NEVERS ISLAND ARC 1: CHAPTER 6. TEMAN -TEMAN

CHAPTER  6. Teman - teman

Gill masih berjalan di kegelapan terowongan bawah tanah yang lembab dan suram itu. Tap... Tap... Tap... Suara langkah kaki dari sepatu tentara yang dipakainya.

Sial. Betapa panjangnya ini terowongan!!!. Semoga saja masih sempat. Kumohon... Bertahanlah teman-teman!. Gill mempercepat langkahnya, mengingat nanti malam merupakan malam bulan purnama pertama muncul. Berdasarkan cerita dari kitab kuno yang diberikan oleh Nick seorang arkeolog Mesir kuno. Pada malam bulan purnama, pulau terkutuk neverland tersebut akan dihuni oleh penghuni iblis yang dikutuk. Setelah membaca kitab kuno itu, Gill bergegas berlari mengitari setiap sudut sel untuk menyelamatkan nyawa teman-temannya. Tanpa gill sadari, semua pergerakannya sudah diketahui melalui cctv. Tentara di setiap sudut pun dipersiapkan untuk mengepung gill apabila keluar dari ruang bawah tanah tersebut.

"Kau pikir bisa kabur dengan mudah dari tempat ini Gill?!". Jika saja kau tak bertindak sok baik dengan mencoba menyelamatkan teman-temanmu. Mungkin saja kau akan selamat melarikan diri dari sini.Tapi nyatanya, kau itu sangatlah bodoh dibandingkan dengan leluhurmu keluarga Thunder rupanya. Lelaki dengan berpakaian serba hitam dengan penutup wajah itu tertawa melihat gill di rekaman cctv tersebut. Sembari meneguk segelas anggur ditangannya. Dia memerintahkan 880 untuk menangkap gill segera sebelum bulan purnama muncul." No 880, Tangkap dia hidup-hidup dan bawa dia kehadapanku juga saat ini", titahnya pada prajurit 880."Saya laksanakan tuan", jawab prajurit tersebut.

...

Sementara itu Tania yang sedang berada di pulau heaven. Ada apa ini?, Mengapa perasaanku jadi tidak karuan. Hari ini memang aku berencana meninggalkan heaven. Tapi, perasaan apakah ini?.Seakan mengetahui gill dan teman-temannya berada dalam bahaya. Tania bergegas mempersiapkan perbekalan untuk perjalanannya mencari teman-temannya. Meski dia sendiri pun tak tahu, masih hidupkah atau tidak mereka sekarang. Setelah selesai dengan persiapannya tersebut. Tania menemui Phill untuk berpamitan.

"Jadi, kau tetap akan pergi meninggalkan tempat ini?"

"Amh... Iya"

"Apakah kau tau betapa beratnya dan bahayanya perjananmu nantinya itu?"

" Ya,... Tapi, aku tetap harus pergi"

"Sesungguhnya, aku ingin membantumu mencari teman-temanmu.

"Benarkah?.. lalu.. apakah kau akan.."

"Tapi, aku tak bisa meninggalkan tempat ini"

"Kenapa? Tidakkah kau kesepian disini?"

"Sejak diriku ditakdirkan menjadi penjaga tempat ini. Dunia luar sana begitu gelap dan menakutkan bagiku. Lagipula, aku tak bisa meninggalkan tempat ini"

"Tapi kenapa kau tak bisa keluar dari sini?"

"Alasannya tak semudah itu, ini adalah heaven. Surga yang dirindukan dunia. Surga yang tak boleh orang lain ketahui. Oleh karena itulah aku disini. Karena aku adalah salah satu pintu gerbang di heaven ini"

"Kau... Pintu?"

"Yah,... Bila sang pintu meninggalkan rumahnya terbuka. Maka heaven tidak akan menjadi surga lagi. Orang-orang akan berdatangan kemari. Disaat heaven diketahui oleh banyak orang. Maka, saat itulah keberadaan heaven sendiri akan menghilang dari dunia.

"Apa? Serumit itukah masalahnya?. Tapi, bukankah sesuatu seperti itu hanya bisa dilakukan oleh kehendak Tuhan saja. Bukankah ini era modern, dimana teknologi menjadi pendorong kemajuan zaman. Lalu, benarkah ini semua nyata? Bila semua ini adalah sebuah keajaiban Tuhan, mengapa aku bisa melihatmu saat ini?. Siapa sebenarnya kau Phill?"

"Aku hanyalah seorang pendosa yang berbuat dosa tak termaafkan di masa lalu. Sebagai hukuman atas dosaku itu, aku bertugas menjaga tempat ini seumur hidupku"

"Kau takkan pernah bisa mengerti, karena kita dilahirkan pada era yang berbeda. Meski sebentar, aku bahagia bisa mengenalmu tania. Semoga kau berhasil menemukan teman-temanmu. Selamat jalan dan selamat tinggal", bersamaan dengan salam perpisahan dari Phill.

Tiba-tiba Tania sudah berada di tepi pantai.

"Tunggu Pill...",tania terbangun dengan membuka matanya perlahan. Dia terkaget melihat dirinya yang berada di tepi pantai tempat dia terdampar. Dia usap-usap kedua matanya memastikan kejadian kemarin bukanlah mimpi. Namun pada kenyataannya, dia berada di pinggir pantai saat pertama terdampar dengan baju yang sama dan tas ransel yang sama pula.

Jadi, semua itu hanyalah mimpi kah?. Namun, aku merasakan masih ada kehangatan di dalam dadaku. Meski demikian, bila itu adalah mimpi, kurasa mimpi itu adalah yang terindah bagiku.

“Huh, ntah mengapa kejadian hari ini seperti pernah aku rasakan sebelumnya”,sembari melihat ke atas pohon bakau yang menjulang tinggi. “Lalu, suara perutku yang lapar ini juga seperti aku pernah mengalaminya”.Dikarenakan rasa lelah dan perut yang lapar. Tania pergi mencari makanan untuk bisa sekedar mengisi kekosongan perutnya. Dia masuk kedalam lebatnya hutan untuk mencari makanan disana. Selintas dia melihat gambaran dirinya sebelumnya melewati tempat yang sama. Dia pun berlari untuk memastikannya.

Huh hah huh hah, suara desahan nafasnya setelah berlarian melintasi lebatnya pepohonan.Saat dia buka daun lebar yang menutupi pengelihatannya. Terik mentari menyilaukan menyoroti pelupuk matanya. Dia tutupi dahinya untuk sekedar menahan pancaran terik sinar matahari. Tania berjalan sedikit demi sedikit dengan tangan menutupi dahinya. Lalu dia pun menemukan air terjun yang mengalir dengan aliran sungai yang bersih didalamnya."Luar biasa, ini persis seperti apa yang terlintas di pikiranku. Disini benar-benar ada air terjun". Tania beristirahat di pinggir sungai tersebut sembari memancing ikan untuk persiapan perbekalan perjalanan selanjutnya. Meski dia merasa sudah pernah mengalami hal demikian sebelumnya. Tania menghiraukan perasaanya untuk sementara. Dalam hatinya saat ini hanya ada perasaan kawatir akan keadaan teman-temannya. Jadi setelah persiapan selesai, Tania bergegas kembali ke tepi pantai untuk mencari keberadaan teman-temannya.

Maafkan aku dan terimakasih untuk semuanya, my hero. Nyata ataukah mimpi aku bertemu denganmu, ingatan tentang hadirmu akan ada dalam hatiku.

...

Sementara tania berusaha menyebrang ke pulau neverland dengan menggunakan getek buatannya yang ala kadarnya. Gill masih berkeliling-keliling mengitari penjara di ruang bawah tanah tempat teman-temannya di tahan. “Sial, seberapa luasnya ini penjara. Aku harus bergegas pokoknya”, sembari melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 15.00 sore hari. Setelah Gill berkeliling seluruh penjara. Akhirnya dia menemukan satu penjara yang amat mencurigakan. Itu adalah salah satu penjara tertutup yang dijaga oleh dua pengawal di pintu penjara tersebut. Dikarenakan waktu yang amat terdesak, gill bergegas menghampiri dua pengawal tersebut dengan berpura-pura menjadi pembawa pesan. “Lapor, saya 881 datang membawa pesan. Salah satu diantara kalian ditugaskan menemui pimpinan saat ini juga, begitu isi dari instruksi surat ini”, ujar gill memberikan surat untuk mengelabui para penjaga tersebut.

“Hei..hei.. sejak kapan pimpinan memberikan instruksi menggunakan sepucuk surat?”, tanya salah satu penjaga.

Ups.. tidak memakai suratkah bila memberikan tugas??”Ah... Ini adalah pesan resmi dari beliau dan saya hanya menyampaikan pesan”, ujar gill membuat alasan. “Begitukah?..Yah.. mau bagaimana lagi, biar aku saja yang menghadap pimpinan. Kau berjaga disini saja 709, aku akan segera kembali”, setelah dia membaca surat yang dibawa gill.“Siap, serahkan saja tugas penjagaan para tumbal padaku 710”. Meski dalam keadaan terdesak, gill berhasil mengelabui pengawal tersebut. Ketika mereka berdua berjalan menuju pintu luar, gill pun langsung melancarkan serangannya dari arah belakang pengawal tersebut.

"Ka... Kau..."

“Maaf yah kawan, aku terpaksa menggunakan cara tak elegan dengan menyerangmu dari belakang”, pungkas gill melemparkan tongkat kayu setelah memukul penjaga tersebut. Gill berlari menuju penjara tempat teman-temannya ditahan sesegera mungkin. Kemudian untuk mengelabui pengawal yang satunya gill berpura-pura mendapatkan tugas sebagai pengganti 710 disana. Seketika saat pengawal dengan kode 709 itu lengah. Gill langsung melancarkan serangan tepat di ulu hati pengawal itu. Setelah pengawal pingsan, Gill mengambil kunci pintu penjara dan segera membebaskan teman-temannya. Dreeet...,Suara pintu penjara terbuka dari luar. Secercah cahaya menerpa wajah teman-teman gill yang kelemasan berhari-hari di dalam penjara itu.

"Gill.. kau kah itu?", Ungkap salah satu temannya.

"Dats, Nadine, Marta, Willy, Veronica, jeany, kalian baik-baik saja?",tanya gill sembari melihat wajah mereka satu persatu.

"Tania? Dimana dia? Tidakkah dia dikurung disini?. Lalu Ryo, kenapa dia juga tidak ada disini". Lanjutnya sembari melirik ke setiap sudut penjara tersebut.

"Mereka tidak disini gill. Semenjak kami berada di tempat ini. Aku bahkan tidak melihat kalian bertiga. Setelah aku tersadar, kami sudah dibawa ke penjara oleh orang-orang yang berpakaian seperti tentara itu", ujar dats.

"Aku pikir, kalian tidak selamat dari kejadian pesawat itu. Tapi syukurlah, kau selamat gill", tambah Nadine sembari menangis terharu.

"Gill.. apa kau melihat baccus? Beberapa hari yang lalu dia dibawa oleh mereka?. Apa kau bertemu dengannya",tanya marta yang kebetulan kekasih dari baccus.

"Maaf Marta, aku tidak bisa menyelamatkan baccus. Dia sudah..."sembari mengepalkan tangannya dan tertunduk tak kuasa melihat marta.

"Tidakk.. kenapa ...kenapa harus baccus?... Tidakk..". Seketika Marta menjerit histeris mengetahui baccus sudah tiada. Jeany, Nadine dan Veronica mencoba untuk menenangkan pikiran Marta saat itu juga. Setelah beberapa menit kemudian, dikala emosi marta sudah stabil. mereka bergegas keluar dari penjara bawah tanah dengan peralatan pengawal yang mereka ambil sebelumnya.

Tania... Dimana kau berada?. Kuharap kau baik-baik saja, ungkap gill dalam hatinya. Namun, disaat mereka berpikir akan berhasil keluar dari ruang bawah tanah tersebut. Sekelompok prajurit bersenjata sudah menanti mereka di luar sana.

*****

BEFORE                                                                                                           NEXT CHAPTER 7


Comments

Popular Posts