ANATA DAKE : BAB 1. AWAL

 


Pagi ini aku ada jadwal pagi, aku berlari mengejar bus sekolah yang sedang ngetem di halte seperti biasanya. Meski dengan nafas yang terengah-engah, aku tetap berlari.

Tanpa aku sadari, aku bertubrukan dengan seseorang saat akan menaiki bus pagi itu. Refleks aku menengok kepada orang itu dengan wajah kesalku.

"Bisa hati-hati gak sih kalo naik bus!" Ucapku dengan nada tinggi sebelum melihat wajah orang itu.

"Maaf, aku tidak sengaja. Aku salah karena tidak hati-hati" ungkapnya sembari menegakkan kepalanya yang tertunduk setelah meminta maaf kepadaku.

"Ah... Bidadarikah dia? Cantiknya ... .Ujar ku dalam hati terpesona akan kecantikan wanita itu.

Aku sejenak terdiam tanpa mengalihkan pandanganku pada wanita berambut pirang itu.

"Woy, ayo cepat naik! Busnya akan segera berangkat!" ucap kenek bus sialan yang mengganggu saat terindahku memandangi wajah wanita itu.

****

HALTE BUS PAKIN

Dihari itulah aku bertemu dengan Dia. Wanita yang mampu membuat jantungku berdetak tidak biasa dan membuat aku jatuh hati. Nada suaranya yang lembut, rambutnya yang pirang terurai panjang. Serta wajahnya yang polos dan terlihat kalem. Membuatku selalu terbayang akan dirinya.

Dihari-hari berikutnya aku sengaja berangkat di jam yang sama seperti kemarin. Berharap aku dapat bertemu dengannya kembali. Namun apa dayaku, ternyata Tuhan tidak mempertemukan aku dengan dia lagi.

Hingga kelulusanku tiba, aku tetap tidak bertemu dengan dirinya lagi. Mungkin dia hanyalah sebuah keinginan yang fana dalam hidupku.

Pada akhirnya, aku pun berusaha menyimpannya di dalam hatiku saja dan mencoba untuk melanjutkan hidup normalku kembali.

****

3 Bulan setelahnya "TOKYO"

Pagi ini sangat cerah, tidak seperti pagi-pagi sebelumnya. Tahun ini aku adalah seorang mahasiswa di University of Fine Arts and Music yang cukup terkenal di Jepang. Kebetulan aku mendapatkan beasiswa di negara sakura ini.

Namaku adalah Putra Yuji Uchida. Ibuku adalah orang Indonesia, sedang ayahku adalah orang Jepang. Sebenarnya, ini bukan kali pertama aku pergi ke negara tempat ayahku berasal ini. Tapi ini adalah pertama kalinya aku ke negara ini sendiri tanpa orang tuaku. Terlebih lagi, mereka berdua tinggal di Jakarta.

Yah, meski demikian. Tokyo bukanlah tempat asing bagiku. Setidaknya, setiap tahunnya aku dan keluargaku datang kemari untuk pergi mengunjungi keluarga ayah atau untuk sekedar berlibur.

Saat ini jam tanganku sudah menunjukkan pukul 06.30. untuk mencapai kampus dibutuhkan waktu 30 menit dengan menggunakan kereta api.

"Huh" (mendesah) Menunggu terlalu lama seperti ini membuatku bosan (Melihat jam tangan). Ditambah lagi, disaat pagi hari penumpang kereta sangat padat dari jam-jam biasanya. Yah, tentu saja. Banyak orang yang beraktifitas di hari kerja. Meski ini adalah di negara sakura, kurasa aku sudah terbiasa. Karena kereta Jabodetabek di negaraku juga padat seperti ini.

Ngung,....prittt.... Zung...

Terdengar suara kereta dengan tujuan berikutnya datang menghampiri. Aku pun bersiap untuk memasuki kereta tersebut. Seperti dugaanku, Pagi hari menaiki kereta itu... Akh, sudahlah.

Sekitar 10 menit kemudian aku menuruni kereta tersebut dan bergegas keluar menuruni under pass.

Sudah lama sekali aku tidak kemari. Kemarin pamanku berkata di telpon agar aku mampir ketempatnya sesekali. Padahal, setiap tahun juga kami selalu berkunjung. Yah, begitulah keluarga ayahku. Maklum.. karena paman tak memiliki keturunan. Meski usianya sudah 47 tahun dan dia sudah menikah sekitar 10 tahun namun masih belum dikaruniai anak, sampai pada akhirnya dia selalu disibukan oleh usaha restoran miliknya.

Kini aku sudah menjadi seorang mahasiswa.. bisa dibilang usiaku cukup matang. Namun.. sampai sekarang pun aku juga belum memiliki kekasih.

Bukannya aku tidak normal, tapi... Ada wajah seseorang yang tak bisa aku lupakan sejak SMA.

Yap, dia adalah wanita pirang yang aku temui di Jakarta dulu. Aku rasa.. dia bukanlah orang Jakarta, bisa terlihat dari rambutnya yang pirang.

Sudah hampir tiga tahun aku menunggu bertemu dengannya lagi. Tapi, ternyata memang Tuhan hanya mempertemukan saja.

"Baiklah...

Selamat datang masa kuliahku...

Masa depan aku datang!!!

Calon pacar tunggu diriku.. ekh salah, ngomong apaan sih aku ini hhha(tersenyum malu)."

Aku melangkahkan kakiku untuk pertama kalinya di kampus. Keramaian yang luar biasa terlihat mulai dari gerbang kampus.

"Ehh... Ramai sekali yak?

Aku tau ini kampus yang besar dan cukup terkenal. Tapi...

Tidakkah ini terlalu ramai?"

(Yuji berjalan menyusuri kerumunan orang yang kemungkinan sama dengannya yaitu mahasiswa baru).

Hari pertama perkenalan kampus berjalan lancar dan diakhiri dengan rasa lelah yang luar biasa.

"Akh.. lelahnya... Meski aku tau ini bukan Indonesia. Tapi aku tak menyangka akan semelelahkan ini masa orientasinya". Ungkapku seketika menjatuhkan tubuhku di ranjang yang aku dambakan untuk melepaskan lelah.

Aku tertidur lelap hingga pagi harinya. Alarm berbunyi sesuai waktu yang telah di setel pada handphoneku. Setelah bersiap-siap aku pun berangkat ke kampus untuk masa orientasi hari kedua.

Tak terasa satu Minggu sudah berlalu, kini aku sudah resmi menjadi mahasiswa di University of Fine Arts and Music. Kebetulan jurusan yang aku pilih adalah seni dimana gak beda jauh dengan bakat yang menurun dari ibuku. Ayahku adalah seorang arsitek dan ibuku sendiri merupakan seorang seniman. Banyak dari lukisan yang dibuat oleh ibuku sudah mendapatkan banyak penghargaan hingga saat ini.

Tak beda jauh dengan ibuku yang memiliki bakat dalam bidang seni lukis. Sebagai anak aku tentunya tak mau kalah dari ibuku. Kini aku memilih jurusan seni untuk memperdalam ilmuku diberbagai bidang seni tak hanya lukisan melainkan pahat, musik dalam tarik suara.

🏃🏃🏃

Pukul 09.35 kelas sastra dua...

Hari ini hari pertamaku kuliah di universitas Tokyo ini..

Aku mengambil jurusan seni, dan hari ini adalah hari pertamaku bertemu dengan teman satu kelasku.

"Lah.. ko bisa? Hari pertama ketemu Teman sekelas?"

Nah, jadi universitas di Tokyo tempatku kuliah ini kebetulan saat masa orientasi itu digabung sama fakultas lain. Alhasil aku belum tau semua teman satu jurusanku. Terutama di kelas sastra dua ini yang kebetulan untuk kelas sastra di Tokyo National University of Fine Arts and Music ada 5 kelas karena saking banyaknya peminat seni disini.

Tapi gak seperti saat SMA dulu.. aku gak terlalu deg-degan sih, karena ada sebagian orang yang sudah aku kenal saat masa orientasi dulu. Contohnya Kazu Albert, dia blasteran Jepang Inggris sama sepertiku yang blasteran Jepan-indo. Lalu ada Rei kanade dari hokaido juga yang asli orang Jepang tapi kuliah di kota Tokyo ini. Selain itu aku gak tau lagi deh.

Disaat aku sedang mempersiapkan buku untuk kuliah pertama, satu persatu mahasiswa berdatangan memasuki kelas. Karena meja tempat duduk sudah ditentukan sebelumnya aku tak bisa memaksakan duduk di barisan paling depan tempat paforitku.

"Sakura Ningtias" (melirik meja yang bertuliskan nama yang berada disamping mejanya).

"Hmm.. namanya kok keindonesiaan yak? Apa dia blasteran Jepang-indo sama sepertiku juga, ucapku ketika melihat nama di meja sebelah.

Tak lama kemudian seorang wanita menghampiri meja tempatku terduduk dan mulai menempati kursi tepat disebelahnya.

Tak lama berselang wanita disampingku melihat ke samping meja yang bertuliskan namanya.

"Putra Yuji Uchida? Kau Jepang-indo juga kah?" Tanyanya spontan padaku.

"Ahh.. ya.. kau juga kah?" jawabku padanya.

"Ohahah.. benar sekali.. bisa sama begitu yah. Salam kenal ya emm.. nama panggilanmu apa? Aku Sakura". ucapnya mengulurkan tangannya padaku.

"Ahh.. panggil saja aku Yuji"

"Ohh ya..ya.. salam kenal Yuuji"

Mata kuliah pertama aku lalui dengan lancar. Saat istirahat sakura mengajakku untuk makan siang bersama di kantin. Karena masih hari pertama kuliah aku menggunakan kesempatan itu untuk dekat dengan sakura dan teman-teman lainnya yang baru aku temui.

Aku makan siang bersama dengan sakura, Kazu dan Rei kala itu. Suasana keakraban yang ada membuat aku merasa nyaman dan bahagia saat menyantap makan siangku.

Tak lama berselang datanglah dua wanita dari pintu masuk yang cukup menarik perhatianku.

Salah satu wanita itu berambut pirang panjang menggunakan kemeja merah marun dengan jeans biru. Melihatnya melintas di depan wajahku. Aku cukup terkejut dengan apa yang aku baru saja lihat saat ini. Aku terkaget dan menyemburkan orange juice yang aku minum kala itu.

"OMG.... Benarkah itu dia?"

Yah, Dia. Dia adalah gadis pirang yang selalu ada dalam mimpiku dan kini aku melihatnya kembali.

 

BEFORE                                                                                                                                            NEXT

Comments

Popular Posts