BETWEEN HIM: BAB 3. KEBIMBANGAN HATI

 

Di malam yang dingin dikala hanya terdengar suara jangkrik. Hembusan angin yang masuk melalui celah jendela kedalam ruang kamar dan bintang-bintang yang bersinar cerah di langit malam. Dengan menarik selimut sampai menutupi muka. Chibi pun tertidur bersamaan dengan kenangan indah yang baru dia alami.

"Malam johan, semoga mimpi indah."

Menjelang pagi dimana hari baru dimulai. Chibi melihat selalu handphonenya hanya sekedar mengecek mail yang masuk. Meski mail yang masuk tidak selalu dari orang yang dia harapkan. Chibi pun bergegas untuk mandi dan menyiapkan sarapan pagi. Yah karna hari ini jadwal chibi membuat sarapan pagi untuk keluarganya. " pagi ibu, sarapanya udah aku taruh di meja makan yah." Sambil mencium tangan ibunya chibi pun berpamitan pergi ke sekolah.

SEKOLAH

"Pagi bie, tumben amat datang pagi bener ke kelas. Biasanya kamu selalu ke ruang klub musik dulu."

"Hemm emangnya gak boleh ya aku datang ke kelas pagi-pagi Sekali," ujar Chibi.

"Hehe ya bolehlah malah bagus kan jadi aku bisa nyontek PR ke kamu pagi-pagi chibi. Gimana boleh kan?. Please aku lupa semalem", ujarnya dengan nada memohon.

"Huhh, iya-iya boleh kok." Sambil mengambil buku didalam tasnya. "Ini bukunya, tapi kalo bisa jangan sama semua ya supaya gak ketahuan pak oki nanti."

Siapp kalo itu mah," ujar simran dengan kedua jempol diarahkan pada Chibi.

"Hahh, lagian kenapa bisa lupa buat PR segala sih sim?. Padahal hari ini Pelajaran pak oki loh."

"Hehe kemarin kecapean habis nonton bola basket di gor. Jadi langsung tidur pulangnya. Lalu pas bangun udah pagi lagi deh."

Hahh kau ini simran suka banget nonton basket ya." Dia sama seperti aku dulu. Yah semoga saja kejadian aku dulu gak menimpa dia juga. Chibi pun bergumam dalam hatinya. "Huhh lelahnya, kalau ingat masa dulu."

"Ah apa bie, tadi kamu bilang apa?."

"Ah...eh tidak kok gak bilang apa-apa cuma ngantuk aja." "Huft hampir aja."

"Ohh kirain kamu bilang apa tadi serasa bilang apa gitu."

"Ahh, cuma perasaan kamu aja sim." Sambil mengusap-usap rambutnya karna panik.

Tak lama berselang obrolan mereka. Jam masuk sekolah pun tiba. Pak oki guru matematika yang terkenal garang pun memasuki ruang kelas 2d.

"Pagi semua," ujar pak Oki memasuki ruangan.

"Pagi pak," jawab semua murid di kelas.

"PR matematika bisa dikumpulkan di depan meja ya. Tolong perwakilan satu orang saja yang taruh di depan meja."

"Baik pak," jawab para siswa di kelas.

Kemudian ketua kelas yang menjadi perwakilan kelas mulai berkeliling mengumpulkan PR matematika dari masing-masing siswa.

"Sebelum pelajaran saya mulai. Kalian kedatangan teman baru dari Jakarta. Ayo silahkan masuk. Perkenalkan nama serta asal sekolah," ujar Pak Oki sembari mempersilahkan siswa pindahan memasuki kelas.

"Saya Farhan dari SMAN 3 JAKARTA salam kenal semuanya."

Seketika chibi pun kaget melihat farhan yang di depan kelas. Seperti takdir yang tak terduga. Cowo inceranya yang sempat dia sukai di SMP yang hingga kini belum pernah tersampaikan. Chibi pun berpura-pura tidak mengenali dan tidak melihat ke arah farhan. Akan tetapi rencananya pun gagal seketika. Farhan yang lebih dulu mengenalinya.

"Bukankah kau chibi?. Marlina chibi kan?, sudah lama yah. Gimana kabarmu?." Ciyeeee,... Teman-teman satu kelas pun serentak menggoda chibi. "Ciyee, chibi uhuyyy." Dikarnakan Farhan yang terlebih dahulu mengenali chibi. Mau tidak mau chibi tidak bisa berpura-pura tidak kenal dengannya.

"Ahh, kau Farhan. Aku baik-baik saja kok." Dengan malu-malu chibi pun menjawab pertanyaan farhan saat itu.

"Oh jadi kalian sudah saling kenal ya. Bagus kalo begitu, Farhan jika ada yang tidak kamu mengerti tentang sekolah ini. Kamu bisa tanyakan pada ketua kelas andi atau chibi ya."

"Baik Pak"

"Sekarang silahkan duduk di meja dan kursi yang masih kosong."

"Baik pak," balas Farhan kembali.

"Hei-hei chibi, dia kenalanmu ya?," tanya simran penasaran.

"Yah begitulah," jawab chibi dengan nada yang sedikit kesal.

"Kau kereen chibi, kenalanmu semua tinggi-tinggi ya. Keren pula, aku jadi sedikit iri. Aku jadi tidak minder lagi meski badanku pendek sekarang. Yeah aku jadi optimis!"

"Hah!, Jadi kamu nyindir aku gitu?," tanya chibi dengan muka yang tambah kesal.

"Eh tidakkk, maksudku gak begitu. Lagi pula aku kan juga pendek. Buat apa aku nyindir kamu segala."

"Hehh kau ini ya simran. Gak akan aku kasih contekan lagi loh nanti." Chibi pun menjahili simran dengan nada mengancam.

"Aaah, kamu kok gitu bie. Ayolah jangan marah dong. Kan aku bilang juga gak nyindir kamu bie." Dengan wajah murung dan hampir nangis simran pun langsung terdiam. Sembari tersenyum chibi pun berkata pada simran, "Akhh, gitu aja kok mau nangis?. Ayolah, aku cuma becanda kali sim. Lagi pula mana mungkin aku marah beneran kan."

"Ah kamu bie, aku kira kamu beneran marah. Aku udah takut aja kalo kamu marah."

"Yah enggaklah simran." Lalu simran dan chibi pun menahan tertawa karna kekonyolan mereka sendiri. Tanpa disadari pak oki memperhatikan mereka yang sedang mengobrol dan akhirnya mereka dihukum lari keliling lapangan. Meski demikian chibi merasa bersyukur karna bisa berbagi cerita dengan teman satu mejanya itu.

•••

Jam pertama sudah berakhir. Dilanjutkan dengan jam kedua pelajaran sejarah. Chibi dan simran pun kembali kedalam kelas setelah diceramahi Pak Oki. Karena kapok mendapat hukuman dari Pak Oki. Mereka mengawali dan mengakhiri pelajaran sejarah dengan serius. Hingga akhirnya pelajaran sejarah pun selesai.
"Akhirnya hari istirahat datang juga. Baiklah, ayo bie kita ke kantin beli makanan. Kau juga pasti lapar kan setelah hukuman tadi?. Ayo kita pergi bie," ujar simran dengan merangkul pundak Chibi.

"Mau bagaimana lagi, karna perutku juga lagi keroncongan. Ayo kita pergi makan."

"Yeay, aku udah laper banget nih ayo cepetan jalanya."

"Ampun dah, iya ini juga udah cepet kali jalannya."

Tak lama setelah Chibi dan Simran selesai makan di kantin. Terdengar suara sorakan para siswa di lapangan.

"Wah, hebat siapa dia belum pernah lihat sebelumnya. Gerakanya lincah banget."

"Mungkin dia anak baru kali, ayo masukin bolanya. Fight to spirit anak baru."

"Kereeen, tinggi banget badannya. Dia Seperti atlit profesional saja."

"Hemm ada apa ya bie?. Jadi penasaran. Ayo kita kesana," Simran menarik tangan Chibi menuju lapangan yang ramai.

"Hah, buat apa?. Kayanya di lapangan basket ada yang seru. Ah ampun dah, dasar basket girls kau ini."

"Heh, bahasa apa lagi itu bie?," Simran lantas melepaskan tangan Chibi dan menengok ke arahnya.

"Gak bukan apa-apa kok Simran."

"Nice shoot".
" Nice rebound".
"Nice Cover".

"Waaah, bie lihat. Bukanya dia farhan," ujar Simran sembari menunjuk kearah Farhan di lapangan. "Kereen, ternyata dia jago basket ya. Kenapa kamu gak bilang bie, kalo dia jago main basket. Ahh, chibi jahat." Simran masih menggerutu sembari melihat permainan anak lelaki di lapangan.

"Huh, lagi pula buat apa aku bilang ke kamu. Lagian gak penting buka luka lama." Chibi pun ngedumel dalam pikiranya sendiri.

"Hey lihat bie, Farhan ngelambain tanganya sama kita." Dengan reflek simran pun membalas lambaian farhan tersebut. "Bagus farhan, lanjutkan kamu kereen." Simran pun menyemangati farhan sebagai teman sekelasnya. Akan tetapi chibi hanya bisa nyengir-nyengir gak jelas denger teriakan simran."

Teheeee ..., "Ampun dah temenku ini emang the best atau apa ya".

Tak lama bel masuk pun berbunyi. Para siswa di lapangan pun kembali ke kelas mereka masing-masing.

"Yah bunyi bel, jam istirahat udah selesai nih. Padahal lagi seru-serunya kan."

"Hah! Apa! Seru dari mana sim?. Orang kamu cuma liatin aja gak ikut main." Ungkap Chibi yang heran dengan kelakuan Simran.

"Ih seru tau bie, liatin orang yang main basketnya jago. Emang kamu gak terlalu tertarik ya bie?," tanya Simran..

"Yahh, dulu sih iya aku suka olahraga. Tapi sekarang aku lebih suka musik. Apalagi pemain drum. Wuahh, kece badai deh pokoknya."

"Hahh, aku baru tau kalau kamu suka banget sama musik. Atau lebih tepatnya pemain drumnya ya?."

"Hahh, apa?.... Gak juga ah."

"Ciyeee aku denger dulu kamu waktu kelas satu pacaran sama kakak kelas kan?. Ehem pasti dari klub musik. Iya kan ayo ngaku?." Chibi hanya bisa terdiam dan tersenyum malu. "Ciyeee senyum-senyum, jangan bilang ka johan ya?."

"Ka-kamu tau Johan Sim?."

"Tau dong, masa gak tau sama anak kelas tiga terpopuler sih."

"Ohhh gitu, jadi johan sepopuler itu ya?"

"Ya emang gak di sekolahan ini sih. Tapi di luar sana dia populer bie. Oh ya, ternyata kak Johan itu temen satu kamar kos sama kakak aku loh."

"Ah masa Sim? yang bener?,"dengan muka penuh penasaran.

" Ciyee yang penasaran."

"Ahh, kamu Simran, godain aku mulu dari tadi. Aku kan cuma tanya aja."

"Iya bie, ternyata kakak aku tuh satu kos sama kak Johan. Kebetulan waktu itu aku gak sengaja lihat fotonya ka Ari sama kak Johan. Jadi begitulah ceritanya bie. Kenapa aku tau kakakku dengan kak Johan satu kos."

"Ohh begitu toh."

Tak lama mereka pun sampai di kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.

•••

"Baik semuanya, silahkan buka buku Bahasa Indonesia kalian. Ibu akan memberikan tugas kelompok, ketua kelas silahkan undi pembentukan kelompok."

Tak lama kemudian kelompok belajar bahasa indonesia pun selesai di bentuk. Selesainya pembentukan kelompok menandakan jam terakhir telah usai.

"Wah, jadi inget dulu ya. Gak nyangka bisa satu kelompok sama chibi lagi Setelah sekian lama ," celetuk Farhan ketika melihat nama-nama anggota perkelompok di papan tulis.

Ciyeee chibi, sorak teman-teman lainya. "ampun dah, kenapa bisa satu kelompok sama dia sih. Dan lagi pendapat kami juga berbeda. Oh Tuhan, kehidupan tenangku bagaimana ini .

"Ahh senangnya. Kau bisa satu kelompok sama farhan bie. Sayangnya aku beda kelompok belajar. Kita jadi gak bisa belajar bareng deh," celetuk Simran.

"Hah, senang apanya? Yang ada aku kesel mulu," ujar Chibi dengan suara berbisik pada Simran.

"Hemm, yang bener?. Yaudah kalo gitu aku pulang dulu ya bie. See you."

"Hati-hati jangan lupa buat PR ya Sim?," ujar Chibi.

"Iyaa, nanti aku usahain. Mohon bantuanya yaa kalo aku lupa lagi hhhe."

"Ya ampun ini anak gak ada kapoknya ya. Yasudahlah, namanya juga simran."

"Dah, aku duluan yaa." Simran pulang lebih dahulu karena ada urusan.

Chibi pergi ke warung sebentar sebelum pulang untuk membeli minuman kaleng. Setelah dahaganya teratasi. Ia kembali ke halte tempat biasanya menunggu angkot.

Tak lama chibi menunggu angkot.

"Bie, pulang kemana? Ayo naik, aku antar pulang."

Heuhh, gaya dan motor yang sama kaya Johan lagi imbuhnya dalam hati melirik motor yang dinaiki farhan ."Ahh gak usah han, aku bisa pulang sendiri kok".

"Udah ayo naik. Angkutan disini lama nunggunya kan."

Heuh, sikap pemaksanya juga, ntah kenapa aku jadi bingung. Aku tidak sedang menghianati johan kan. Hati chibi merasa bermasalah saat itu juga dikala Farhan menawarkan tumpangan untuk pulang.

Hingga akhirnya chibi pun bersedia diantar oleh farhan setelah beradu argumen dahulu tentunya. "Stop-stop, disini." Chibi pun turun dari motor. "Makasih udah nganterin. Aku masuk duluan yaa."

"Hahh, aku gak disuruh masuk dulu gitu kek? Atau apa gitu?."

"Lah... kan kamu juga gak niat main ke rumahku kan han?"

"Ahh, nggak sih. Tapi boleh juga kalo dipikir-pikir."

"Apaa?!," chibi kaget.

"Biasa aja kali ekspresinya. Emang aku gak boleh main ke rumah kamu?."

"Amh.. gimana ya. Boleh sih tapi..."

"Oke kalo gitu nanti kapan-kapan aku main yak. Aku pulang dulu dan salam buat ibumu yak bie."

"Ah iya, hati-hati." Chibi pun masuk kedalam rumah. Setelah chibi pulang dia pun langsung beristirahat dikamarnya.

Pada malam harinya disaat dia akan tertidur, terdengar suara handphone berdering.

Net net neroret.....

Johan calling....

Chibi pun terkaget dan tersenyum bahagia. Hah, Johan... Dia nelfon aku..., Chibi tersenyum kegirangan.

"Hallo, bie"
"Iya, hallo. Jou kenapa baru nelfon," dengan nada sedikit sedih. "Aku kan kangen sama kamu."

"Ahaha, iya maaf banget. Aku lagi banyak kegiatan di kampus jadi baru bisa ngehubungin kamu. Gimana kamu sehat kan, peri cantikku?".

"Ahh, sejak kapan kamu bisa ngegombal kaya gini?. Awas ya kalo di kampus juga gombalin cewe lain.

"Ihh, ya nggak lah bie."

"Hehe aku becanda kok. Soalnya aku percaya sama kamu. Meski kamu gombalin seribu wanita. Hatimu tetap untukku kan jou."

"Kok kamu jadi sweet gini ya bie. Apa saking kangenya nih ya sama aku?"

"Iya, aku kaangen banget jou. Tapi dengan kamu nelfon. Aku rasa sudah cukup ngobatin rindu ke kamu kok. Jadi kamu jangan kawatir ya jo. Aku baik-baik aja. Kuharap kamu juga baik-baik juga disana."

" Iyaa, aku baik kok disini. Dan seperti kamu bilang meski aku bicara manis ke semua cewe tapi hatiku cuma untukmu bie. Oh ya liburan semester ini aku mau ngajak kamu kencan. Kamu bisa bie?"

"Liburan semester ini aku gak ada acara kok, tentu aku bisa.Ahh, jadi pengen cepet-cepet libur semester nih joo"

"Hahaha, iya aku juga sama bie, yaudah sampai ketemu di liburan semester ya peri cantikku. See you, met bobo yaa."

"See you too, met bobo juga johanku." Chibi pun menutup handphonenya dan segera pergi tidur.

"Hah, hari ini penuh dengan kejadian yah. Siapa yang sangka farhan bisa pindah sekolah di sekolahku. Lagi pula ada apa dengan sikapnya tadi.
Ahh senangnya, aku dapet telfon dari johan. Ini jadi pengantar tidur terindah buatku." Sambil menarik selimut chibi pun berkata," Selamat tidur johanku, semoga kau disana bisa tidur nyenyak. Dan esok bangun dengan penuh energi. "Night jou", hemm, ngantuknya ZZzzz...." Chibi pun tertidur dengan senyum di wajahnya.



BEFORE                                                                                                                     NEXT BAB 4

Comments

Popular Posts