Feb 12, 2024

ANATA DAKE : BAB 2. PEDE-KATE

 


OMG...Benarkah itu dia?"

(Mata Yuji terbelalak dengan jus yang tersembur sembari melihat wanita berambut pirang itu melintasinya).

"Hey.. Shiorin"

Tiba-tiba sakura memanggil wanita berambut pirang itu dengan melambaikan tangannya.

"Ka..kau kenal dengannya?" tanya Yuji menunjuk wanita berambut pirang itu dengan wajah terkejutnya.

"Ah.. tentu, dia adalah sahabatku Shiorin." ujar Sakura dengan senyum menunjuk kearah Shiorin temannya itu.

****

Mengetahui wanita pirang itu adalah temannya Sakura. Yuji pun mulai bersikap baik padanya keesokan harinya.

KANTIN

Mulai dari ruang kelas dan kantin Yuji mulai sok akrab dan sok baik pada Sakura.

"Ekh .. Kazu.. bentar dulu, jangan dulu duduk. Ladies first dulu lah... Silahkan sakura." ujar Yuji yang kelihatan sekali sedang cari muka kepada Sakura.

"Emhh... Modus.. modus," ujar Kazu dengan muka mesem.

"Ihh gpp modus, namanya juga usaha woy." Balas Yuji dengan wajah yang menjengkelkan.

"Yaudah.. aku ngerti kok Ji, nanti aku sampaikan ke Shiorin yaa," sambung Sakura.

"Beneran?... Bener yah.. awas kalo bohong" Balas Yuji dengan girangnya hingga tidak sadar memegangi tangan Sakura dihadapan teman-temannya.

"Iyaa.. bawel Banget sih," ujar sakura melepaskan tanganya dari yuji yang masih kegirangan.

***

Sehari setelahnya sakura mengatur pertemuan antara Yuji dan Shiorin. Karena tak mau jadi kambing congek diantara mereka berdua, Sakura pun mengajak Kazu dan Rei ke taman fantasi bersama.

TAMAN FANTASI

"Kenalin Rin, dia Yuji teman sekelasku," ujar Sakura memperkenalkan Yuji pada Shiorin.

"Hallo, aku Yuji", sapa Yuji pada shiorin dengan sok manis.

"Emhh kamu.. seperti pernah lihat?" Jawab Shiorin Sembari menunjuk Yuji dengan telunjuknya dengan ragu-ragu.

"Ahh.. haha...kau ini Rin, mana mungkin iya kan Ji?" Sela sakura sembari tertawa.

"Tidak.. kami memang pernah bertemu sebelumnya. Ingat kejadian di halte 3 Bulan yang lalu, saat di Jakarta tepatnya," Yuji sembari tersenyum menatap shiorin.

"Apa?" Tanya sakura cukup terkejut mendengar ucapan Yuji.

"Jakarta? Ahh.. aku ingat, ahhh kau (menunjuk kearah Yuji) iya aku ingat sekarang (Tersenyum)." Ungkap Shiorin yang mulai mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.

Setelah pertemuan itu, Yuji dan Shiorin nampaknya semakin dekat. Hingga saat ini Yuji sedang asyik chatting dengan Shiorin di kelas tanpa sadar dosen sudah memasuki ruangan. Alhasil, dia terkena hukuman sang dosen karena dianggap tak memiliki minat belajar dan diminta keluar dari ruang kelas saat itu.

"Arghhh.. beginikah cinta? Seumur-umur baru kali ini aku kena hukuman saat pelajaran dikelas!" Yuji keluar ruangan.

Meski di bibirnya mengeluh, tapi wajahnya tak menunjukan adanya keluhan. Yuji melanjutkan melihat handphonenya sampai Shiorin mengakhiri perbincangan mereka.

Dikantin kampus...

"Well well... Kamu tau gak Rin? Si Yuji tadi kena hukum dosen loh," celetuk Sakura di tengah makan siang mereka.

"Lah, kok bisa..?" Tanya shiorin melihat kearah Yuji dari kejauhan menuju kearah mereka.

"Iyah, gegara.. sepanjang waktu dia itu sibuk liatin hapenya terus gitu. Gak tau deh chatting sama siapa?" ujar Sakura yang tampak usil bercanda tentang Yuji di depannya.

"Hah?.. apa gegara aku ya?" tanya Shiorin merasa bersalah sambil mengerutkan bibirnya.

"Kok karena kamu Rin? Apa hubungannya coba?" Ujar sakura sedikit bingung sembari menyantap spaghetti miliknya.

"Ahh.. tidak kok, lupakan saja," ungkap Shiorin mengakhiri perbincangan mereka.

Tak lama kemudian Yuji dan Kazu datang dibalik pintu masuk kantin.

"Ehh, ada Shiorin tuh sama sakura," ujar Kazu dengan mata melirik kearah mereka berdua. Yuji dan Kazu pun berjalan kearah mereka berdua yang sedang terduduk di meja dekat jendela.

"Hey.. kalian udah selesai makannya?" Tanya Yuji dengan senyuman yang diarahkan pada Shiorin.

"Ahh.. iya, baru saja selesai," Shiorin.

"Ohh.. begitu," ucap Yuji.

"Kalian telat datangnya sih, kami baru saja selesai." tambah sakura.

"Ahh.. gak adil apa cuma aku yang belum makan siang disini?" Ujar Kazu sembari menerima semangkuk bakmi dimejanya.

"Lah, Yuji emang gak makan?" Tanya sakura.

"Iya nih, si kampret udah makan pas tadi keluar kelas. Sialan banget kan dia," celoteh Kazu sembari menyantap bakmi miliknya.

"Ahh..," Shiorin tampak tercengang untuk sementara.

"Ohh.. gitu, yaudah aku mau ke perpustakaan dulu nih. Aku duluan ya semuanya," ujar Sakura sembari membereskan tas miliknya.

"Ahh.. perlu aku antar gak Ra?" Tanya Shiorin.

"Gak usah, emang aku anak kecil. Yaudah aku pamit dulu ya.. Bay..," Pungkas Sakura.

Sementara Kazu sedang menikmati bakmi miliknya. Yuji dan Shiorin hanya terduduk terdiam sambil menatap malu-malu satu dan lainnya. Kazu yang menyadarinya pun segera menghabiskan makanannya dan berpura-pura pergi ke suatu tempat karena ada kerjaan.

"Hey.. mau kemana kau Zu? Baru juga makan, istirahat dulu Napa?" Ujar Yuji sembari berdiri bertanya pada Kazu.

"Ahh.. aku ada kerjaan nih.. aku lupa kalo tisu toilet di kosan habis. Jadi aku duluan ya, oke Shiorin.. Ji, sampai jumpa besok di kelas ya," Ungkap Kazu bergegas meninggalkan mereka. Dan akhirnya.. mereka berdua terduduk di sana tanpa tujuan karena ditinggal Sakura dan Kazu.

"Jadi.. selanjutnya, kamu mau kemana?" Tanya Yuji sekedar basa basi.

Stasiun kereta api...

Yuji dan Shiorin duduk berdua menunggu kereta selanjutnya.

Sesaat kemudian kereta tersebut datang, mereka berdua pun memasuki gerbong kereta yang penuh sesak didalamnya. Yuji berusaha menjaga Shiorin dari desakan orang-orang di gerbong tersebut.

"Awas hati-hati Rin," ujar Yuji mencoba menjaga Shiorindari desakan orang-orang di kereta.

"Iiya.. Terima kasih,"Ungkap Shiorin.

Sejenak mata mereka saling bertatapan di tengah desakan penuhnya penumpang kereta.

"Gilaaa..jantungku degdegan gini ya? Bisa sedekat ini sama Shiorin," ungkap Yuji dalam hatinya sebelum mengalihkan pandangannya menatap shiorin.

Tak lama kemudian, kereta pun sedikit mengalami goncangan yang menyebabkan para penumpang jadi saling berhimpitan.

"Maaaaf..." Ujar Yuji yang mendadak memeluk shiorin ditengah guncangan itu.

"Iyah.. gpp kok," Ujar Shiorin memaklumi dengan apa yang terjadi.

"Gawattt.. jantungku!!! Kalo terus begini bisa copot gegara mendekapnya mendadak seperti ini," ungkap Yuji dalam hatinya.

Kereta pun berjalan normal beberapa saat setelahnya. Hingga pada akhirnya, kereta sudah berhenti di tempat tujuan mereka berdua.

"Lah.. rumahmu di daerah sini juga Ji?" Tanya shiorin sedikit heran karena Yuji turun di stasiun bersamanya.

"Ahaha.. tidak, kebetulan pamanku tinggal di dekat sini. Jadi.. aku bermaksud untuk mengunjunginya hari ini," ujar Yuji tertawa gerogi.

"Emhh.. begitu yah."

"I..iya Rin, ayo kita menyebrang!"

Mereka pun menyebrangi lintasan kereta melalui under pass disana. Ditengah-tengah perjalanan penyebrangan tersebut, Shiorin memulai pembicaraan dengan Yuji ditengah keheningaan mereka.

"Oh ya Yuji.. aku dengar dari sakura, kau kena hukum dosen ya pagi ini?" Tanya Shiorin.

"Ahaha.. i..iya nih," ujar Yuji menggaruk belakang kepalanya ketika salah tingkah dan sedikit kesal. kurang asem nih sakura, pake ngomong sama shiorin segala lagi aku jadi malu kan! ungkapnya dalam hati.

"Maaf yah, gegara aku chat kamu diwaktu jam kelas. Kamu jadi kena marah dosen." Ujar Shiorin merasa bersalah.

"Ahh.. tidak kok, tidak... Itu sih salahku sendiri karena sampai ketahuan dosen. Jadi kamu gak perlu minta maaf segala Rin." Mencoba menjelaskan kepada Shiorin bahwa itu semua bukan salahnya.

"Ahh.. awas hati-hati Rin", Yuji menarik tangan shiorin yang hampir tertimpa kardus yang jatuh dari salah satu petugas pembawa barang di tangga atas.

"Pak hati-hati dong! Hampir aja kena kami tadi!" Sontak Yuji dengan nada sedikit tinggi.

"Kami mohon maaf, selanjutnya kami akan lebih hati-hati lagi. Apakah kalian baik-baik saja?" Tanya petugas tersebut.

"Yah, syukurlah kami tidak apa-apa. Lain kali lebih hati-hati lagi ya pak!" Tegas Yuji.

Yuji menggandeng tangan shiorin keluar under pass sampai di alun-alun luar stasiun. Setelah tersadar dan merasa malu Yuji barulah melepaskan tangan Shiorin.

"Ehh.. aduh.. maaf." segera melepaskan tangannya yang memegang erat tangan Shiorin.

Shiorin hanya terdiam kaget hingga akhirnya mereka berpisah di pertigaan jalan dekat gerbang stasiun. Keduanya tersenyum dalam diam berjalan kearah tujuan mereka masing-masing.

****

RUMAH PAMAN YUJI

"Ohh Yuji... Akhirnya kau datang kesini juga!" Sapa paman Yuji ketika melihatnya datang dari balik pintu restoran.

Karena kemalaman, yuji akhirnya memutuskan untuk menginap di rumah pamannya itu. Dia membantu melayani pelanggan dikala senggang tak ada tugas dari kampus.

Malam harinya Yuji menemani pamannya minum, dikarenakan usianya sudah cukup dewasa. Kini Yuji sudah boleh untuk meneguk beberapa gelas sake. Tentu saja, karena masih baru meminumnya, Yuji tak kuasa minum banyak. Dia hanya bisa bertahan sampai 3 gelas kecil saja dan langsung pusing.

Pamanya pun membawa Yuji ke kamarnya untuk beristirahat.

"Aghh paman.. aku belum mabuk kok, aku masih bisa minum lebih banyak!" Ujar Yuji dengan mata sedikit mengantuk dan nada yang ngawur.

"Huh.. ternyata kau ini masih bocah yah Ji (Menggelengkan kepalanya). Yasudah, kau tidur saja. Biar aku dan istriku yang membereskan restoran!" Ujar pamannya dan meninggalkan Yuji di kamar tamu. Paman Yuji pun langsung menutup pintu kamar itu dan kembali ke tempat istrinya berada di restoran.

Malam itu Yuji bermimpi... Ntah apa karena pengaruh sake yang diminumnya apa karena dia memang sedang memikirkan Shiorin.

"Shiorin.. aku mencintaimu!" Ujar Yuji sembari mendekapnya.

"Benarkah itu? Aku.. juga mencintaimu Yuji..."

Shiorin...

Yuji....

Pada malam itu Yuji memimpikan bercinta dengan shiorin. Untuk pertama kalinya dia mimpi basah semenjak dia bertemu Shiorin.

Ahh.. shiorin..kau begitu cantik dan manis. Aku...aku ...

Gedebug, tiba-tiba Yuji terjatuh dari kasur. Seketika, mimpi indah itu sirna. Melihat celananya yang basah membuatnya kaget bukan kepalang. Pasalnya Yuji tidak membawa celana ganti karena kedatangannya yang mendadak kerumah pamanya itu.

Terpaksa dia memakai baju lama di lemari ketika dia masih SMA dulu yang tersimpan saat dia menginap tahun kemarin.

"Uwagh.. gila, ini sih sempit banget celananya! Huh.. dari pada gak ada deh."Ujarnya seketika melihat celananya yang tahun lalu. Yuji pun memakai celana seadanya itu, dia pun izin keluar pada pamanya untuk sekedar berbelanja baju baru.

"Aghh, syukurlah toko baju disini tidak jauh dari restoran paman. Jadinya aku bisa mudah mencari pakaian yang pas untukku." ujar Yuji melihat Toko yang akan dikunjunginya.

Setelah membeli pakaian dan mengganti dengan yang baru. Yuji berjalan kearah pusat perbelanjaan di dekat tempat dia membeli baju. Dikarenakan ribet membawa kantung belanjaan ditangannya, Yuji pun membuangnya di tempat sampah terdekat disana.

"Hmm.. gak apa kali yah, toh celana ini juga kesempitan buatku. Bisa-bisa keperjakaanku dalam bahaya kalo pakai celana ngetat kaya begini!" sembari memasukan kantung belanjaanya ke tong sampah.

Dikarenakan hari ini Yuji tak ada jam kuliah sampai esok hari. Dia pun memutuskan untuk tetap tinggal di rumah pamannya hingga esok hari. Meski sudah sering pergi ke Tokyo bersama keluarganya. Masih banyak tempat di kota besar ini yang belum dia ketahui. Maklum, kala dia pergi ke Tokyo saat kecil dulu tak pernah jauh dari pengawasan kedua orang tuanya. Kini usianya menginjak ke 19 tahun barulah dia diberikan kebebasan oleh orang tuanya. Itu pun karena di Tokyo banyak sanak saudara dari ayah Yuji.

Ibunda Yuji terbilang overprotektif bila soal pergaulan anak-anaknya. Sehingga Yuji yang sudah harusnya dewasa jadi terhambat perkembangannya, terutama masalah percintaan. Hampir semua kakak dan adiknya pun mengalami hal yang sama seperti dirinya. Namun, berbeda dengan kakaknya yang paling sulung Ryuzi. Dia sudah terbebas dari pengawasan ibunya semenjak menikah dan tinggal di New York. Alhasil, Yuji sangat iri sekali pada kakaknya itu yang sudah dapat menentukan kehidupannya sendiri.

Pagi ini saja, Yuji mendapat telpon dari ibundanya di Jakarta yang menanyakan kabar dirinya. Meski sang ibunda tercinta sangat overprotektif. Akan tetapi semua keluarganya amat menyayangi ibundanya tersebut. Oleh sebab itulah, apapun perkataan ibundanya itu, tak pernah dia bantah meski sekalipun.

Kembali ke latar Yuji yang sedang berjalan dijalanan kota agak jauh dari restoran pamannya. Dikeramaian kota dimana banyaknya orang berlalu-lalang Yuji berada diantaranya. Kemudian, tanpa sengaja dia melihat seorang wanita yang dirasa pernah melihatnya.

"Seperi mirip sakura?" Imbuhnya dalam hati ketika melihat seorang wanita yang mirip dengan temannya di kelas.

Yuji pun memanggilnya dari kejauhan. Akan tetapi suaranya tak terdengar karena kerumunan orang-orang disekitarnya. Tak ayal dia pun mengejar wanita yang mirip sakura temannya itu.

"Sakura .... ." "Tunggu, Dia sakura kan?"

Tanpa Yuji sadari, dia sudah jauh meninggalkan daerah tempatnya berada. Dia baru menyadari bahwa saat ini berada di daerah hiburan malam orang dewasa.

"Hotel?" Dia pun menenggak ludahnya sejenak melirik daerah sekelilingnya.

Lalu secara tidak sengaja dia refleks bersembunyi dan mengintip wanita yang dia kira temannya itu.

"Tidak salah lagi, itu benar-benar sakura! dan lelaki yang bersamanya itu.. pacarnya kah?" ungkapnya dalam hati masih melihat mereka berdua dari jarak 10 meteran.

Setelah memastikan siapa sebenarnya wanita tersebut dan ternyata adalah teman satu kelas di kampusnya. Yuji bergegas meninggalkan hotel tersebut.

 

BEFORE BAB1                                                                                                            NEXT BAB 3

ANATA DAKE : BAB 1. AWAL

 


Pagi ini aku ada jadwal pagi, aku berlari mengejar bus sekolah yang sedang ngetem di halte seperti biasanya. Meski dengan nafas yang terengah-engah, aku tetap berlari.

Tanpa aku sadari, aku bertubrukan dengan seseorang saat akan menaiki bus pagi itu. Refleks aku menengok kepada orang itu dengan wajah kesalku.

"Bisa hati-hati gak sih kalo naik bus!" Ucapku dengan nada tinggi sebelum melihat wajah orang itu.

"Maaf, aku tidak sengaja. Aku salah karena tidak hati-hati" ungkapnya sembari menegakkan kepalanya yang tertunduk setelah meminta maaf kepadaku.

"Ah... Bidadarikah dia? Cantiknya ... .Ujar ku dalam hati terpesona akan kecantikan wanita itu.

Aku sejenak terdiam tanpa mengalihkan pandanganku pada wanita berambut pirang itu.

"Woy, ayo cepat naik! Busnya akan segera berangkat!" ucap kenek bus sialan yang mengganggu saat terindahku memandangi wajah wanita itu.

****

HALTE BUS PAKIN

Dihari itulah aku bertemu dengan Dia. Wanita yang mampu membuat jantungku berdetak tidak biasa dan membuat aku jatuh hati. Nada suaranya yang lembut, rambutnya yang pirang terurai panjang. Serta wajahnya yang polos dan terlihat kalem. Membuatku selalu terbayang akan dirinya.

Dihari-hari berikutnya aku sengaja berangkat di jam yang sama seperti kemarin. Berharap aku dapat bertemu dengannya kembali. Namun apa dayaku, ternyata Tuhan tidak mempertemukan aku dengan dia lagi.

Hingga kelulusanku tiba, aku tetap tidak bertemu dengan dirinya lagi. Mungkin dia hanyalah sebuah keinginan yang fana dalam hidupku.

Pada akhirnya, aku pun berusaha menyimpannya di dalam hatiku saja dan mencoba untuk melanjutkan hidup normalku kembali.

****

3 Bulan setelahnya "TOKYO"

Pagi ini sangat cerah, tidak seperti pagi-pagi sebelumnya. Tahun ini aku adalah seorang mahasiswa di University of Fine Arts and Music yang cukup terkenal di Jepang. Kebetulan aku mendapatkan beasiswa di negara sakura ini.

Namaku adalah Putra Yuji Uchida. Ibuku adalah orang Indonesia, sedang ayahku adalah orang Jepang. Sebenarnya, ini bukan kali pertama aku pergi ke negara tempat ayahku berasal ini. Tapi ini adalah pertama kalinya aku ke negara ini sendiri tanpa orang tuaku. Terlebih lagi, mereka berdua tinggal di Jakarta.

Yah, meski demikian. Tokyo bukanlah tempat asing bagiku. Setidaknya, setiap tahunnya aku dan keluargaku datang kemari untuk pergi mengunjungi keluarga ayah atau untuk sekedar berlibur.

Saat ini jam tanganku sudah menunjukkan pukul 06.30. untuk mencapai kampus dibutuhkan waktu 30 menit dengan menggunakan kereta api.

"Huh" (mendesah) Menunggu terlalu lama seperti ini membuatku bosan (Melihat jam tangan). Ditambah lagi, disaat pagi hari penumpang kereta sangat padat dari jam-jam biasanya. Yah, tentu saja. Banyak orang yang beraktifitas di hari kerja. Meski ini adalah di negara sakura, kurasa aku sudah terbiasa. Karena kereta Jabodetabek di negaraku juga padat seperti ini.

Ngung,....prittt.... Zung...

Terdengar suara kereta dengan tujuan berikutnya datang menghampiri. Aku pun bersiap untuk memasuki kereta tersebut. Seperti dugaanku, Pagi hari menaiki kereta itu... Akh, sudahlah.

Sekitar 10 menit kemudian aku menuruni kereta tersebut dan bergegas keluar menuruni under pass.

Sudah lama sekali aku tidak kemari. Kemarin pamanku berkata di telpon agar aku mampir ketempatnya sesekali. Padahal, setiap tahun juga kami selalu berkunjung. Yah, begitulah keluarga ayahku. Maklum.. karena paman tak memiliki keturunan. Meski usianya sudah 47 tahun dan dia sudah menikah sekitar 10 tahun namun masih belum dikaruniai anak, sampai pada akhirnya dia selalu disibukan oleh usaha restoran miliknya.

Kini aku sudah menjadi seorang mahasiswa.. bisa dibilang usiaku cukup matang. Namun.. sampai sekarang pun aku juga belum memiliki kekasih.

Bukannya aku tidak normal, tapi... Ada wajah seseorang yang tak bisa aku lupakan sejak SMA.

Yap, dia adalah wanita pirang yang aku temui di Jakarta dulu. Aku rasa.. dia bukanlah orang Jakarta, bisa terlihat dari rambutnya yang pirang.

Sudah hampir tiga tahun aku menunggu bertemu dengannya lagi. Tapi, ternyata memang Tuhan hanya mempertemukan saja.

"Baiklah...

Selamat datang masa kuliahku...

Masa depan aku datang!!!

Calon pacar tunggu diriku.. ekh salah, ngomong apaan sih aku ini hhha(tersenyum malu)."

Aku melangkahkan kakiku untuk pertama kalinya di kampus. Keramaian yang luar biasa terlihat mulai dari gerbang kampus.

"Ehh... Ramai sekali yak?

Aku tau ini kampus yang besar dan cukup terkenal. Tapi...

Tidakkah ini terlalu ramai?"

(Yuji berjalan menyusuri kerumunan orang yang kemungkinan sama dengannya yaitu mahasiswa baru).

Hari pertama perkenalan kampus berjalan lancar dan diakhiri dengan rasa lelah yang luar biasa.

"Akh.. lelahnya... Meski aku tau ini bukan Indonesia. Tapi aku tak menyangka akan semelelahkan ini masa orientasinya". Ungkapku seketika menjatuhkan tubuhku di ranjang yang aku dambakan untuk melepaskan lelah.

Aku tertidur lelap hingga pagi harinya. Alarm berbunyi sesuai waktu yang telah di setel pada handphoneku. Setelah bersiap-siap aku pun berangkat ke kampus untuk masa orientasi hari kedua.

Tak terasa satu Minggu sudah berlalu, kini aku sudah resmi menjadi mahasiswa di University of Fine Arts and Music. Kebetulan jurusan yang aku pilih adalah seni dimana gak beda jauh dengan bakat yang menurun dari ibuku. Ayahku adalah seorang arsitek dan ibuku sendiri merupakan seorang seniman. Banyak dari lukisan yang dibuat oleh ibuku sudah mendapatkan banyak penghargaan hingga saat ini.

Tak beda jauh dengan ibuku yang memiliki bakat dalam bidang seni lukis. Sebagai anak aku tentunya tak mau kalah dari ibuku. Kini aku memilih jurusan seni untuk memperdalam ilmuku diberbagai bidang seni tak hanya lukisan melainkan pahat, musik dalam tarik suara.

🏃🏃🏃

Pukul 09.35 kelas sastra dua...

Hari ini hari pertamaku kuliah di universitas Tokyo ini..

Aku mengambil jurusan seni, dan hari ini adalah hari pertamaku bertemu dengan teman satu kelasku.

"Lah.. ko bisa? Hari pertama ketemu Teman sekelas?"

Nah, jadi universitas di Tokyo tempatku kuliah ini kebetulan saat masa orientasi itu digabung sama fakultas lain. Alhasil aku belum tau semua teman satu jurusanku. Terutama di kelas sastra dua ini yang kebetulan untuk kelas sastra di Tokyo National University of Fine Arts and Music ada 5 kelas karena saking banyaknya peminat seni disini.

Tapi gak seperti saat SMA dulu.. aku gak terlalu deg-degan sih, karena ada sebagian orang yang sudah aku kenal saat masa orientasi dulu. Contohnya Kazu Albert, dia blasteran Jepang Inggris sama sepertiku yang blasteran Jepan-indo. Lalu ada Rei kanade dari hokaido juga yang asli orang Jepang tapi kuliah di kota Tokyo ini. Selain itu aku gak tau lagi deh.

Disaat aku sedang mempersiapkan buku untuk kuliah pertama, satu persatu mahasiswa berdatangan memasuki kelas. Karena meja tempat duduk sudah ditentukan sebelumnya aku tak bisa memaksakan duduk di barisan paling depan tempat paforitku.

"Sakura Ningtias" (melirik meja yang bertuliskan nama yang berada disamping mejanya).

"Hmm.. namanya kok keindonesiaan yak? Apa dia blasteran Jepang-indo sama sepertiku juga, ucapku ketika melihat nama di meja sebelah.

Tak lama kemudian seorang wanita menghampiri meja tempatku terduduk dan mulai menempati kursi tepat disebelahnya.

Tak lama berselang wanita disampingku melihat ke samping meja yang bertuliskan namanya.

"Putra Yuji Uchida? Kau Jepang-indo juga kah?" Tanyanya spontan padaku.

"Ahh.. ya.. kau juga kah?" jawabku padanya.

"Ohahah.. benar sekali.. bisa sama begitu yah. Salam kenal ya emm.. nama panggilanmu apa? Aku Sakura". ucapnya mengulurkan tangannya padaku.

"Ahh.. panggil saja aku Yuji"

"Ohh ya..ya.. salam kenal Yuuji"

Mata kuliah pertama aku lalui dengan lancar. Saat istirahat sakura mengajakku untuk makan siang bersama di kantin. Karena masih hari pertama kuliah aku menggunakan kesempatan itu untuk dekat dengan sakura dan teman-teman lainnya yang baru aku temui.

Aku makan siang bersama dengan sakura, Kazu dan Rei kala itu. Suasana keakraban yang ada membuat aku merasa nyaman dan bahagia saat menyantap makan siangku.

Tak lama berselang datanglah dua wanita dari pintu masuk yang cukup menarik perhatianku.

Salah satu wanita itu berambut pirang panjang menggunakan kemeja merah marun dengan jeans biru. Melihatnya melintas di depan wajahku. Aku cukup terkejut dengan apa yang aku baru saja lihat saat ini. Aku terkaget dan menyemburkan orange juice yang aku minum kala itu.

"OMG.... Benarkah itu dia?"

Yah, Dia. Dia adalah gadis pirang yang selalu ada dalam mimpiku dan kini aku melihatnya kembali.

 

BEFORE                                                                                                                                            NEXT

ANATA DAKE : PROLOG

 


Awalnya aku pikir itu hanya perasaanku saja...

Namun lama-kelamaan...Rasa curiga itu berubah jadi kenyataan...

Mereka adalah orang-orang yang penting dalam hidupku. Mereka selalu menemani setiap hariku.

Tetapi...

Pada akhirnya, semua rasa kasih sayangku ini hancur lebur terbuang sia-sia karena penghianatan.

Kenapa?..

Kenapa, kau tega padaku? Padahal, kau sudah seperti saudara bagiku. Akan tetapi, kau menusuk diriku hingga seperti ini. Kenapa wahai teman baikku?_shiorin.

🥀🥀🥀

🥀🥀🥀

Aku bersamanya bukan karena aku menginginkannya, tapi karena aku membutuhkannya !!!.

Aku memanglah pantas disebut wanita yang jahat. Tak hanya merebut kekasih temanku, aku juga membuat dia tambah menderita dengan merebut cinta kekasihnya juga.

Yah, mau bagaimana lagi. Yuji memanglah sosok lelaki sempurna yang aku butuhkan berada disampingku. Jadi, meski aku harus jadi wanita terjahat di dunia ini pun, aku tak masalah. Asalkan Yuji tetap berada disampingku_sakura.

🥀🥀🥀

🥀🥀🥀

Aku hanyalah seorang lelaki biasa yang tak lepas dari sebuah godaan masa puber. Awalnya aku hanya coba-coba saja, tapi pada akhirnya aku jadi kecanduan. Meski dia adalah teman dari kekasihku, tapi aku menginginkannya berada dalam pelukku. Meski kekasihku sangatlah baik, tapi hasrat ini tak bisa berdusta_yuji

🥀🥀🥀

🥀🥀🥀

Aku hanyalah seorang lelaki urakan yang tak sebanding dengan Dia. Tak banyak yang aku harapkan di dunia ini. Bila ada satu cinta yang bisa aku dapatkan saat ini, maka akan aku jaga selamanya_ Park Leeshin (Jo).

 NEXT BAB 1

ANATA DAKE

 ANATA DAKE


SINOPSIS

Dilema dirasakan Yuji ketika dihadapkan dengan dua pilihan antara kekasih dan teman baiknya. Hingga akhirnya dia memilih Sakura dan meninggalkan Shiorin kekasihnya yang membuat dia menjadi seorang lelaki brengsek di mata Shiorin dan teman-teman lainnya karna memilih bersama wanita lain. Meski Yuji masih mencintai Shiorin. Dia juga rupanya mulai menyukai sakura yang membuat dia nyaman berada di sampingnya karena terkagum akan sikapnya yang dewasa dan mandiri. Akhirnya Yuji putus dengan Shiorin dan memilih sakura yang merupakan teman Shiorin. Meski sebenarnya Sakura tidak mau mereka putus dan meminta Yuji kembali kepada Shiorin. Namun untuk suatu alasan dia juga membutuhkan yuji untuk berada disampingnya. Hingga akhirnya Yuji dan Sakura memutuskan untuk bersama. Merasa terguncang dengan Apa yang Yuji lakukan kepadanya. Shiorin berubah menjadi seseorang yang berbeda dari wanita yang lemah lembut menjadi wanita yang tampil akan percaya diri. Dia berusaha melupakan Yuji namun dikarenakan masih satu kampus terlalu sulit untuk memulai lembaran baru. Hingga pada akhirnya Kazu teman masa kecil Shiorin menjodohkannya dengan Jo teman sekelas Shiorin yang sangat misterius.

STATUS : ON GOING

DAFTAR ISI

PROLOG

BAB 1                             BAB 6                                   BAB 11

BAB 2                             BAB 7                                   BAB 12

BAB 3                             BAB 8                                   BAB 13

BAB 4                             BAB 9                                   BAB 14

BAB 5                             BAB 10                                 BAB 15



 

BOKU NI DEKIRU KOTO : Sulung dengan Goalnya

 


Dikala aku sedang terbaring dan menutup mata. Sejenak merebahkan diri, mulailah pikiran itu muncul. Lalu, tidak tahu kenapa aku mulai meneteskan air mata.

Tahun ini adalah tahun ujian bagiku. Kenapa tidak, untuk kali pertamanya aku berfikir dan menyusun rencana masa depanku. Meski sebenarnya apa yang aku lakukan ini adalah wujud dari rasa frustasiku.

***

Usiaku Genap 28 Tahun namun rasanya tak begitu banyak yang bisa aku buat dan capai di tahun ini. Aku sadar mengeluh saja tak akan menyelesaikan masalah yang aku hadapi. Oleh karena itulah aku masih berjalan dan melakukan apa yang bisa aku lakukan dahulu. Bahkan meski tak begitu banyak yang berdampak akan aku hasilkan dari usahaku ini.

Aku mencoba bekerja meski aku sangat membenci harus melakukan apa yang tidak pernah ingin aku lakukan. Namun sebenci apapun itu, aku mencoba tetap waras dengan melihat kenyataan yang ada.

Untuk semua orang yang sedang merasakan hal yang sama denganku. Sebagai seorang Sulung yang harus selalu kuat hadapi cobaan dan cercaan untuk semua hal yang kau lakukan. Percayalah, Tak semua hal tak menyenangkan itu buruk dan semua hal menyenangkan itu lebih baik. Aku selalu berusaha kabur dari semua hal merepotkan tapi ujung-ujungnya malah ketemu juga dengan si repot itu. Namun ketika kau mencoba menghadapinya, semua itu tidaklah terlalu buruk. Karna meski sakit kau rasakan, nantinya kau akan terbiasa dan menjadi kebal dengan rasa sakit itu. Dan percayalah Tak ada yang ingin dilahirkan menjadi seseorang yang banyak kekurangan dan menyedihkan. Namun setelah dipikirkan lagi, memiliki kekurangan dan terlihat menyedihkan juga bukanlah suatu hal yang buruk. Setidaknya bagiku, Karna dengan terlihat lemah dan menyedihkan dimata mereka. Kita bisa melihat kesungguhan yang nyata dan memberikan kekuatan untuk kita berdiri dari semua hal yang menyedihkan itu. Yah sukur-sukur kita bisa bangkin dan menjadi lebih baik. Namun percayalah, goal yang selama ini kita cari itu sebenarnya sederhana dan cukup dekat bila kita menikmati hidup dan lebih bersyukur. 

 

 

CIPER ELISA DAN LEON

 

Pada awalnya, aku selalu bertanya-tanya...

Apakah itu cinta?
Lalu... Mengapa seseorang bisa jatuh cinta?

Membagi perasaan dengan orang lain, bukankah itu sangat merepotkan?!.

💓💓💓

Hingga pada akhirnya, hal merepotkan itu menyapa diriku dengan senyuman indahnya.

Aris...
Itulah panggilan akrab dirinya. Seseorang yang pernah membuat diriku mengalami hal merepotkan dalam hatiku.

Dia adalah lelaki pertama yang mampu membuat diriku merasakan berjuta rasa di hatiku.

Dia adalah teman satu SMAku, yang tanpa aku sadari berhasil masuk kedalam pintu tak terjamah dalam diriku.

•••

Untuk seorang gadis sepertiku, dicintai seseorang adalah hal yang baru bagiku. Pasalnya tak satupun aku mengerti apa itu rasanya cinta.

Dulu sekali, aku pernah melihat temanku yang berkata dia menyukai seorang lelaki. Dia adalah kakak kelasku, aku pun tak tau yang seperti demikian itu dinamakan cinta. Yah tentu saja, karena saat itu aku masih bocah kelas 5 SD yang tak tau itu cinta. Boro-boro cinta, suka sama temen cowok juga gak ada. Yang ada hanyalah saat terindah saat bermain kejar-kejaran bareng sama main kelereng bareng.

Dan kini aku sudah memasuki usia remaja. Sekarang aku sudah menjadi siswi kelas 10 SMA. aku kira, mungkin kini saatnya aku sudah mulai merasakan itu. Apa yang selalu orang lain bilang "cinta".

 

💚💚💚 ELISA DAN LEON 💚💚💚


SEKOLAH, Lapangan FUTSAL.

"Elisa, Maukah kau menjadi pacarku?"

Kata pertama yang ingin aku dengar di masa SMA-ku akhirnya datang juga. Seseorang saat ini menyatakan cintanya padaku.

Hal yang ingin aku rasakan akhirnya tiba juga, tapi dia bukanlah seseorang yang aku harapkan itu.

Meski demikian, ntah apakah karena keegoisanku atau karena tidak enak padanya aku akhirnya menerima perasaanya itu.

Kami pun jadian disaksikan oleh teman-teman ekskul futsal saat itu. Rasanya malu sih.. tapi, aku tak bisa mengabaikan kesungguhannya. Meski yang aku sukai bukanlah dia melainkan temannya.

Namun dua hari yang lalu aku mengetahui bahwa temanku Seli menyukai orang yang kusukai juga. Oleh karena itu, aku akan memendam perasaan ini. Akan aku berikan hatiku pada Leon, lelaki yang menyatakan perasaannya padaku saat ini.

Aku.. akan melupakan Aris, cinta pertamaku saat aku memasuki SMA ini. Lelaki yang mengajariku menyukai seseorang. Lelaki yang juga tak bisa aku miliki hatinya.

•••

LAPANGAN PERTANDINGAN FOOTSAL

Tak terasa satu Minggu telah berlalu, kini rutinitasku menonton tanding futsal bukan lagi hanya untuk menyemangati tim sekolah kami. Namun, menyemangati pacarku Leon. Dia adalah salah satu striker tim futsal SMA Garuda. Dia cukup terkenal di ekskul futsal hingga ada banyak gadis yang sengaja melihatnya bermain. Yah meski tidak semuanya sih, karena tim futsal kami memang lumayan tinggi dan tampan. Salah satunya adalah Aris yang merupakan Ace tim Garuda. Tak ayal banyak gadis-gadis yang tergila-gila dengannya, termasuk temanku Seli.

"Ahhhhh arisss keren banget... Ayooo semuanyaaa semangattt buat tim SMA Garuda!" teriak Seli antusias menyemangati Aris dan tim futsal SMA Garuda yang sedang bertanding.

"Yeahhhh goallll...

Kereeennn... Teruskan semuanyaaa

Aris.. Aris.. Aris..

Leon.. Leon..Leon."

Sorak Sorai penonton memenuhi lapangan indoor yang sedang berlangsung pertandingan di menit terakhir. Bersamaan bunyi peluit tanda pertandingan berakhir, SMA Garuda menang dengan perolehan 4-2 melawan SMA rajawali.

•••

WARUNG YANG TAK JAUH DARI LAPANGAN FUTSAL

Usai pertandingan kami merayakan kemenangan tim Garuda di warung dekat tempat kami menonton kejuaraan futsal.

"Yeayy... bersulang buat tim Garuda," ujar Seli sembari mengangkat botolnya.

"Hey, kita kan hanya minum teh botolan aja kali. Gak usah pake kata bersulang segala kaya minum beer aja," celetuk Bima yang sedikit parno dengan kata-kata bersulang.

Maklum, Bima adalah salah satu anak OSIS dari kelas satu angkatanku yang harus selalu menjaga tatakrama di setiap dia berada (melihat ke arah Bima).

"Ssst, tenang aja Bim. Itu hanya perumpamaan aja ko. Jadi dibuat santai aja oke," balas Aris yang mengadukan botol minumanya pada Bima sambil tersenyum.

"Akh, kau benar (mendadak berubah pikiran), ayo bersulang atas kemenangan kita semuanyaaa." akhirnya Bima pun ikut andil bersulang bersama dan yang lainya setelah perkataan Aris yang mencairkan suasana.

Yah, memang seperti itulah dirinya. Tak pernah ambil pusing tentang segala hal. Bebas, tapi juga bertanggung jawab.

Aku kemudian tersenyum, menyaksikan kemeriahan perayaan yang sedang berlangsung. Hingga akhirnya suasana itu berakhir saat pemilik warung mengingatkan kami untuk tidak menganggu pengunjung lainnya dan kami pun bubar dikarenakan hari sudah sore.

•••

Untuk sesaat aku sempat terkaget. Leon menggenggam tanganku saat kami menyebrang jalan ketika hendak pulang menunggu angkutan umum usai pertandingan. Tidak biasanya dia tidak membawa motor, hingga kami memutuskan untuk pulang bersama karena arah rumah yang kebetulan searah.

Dia memang bukan lelaki yang hatiku harapkan. Namun.. aku bersyukur, dia adalah lelaki yang ada di sampingku saat ini. Tangannya yang hangat dan besar menggenggam tanganku hingga aku merasa nyaman didekatnya. Tanpa aku sadari, aku mulai menyukainya. Lelaki dengan kaus hitam ini yang sedang terduduk di sebelahku. Kekasihku saat ini, "Leon Rizaldi Kusuma".

Awalnya... Aku kira hubungan kami akan baik-baik saja. Baik sekarang, esok, maupun nanti sampai berbulan-bulan bahkan tahun selanjutnya. Ternyata, aku salah besar dalam menilai suatu keadaan yang kualami.

Tanpa aku sadari, aku mulai bosan dengan hari-hari yang aku lalui di sekolah. Apalagi dengan kegiatan yang itu-itu saja. Ditambah lagi nilai-nilaiku turun drastis karena banyak sebab. Aku bahkan kena omel orangtuaku saat mengambil rapor semester  Minggu lalu.

Untuk itulah hari ini aku putuskan mengelola jadwalku agar tidak keteteran nanti. Berbeda denganku, Leon tipe orang yang santai tapi sigap. Hampir semua nilai rapornya bagus-bagus, aku jadi malu terkadang bila mengetahui fakta ini. Hingga akhirnya Leon bersedia menjadi guru privatku demi memperbaiki nilaiku.

•••

Tepat pukul 14.00 Leon datang ke rumahku untuk belajar bersama. Tak lupa aku ajak Seli ikut  juga untuk sedikit memeriahkan suasana rumah. Leon juga mengajak serta temannya, tapi sayangnya Aris tak bisa datang karena ada acara di liburan sekolah bersama keluarganya.  Sehingga dia datang kemari bersama Toni yang kebetulan minta Leon untuk ikut kelas belajar dengan kami.

Aku dan Leon bagaikan langit dan bumi. Banyak hal yang bisa dia lakukan sedangkan aku tak bisa. Dia terlihat seperti lelaki yang baik dari luar. Ntah kenapa Semua tentangnya membuatku terasa bosan. Karena dia itu terlalu baik bagiku sedangkan didalam benakku, pacaran itu akan sedikit memberikan hiburan untukku. Terutama disaat kedua orangtuaku yang terlalu sibuk mengurusi urusan mereka masing-masing.

•••

Sore harinya, di rumah Elis.

"Kau terlihat lesu akhir-akhir ini El, apa terjadi sesuatu?" Tanya Leon yang membantuku mencuci piring-piring di dapur setelah yang lainnya pulang.

"Hmm, ntahlah", jawabku dengan nada lesu.

"Yaudah, mungkin kau lagi gak mood buat cerita. Lain kali bila ada sesuatu kau bilang aja padaku oke,"ujar Leon.

•••

Usai mengantar Leon di pintu gerbang aku kembali ke kamar untuk rebahan.

"Ahhhhh, lelahnya..."

Aku mengganti posisi menjadi terlentang dari tengkurap.

Mataku memandang langit-langit atap kamar dan mulai termenung Seraya mulai berfikir tentang apa yang membuat moodku buruk akhir-akhir ini.

Aku rasa... Pacaran tak seindah menonton televisi. Leon bahkan tak pernah bersikap romantis padaku. Sekalinya memegang tanganku. Dia melakukannya saat kami akan menyebrang jalan saja.

Terkadang aku sempat berpikir, benar tidak sih dia suka denganku? Meski demikian dia tetap baik padaku sih. Yah, dia bukan tipe lelaki yang kurang ajar sih. Tapi... apa karena aku kurang menarik ya? Sehingga tak ada hasrat yang timbul kepadaku. Yah, bukanya aku ingin dia bersikap kurang ajar juga sih. Rasanya, pacarku ini sedikit berbeda dengan pacar temanku.
•••

Beberapa waktu yang lalu sehari setelah pembagian rapor.

Hari itu aku, Seli, Renata dan indah hangout di mall. Lantas mereka membicarakan pacar mereka ditengah makan es krim di cafe tempat biasa mereka nongkrong.

Mulanya Seli yang curhat tentang Aris yang gak pernah respon dengan perhatian yang dia berikan. Sehingga Aku dan teman-teman yang lainnya ikut menyemangati Seli. Ada yang bilang jangan menyerah. Ada yang bilang lebih baik tinggalkan saja gebetan yang gak respon seperti itu. Hingga pada akhirnya mereka sedikit penasaran dengan Leon yang satu klub ekskul dengan Aris.

"Lalu bagaimana dengan Leon?" Tanya Renata yang mulai melirikan matanya ke arahku.

"Maksudmu?" balasku sembari menelan es krim yang sedang aku cicipi.

"Yah, Leon itu kan temennya Aris. Kira-kira gimana sikap dia memperlakukan kamu sebagai pacarnya?" Jelas Indah menambahkan.

Ditanya mendadak seperti itu aku mulai gugup menjawab pertanyaan teman-temanku saat itu. Sementara hubunganku memang hanya berjalan seperti biasanya. "Di..dia baik kok (tersenyum)," balasku dengan sedikit memutar mataku kearah lain.

"Hmm, kalo itu sih kami juga tau kali El, yang kami maksud kalian udah sampai sejauh mana?" Tanya Renata dengan penuh penasaran.

Lantas pertanyaan dari Renata ini membuat Seli dan indah ikut melihat kearahku akibat penasaran dengan hubungan kami berdua.

"Sejauh mana? ntahlah. Aku gak terlalu ngerti apa maksud kalian ini," ungkapku yang pura-pura tidak paham dengan arah pembicaraan mereka.

"Aaah, kau ini el. Sudah kuduga, Leon pasti orangnya gak romantis," ujar Renata Spontan agak menyebalkan.

"Apa maksudmu? Dia cukup romantis kok, kalian tau sendiri kan saat dia menyatakan perasaannya di depan kalian dan semua anak futsal. Bukankah itu cukup romantis." Ungkapku sedikit membanggakan sikap gentel Leon pada teman-temanku.

"Yah..yah.. kau benar dia cukup keren saat itu," Renata terdiam dan yang lainnya juga tidak banyak bicara mendengar penjelasan Elis.

"Terus, kalian sudah kissing belum?" tanya indah dengan frontalnya.

"Emang perlu ya aku jawab itu?" balasku mengalihkan pembicaraan.

"Yah, aku hanya ingin tau saja kok, karena tempo hari kami baru saja melakukanya," tandas Indah dengan pedenya.

"Hey, kau ini tidak malu apa? Kecilkan suaramu. Nanti kedengaran orang lain tau," sontak Seli membungkam bibir Indah saat itu juga.

Pernyataan indah yang tiba-tiba membuatku terkejut dan melongo kala itu. Dalam hatiku pun mulai berkata"ahh, haruskah sampai seperti itu?"  (Mendadak raut wajah  berubah menjadi merah). Hingga akhirnya Seli mengubah topik pembicaraan kala itu dengan topik yang lain untuk membuat suasana menjadi relax kembali.

•••

Malam itu aku bermimpi, berbeda dengan mimpi yang biasanya. Dulu sekali sebelum aku jadian dengan Leon. Setiap kali aku bermimpi, Aris selalu ada di sana. Namun kini Leon lah yang mengisi hatiku. Hingga mimpi malam itu Leon ada di sana.

Kau kenapa diam saja El? Aku berbuat salah kah?

Pertanyaan yang familiar diucapkan Leon kepadaku. Aku sedikit terkejut mendengar ucapan Leon seakan pernah aku dengar sebelumnya. Aku tetap membisu, tanpa menjawab pertanyaan Leon.

Namun... Tiba-tiba Leon memegang tanganku. Dia memeluk erat diriku dengan lembutnya.

Hangat, seperti ini kah rasanya pelukan itu? ungkapku dalam hati ketika dia memeluk diriku dalam mimpi itu.

Hingga pada step selanjutnya Leon hendak mengarahkan bibirnya padaku. Terdengar suara berisik yang membuat seluruh langit indah di mimpiku menjadi kabur. Sampai aku membuka mataku dan merasakan dadaku berdebar kencang. "OMG, mimpi kah?" Akhirnya aku terbangun dan bersiap untuk hari pertama kembali sekolah.

***

Aku masuk kamar mandi dan mulai menggosok gigi. Aku pandangi kaca seraya mengingat mimpi tadi malam. Wajahku mulai memerah dan aku segera menyelesaikan aktivitas mandiku itu.

Usai mandi dan berganti baju, aku berias diri serta sarapan pagi. Bergegaslah aku berangkat ke sekolah, sembari menunggu angkot yang menuju sekolah. Aku cek WhatsApp  sejenak, namun tak satupun pesan dari Leon ada di sana.

Wajahku mulai cemberut di pagi kala itu. Yah, meskipun sebenarnya aku tau bahwa Leon memang bukanlah lelaki yang romantis dan lebay yang harus selalu chat setiap saat. Namun dalam hatiku, Aku merasa ingin sekali Leon sedikit perhatian padaku, Hmmm.

Ditengah kegelisahan kala itu, tiba-tiba seseorang dengan motor hitam menghampiriku menggunakan helm hitam pula. Dengan kagetnya aku melihat Leon tersenyum padaku dengan sapaan manis di pagi hari. "Pagi El, hari ini aku bisa pinjem motor kakakku nih. Ayo naik udah mau jam 7," ujar Leon memberikan helm putih padaku.

Tanpa basa basi, aku tersenyum dan menaiki motor yang dibawa oleh Leon. "Pegang yang erat ya El hehe," ujar Leon sembari ngegas motornya. "Iya bawel," balasku sembari memegangi pinggang Leon.

"Aku tak tau akan seperti apa hubungan kami nantinya tapi aku rasa, Aku akan menikmati saja apa yang sedang aku jalani saat ini. Bahkan Meskipun tak selalu menyenangkan, Aku rasa TAK TERLALU MEMBOSANKAN JUGA," Elisa.

🍀 END 🍀

 

 

THE DEVIL MY BOYFRIEND: CHAPTER IV. Iblis Ciki

 


Pagi pun datang raja iblis dan arsil bergegas untuk berangkat kesekolah. “Yang mulia, sarapanya sudah siap. Hari ini saya memasak omlete telur dan pasta kacang. Apa sesuai dengan selera anda?”, arsil meletakan piring kudapan di meja makan. “Yaa, tak masalah buatku”, dev. “Silahkan duduk yang mulia, selamat menikmati”. “Amm, dev menyicipi masakan yang dibuat arsil. Lumayanlah. Sekarang kau pandai memasak yah arsil”. “Syukurlah, yang mulia suka”.

“Yaa, akhir-akhir ini kita bisa makan enak tanpa harus kerja lepas yah”. “Begitulah yang mulia, gaji mengajar dari finiks high school lumayan besar untuk memenuhi kebutuhan kita”. “Ohh, baguslah kalo begitu. Lalu bagaimana penyelidikanmu? Apakah sudah dapat informasi mengenai bagaimana kekuatan kita agar dapat kembali?”. “Belum yang mulia, perpustakaan finiks high school sangat besar. Jadi saya belum bisa mencari informasi yang kita inginkan”. “Ohh begitu yah, yasudah kalo begitu”, ujar dev sembari menghabiskan sarapan paginya.

Waktu yang sudah menunjukan jam 06.11 dev dan arsil bergegas untuk berangkat ke finiks high scholl.

“Anak-anak sekalian, hari ini kalian kedatangan siswa pindahan lagi”, wali kelas dev mengumumkan sesuatu di depan kelas .

“Hahhh, ada siswa pindahan lagi?”

“Aku berharap cowo, dan seganteng dev”.

“Semoga cewe, kaya bidadari haha”.

“huhh, menghela nafas, Apaan sih manusia ini, siswa pindahan aja dinanti nantikan Heuhh”, imbuh raja iblis dalam benaknya.

“Angel, silahkan masuk”, ujar wali kelas memanggil siswa baru di lorong luar kelas.

Hah, angel?! Jangan bilang, akhh gak mungkin. Tapi gimana kalo beneran angel wanita excorsis itu. Hah ngomong apa aku ini. Nama angel kan banyak kali, 1:100 juga haha.Firasat buruk raja iblis pun menjadi kenyataan. Angel sang pembasmi iblis menjadi murid pindahan di finiks high school. 

“Perkenalkan aku angela bisa dipanggil angel. Salam kenal semuanya”.

“Ahhh, beneran cewee kaya bidadari lagi. Anak laki-laki di kelas begitu kegirangan karna siswa pindahan seorang wanita. 

“Masa, kaya gitu dibilang cantik, dasar anak cowo matanya udah burem kali yaa”. Siswi wanita pun banyak yang kecewa dan tak suka karna siswa pindahan merupakan perempuan yang cantik. 

“Baiklah angel, kamu bisa duduk disamping dev ya”.

“Baik pak guru”. Angel pun sambil tersenyum duduk disamping dev. Akan tetapi dev (raja iblis) pura-pura tertidur. “Hei, dev akhirnya kita bisa satu sekolah ya. Dev bangun, Pelajaran sudah akan dimulai loh. Hey, emang aku gak tau kamu pura-pura tidur hah.

Sial, ini cewe sakti juga instingnya. Tau lagi gue pura-pura tidur. Dev pun menegakan badanya dan tertawa polos. “Hehehe, luar biasa memang ya nona excorsis ini”.

Shuutttt, “jangan keras-keras ngomongnya dev. Jangan panggil aku excorsis soalnya aku gak mau anak di kelas pada tau kalo aku seorang excorsis”. “Ahhh, begitu toh, yaudah oke”. Baiklah anak-anak pelajaran kita mulai buka hal 123.

Pelajaran pun dimulai, kini angel dan dev berada dalam satu kelas yang sama kelas XIIA kelas paling khusus di finiks high school.

Pelajaran pertama berakhir kini kelas XIIA memasuki pelajaran olahraga.

“Baiklah semuanya hari ini kita akan memulai pelajaran olahraga. Semuanya berbaris yang rapi ya karna kita akan melakukan pemanasan terlebih dahulu”.”Baik, pak guru arsil”. Kyaaa, para siswi perempuan pun menjerit histeris melihat kerennya arsil dalam mengajar olahraga. “Wah ternyata benar arsil ya, kau jadi guru disini rupanya”, tanya angel. “Yah, begitulah angel. Oh ya sebaiknya kau juga memanggilku pak guru ya sama seperti yang lainya”. “Hah, kenapa emang? Umur kita kan gak jauh berbeda. Kau hanya lebih tua 1-2 tahun dari aku dan dev kan”. “Yah, itu memang benar. Tapi aku tidak sedang menjadi arsil temanmu, tapi guru yang mengajar kamu disini kan”. “Ohh iya yah, aku lupa”. “Yah begitulah angel, mengerti?!”, tambah dev menegaskan. “Yah, baiklah pak guru arsil. Mohon bantuanya yah”.

“Baik semuanya kita mulai dengan lari keliling lapangan ya”, arsil mengintruksikan kepada anak-anak didiknya untyuk lari mengelilingi lapangan olahraga.

“Baik pak”. Semua siswa lari mengelilingi lapangan sambil berteriak. Satu, dua, satu, dua, “ayo semangat teman teman”. “Para siswi perempuan semangat sekali yah?”.

“Yah, begitulah tom. Apalagi dengan adanya guru olahraga baru yang masih muda dan baik seperti dia”. “Hah, jangan bilang kau juga termakan oleh sikap baiknya pak arsil ya?”. “Yah, lagipula dia baru lulus kemarin”. “Apa? Pantas saja masih muda begitu”. “Yah, bisa dibilang dia kakak kelas kita begitulah”. “Wah, wah dunia memang tidak adil ya tom”. “Regi pun melanjutkan berlari dengan wajah murungnya”.

“Baiklah semuanya karna pelajaran olahraga kali ini sudah selesai. Kalian bisa istirahat dan berganti baju”. “Baik, pak guru”. Jawab para siswa.

Jam pulang pun tiba, bel pulang pun berbunyi. Teng ning nong.Semua siswa yang sudah menyelesaikan tugas sekolah pun pulang kerumahnya masing".

“Ahh, lelahnya hari ini. Dan juga kenapa angel satu sekolah denganku sih. Dari pagi hingga pulang dia selalu menggangguku saja. Menyebalkan banget tuh cewe”, ujar dev.“Yang mulia hati-hati loh kalo sebel banget sama angel nantinya yang mulia bisa suka loh”. “Apaa?! Yang bener aja aku yang sang raja iblis ini. Suka sama cewe begituan, hah jangan bercanda kau arsil”. “Baik yang mulia maaf atas kelancangan saya”. “Yasudah aku mau tidur dulu”. “Baik yang mulia”.

Disaat dev sedang tertidur untuk istirahat. Arsil menggunakan waktunya untuk membuat olahan makan esok hari. “Nah, sekarang aku harus mempersiapkan untuk sarapan besok pagi. Hemm, masak apa yah enaknya. Coba aku lihat resep dulu aja kali aja ada yang mudah dan enak”. Disisi lain disaat arsil sedang menyiapkan bahan untuk sarapan besok. “Akhhh, aku lelah tapi gak bisa tidur”. Raja iblis pun keluar dari kamar untuk mencari angin. “Ahh, yang mulia belum tidur toh? Sarapan besok kari gak papa?”. “Yah terserah, yang penting enak”. “Yang mulia mau kemana?” tanya arsil penasaran. “Mau cari angin, siapa tau bisa langsung tidur”. Kemudian raja iblis pun keluar dan duduk diteras rumah. “Akh, bulan yang bagus”. “Yang mulia, silahkan dimakan cemilanya”. “Yah kebetulan sekali, cemilan hangat di malam yang dingin ini. Kau memang jendral iblis yang serba bisa dan tau segalanya yah. Huu, enak banget ini cemilan. Btw, Apa namanya ini?”, tanya dev. “Itu banana crispy yang mulia, ada juga kue kering dari ketela pohon. “Oh ya yang mulia, sampai sekarang kita hanya melakukan hal yang sama setiap hari apa ini tidak apa-apa ?”, arsil. “Apa maksudmu?”, tanya balik dev sembari menikmati cemilannya. “Maksudku, kita sudah lama meninggalkan kerajaan iblis. Apa tidak mengapa kita hanya santai saja di sini?”.

“Aku juga sama sepertimu, aku setiap hari memikirkan bagaimana caranya bisa kembali ke istanaku!”. “Maafkan saya yang mulia, saya sudah bertanya yang tidak sepantasnya”. “Yah, gak apa-apa untuk saat ini. Lainkali aku bisa marah loh!”, dengan wajah serius raja iblis menatap arsil. “Baik yang mulia, maaf bertanya yang macam-macam. “Yah sudah kalo kau mengerti!”.

Tiktiktik, suara hujan pun terdengar. “Akh, hujan yang mulia”. 

“Hujan yaa, padahal tadi langitnya cerah. Bulannya tidak terlihat lagi deh”. 

Raja iblis dan arsil lantas masuk ke dalam rumah. 

“Akh sekarang aku mulai ngantuk, kalo begitu aku tidur dulu”.

“Baik yang mulia, semoga tidur anda nyenyak dan menyenangkan”.

“Yang mulia, yang mulia, bangun yang mulia”. 

“Akhh, aku masih ngantuk arsil”, dev mengambil kembali selimutnya.

“Tapi sekarang kita ada study toor yang mulia, mohon bangun yang mulia”.

“Akh, aku tau. Baiklah, howaaam”. 

“Silahkan anda mandi terlebih dahulu yang mulia”. 

“Saya sudah mempersiapkan air hangat di kamar mandi”. 

“Baik, baik, hoammmm”, dengan mata setengah terbuka raja iblis menuju kamar mandi. 

“Oke, bekal sudah, baju ganti, alat mandi, baju tidur, selimut, siip persiapan selesai”.

“Aghhh, dinginnya padahal sudah mandi pakai air hangat. Oh ya arsil, apa semua guru ikut study toor kelas XII ?”. 

“Tidak yang mulia, karna acara ini ditujukan untuk siswa kelas XII jadi hanya guru kelas XII saja yang terlibat”.

“Ohh, begitu yaaaa ..”

“Ayo yang mulia, setelah sarapan kita harus segera berangkat agar tidak terlambat”.

“Iyaa, iyaa aku mengerti. Dan juga, kenapa aku harus mengikuti kegiatan manusia ini hahhh !!!”. Raja iblis menghabiskan makananya sambil mengeluh kebingungan.

Setibanya di finiks high school raja iblis langsung menuju bus 1 dimana tempat siswa XIIA berkumpul. “Akhirnya, sempat juga naik bus”, huhhuh dengan nafas terengah. “Sekarang aku tinggal cari kursiku 77, di mana ya kursi 77? 75, 76, ini dia kursi 77 ternyata”. “Oke, sekarang aku bisa duduk dan beristirahat sampai waktu keberangkatan tiba”, akhirnya raja iblis mulai tertidur. “76, 77, yeay akhirnya kursi 78 ketemu juga. Ararah dev,dengan wajah terkejut. apakah kita memang berjodoh?”, Sambil tersenyum. “Apa maksudmu?! Sambil kesal tidurnya terganggu”. “Iya karna kita duduknya bersebelahan terus dev hihi”. Hah???!!! Raja iblis kebingungan dengan banyak pertanyaan dalam benaknya. Apa hubunganya coba, dev kembali tertidur. “Baiklah anak-anak bus kita sebentar lagi akan segera berangkat. Dimohon untuk tetap tenang ya semuanya”. “Baik pak guru, Oh ya pak guru, pak arsil ko gak berada di bus kita sih?”. “Ya bener pak”, sahut siswi yang lainya. “Pak arsil ada di bus 2 karena beliau mendapat tugas sebagai pembimbing disana. Jadi pak arsil gak berada di bus ini, kalian mengerti?”. “Yahh, baik pak”. “Arsil terkenal juga yah dev”.

“Yah,begitulah”. “Hey, tidur mulu dari tadi. Dev gak seru banget. Padahal hari ini kan hari spesial dimana study toor sebelum kelulusan kita. Ahh, bete dev payah!”, angel cemberut karna dev yang acuh tak acuh. Tak lama kemudian angel lantas tertidur disamping dev karna kelelahan lamanya perjalanan. “Hoammm, nyenyaknya tidurku”. Saat membuka mata raja iblis terkaget. Hah?! Nah loh! Kenapa dia bisa nyeder gini? . Tambah mienya satu porsi lagi bang. Gak pake saos ya. Ahay dateng juga. Ah enaknya mie ini. Kau mau dev? Alamaa, pake mimpi sama gue juga lagi. Raja iblis geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat tingkah lucu angel saat tidur. Ternyata, angel manis juga kalo lagi tidur. Ahh, ngomong apa aku ini. Raja iblis lantas tersenyum sebari mengingat kekonyolan saat mereka bersama. Aaah, kenapa lagi aku ini? Dev sadar, bangun woi. Sambil menepuk kedua pipinya. “Dev kamu kenapa? Ada nyamuk bukan?”, Angel tiba-tiba terbangun. “Ah tidak, tidak tidak ko hehe”. Raja iblis terkaget angel sudah bangun. “Ohh, gitu kirain ada apa dev. Yaudah lanjut tidur dah”. Huh, bikin kaget aja nih cewe. Ngomong-ngomong lama juga ya sampainya. Lanjutin tidur juga dah. Raja iblis pun melanjutkan tidur dikarenakan lamanya perjalanan.

Selang beberapa jam para siswa terlelap bus yang dikendarai keluarga besar finiks high school berhenti secara tiba-tiba. Raja iblis (dev) lantas merasakan suatu tekanan yang sangat kuat. Begitu pula dengan jendral arsil (arsil) yang berada di bus dua. Tekanan jahat ini?!. Hahh, disaat seperti ini malah harus mengalami hal yang merepotkan ,gumam raja iblis. Cikikiki, “aku mencium energi yang kuat diantara bus ini. Apa ada manusia yang menarik yah. Hahhh, aku jadi tak sabar menyantap energi manusia itu”, cikikikiki. Raja iblis dan arsil pun keluar dari bus. “Yang mulia, tekanan jahat ini ?!”. “Begitulah, ada bangsa iblis lain yang sedang memiliki kekuatan tinggi”.

“Bagaimana ini yang mulia? Dengan wujud kita yang manusia, apakah ada kesempatan menang?”. “Hah!! Kau pikir aku ini siapa arsil!. Meski dengan kekuatan seperempat pun dan tubuh manusia ini, aku gak mungkin kalah sama iblis kelas C macam dia. Yah kalo iblis kelas A aku mungkin kalah karna kekuatanku hanya ada seperempat tapi kau kelas C. Aku rasa aku seimbang”, ujar dev. “Maafkan saya yang mulia, saya telah lancang meragukan kekuatan manusia anda”. Arsil menunduk dan meminta ampun kepada raja iblis. “Yah, kau cukup lihat dan saksikan saja disitu arsil!”. “Babaik, yang mulia”. “Cikikiki, ternyata energi besar itu ada pada kalian berdua yah anak muda?. Cikikiki, boleh dong aku makan energi kalian. Bau kalian sepertinya enak. Ahh, aku jadi tidak tahan untuk menyantap kalian cikikiki”.

“Hei, kau iblis ciki.! Apa kau bilang kau mau memakan aku ?! Gak salah denger nih.

Iblis dengan kekuatan kelas C seperti kau mau memakan aku!”. 

“Cikikiki, lancang juga kau bocah. beraninya kau menantang aku.

Kumakan kau! Haoww”. iblis ciki lantas melakukan serangan kepada dev sang raja iblis. Dengan membuka mulutnya yang besar dan taring yang tajam iblis ciki pun melakukan serangan yang bertubi tubi. “Rasakan ini bocah!”. Dev pun menghindar dari serangan raja iblis. “Awas yang muliaaaa, tidaaaak”, teriak arsil. Dev dilahap hidup-hidup oleh iblis ciki tersebut. Arsil yang melihat dev sang raja iblis dilahap hidup-hidup akhirnya marah dan melakukan serangan kepada iblis ciki tersebut. "kurang hajar kau, kembalikan yang muliaaa". Arsil terpojok dan ikut terlahap juga oleh iblis ciki tersebut. "Cikikiki, dasar bocah" bodoh. Sengaja melawanku untuk aku lahap cikikiki. “Aku sudah kenyang, ternyata energi yang aku dapat dari mereka berdua besar juga sampai tubuhku bisa sebesar ini cikikiki".

Selang beberapa menit raja iblis dan jendral arsil dilahap hidup-hidup oleh iblis ciki, angel pun terbangun dari pengaruh tidur iblis ciki. " aura apa ini? ". Angel langsung melihat kearah bangku dev akan tetapi tidak duduk disampingnya dan para siswa yang lain serta staf guru masih tertidur karena pengaruh dari kekuatan iblis ciki tersebut. Angel keluar segera mencari dev. Akan tetapi dia tidak menemukan dev, bahkan arsil di bus dua juga ikut menghilang. " ada apa ini, sebenarnya apa yang terjadi?. Angel kebingungan dengan kejadian saat ini. Kemudian angel melanjutkan pencarian dev dan arsil. "aura ini semakin besar saja, apa ada iblis disekitar sini?". Angel lantas bersiap dengan pedang ditanganya. Sambil menghela nafas angel mengikuti arah aura jahat yang dia rasakan itu. Setelah dia berlari mengikuti arah aura jahat itu dia pun sampai di tempat persembunyian iblis ciki tersebut. "Gua ini begitu kuat aura jahatnya, mungkinkah ada iblis kuat yang ada didalamnya?. Angel pun masuk kedalam gua tersebut. Dengan langkah kaki yang pelan dia pun menyelinap ke dalam gua tersebut. "hei manusia, sedang apa kau disini cikikiki?. Berani juga kau menginjakan kaki di tempatku hahh. Rupanya kau mau jadi pencuci mulutku yah cikikiki". Angel pun terkaget dengan kedatangan iblis ciki yang tiba-tiba ada di belakangnya. "kurang hajar, jangan-jangan kau sudah memangsa manusia yah iblis?. “Cikikiki yahh, kau benar sekali nona manis mereka berdua pria yang sangat lezat dan tampan cikikiki”. “Apaa?? Jangan-jangan mereka itu dev dan arsil?! ". Angel terkaget dengan perkataan iblis ciki yang telah memangsa dua manusia.

"semoga mereka yang dimaksud bukan dev dan arsil. Aku harus membelah tubuh iblis itu sebelum memurnikanya. Jika benar itu dev dan arsil yang dimangsa oleh iblis itu, aku harus segera menyelamatkan mereka sebelum iblis itu mencernanya. 

Bersiaplah iblis! Akan aku keluarkan mereka dari tubuhmu itu”. “Cikikiki, apa kau mampu mebelah tubuhku dengan pedangmu itu hah!”. “Jangan banyak omong kau iblis hiyaaaa”. Angel pun menyerang bertubi-tubi agar dia dapat menggores perut iblis tersebut. Akan tetapi seranganya sia sia saja. "ada apa ini, mengapa aku tak bisa menggores tubuhnya sedikitpun. Kalau begini terus mereka berdua bisa mati".

"Cikikiki, apa kau sudah selesai? Pedangmu hanya membuat tubuhku gatal saja. Sekarang giliranku untuk balik menyerangmu cikikiki". Iblis itu lantas melancarkan seranganya kepada angel." kenapa kau, apa hanya segitu saja kemampuanmu cikiki". "Siall, siallll, kenapa aku lemah sekali sih. Aku bahkan tak mampu menggores sedikitpun tubuh iblis itu". " cikikiki, jangan khawatir nona. Sebentar lagi pun kau akan menyusul mereka didalam perutku. Tak lama kemudian iblis ciki merasakan sakit perut yang luar biasa." aghh, panasssss kenapa perutku terasa panas begini ?!". Tak lama setelah iblis ciki merasakan sakit perut yang hebat, dia pun memuntahkan semua yang dilahapnya. "Uweekk, kenapa aku bisa muntah begini sialll kekuatanku". "Dev, arsil syukurlah kalian baik-baik saja. “Angel, ke kenapa kau ada disini?" Dev pun kaget melihat angel yang ada dihadapanya." Akh lengket pula badanku, huhh aku harus segera mandi lagi kalo begini”. “Yang mulia, bukan saatnya memikirkan mandi, tapi bagaimana kita mengalahkan iblis ciki itu?”, bisik arsil kepada dev. “Tenang aja arsil, karna kita sudah keluar dari perutnya dia tidak memiliki kekuatan tambahan lagi. Angel sendiri pun bisa menghadapinya sendiri”. Jawab dev kepada arsil yang sedang panik. "ohh, begitu yah yang mulia". "Iyaa, tenang saja. Angel... Dev pun memberi tau kelemahan iblis ciki kepada angel. " baiklah, kalo begitu. Angel pun mulai berkonsentrasi dan mengarahkan serangannya tepat di kepalanya.

" wahai iblis, dengan disaksikan bintang dari langit akan aku murnikan kau. Hiyaaa, rasakan ini". Sreeetttt..Bersamaan dengan kilauan cahaya bintang di langit, iblis ciki pun berhasil dimurnikan.

*****

 BEFORE                                                                                                         NEXT CHAPTER V

Helianthus Miracle: BAB 2. Second Place, aku dan mereka di kampusku

 


 

Pulang kuliah telah berlalu beberapa saat yang lalu.

Sudah lewat lima menit aku berpamitan dengan Ana dan Zara di depan kelas tadi. Awalnya mereka mengajakku untuk hangout nonton film di bioskop karna ada film terbaru katanya. Namun aku menolak dengan beberapa alasan, akhirnya aku tak ikut dengan mereka menonton dan pulang begitu saja.

Dibalik jendela angkutan umum aku melihat jalanan rute biasa aku lewati. Tiba-tiba sempat terfikir olehku, "ahh ternyata jarak kampus dan rumah tidak terlalu jauh." Aku menolehkan badanku ke tempat duduk semula dan memutar balikkan buku yang sedang aku pegang.

Tahun ini aku memasuki sesuatu yang baru dalam hidupku. Aku sekarang adalah seorang mahasiswi di sebuah kampus swasta yang tak jauh dari tempat aku tinggal. Kira-kira sekitar satu jam perjalanan normal untuk sampai kesana. Ada beberapa yang membuat aku terlihat berbeda dan sama di tahun ini. Perbedaannya adalah tahun ini aku tidak satu almamater dengan adikku.

Dan kesamaannya dari tahun kemarin-kemarinnya adalah aku masih sendiri alias "Singgle!" atau orang biasa bilang "Jomblo!" masa bodoh apa julukannya. Intinya aku masih belum punya kekasih seperti itulah. Meski demikian, aku tidak merasa risih dengan kesendirianku saat ini. Selama aku masih bisa melihat mereka orang yang aku sayangi didekatku. Memang terkesan lebay sih tapi itu sungguh dan itulah yang aku rasakan saat ini.

Tanpa terasa pagi sudah datang lagi. Ibuku sudah bangun sedari subuh untuk menyiapkan sarapan pagi untukku. Puji Tuhan, dia adalah ibu terhebat yang aku miliki yang selalu siap siaga selalu menjaga kami para putrinya.

Setelah sarapan aku berpamitan pada ibu. Aku berangkat menelusuri jalan menuju jalan raya dimana angkutan umum yang biasa aku tumpangi melintas. Saat ini masih pukul 06.00 pagi terlihat di jam handphoneku. Terlintas di benakku sekilas jalanan rute ke kampus kemarin saat aku pulang.

Tanpa sadar kakiku melangkah berjalan menelusuri troar pinggir jalan menuju alun-alun pusat kota. Terlihat beberapa orang melihat kearahku dari balik jendela angkutan umum. Aku yang sedang berjalan menggendong tas dipunggungku. Namun tidak aku hiraukan dan aku terus berjalan.

Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa wajah dan tubuhku yang membuat aku sedikit merasa dingin. Syukurlah aku selalu memakai pakaian luaran hingga tubuh bagian atasku masih terasa hangat. Aku terus berjalan hingga sampai pada akhirnya aku tiba di alun-alun dimana angkutan umum menuju kampus sedang ngetem disana. Aku lihat kembali jam yang ada di handphoneku. Masih menunjukan pukul 06.45 yang berarti ada waktu satu jam lagi untuk jam kuliah pagi dimulai pukul 08.00 dimana waktu yang tersisa cukup banyak dibandingkan aku harus menunggu di angkot yang ngetemnya bisa lebih dari 20 menit.

Aku menyebrangi jalan dan kulewati angkutan yang sedang mengetem disana. Aku pun meneruskan langkah kakiku berjalan menyusuri jalanan kota menuju perempataan lampu merah di pusat kota. Saat itu, satu hal yang terbesit dalam benakku. "Dari pada menunggu lama di kampus karna kepagian". Aku pun meneruskan keisengan berjalan sampai kampusku.

Yah, semua ini berawal dari tiga hari yang lalu. Saat Ana dan zara menunjukanku rute menuju kampus yang terdekat dengan mall yang tak jauh dari alun-alun kota. Terlebih lagi aku baru tahu bahwa jalan kaki lebih cepat dibandingkan naik angkutan umum yang rutenya muter-muter.

Maka mulai saat itulah aku punya pikiran, "enak kali yah jalan-jalan kesini lagi!” Apalagi aku bisa pulang sambil jalan-jalan lihat pemandangan kota yang jarang aku lewati. Maklum, rumahku berada di perbatasan kota dan desa. Sekolah SMA juga di kabupaten, jadinya beginilah hasilnya. Aku sedikit norak dengan kebisingan kota dan aktivitas sekitarnya.


Pukul 07.00 aku beristirahat sejenak di antara ubin dudukan dipinggir lampu merah. Kulihat beberapa pedagang asongan yang menjajakan dagangannya ada disana. Adapula pengamen yang selalu kulihat saat pulang dan pergi ke kampus sedang nangkring di angkutan umum. Tanpa aku sadari, aku sedikit tersenyum dengan melihat berbagai hal tersebut. Angin sepoi dari pohon rindang yang menaungi tempat aku duduk pun menyejukkan hatiku kala itu. Tanpa henti aku melihat jalanan dan mendengarkan betapa bisingnya area perempatan lampu merah.

Saat aku lihat kembali jam di handphoneku waktu sudah menunjukan pukul 07.23 seketika aku bergegas menyebrang disaat orang-orang menyebrang pula. Aku berjalan tergesa-gesa menuju kampus menuruni jalanan trotoaar pinggiran mall yang ada 200 meter sebelum kampus. Hingga pada akhirnya aku sampai gerbang belakang kampus pada pukul 07.40 pagi.

Terlihat teman-teman masih terduduk di ubinan tempat mahasiswa yang lainnya nongkrong. Aku menyapa mereka sebentar dengan tersenyum dan melambaikan tangan lalu bergegas pergi ke Toilet untuk merapihkan diri dan mengelap beberapa keringat di keningku. Hingga tepat pukul 07.55 semua mahasiswa fakultas MIPA naik kelantai atas untuk kuliah pagi.

Ruang kuliah 1.3.1

Pertama kali aku masuk ruangan ini saat semua orang sudah memenuhi tempat duduk kira-kira 3 bulan lalu. Tepat hari pertama aku selesai melaksanakan masa pengenalan mahasiswa baru kala itu.

Tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Bahwa aku akan bertemu dengan salah satu teman SMAku lagi. Yah, meski memang ada kemungkinan bertemu sih bila tinggal di satu kota yang sama. Tapi, gak nyangka aja bakal satu kelas lagi.

Semua orang terasa asing kecuali dua wanita yang duduk ditengah yang merupakan salah satu teman SMAku. Aku pun duduk tidak jauh dari kursi mereka. Meski kami sempat satu kelas di masa SMA dulu. Akan tetapi kami tidaklah terlalu akrab. Tapi aku juga tidak memiliki masalah dengan mereka. Mungkin, ini timing yang tepat untuk mengakrabkan diri dengan mereka. Begitu pikirku pada awalnya, hingga aku sadari bahwa aku tak bisa sejalan dengan mereka dan memutuskan untuk mencari teman yang sejalan. Yah kalian taulah sejalan maksudku apa ... .

Aku masih tampak asing dengan suasana kelas yang ramai kala itu. Tak banyak nama yang bisa aku hafal karna baru pertama kali. Namun seiring berjalannya waktu, aku bisa menghafal semua nama teman satu kelasku.

Hari ini hari dimana aku melakukan presentasi pertamaku di semester awal ini. Aku berdiri bersama Farel dan Gerald untuk menyampaikan hasil dari tugas kelompok yang telah diberikan dosen untukku. Hasilnya ... Tidak terlalu buruk juga, tapi tidak terlalu baik juga bagiku.

"Huh ... ." Aku menghela nafas dan kembali ke bangkuku setelah melakukan presentasi. Aku merapihkan bukuku dan bersiap untuk keluar setelah kuliah selesai.

Masih ada satu jam tiga puluh menit lagi sebelum mata kuliah karakter building akan dimulai.

Aku bersama teman-teman memutuskan untuk makan di kantin samping belakang kampus untuk sekedar sarapan atau minum-minum sebelum kelas dimulai.

“Alya, gue belum sarapan tadi pagi nih. Yuk kita coba makan nasi goreng di kantin belakang. Katanya enak banget loh. Zar, elo ikut kan? Kalo Diana gimana?" Ujar Ana mengajak kami pergi ke kantin.

“Ikut ... boleh deh,” balas yang lainnya.

“Elo gimana ya?” tanya Ana padaku.

“Ahh ... hayu ... boleh deh,” jawabku singkat.

Kemudian kami pergi ke kantin belakang kampus yang katanya menyediakan nasi goreng yang enak banget seantero kampus. Btw, aku yang udah sarapan pagi jadi tergoda juga buat coba menu nasi goreng tersebut.

Kami duduk di tengah jajaran meja yang agak sedikit penuh para mahasiswa lain yang juga memesan nasi goreng disana. Kulihat ada orang yang menyebutkan menu nasi gila disana. Sontak kupingku mendengar dan rasa penasaranku pun bertambah. Lalu aku merubah menu yang aku pesan menjadi nasi gila yang baru saja aku dengar itu.

"Nasi goreng 2, nasi gila 2?" Ujar ibu penjual nasi goreng itu mencatat pesanan kami.

"Wah ... ." tatapku kagum dengan menu di depan mataku. Aku yang baru melihat apa itu nasi gila. Membuat aku tak sabar menyicipi masakan itu. Lalu, disuapan pertama aku menyicipinya aku rasa aku menyukai menu masakan ini. Hingga nasi gila menjadi salah satu makanan paforitku di kampus.

Usai makan kami duduk-duduk sebentar sambil ngobrol di pinggiran kursi tunggu mahasiswa sebelah kelas yang akan kami pakai belajar. Memang masih belum banyak yang datang karena kelas akan dimulai 20 menit lagi.

Mahasiswa jurusan kimia sudah keluar dari ruang 1.2.1 tempat kami akan memulai kelas karakter building. Aku dan yang lainnya yang sudah menunggu di luar segera masuk dan menyimpan tas kami. Ada yang belum datang juga karena masih ada waktu 18 menit sebelum kuliah dimulai. Di anak tangga aku lihat seorang wanita baru turun dengan tergesa-gesa menuju ruang kelas 1.2.1. setelah dilihat lagi rupanya dia adalah Wawa wanita yang selalu memakai kacamata dan duduk di pojok paling depan.

Aku tidak terlalu dekat dengan dia, dan yang lainnya juga sih. Meski ada beberapa yang aku kenal baik. Tapi Wawa agak sedikit berbeda dari yang lainnya aku rasa. Ntah mengapa aku sedikit melihat diriku padanya. Mungkin karena dia selalu datang dan pergi sendiri sama sepertiku. Hingga akhirnya, aku dan wawa mulai berbicara dan aku rasa kami cocok. Yah dalam artian kami nyambung kalo ngobrol.

Berawal dari ketidaksengajaan aku dan wawa bertemu di perpus. Kami mulai mengobrol dan dia menjadi salah satu bagian dari keramaian hidupku di kampus.

Yah, aku harap ... meski sejenak aku ingin bisa terus bersama mereka yang aku anggap teman di kampus. Dan hariku di kampus tidak membosankan karena mereka.

...

 BEFORE                                                                                                                        NEXT BAB 3

HELIANTHUS MIRACLE : BAB 1. About me

 


 

"Seandainya esok aku akan mati ... ."

Bisakah aku memasuki surga yang diidamkan oleh semua orang? Aku hanyalah anak kecil beberapa tahun kebelakang yang tak pernah akan membayangkan pahit dan kejamnya dunia.

Bahkan kini, diusiaku yang semakin bertambah setiap tahunnya. Aku masih tak menginginkan merasakan pahitnya dunia ini. Cinta masihlah sebuah ucapan omong kosong yang pernah aku dengar. Cinta hanyalah ungkapan manis di mulut yang tak pernah ada yang tau arti dibaliknya. Banyak para puitisi dan penyanyi yang mengumandangkan kata itu di setiap karyanya.

"Aku akui itu indah, namun ... tak satupun dapat membekas di hatiku hingga kini."

Padahal sudah berpuluh-puluh lagu cinta yang kudengar, namun tak sedikitpun feeling itu datang. Aku tak tau mengapa diriku menjadi seperti ini? Jika memang aku bukanlah seorang manusia yang normal? Maka seperti apakah bentuk manusia normal itu? Tak pernah aku bayangkan bahwa hidup akan sangat ... sangat merepotkan dan sangat menyakitkan seperti ini. Padahal yang aku tahu, hanya menggenggam tangan mereka, tertawa dan menangis bersama mereka begitu membahagiakan hidupku saat itu. Menjadi seorang anak kecil yang tak tahu apapun adalah salah satu kebahagiaaanku dulu. Hingga akhirnya, aku pun harus berkenalan dengan pahitnya cobaan hidup saat aku besar sekarang ini. Panggil saja aku alya, keluargaku adalah keluarga yang normal

pada awalnya, hingga saat itu tiba dan merubahku menjadi robot seperti sekarang ini. Namun seiring berjalannya waktu tampaknya Tuhan mengirimkan beberapa Peri padaku. Persis seperti di setiap cerita novel klasik yang pernah aku baca. Sedikit demi sedikit tubuh robot ini mulai berubah ke bentuk manusia tanpa aku sadari. Meski demikian tanpaknya tak akan mudah bagiku, kejamnya hidup bisa merubah kembali diriku menjadi manusia robot. Aku berjuang setiap harinya menghadapi kesepian dalam diriku melawan ketakutan akan dunia untuk menjadi manusia sejati.

...

Hari ini aku memulai kuliahku untuk yang pertama kalinya. Aku kuliah di universitas swasta dekat dengan kediamanku.

"Haah ... rasanya waktu berlalu dengan cepatnya. Tidak terasa aku sudah menduduki bangku kuliah. Terlebih lagi aku harus berangkat kuliah sepagi ini. Aku harap ... Suasana kelas nanti akan bisa sedikit mengisi waktuku. Ungkapku dalam hati sembari melangkahkan kakiku keluar dari pintu rumah."

Tak seperti adikku, aku merupakan seorang wanita yang sedikit pemalu ... ya begitulah menurutku, mungkin sih. Sebenarnya, bukan pemalu. Tapi... Aku hanya tak ingin terlibat dengan sesuatu yang merepotkan saja. Oleh karena itu, aku ... Jarang sekali bicara pada orang yang baru aku kenali. Terlebih lagi, seseorang yang tidak membuatku nyaman.

Hari ini aku duduk di bangku paling depan di kelas. Aku memiliki kebiasaan duduk di depan sejak aku berada di bangku sekolah dasar. Ntah mengapa, itu benar-benar menjadi kebiasaan. Sampai saat ini pun, aku masih melakukannya disini. Suasana disini sangat berisik sekali, tak kusangka bangku kuliah bakalan sesantai ini. Aku kira akan sedikit tenang seperti ruang persidangan dimana hanya ada suara beberapa orang saja.

"Tapi ini ... "

"Hey ... kenalkan aku bella."

"Ohh ... hai, aku sintia ... ."

"Btw, kenapa dosennya belum datang ya?"

"Ntahlah, mungkin sedang dalam perjalanan kemari."

"Hey brother, nanti balik kampus ayo kita ke taman bentar yuk ... ."

"Taman? Kenapa emang?"

"Yah ... Ello gak tau, katanya taman kampus kita banyak cewe cakepnya bro. Terlebih lagi dari fakultas ekonomi yang terkenal sama bidadarinya!"

"Wah, serius Lo!" "Ajib, gua ikutlah."

"Huh ... berisik sekali mereka yang dibelakang," gumamku dalam hati setelah melihat dan mendengar semua yang ada di samping dan belakang tempat dudukku.

...

Kuliah hari pertama telah usai. Tak ada sedikitpun yang menarik dari hari ini selain keributan dan kebisingan kelas bak berada di jalan raya.

Hal yang menyenangkan ketika aku pulang kuliah saat ini, Hanyalah ini... (Sembari memandangi jalan raya dari jembatan penyeberangan).

Disini sangat berisik, tapi.. ntah mengapa... rasanya tentram dan damai di dalam hatiku. Aku tak tau mengapa demikian? dan ini menjadi misteri juga buatku.

...

Keesokan harinya perjalanan menuju kampus

Tak banyak tempat yang bisa membuatku merasa nyaman. Aku seyogyanya hanyalah seorang introvert yang tak banyak tau tentang indahnya dunia. Aku hanyalah wanita ndeso yang norak saat melihat laut. Terbawa suasana hanya dengan melihat keindahan pegunungan. Selain dirumah, hanyalah taman kota dekat rumah yang bisa membuatku melupakan semua kekisruhan dalam hidupku.

Bagiku dunia Maya merupakan tempat untukku dapat menikmati sebagian hidup. Tak seperti dunia yang nyata yang butuh adaptasi untuk bisa merasa nyaman didalamnya. Mungkin sebagian orang akan memanggilku kekanakan karena diusia ini masih senang dengan acara anak-anak.

Terkadang aku sempat berpikir... Mungkin, Di dalam lubuk hatiku ini, masih belum siap untuk menjadi dewasa. Bahkan sampai saat ini, arti cinta masihlah sangat jauh dalam benakku. Apalagi mendengar kata komitmen tentang suatu pernikahan masihlah sangat jauh dari bayang-banyang.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa aku ini masihlah manusia. Waktu akan terus berjalan, umurku akan terus bertambah. Hingga pada saatnya aku ... Tetap haruslah siap menerima kenyataan ini. Bahwa aku ... Sekarang sudah dewasa, sudah harus mengerti rasa sakit dari Kenyataan dunia ini. Meskipun aku tak menginginkan hal itu.

...

Kalian tau, tempat ternyaman keduaku selain taman kota adalah disini.

Tempatku menghabiskan sebagian hidupku untuk belajar. Dimana lagi bila bukan kampus tercintaku. Saat aku berjalan menuju gedung tempatku akan melangsungkan kegiatan kuliah hari ini. Aku melihat dia, dan juga mereka salah satu teman satu jurusanku. Dari kejauhan aku melihat mereka tampak asik berbincang satu sama lainnya. Bergurau dan bernyanyi diiringi dengan gitar di area tempat nongkrong anak-anak lainnya.

Melihat mereka, sejenak aku sedikit tersenyum dalam hatiku. Sebelum aku memalingkan diriku untuk kembali pada kenyataan hidupku. Aku berjalan melewati mereka dengan sedikit menundukkan kepalaku dan sedikit tersenyum. Meski sudah beberapa hari ngampus. Aku masih belum leluasa untuk mengobrol nyaman dengan mereka semua teman di kelas. Jadi aku putuskan untuk tersenyum saja dan menundukan kepalaku sedikit berjalan cepat seolah aku sedang terburu-buru ke toilet. Apa boleh buat, aku belum terlalu dekat dengan mereka lagipula meski aku ikut nimbrung juga hanya seperti kambing conge yang tak mengerti apa yang mereka bicarakan apa. Jadi ... yah begitulah aku melewati mereka.

...


Aku berjalan memasuki gedung dimana hari ini akan diadakan perkuliahan. Seperti biasa aku berjalan menuju ruangan dengan sedikit menghela nafas. Ketika memasuki pintu kelas aku melihat beberapa orang sudah terduduk disana. Refleks aku tersenyum membalas senyum ana dan Zara yang melambaikan tangannya padaku. Oh yah, meski aku tidak terlalu dekat dengan yang lainnya. Bukan berarti aku tidak memiliki teman untuk aku ajak mengobrol. Ana dan zara adalah salah satu teman pertamaku di jurusan. Aku terduduk dan bersalaman pada mereka berdua dan terduduk disampingnya. Dua menit sebelum dimulainya perkuliahan anak-anak yang lain juga memasuki ruangan. Tepat pukul 10.30 sang dosen masuk dan memberikan kuliahnya pada kami.

...

Baru beberapa hari kuliah kami sudah mendapatkan tugas kelompok. Aku senang tak senang sih mendapatkan tugas ini. Tapi, karena semua untuk nilai aku tetap harus semangat.

"Yah, aku bilang semangat tadi ... ."

Saat ini aku dengan kedua temanku sedang berada di perpus untuk mencari bahan tugas Minggu depan.

Hagh ... nasib emang, diantara banyak orang kenapa aku harus satu kelompok dengan dia ya?” gumamku dalam hati melirik dua lelaki yang sedang asik mengonrol di samping tempat dudukku.

"Meskipun untuk nilai, tapi rasanya kok kuliah ini masih sama seperti SMA saja ya? Aku tidak tau kenapa? Apa karena aku tidak terlalu nyaman dengan mereka? "pikirku dalam benakku.

"Rel, elu tau caranya buat powerpoint yang bagus? Haah, gue masih belum ada inspirasi hari ini. Jadi gimana ya?" Ujar Gerald cowok yang satu kelompok denganku.

"Ahh ... yaudah nanti coba gue cari bahannya juga deh. Sekalian nyicil buat bikin makalahnya juga." balasku dengan sedikit bingung karna ketidakjelasan kelompok ini.

"Oke, kita berdua cabut dulu ya. Nanti kalo ada perlu apa-apa bisa bilang sama kita oke." Begitulah ujar Gerald dan farel saat itu dan meninggalkanku sendiri di perpus.

"Ahh ... Hmm ... Oke ... ." Tanpa banyak bicara aku langsung bilang oke. Meski sebenarnya isi otak dan batinku ini cukup kesal melihat tingkah mereka berdua. Tapi ... yasudahlah, mau bagaimana lagi.

...

Di dalam heningnya bilik perpus aku membuka lembaran demi lembaran buku. Mataku mulai mengantuk dan akhirnya aku putuskan untuk pulang. Aku berjalan menuruni tangga ke lantai bawah gedung. Di lantai dua kulihat melalui balkon Gerald dan farel sedang mengobrol dengan anak yang lainnya.

Melihat mereka aku hanya bisa terdiam. Aku hanya bisa menunduk senyum bila melewati teman-teman. Terkadang aku bersalaman dengan mereka bila jaraknya dekat denganku. Tapi, aku masih saja merasa hampa.

"Meski ini adalah tempat kedua yang membuatku nyaman namun aku juga terkadang terdiam sendu ketika berada disini dan Aku pun tidak tau kenapa itu bisa demikian?"

 

NEXT BAB 2

HELIANTHUS MIRACLE

 

HELIANTHUS MIRACLE

 


 

SINOPSIS :

Alya seorang wanita penyendiri yang kuliah di universitas swasta jurusan MIPA. Bertemu dengan Gerald yang sempat mengisi hatinya namun tak sempat tersampaikan.

Mengalami sebuah pertemuan dengan beberapa orang yang menginspirasi sempat membuat Alya ikut bangkit dan ingin berubah dari kesendiriannya. Namun semakin dia berusaha, cobaan juga terus menghadang langkahnya bagi seorang penyendiri. Meski demikian dia terus maju melangkah meski tertinggal beberapa meter jarak dari mereka yang telah melangkah jauh darinya.

Penulis: Yattis Ai

Status Novel : ONGOING

Daftar ISI

1. About me

2. Second Place, aku dan mereka di kampusku

3. Diklat, Penakut

4. What LDKS?

5. Sepenggal mimpi dari kenangan seorang anak     

6. Teman Lama

7. Simanis Hitamku, Dikala Bosan  

8. Eksplorasi, malam pertama

9. Telaga Warna

10. Pendakian Nepenthes

11. Mulung sampah? Pegal-pegal, Rasa Kantuk

12. Berkemah

13. Ongoing

14. Ongoing

15. Ongoing

 


THE DEVIL MY BOYFRIEND

 

 THE DEVIL MY BOYFRIEND ARC 1


SINOPSIS:

Dev merupakan raja iblis dari kerajaan Desloyer. Dia dan jendralnya terdampar di dunia manusia karena diburu oleh malaikat pemburu iblis saat perang antara malaikat dan iblis. Didunia manusia dev dan jendralnya menemukan seorang wanita yang terluka di depan rumah mereka. Kemudian mereka merawat dan menyembuhkan wanita tersebut. Setelah beberapa hari dirawat wanita tersebut akhirnya pulih. Setelah kesembuhan wanita tersebut dev baru mengetahui bahwa wanita yang ditolongnya tersebut adalah seorang excorsis. Dia bernama angel seorang pemburu iblis wanita yang bertugas di tempat dev dan jendralnya berada.

STATUS : ONGOING

GENRE : FANTASI - Remaja, Dewasa

1. CHAPTER I. PROLOG

2. CHAPTER II. Awal !!!, Kehidupan Manusia, Penyesuaian

3. CHAPTER III. EXCORSIS

4. CHAPTER IV. IBLIS CIKI

5. CHAPTER V. SEBUAH RASA

6. CHAPTER VI. KEDATANGAN JENDRAL BARBAROS

7. CHAPTER VIII. KELUARGA BARU

8. CHAPTER IX. KEMUNCULAN MALAIKAT

9. CHAPTER X. KEMUNCULAN MALAIKAT

10. CHAPTER XI. PERTEMUAN KEMBALI

 

Entri yang Diunggulkan

Lirik lagu FREE OST KPOP DEMON Hunter's

  FREE LIRIK LAGU   I tried to hide but something brokel  I tried to sing, couldn't hit the notes The words kept catching in my throat I...