"Tidak tau kapan dan dimana aku mulai menyukai sesuatu atau membenci sesuatu itu? yang aku tahu hanyalah kehangatan dari kenangan yang tertinggal dihatiku." Ketika ketidakpekaan diriku berubah menjadi keingintahuan akan dirinya.
...
Aku
  bersama teman setimku Jefra masih disibukan akan mencari sampel  
serangga yang akan kami inventaris. Rupanya teman-teman yang lainnya  
juga melakukan pekerjaannya masing-masing sesuai dengan. Waktu sudah 
semakin siang.  Kira-kira pukul 10.46 aku dan Jefra selesai dari 
aktivitas kami di kebun  teh mengamati serangga yang ada disana. Kami 
memutuskan untuk  melihat-lihat apakah ada serangga yang bisa 
diinventaris di sekitar  danau sehingga kami memutuskan untuk 
mengunjunginya. Kulihat beberapa  tim ekologi air sedang berada diatas 
perahu menikmati suasana tentram  ditengah danau sana. Aku yang baru 
sampai bersama jefra berada di tepi danau  menunggu teman-teman yang 
lainnya menepi. 
Perahu
 itu menepi dan seseorang mengulurkan tangannya padaku untuk memanduku 
melangkah diatas perahu yang sedikit bergoyang. Tanpa basa basi aku 
gapai tangan itu hingga aku berada diatas perahu. Celoteh Yana menyoraki
 Gerald yang membantuku dengan menggenggam tanganku tadi. "Ciye-ciye 
Pegangan tangan," ujarnya ketika melihat Gerald yang membantuku naik 
keatas perahu. Kami hanya diam saja tidak menanggapi celotehannya itu 
karna begitulah Yana dengan segala keusilannya. Jefra juga sudah berada 
diatas perahu membantu mengayuh perahu agar menuju ketengah danau 
kembali. 
"Wahh, 
Indahnya." Aku terpesona akan alam yang belum aku lihat sebelumnya. Air 
yang jernih dengan lumut dan ganggang berada di sekitar danau. Pepohonan
 yang menjulang tinggi dengan langit yang membiru. Teriknya mentari 
memancarkan cahaya indah yang menembus danau hingga terlihat jernih 
airnya. Aku pejamkan mataku sejenak menarik nafas perlahan menikmati 
suasana kala itu. Ditengah suasana itu Gerald menawarkan secangkir teh 
hangat untuk kami. Dia terlihat piawai sekali memasak air didalam 
peralatan memasak yang dia biasa bawa ketika naik gunung. 
"Kau mau pakai madu atau gula?" tanya Gerald padaku. "Amh, boleh bila ada." Aku lantas menghampirinya dan membantu membawakan teh untuk Jefra juga. Kami menikmati secangkir teh hangat dengan pemandangan indah kala itu. Aku juga melihat kawanan Monyet yang sedang bergelantungan di ujung pohon teratas melompat dari satu dahan ke dahan lainnya. Tak lupa Gerald mengabadikan momen tersebut dengan kamera yang sengaja dia bawa. Perasaan hangat kala itu membuatku merasa seperti sudah lama mengenal mereka. Padahal ketika di kampus aku tidak terlalu dekat sama sekali. Namun kepedulian mereka membuat hatiku hangat kala itu. Meskipun pada dasarnya aku juga tidak terlalu banyak bicara hanya menikmati kebersamaan kami. Namun bagiku itu pengalaman yang cukup menarik selama masa hidupku.
...
Dari
 ujung pintu masuk danau terlihat seseorang melambaikan tangannya 
memanggil nama Jefra. Rupannya lelaki tersebut adalah Yudi. Kami 
akhirnya menepi sejenak dan Jefra menemui Yudi lalu pergi berdua. Aku 
masih berada di atas perahu bersama teman yang lainnya. Kulihat Diana 
dan Indira sedang mencatat beberapa hal yang mereka temukan selama 
berada di danau seharian. Gerald dan Yana akhirnya mendorong perahu 
kembali untuk pergi ke bagian ujung danau. Disana tak kalah indah dengan
 banyaknya hewan air berada di pinggir danau. Ada juga ikan-ikan kecil 
disana. Setelah kami selesai mendokumentasikan semua yang diperlukan, 
kami lantas bersantai sejenak menikmati pemandangan danau dan hembusan 
angin sepoi-sepoi. Dari kejauhan Jefra dan Yudi sudah kembali tapi kami 
berada di ujung sebrang danau sehingga dia hanya melihat-lihat dedaunan 
sekitar dengan membawa jaring  perangkap serangga di tangannya. Terlihat
 juga Meylisa bersama kak Puda yang sedang memotret burung-burung yang 
ada di sekitar danau. 
Matahari
 sudah terik sekali kala itu. Perahu menepi karna kami anak perempuan 
harus membantu memasak makan malam nanti. Kami berjalan di pinggir danau
 untuk melihat-lihat perangkap yang dipasang untuk hewan air apakah 
sudah terisi atau belum. Lalu Yudi nyeletuk bilang kalo menurut legenda 
yang di tulis pada papan informasi di danau ini. Bila kalian berada di 
danau ini kemudian melihat ada ikan merah kecil disana. Maka ada 
kemungkinan orang disamping kalian adalah jodohmu. Lalu Yudi melihat 
ikan di pinggir danau dan menunjuk kearah aku dan Jefra. Aku tak 
menghiraukan ucapannya kala itu karena aku tidak baca sendiri papan 
informasi tersebut. Aku kembali ke vila bersama Jefra dan anak perempuan
 lainnya ditemani kak Puda, Yana dan Meylisa yang usai dengan kegiatan 
mereka. Gerald, Farel, dan Yudi tetap berada di sekitar danau. 
Ketika
 kami hendak pulang ke vila aku cukup kaget dengan rute jalan yang 
berbeda ketika kami pergi ke danau. Rupanya Yana dan yang lainnya 
menggunakan rute yang terpendek untuk mencapai lokasi vila kala itu. 
Ditengah perjalanan aku dan Jefra menemukan beberapa serangga unik yang 
belum kami temui. Aku keluarkan kamera dari poketku dan aku 
dokumentasikan serangga tersebut. Perjalanan menuju vila memang tidak 
sejauh jalan normal. Tapi aku terkejut dengan apa yang berada di tengah 
perjalanan kala itu. Di sepanjang pepohonan baik diatas dan di daun 
bawah ada saja pacet yang berada disana. Aku sempat khawatir kala itu. 
Bersyukur aku menggunakan sepatu Boots dan jaket parasut agar terhindar 
dari pacet. Namun aku hampir saja berteriak karena ada pacet yang 
menempel tepat di ujung topi yang aku pakai. "Melmel ... Mel ... Diana 
... Yan ... Tolong ... ini." Ujarku bergidig menunjuk pacet yang 
berjuntai tepat di depan mataku. Jefra dan meylisa lantas menolongku 
membuang Pacet tersebut dengan sebuah kayu kecil agar pacet tersebut 
terperangkap disana. 
Setelah
 itu kami keluar dari jalan kecil tersebut menuju jalan agak besar 
menuju vila. Setibanya di depan halaman vila. Aku melihat bapak dan ibu 
dosen datang berkunjung. Mereka datang membawa beberapa cemilan untuk 
kami dan sedikit memberi kabar kurang menyenangkan pula. Rupannya 
kegiatan Eksplorasi kami tidak boleh lebih dari Lima hari. Paling lama 4
 Hari. Karena sudah dua hari kami disini. Besok adalah hari terakhir 
kami bisa menjelajah daerah sekitar taman nasional dan puncak 
sekitarnya. 
...
Usai menyiapkan masakan untuk makan malam. Aku dan teman-teman perempuan ikut berkumpul di ruang tengah yang semakin ramai dengan kedatangan beberapa alumni. Tak lama di grup Line terdapat notifikasi dari Gerald yang membagikan Foto bahwa dia dan Farel baru saja mengunjungi habitat Kantung Semar disana. Aku sempat iri karena mereka bisa pergi ketempat sana. Lalu Kemudian Kak Puda menawarkan kepadaku dan Jefra untuk pergi kesana bersama dengan timmya Meylisa. "Gua besok mau lihat juga, kalian tertarik buat ikut?" tanyanya pada kami. Tentu saja aku dan Jefra gak butuh lama buat mikir dan mengiyahkan ajakannya itu.

No comments:
Post a Comment