NEVERS ISLAND ARC 1: CHAPTER 5. SANG PENYELAMAT
Di sebuah rumah kecil diantara taman bunga yang indah serta pepohonan rindang. Terlihat tania masih mengikuti orang yang menyelamatkan jiwanya itu. Tak seperti para pahlawan di dunia fiksi lainnya sang penyelamat ini justru bersikap cuek sekali kepada orang yang baru saja di selamatkanya. Oleh karena itulah tania dibuat mati rasa dengan serba salah dihadapannya.
"Biar aku rapikan ini ya"
"Tidak usah"
"Kalo begitu, biar aku taruh buah ini di tempatnya ya"
"Tidak boleh"
"Ahaha... Jadi apa yang boleh aku lakukan?"
"Tidak ada!"
Hanya kata tidak yang diucapkan sang penyelamatannya itu. Sontak tania lambat laun menjadi bosan dan kesal dengan sikap lelaki itu.
Jihh.... Ini orang .... Tampan sih...Tapi, judesnya nauzubillah banget dah. Gue berani bertaruh gak bakalan ada cewek yang betah sama dia. Padahal... Gue ini kan seorang cewe yang lemah gitu loh. Setidaknya tanyain kondisi gue atau apa gitu kek, kaya di film-film. (😒<------- cewek korban film). Kalo dia bukan penyelamat gue, udah gue ..... Ahh....sudahlah.
Akhirnya, tania hanya bisa terdiam. Dia menyerah tentang membantu lelaki itu. Dia sadar bahwa saat ini yang terbaik adalah diam dan bergerak disaat dibutuhkan. Beberapa jam telah berlalu, hari sudah semakin larut. Pria itu pun menyalakan perapian agar suhu dinginnya malam tidak terlalu menusuk tubuh. Meski beberapa menit yang lalu perapian sudah dinyalakan. namun suhu dingin udara malam masih terasa merasuki pori tubuh tania. Dia yang terduduk di sisi dekat pintu pun sudah mulai merasa menggigil kedinginan. Dia gesekan-gesekan kedua telapak tangannya agar menjadi lebih hangat. Melihat tania yang sedang menggigil kedinginan. Pria itu mulai menghampirinya dengan sebuah teh hangat yang siap disantap. "Minumlah, udara malam sangat dingin. Kau seharusnya, jangan berada di dekat pintu. Pindahlah ke bagian tengah ruangan ini. Yah, meski akan sama saja dingin. Tapi kau akan lebih baik bila berada di tengah sana. Duduklah dekat ranjang hangat itu. Lagipula, lukamu masih belumlah pulih bukan", ujarnya sebari meletakkan secangkir teh hangat.
"Aa...hh... Baiklah... Terimakasih", barulah tania menuju ketengah ruangan dekat ranjang yang hangat. Dia cicipi teh buatan pria itu sedikit demi sedikit hingga tubuhnya merasa hangat. Ternyata,... Dia memanglah orang yang baik. Meski sikapnya sedikit dingin, ungkapnya dalam hati. Dari situlah tania mulai merasakan hal yang berbeda pada lelaki itu. Sedikit demi sedikit lelaki tersebut mulai menerima tania sebagai temannya. Kini mereka tidak lagi seperti orang asing satu dan lainnya.
🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Sudah hampir melewati satu minggu tania berada di kediaman lelaki itu. Akhirnya setelah hari ketujuh, lelaki itu pun bersedia bercerita mengenai dirinya. Saat itu, Tania sedang membantu lelaki tersebut memetik buah apel untuk membuat beberapa hidangan. Disaat itulah lelaki tersebut menceritakan tentang dirinya dan apa sebenarnya pulau tempat mereka sedang tinggali itu.
"Oh yah, apa luka-lukamu sudah baikan?",tanya lelaki tersebut sebari meletakan keranjang apelnya sebari terduduk beristirahat.
"Ahh... Itu, (tania tersenyum) yah kau bisa lihat sendiri aku sudah membaik. Itu berkat pertolongan pertama yang kau berikan", ujarnya.
"Aku... Sangat berterima kasih padamu. Berkat kau kini lukaku sudah sembuh dalam seminggu ini. Pokoknya terima kasih banyak......emm ...tuan tambahnya"
"Phill...", Panggil saja aku Phill. itu adalah namaku. ungkap lelaki itu memberitahukan namanya.
"Ahh..baiklah...tuan phill, namaku tania. Anda bisa memanggilku tania"
"Tidak perlu formal Napa? Gak usah pake tuan segala lah. Cukup Phill aja, seperti aku udah pria paruh baya saja!", Tambah Phill dengan sikap nyebelinnya.
Tania menyeringai tersenyum kesal, "ahahaha.... Baiklah... Phill saja ya". Kenapa sih?!.... Baru aja gua pikir dia udah baikan. Ehh... Ternyata ngeselinnya masih sama kaya hari pertama ketemu! . Bener-bener dah, ini cowok!!!.
"Tania yah?.... Hmm, lalu apa rencanamu selanjutnya?", tanya Phill padanya.
Ditanya mendadak seperti itu membuat tania terdiam sejenak. "Aku bertanya padamu? Kenapa kau jadi diam?. Kau... Tidak berencana merepotkan aku selamanya kan?",ujar Phill dengan perkataan yang menusuk.
😼Huh, siapa juga yang ingin merepotkanmu!!!. "Ahaha, tenang saja. Aku tidak akan merepotkanmu terlalu lama kok Phill. Mungkin esok atau lusa aku akan segera pergi. Lagipula aku juga harus mencari teman-temanku.Tapi tenang saja... Aku tidak akan melupakan hutang budiku kepadamu. Bila perlu, aku akan mencoba mengunjungimu bila aku punya uang nanti ahaha... Meskipun masih lama aku punyanya",jawab tania saat itu juga.
Disaat Tania hendak melanjutkan perkataannya..."Jadi... Kau te...."
"Tapi.., bila kau ingin tetap tinggalpun. Aku tidak masalah, tempat ini akan selalu terbuka untukmu", ujar Phill ditengah pembicaraan mereka.
"Phill....", tania pun berhenti dari tertawa bodohnya dan terdiam. Dia tidak terlalu mengerti tentang apa yang Phill pikirkan. Tapi, nada dan ekspresi wajah Phil membuat tania berat untuk meninggalkannya.
“Kau perlu tahu?”... Nama pulau ini adalah "HEAVENS ISLAND". Pulau surga yang diidamkan oleh banyak orang di dunia. Tak hanya pepohonan yang subur, sungai bersih yang mengalir, para tanaman bunga, bahkan hewan-hewan langka pun ada disini.
“Hmm... Ini adalah HEAVENS ISLAND”. ya.. emang benar sih, ini seperti surganya dunia( tania)..
“Ini adalah pulau yang menggambarkan surganya dunia. Seperti yang kau lihat, semua yang berada disini tidaklah normal seperti yang terlihat di dunia sekarang ini. Alasannya adalah... Karena aku ada disini.Karena aku adalah penjaga pulau ini...Kau tahu, serigala yang mengejarmu sebenarnya adalah para penjaga pulau ini. Mereka akan mengejar dan memangsa siapa saja yang dianggap mengganggu ekosistem pulau ini. Ditambah lagi, kau bukanlah penghuni asli pulau ini. Jadi wajar saja bila mereka menyerangmu saat itu”.
"Hmm... Jadi begitu ... Oleh karena itu aku diserang tapi di hari pertama aku memasuki pulau ...Aku sama sekali tidak diserang binatang buas apapun?", ungkap tania heran.
“Itu karna kau masih belum berada di radius daerah terlarang pulau ini. Asal kau tahu, tempat ini bukanlah tempat yang bisa sembarangan orang bisa masuki. Kecuali bila aku sengaja membuka pintu masuk ke tempat ini. Dikarenakan disepanjang perjalanan di HEAVENS ini, Kau tidak menunjukkan sedikitpun niat jahat. Maka, aku pun mengizinkanmu masuk kemari’’, pungkasnya. Saat itu, didalam benak tania banyak sekali pertanyaan. Kenapa ada banyak hal yang tak logis di sekelilingnya, kenapa terdapat tempat seperti surga di antara belantara hutan, serta pertanyaan tentang siapa sebenarnya orang yang berhadapan didepannya saat itu. Namun meski demikian, tania masihlah ingin mencari teman-temannya. Meski kesempatan untuk bertemu dengan mereka sangatlah kecil. Tania masih ingin berjuang sedikit lagi untuk bisa bertemu dengan mereka.
Kuharap kalian baik-baik saja, Gill, Ryo dan semuanya. Tunggu aku, tunggu aku sebentar lagi.
Aku... Pasti... Aku menyelamatkan kalian
*****
Comments
Post a Comment