CERPEN : Destiny
DESTINY
Saty pernah jatuh hati kepada teman sekelasnya. Dia adalah Iriasya Bhayangkara Suteja. Tak pernah terpikirkan akan menyukai teman sekelasnya Saty awalnya tak menyadari bahwa dia menyukai Irias. Saty tak pernah pacaran selama hidupnya. Bukan karena tak ada yang mendekatinya atau dia tak mau pacaran. Namun dia takut akan dimarahi ayahnya apabila dia pacaran nanti. Ditambah lagi, Saty mengalami trauma akan lelaki. Dia takut apabila pacarnya nanti akan sama seperti ayahnya yang memiliki wanita lain selain ibunya. Oleh karena itulah Saty tak berani pacaran lantaran takut akan tersakiti.
Meski demikian dia mulai menyukai seorang lelaki. Bahkan dikala tubuhnya takut berdekatan dengan lelaki yang dia sukai. Saty merasa senang dan bahagia bisa melihat Irias dikelasnya. Dia baru tersadar menyukai Irias dikala membaca buku psikologi cinta dan akhirnya dia mulai menyimpulkan mungkin yang dia rasakan adalah cinta. Namun Saty tak pernah mengatakan bahwa dia menyukai Irias. Meski mereka sering satu kelompok dalam mengerjakan tugas. Saty tak berani menatap mata Irias. Bahkan sampai saat kelulusan mereka datang, Saty hanya memendam perasaan itu didalam hati. Hingga cinta pertamanya itu pergi dan bersama orang lain.
Setahun setelah kelulusan mereka teman sekelas lainnya berencana mengadakan reuni kelas. Mungkin lebih tepatnya makan bersama sebelum puasa tiba. Saty yang sedang ada waktu luang turut ikut dalam acara tersebut. Kebetulan teman dekatnya di kelas Shana dan Momo juga ikut acara tersebut. Disana Saty bertemu kembali dengan Irias. Awalnya Saty enggan ikut acara tersebut dikarenakan pasti Irias juga akan datang. Namun setelah dia pikir kembali, dia rasa tak baik menyimpan rasa sakit masa lalu. Toh mereka juga tidak pernah pacaran sebelumnya dan tak pernah dekat juga. Akhirnya Saty memutuskan untuk ikut kegiatan tersebut.
Dikala hati Saty sudah mencoba untuk melapangkan pikiran dan hatinya. Melihat Irias yang tersenyum membuat dadanya kembali bergetar. Sesaat dia mulai salting ketika sesi foto diadakan. Dikala Saty sedang membantu temannya mencuci piring bekas tadi makan-makan. Dia dengar bila Irias sudah tidak bersama kekasihnya yang lalu. Hatinya sedikit bergejolak dan dia tersenyum tipis. Ntah dia bahagia karena Irias menjomblo kembali atau dia senang akan hal lain.
Namun meski begitu, Saty tidak pernah menyatakan perasaannya itu. Meski dia juga tau bahwa sebenarnya Irias juga pasti sadar bahwa Saty menyukainya. Namun, Irias juga tak pernah memberikan lampu hijau atau isyarat apapun. Mereka berdua memang mungkin hanya ditakdirkan bertemu.
Seiring dengan berjalannya waktu Saty mulai menerima kenyataan. Dia memang masih menyukai Irias, namun sama seperti Irias yang hanya menganggapnya teman. Saty mencoba menjalani hidupnya kembali dan berharap kepada Tuhan. Bila memang Irias ditakdirkan untuknya pasti akan ada jalan hati mereka terpaut satu dan lainya dan mereka akan bertemu kembali. Apabila mereka hanya di takdirkan untuk bertemu saja, mungkin suatu saat nanti Saty akan menemukan lelaki yang lebih baik dari Irias dan bisa hidup bersamanya.
Comments
Post a Comment