CURSE: BAB 2. Only three

 

 BAB 2. ONLY THREE

Modul psikologi, sejarah kota well, sejarah England, buku sastra 5 bahasa, modul sansekerta, buku spiritual, buku ensiklopedia Terupdate, Buku sosial, buku sains update dan buku lainnya menumpuk di meja aluna saat ini. Dia tertidur dengan tumpukan buku menemaninya malam itu.

...

"Hoamm." (Aluna menguap berjalan menuju gerbang kampus).

"Hoy, masih ngantuk aja Luh," sapa Renata merangkul pundaknya.

"Ahh, kau.. hoam," Aluna kembali menutup mulutnya yang menguap.

"Gimana persiapannya? Udah siap ikutan tes hari ini?" tanya Renata melirik buku yang dibawa oleh aluna di tas jinjingnya.

"Amm, tentu. Gue siap kapanpun."( Menengok kearah Renata dan tiba-tiba aluna bersemangat kembali). Dia berjalan tegap menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku-buku yang sempat dia pinjam.

***

Siang harinya di ruang auditorium kampus.

Terdapat 500 mahasiswa/i mengikuti ujian tertulis seleksi Ekspedisi Greenly.

Aluna mengerjakan soal-soal tersebut satu persatu hingga batas waktu yang ditentukan habis.

Hasil dari test hati ini akan diumumkan besok pagi bersamaan dengan wawancara bagi yang lolos tes tertulis.

"Huhh, bisa.. aku pasti bisa. Aku sudah belajar beberapa hari yang lalu. Lagipula pengetahuan umumku juga tidak terlalu buruk. Semoga aku lolos esok." Aluna keluar dari auditorium setelah menyerahkan lembar soal yang telah selesai dia isi.

***


Keesokan paginya, aluna bermaksud datang pagi-pagi sekali hanya untuk melihat pengumuman di mading. "Wow, dahsyatnya." Aluna terkejut melihat orang-orang berkerumun di depan Mading kala itu. Hmm, ternyata bukan hanya aku saja yang berpikir demikian, ungkapnya dalam hati.

Aluna berusaha menerobos melihat-lihat nomor urut ujian miliknya di mading.

Peserta yang lolos ujian tertulis:

1. Vincent david Lee

2. Edgard George Enhel

3. Siska Velove Raineer

4. Shin Jong Ebert Karl

5. Maria Aluna Mark Hoppes

"Wahh, yahhh, wahhh, astaga ini namaku!" Aluna terkejut namanya berada di papan pengumuman mahasiswa yang lolos seleksi tertulis.

"Whahaha aku lolos.. aku lolossssss," lantas Aluna melakukan Uforia ketika mengetahui dirinya lolos seleksi pertama. Semua mata tertuju padanya dengan kelakuan konyol Aluna saat itu. "Hemm, aku harus segera ke ruang wawancara," Aluna melirik kearah kanan dan kiri tampak tatapan orang-orang melihat kearahnya. Dia merapihkan kembali baju dan tasnya yang sedikit berantakan karena Uforianya tadi. Dia langkahkan kakinya menuju tempat wawancara tersebut diadakan.

Ruang 1.1.1 interview room

"Permisi," Aluna mengetuk pintu dan dilihatnya 4 orang yang sudah terduduk di kursi mereka masing-masing. Salah satu diantaranya adalah Shin Jong kakak kelas yang dia temui beberapa waktu lalu.

"Hey kau, kemari." ujar Shin mengangkat tangannya kearah Aluna yang baru memasuki ruangan.

"Kau mengenalnya?" ujar Siska teman satu kelas Shin.

"Yah begitulah, dia junior kita dari kelas biologi D," ujar Shin pada Siska.

"What? Biologi D yang benar?. Bahkan aku dengar anak kelas A hanya ada satu saja yang lolos. Fantastis juga ini cewek." Ungkap Siska terkagum mendengar penjelasan Shin.

Lantas Aluna terduduk diantara Siska dan Shin. Sementara itu David yang merupakan satu-satunya yang lolos dari kelas A tampak mulai melihat kearah Aluna. "Wah, rupanya ada juga mahasiswi yang menarik diangkatanku. Bagaimana bisa dia masuk kelas D?. Bila dia dapat lolos seleksi tertulis ini, itu artinya dia juga merupakan salah satu mahasiswi genius diangkatan kami", ungkapnya dalam benaknya ketika melihat Aluna.

"Kau kenal dia?" tanya Edgard pada David.

"Ntah, aku baru melihatnya," ujar David yang merasa aneh melihat Aluna.

"Ahh, kok bisa. Dia angkatanmu kan?" ujar Edgard.

"Iyah sih, tapi karena dia dari kelas D. Aku mana kenal dia. Lagipula, itu adalah kelas untuk orang-orang biasa. Jadi, mana aku memperhatikan ada dia diangkatanku atau tidak," ungkap David pelan.

"Ahh, kau benar. Rata-rata disini yang lolos kelas A dan B semua. Siapa yang sangka, bakal akan ada kelas D duduk diantara kita," pungkas Edgard.

Beberapa saat kemudian tiga eksekutif dari tim seleksi memasuki ruangan ditemani dua dosen senior.

"Selamat pagi semuanya?"

"Pagi"

"Hari ini kami yang ditugaskan untuk melakukan wawancara. Perkenalkan nama saya Johnson. dua rekan saya yang lain yaitu Rihana dan Lilbert. Baiklah mari kita mulai wawancara kita di pagi ini."

***

Wawancara dilakukan kurang lebih selama dua jam. Peserta diminta keluar sebentar untuk melakukan wawancara satu persatu. Nama pertama yang dipanggil adalah Vincent David Lee. Dia dipanggil berdasarkan hasil nomor urut ujian.

"Wahh, sepertinya aku mengenal dia?" ungkap Aluna melihat kearah David yang memasuki ruangan.

Melihat Aluna yang menatap David saat memasuki ruangan. Lantas Edgar menghampiri Aluna. "Hallo, gua Edgar . Anak semester 3 dari biologi B", ujar Edgar memperkenalkan diri.

"Ahh.. halo juga kak Edgard," sapa balik Aluna menyambut uluran tangannya.

" Yahh, perasaan gue gak ingat pernah ngospek elu deh. Padahal ingatan gue yang paling bagus di kelas", ungkapnya pada Aluna.

"Ahahaha, mungkin karena auraku yang lemah kali yah," ujar Aluna kala itu sedikit tertawa kecil dan agak tidak nyaman dikarenakan Edgar terlalu dekat dengan dirinya.

"Benarkah? Apa iya yah," ujar Edgard yang masih tampak tak percaya.

Yah, tentu dia tak tau aku. Karena aku tak mengikuti ospek mahasiswa terlebih dahulu. Karena saat itu aku sedang sakit. Sampai akhirnya aku sembuh dikala kuliah pertama dimulai. Bahkan teman-temanku sendiri tak percaya aku ini adalah teman satu kelasnya. Apa mungkin.. emang auraku lemah kah?.Imbuh Aluna dalam hatinya sembari tersenyum pula kepada yang lainnya yang tampak melihat kearah mereka berdua.

Semua sudah memasuki ruang wawancara. Terakhir Aluna dipersilahkan masuk dengan mantap dia tetapkan hatinya memasuki ruangan tersebut.

"Silahkan duduk."

***

Satu Minggu telah berlalu sejak wawancara itu dilakukan. Pengumuman yang lolos akan diberitahu esok hari. Tidak tau kenapa hatiku merasa gelisah. Meski aku bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh tim penguji. Ntah mengapa semua pertanyaan yang diberikan terasa ganjil bagiku.

Aku berjalan memasuki gedung menuju kelas dimana aku akan memulai kuliah pagi. Di tengah perjalanan kelas kulihat seseorang menatap tajam padaku. Dari wajahnya aku mengenali dirinya. Dia adalah David Lee siswa terpandai di angkatanku. Sejak pertemuan kami seminggu yang lalu. Dia selalu memandangiku dengan penuh sejuta pertanyaan. Namun anehnya, tak sepatah kata dia ucapkan saat wajah kami saling berhadapan. (Aluna menatap sejenak lalu memalingkan pandangannya kembali menuju ruang kelas tujuannya dengan beberapa unek-unek dihatinya).

"Arghh, rasanya pengen aku tonjok aja itu muka!" ungkap Aluna kesal melihat wajah David yang tampak senga itu.

Berdasarkan referensi yang aku baca. Dia berasal dari keluarga kaya bangsawan Vincent. Dia juga masuk urutan tiga besar siswa yang kemungkinan besar akan memasuki Oxford university. Bahkan nilai ujian SMA saja 100 semua. Ahh manusia apa bukan sih dia?. Ntah mengapa aku rasa dunia ini tidak adil.

Vincent David Lee, dia kaya, dari keluarga terpandang, tampan dan juga pintar. Hanya saja, aku tak terlalu suka dengan sikapnya itu. Bahkan sampai saat ini aku tidak mengerti kenapa dia menatapku seperti itu? Why?.

•••

Pengumuman hasil seleksi akhirnya keluar. Tiga mahasiswa dinyatakan lolos dan dapat berpartisipasi dalam Ekspedisi Greenly. Tiga mahasiswa tersebut diantaranya adalah:

1. Vincent David Lee

2. Shin Jong Ebert

3. Maria Aluna Mark Hoppes

Ketiga mahasiswa tersebut mendapatkan dispensasi dari kampus untuk melakukan pelatihan sebelum keberangkatan. Mereka mendapatkan pelatihan di London bersama ke empat universitas lainnya.

Mulai saat itu, Aluna menjadi salah satu mahasiswa yang di perhitungkan di Well university. Dia bahkan dipindahkan ke kelas A saat itu juga. Namun tak pernah dia bayangkan apa yang akan terjadi saat ekspedisi nanti di hutan Well.

Yang dia tau sekarang hanya, dia tak perlu lagi menghawatirkan biaya kuliahnya nanti. Dan inilah awal perjalanan Aluna sebagai seorang mahasiswa sains di Well university.

***

 BEFORE                                                                                                                     NEXT BAB 3

Comments

Popular Posts