teknik bertempur 1 to 1 dan 1 to 5"
“Apaaa?”( mampus gua. Skuad khusus itu juga ada masa latihan juga ya ? Bagaimana ini?)
"Kau dengar tidak?"
"Ah... Iya aku dengar... Maksudku siap pak"
...
Selanjutnya gill menuju area latihan untuk skuad khusus....
"Untuk semua pasukan skuad khusus berbaris. Kita akan melakukan pemanasan terlebih dahulu"
"Siap pak"
1, 2,3,4
5,6,7,8
1,2,3,4
5,6,7,8
Setelah selesai pemanasan seluruh prajurit memulai latihan mereka satu persatu. Satu persatu dari mereka maju ke ruangan tembak untuk berlatih menembak dari jarak jauh.
"Selanjutnya, kau 881"
"Ahh... Baik pak"
Gill berkonsentrasi pada target tembak miliknya kemudian membidik target pada hitungan 3 detik.
Satu
Dua
Tiga... Tembak...
🌋
Peluru yang ditembakkan oleh gill melesat kearah papan tembak.
Hhyuhh... syukurlah... Andai dulu aku malas berlatih olahraga menembak. Maka penyamaranku pasti akan terbongkar. Dan juga, aku mengarahkan jalur tembakku dengan menyesuiakan prajurit disini.
Wahh.. ternyata, mereka benar-benar tim khusus ya. Apalagi kapten di timku kode 880 keakuratan dalam membidik target benar-benar luar biasa. Tapi, kenapa orang seperti dia berada di pasukan yang bertindak menjadi kejahatan. Aku sungguh tidak mengerti.
Berdasarkan nomor amblem, aku berada satu digit dibawah kapten. Wahh.. bisa gawat bila mereka sampai tau bila aku bukanlah 881.
Dan juga, dimana prajurit 881 itu ya? Kenapa pakaiannya berada di kamar tempat aku ditahan.
Sungguh sebuah MISTERI...!!!
pokoknya, aku harus segera menemukan teman-temanku dan segera pergi dari tempat ini.
Sesaat setelah gill akan beranjak dari podium tembak. Sang kapten memanggil dirinya dari arah belakang.
"881... Bisakah kau kemari sebentar"
Glek, tiba-tiba keringat gill keluar tanpa henti.
Ahh.. hal yang paling aku takutkan terjadi juga. Matilah aku, mana disini skuad khusus semua lagi.
Bagaimana ini?....
"Ya, aku segera menghadap pak", gill pun terpaksa menghampirinya.
"Apakah kau benar 881?"
Lah, kenapa dia nanya gua?. Tunggu sebentar, sepertinya ada yang aneh..
"Iya pak saya dari skuad khusus bawahan Anda 881. Siap menerima perintah".
"Ahh... Meski kau baru tapi kau sudah bagus dalam latihan menembak ini yah. Kuharap kau bisa diajak bekerja sama tidak seperti 881 sebelumnya".
Glek, mendadak gill merasa tidak nyaman dengan perkataan ketua timnya itu.
"Siap Pak..."
"Bagus, kau bisa kembali latihan lagi"
Meski aku tidak mengerti, tapi untuk sekarang ini. Posisi menyamarku masih belum terbongkar. Kuharap sampai saat itu tiba, aku sudah menemukan teman-temanku.
Satu demi satu latihan untuk para prajurit dilaluinya. Kini gill terbebas dari rutinitas harian prajurit khusus. Sekarang saatnya dia beraksi mencari tahu keberadaan ruang bawah tanah tersebut.
Menurut informasi yang aku dapat, ruang bawah tanah itu terdapat di bawah laut. Dan satu-satunya tempat ruang bawah tanah yang menuju ke bawah laut adalah...
Gill yang kebetulan berada di skuad khusus menawarkan dirinya untuk bergantian berjaga di areal ruang bawah tanah. Dikarenakan penjaga yang lain sedang sibuk mencari keberadaan dirinya saat ini.
Kemudian, setelah dia memasuki ruang bawah tanah tersebut. Gill merasa takjub dengan apa yang dilihatnya.
Gilaaa, ini benar-benar ada dibawah laut. Hebat sekali mereka bisa membuat ruangan seperti ini. Pasti teknologi yang digunakan amat canggih sekali.
Namun, dibalik kekagumannya pada bangunan itu tampaklah kengerian penjara bawah tanah tersebut. Terlihat berpuluh-puluh orang yang ditahan disana. Salah satu dari mereka adalah turis asing yang menghilang beberapa waktu yang lalu.
Astaga, bukankah dia adalah Vincent reporter dari Finland yang hilang dua bulan lalu meski di tempat gelap pun aku masih ingat betul pernah melihatnya di tv. Yah, meski aku hanya mengenalinya lewat topi yang dia pakai. Ada juga Dimitri seorang pelancong terkenal dari Swiss pula. Mereka semua sudah seperti mayat hidup saja.
Dlek..., Keringat gill mengalir membasahi wajah hingga badannya.
Pokoknya aku harus menemukan lokasi teman-teman terlebih dahulu, disini memang bukanlah tempat yang normal.
gill pun bergegas melanjutkan pencariannya. Tak lama ketika dia berkeliling penjara, dia pun mendengar erangan rasa sakit dari seseorang di dalam penjara. Begitu pula suara tangisan dari dalam penjara diujung jalan yang sedang dia tuju.
Setelah dipastikan ternyata, suara itu berasal dari penjara dimana tempat teman-temannya di sekap.
"Hey baccus, kaukah itu? Ini aku gill kau bisa mendengarku?", ujarnya dengan suara pelan.
Dengan nafas yang terengah-engah, baccus mencoba berbicara pada gill. Baccus berusaha mendekati jeruji besi agar bisa bertatap muka dengan gill. "Gil..Gill...kau kah itu?.. tempat ini neraka gill! Kau harus segera pergi dari sini. Jangan khawatirkan kami, selain aku semuanya baik-baik saja. Selamatkan mereka sekarang gill, Selama bulan purnama belum datang kumohon. Mereka semua yang ada di pulau ini adalah manusia terkutuk. Manusia penghuni NEVER..LAN..D", baccus menghembuskan nafas terakhirnya. "Hey... Baccus, ayo bangun!. Kenapa kau malah tertidur. Apa maksudmu semuanya tidak baik-baik saja?!". "Meski kau berusaha membangunkannya. Hal itu percuma saja, karna dia sudah pergi dari dunia ini", ujar seseorang di pojok penjara.
"Sial !!! Aku terlambat..kah?... Tapi, siapa sebenarnya kau. Kenapa kau juga ada disini? Sebenarnya, tempat apa ini?". "Namaku Nick seorang arkeolog asal Mesir. Aku sama seperti kalian, aku berada di tempat ini karna suatu kecelakaan pesawat". “Pada awalnya aku sangat bahagia, tak hanya selamat dari kecelakaan naas itu. tetapi juga bisa menemukan temuan luar biasa yaitu dengan berada di pulau ini. Apakah kau juga berencana pergi ke North island juga pada awalnya?”. "Yah, kurasa begitu", jawab gill. “Itu sama persis dengan tujuanku sebelum terdampar di pulau ini. Apa kau tau berapa sebenarnya usiaku?”. "Etto..Hmm dilihat dari wajah dan kulitmu. Kurasa kau berusia sekitar 65 tahunan",jawab gill dengan wajah cemas melihat keadaan sekelilingnya.
Gahah...(tiba-tiba orang itu menyeringai). “Andai kau tau saja, usiaku masih 31 tahun”, balasnya. "Apaaa??... ya.. yan..yang benar saja?. Kau bohong kan?", ungkap gill tak percaya.
“Terserah kau mau percaya apa tidak, tetapi begitulah kenyataannya. Aku sudah berada di tempat ini lebih lama dari kalian saat itu usiaku masih 28 tahun. Sebelum aku ditangkap dan dijebloskan ke penjara ini tubuhku masihlah normal tak menua seperti ini. Akan tetapi, setelah malam bulan purnama 3 Minggu setelah aku ditahan dan dipaksa mengikuti upacara persembahan itu. Tubuhku pun mendadak menjadi menua begini”, jelasnya sembari menunjukan beberapa anggota tubuhnya yang menua.
“Hanya orang-orang terpilih saja yang bisa selamat. Bahkan sebagian dari prajurit saja hanya 1/4 dari mereka yang bisa lolos dari kutukan. Akan tetapi, bagi mereka yang selamat belum tentu 100% akan utuh menjadi manusia. Biasanya yang selamat akan mendapatkan kekuatan kehidupan yang panjang dan awet muda sedangkan yang tidak terpilih mereka hanya akan menjadi iblis jadi-jadian yang akan berubah suatu waktu”, ujar lelaki tersebut. "Kutukan? Apa lagi itu?", tanya gill. Sebelumnya pun aku mendengar tentang kata-kata seperti kesembuhan dari prajurit beberapa hari lalu. Sebenarnya mereka ingin sembuh dari apa?.
“Aku tidak tahu detailnya, aku rasa ini semua adalah ulah seseorang yang sedang melakukan eksperimen terlarang yang melibatkan ilmu di luar nalar. Bahkan aku yang seorang arkeolog pun masih belum mengetahui dengan pasti. Akan tetapi di upacara itu semua orang yang ada di tempat ini hampir 80% adalah iblis. Hanya 20 % saja yang berwujud manusia. Bila suatu saat nanti kau tertangkap dan dipaksa untuk melakukan ritual itu. Sekali kau terperangkap oleh rayuan iblis. Maka jeratnya tak akan pernah bisa kau tolak. Sampai proses selesai, kau tidak akan bisa keluar dari genggamannya. Bila kau ingin menyelamatkan teman-temanmu. Saat ini adalah waktu yang tepat. Sebelum bulan purnama datang, dimana insting iblis pembunuh mereka terbuka seutuhnya”, ujar orang itu lagi. “Ambillah tas yang ada disana itu, sebelumnya aku pernah berhasil kabur dari sini. Disana ada peta rute pelarian teraman dari pulau ini. Pergilah ke pulau kecil di sebrang sana. Bila kau beruntung, kau akan bertemu seorang pria. Bila dia berkenan membantu kalian. Aku jamin kalian bisa selamat dari kejaran para iblis di pulau ini”, pungkasnya mengakhiri pembicaraan mereka.
"Hey.. Nick, kenapa kau berhenti berbicara! Nick... Siapa sebenarnya pria itu! .. Nick katakan lebih banyak padaku?!", ujar gill bertanya tanpa henti pada nick. Rupanya Nick sudah tak mampu menahan deritanya akibat kutukan yang dia terima dari ritual iblis pulau itu. Gill pun mengambil tas yang di berikan Nick padanya dan bergegas menyelamatkan teman-temannya.
👹👹👹👹👹👹
Comments
Post a Comment