ANATA DAKE: BAB 10. LELAKI PLINPLAN

 


Hujan mengguyur sangat derasnya ketika aku terbangun dari tidurku. Aku tengok samping meja yang masih menunjukan pukul 05.00 pagi ketika kesadaranku belum sepenuhnya pulih. Aku lihat sekelilingku berantakan dengan sampah bekas minuman yang berserakan. Kepalaku sakit dan mataku rasanya berat sekali. Aku baru ingat bila semalam aku mabuk berat dengan melihat beberapa kaleng minuman berserakan dimana-mana. Namun, aku masih tak ingat sepenuhnya tentang apa yang membuat aku jadi mabuk. Dikarenakan hujan masih turun dengan derasnnya. Aku putuskan untuk berbaring kembali di kasur dan menutup mata kembali. Udara yang dingin kala itu membuat diriku spontan menarik kembali selimut dan menikmati hangatnya ranjang tidur untuk beberapa saat.

****

Jam alarm berbunyi aku terbangun dari tidurku dengan melihat jam sudah pukul 9 Pagi. Aku bersihkan semua sampah yang berserakan di lantai dan pergi mandi setelahnya. Usai mandi aku siapkan sarapan dan menikmati sarapan pagiku seperti biasa. Untuk suatu alasan, aku seperti melupakan sesuatu yang seharusnya tidak aku lupa. Namun, meski demikian aku tidak bisa mengingatnya kembali. Aku putuskan untuk pergi keluar untuk sekedar mencari udara segar. Hari ini aku tidak ada jadwal kuliah. Shiorin memiliki jadwal yang cukup padat sehingga aku tak ingin mengganggunya agar dia fokus belajar. Dua minggu lagi sudah memasuki ujian akhir semester. Tidak terasa aku sudah hampir satu tahun berada di Jepang untuk kuliah.

"Aghhh, Lelahnya." Yuji menutup kepalanya dengan topi. Dia keluar untuk sekedar pergi berbelanja dan jalan-jalan mencari udara segar.

Aku berjalan menyusuri jalanan Ibaraki yang tak jauh dari tempat kost. Tidak aku sangka akan bertemu dengan lelaki itu. Ketika kami berjalan bersebrangan aku melihat wajah yang tak asing bagiku. Aku terdiam berdiri sejenak melihat kearah belakang ketika dia berjalan santai melewatiku. Spontan aku membalikan badanku dan menepuk pundak orang itu. "Hey, Bisa bicara sebentar---Ahh, betapa bodohnya aku. kenapa aku malah terlibat lagi coba. Kau orang tempo lalu kan, yang membuat Sakura menangis?" ujarnya Yuji spontan teringat Sakura yang menangis.

"Hah? Aku? Membuat Sakura menangis? Kau bercanda!" Menyeringai dan mengingat kembali kejadian beberapa waktu lalu. Ahh, itu Kau rupanya. Kau tidak mengingatku?" Mendekatkan diri dan memandang wajah Yuji dari dekat.

"Apa maksudmu? Kau mengenalku?" Tanya Yuji Spontan yang mendadak bingung.

"Ah benar kau, Kau Anak itu, Yuji!" Mengepalkan tangannya dan seketika menarik kerah Yuji. "Brengsek, dibandingkan aku kaulah yang sering membuatnya menangis tau. Dan sekarang datang kembali dan hanya membuat dia menangis. Emang bangsat Lo!" Seketika memukul wajah Yuji seketika.

"Sial, Apa maksudmu? Katakan yang jelas Brengsek!" Pukul Yuji kembali di wajah lelaki tersebut.

Akhirnya perkelahian diantara merekatidak terelakkan. Seseorang yang melihat mereka lantas melaporkan kepada pihak berwajib dan mereka berdua dibawa ke kantor polisi terdekat.

***

Tak lama kemudian Paman dan Bibi Yuji datang ke kantor Polisi setelah mendapat telpon. Tak disangka mereka mengenali Seseorang yang terlibat masalah dengan Yuji tersebut. Dia adalah tetangga mereka dahulu yang kini pindah ke daerah Hiburan Shinjuku. Namanya adalah Nakano anak dari pengusaha Minuman di Shinjuku. Yuji dan Nakano boleh pulang ketika Paman dan Bibi Yuji menjamin mereka berdua dengan alasan perkelahian teman lama.

****

Rumah Paman Yuji

Paman Yuji memberikan es batu untuk mengompres luka di wajahnya. Dia keluar setelah menjelaskan tentang beberapa hal yang tidak Yuji ketahui tentang Nakano. Dia juga mengatakan kepada Yuji bahwa mereka sangat dekat ketika kecil dulu Yuji, Nakano dan Sakura. Oleh karena itu Pamannya tak habis pikir kenapa Yuji bisa berkelahi dengan teman masa kecilnya itu. Usai menjelaskan hal tersebut Pamannya kembali ke Restoran untuk membantu istrinya yang sedang melayani pelanggan.

"Aughh... Sakitnya." Keluh Yuji dalam hatinya ketika memegangi pipinya sendiri di cermin. Teman? Kami dulu berteman? Aku, Dia dan Sakura--Menatap dirinya dicermin. Arghhh, Kepalaku--Memegangi kepalanya. Huhh, Apa-apaan ini coba?" Dia menyeringai kebingungan dan terdiam sejenak.

***

ATAP KAMPUS SIANG HARI

Jo sedang menikmati udara segar di atap kampus ketika semua mahasiswa lain sedang sibuk dengan aktifitas mereka. Ada mahasiswa yang berbincang-bincang sambil ngopi dikantin, ada yang bermain basket di lapangan dan ada pula mahasiswa yang pergi ke perpustaan untuk meluangkan waktu kala istirahat atau menunggu jam kuliah berikutnya. Siang hari tepat pukul 12.25 Jo menutup matanya menikmati hembusan angin yang menerpa dirinya rebahan beralaskan tas ransel kecil sebagai bantalnya. Ketika dia sedang asik menikmati momen itu terdengar suara pintu atap terbuka dan seseorang keluar dari sana. Jo membuka matanya seraya terduduk melihat sekilas siapa orang yang berkunjung ke atap yang biasanya tak pernah ada yang berkunjung kesana. Jo melihat dua orang sedang menatap langit dan berbicara akan sesuatu. Dia berada di balik tembok belakang sehingga mereka tak menyadari akan keberadaan dirinya. Jo tidak bermaksud menguping pembicaraan mereka namun dia masih bisa suara tersebut dari balik tembok belakang itu. Rupanya mereka yang sedang berbincang adalah Yuji dan Sakura hal itu diketahuinya ketika seorang wanita menyebutkan nama si pria dan begitu pula sebaliknya. Namun Nama Yuji dan Sakura bisa saja orang lain yang tidak dia ketahui siapa orangnya. Sampai akhirnya tidak ada suara lagi terdengar kala itu sehingga membuat Jo mengira mereka sudah pergi. Dia memutuskan untuk turun dari atap kampus ketika melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul 13.00 waktu Kuliah berikutnya akan dimulai. Jo terkaget ketika melihat mereka berdua ternyata masih ada disana dan sedang berpelukan. Jo menundukan kepalanya seraya berjalan menuju pintu dan turun dari atap kampus menuju kelas. Kala itu mata Jo dan Yuji sempat bertatapan sebelum Jo turun ke lantai bawah.

Ruang kelas Sastra II

Jo memasuki kelas ketika semua orang sudah terduduk di bangkunya masing-masing. Tak lama Kazu datang menghampirinya dengan alasan mengganti kuliah sebelumnya yang tidak sempat dia pelajari di Sastra I dikarenakan jadwal manggungnya. "Hey best friend, Mohon bantuannya lagi oke." Ujar Kazu terduduk di bangku samping Jo melambaikan tangannya juga kepada Shiorin yang sedang asik mengobrol dengan Anelin. "Yah, enak sekali jadi dirimu ini," balas Jo seraya melihat kearah Shiorin--Meneguk Ludahnya dan meletakan tasnya diatas meja.

DISTRIK HIBURAN SHINJUKU

Jo sedang merapihkan meja dimana saat ini dia sedang kerja freelance di sebuah restoran yang letaknya tidak terlalu jauh dari pusat hiburan di Shinjuku. Kebetulan dia bertemu dengan Yuji disana ketika dia membawa piring-piring ke dapur. Dia juga melihat Sakura bersamanya yang kemudian membantu pekerjaan di restoran. Jo tidak tahu bila Restoran tempat dia kerja Freelance adalah restoran milik paman Yuji. Dikarenakan Yuji dan Sakura sudah datang membantu Pekerjaan dan jam kerja Jo sudah terpenuhi 5 jam lalu. Dia Pamit pulang ketika restoran sudah akan tutup. Ketika Jo akan pergi meninggalkan Restoran menuju halte bus. Dia cukup terkejut melihat seseorang menunggu dirinya terduduk di halte bus. Jo berjalan menuju halte dan berdiri di hadapan orang tersebut. Rupanya orang yang sedang terduduk disana adalah Yuji yang senagaja menunggu dirinya di halte. "Kau ada perlu denganku?" tanya Jo spontan menatap Yuji yang masih terduduk dihadapannya. "Ah, Kau sudah datang. Duduklah, Masih ada 15 Menit sampai Bus selanjutnya tiba." Ujar Yuji melihat kearah jam tangannya dan menepukkan bangku disampingnya yang masih kosong. Jo lantas terduduk disamping Yuji yang masih menatap jalanan dimana kendaraan sedang melintas di depan mereka. Menatap Yuji---Jo terdiam sejenak sebelum akhirnya Yuji memulai pembicaraan mereka.

Yuji tersenyum sejenak masih menatap jalanan malam dengan lampu halte yang sedikit redup. "Bila dipikir-pikir aku belum pernah berbicara denganmu meski kita sering bertemu---Melihat Jo sejenak lalu menghadap kembali ke depan dikala Jo juga hanya menatap jalanan di depannya. Kita bahkan satu Tempat Kost yang sama di distrik Ibaraki. Ahh iya, aku belum memperkenalkan namaku dengan benar yah, Namaku Yuji, Kau Jo benar. Aku tau ketika Kazu memanggil namamu."Mengulurkan tanganya.

"Aku tahu kok, Kau teman sekelas Kazu kan?"Melihat kearah tangan Yuji. "Ahh, Begitu. Maaf aku pikir tidak sopan bila aku tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu ditengah pembicaraan kita."Ujar Yuji menarik kembali tangannya seraya tertawa kecil. Jo lantas memulai pembicaraan lagi ketika mereka tediam sejenak melihat jadwal bus yang akan sampai dalam dua menit. "Kau tidak perlu khawatir, Aku tidak akan bilang apapun. Lagipula apapun yang terjadi antara kalian bukan urusanku."Ujar Jo seraya berdiri dari tempat duduknya yang melihat Bus akan sampai. "Kalo begitu, aku pamit dulu." Pungkasnya seraya menundukan kepalanya sebelum memasuki Bus yang sudah sampai.

Yuji berdiri menatap bus yang sudah berjalan meninggalkan halte. Sampai bayangan bus menjauhi pelupuk matanya dia masih menatap jalanan yang sepi. Tanpa dia sadari Hujan Turun membasahi seluruh area disana. Yuji tersadar dari lamunannya ketika mendapat panggilan dARI Shiorin kala itu. "Iya Hallo, Tidak belum kok. Kau belum tidur?" Ujarnya mengangkat telpon dari kekasihnya tersebut.

****

Yuji menutup telpon tak lama kemudian Sakura datang menghampirinya membawakan payung dari arah Restoran. Mereka berdua berjalan berpayungan menuju Restoran yang sudah tutup beberapa menit yang lalu.

****

Tanpa aku sadari, Aku telah banyak berubah. Melakukan sesuatu yang tidak pernah aku pikir akan aku lakukan. Bahkan meski ini untuk kebaikannya, Aku hanya akan menyakiti salah satu diantara mereka. Satunya adalah kekasihku dan satunya adalah temanku. Mereka sama berharganya bagiku. Namun aku tau aku tidak bisa serakah untuk memiliki keduanya. Tuhan, kenapa semua ini harus aku alami? Bahkan aku sendiri tidak tau perasaan apa sebenarnya yang aku rasakan kepadanya meski dia bukan kekasihku---Melihat kearah Sakura yang sedang berjalan dengannya di tengah Hujan. Aku tidak bisa meninggalkannya karena suatu alasan yang masih belum aku ketahui.

****

Apartemen B12

Shiorin sedang berada di bangku taman biasa dia terduduk menikamati pemandangan malam ketika dirinya sedang waktu luang. Dari kejauhan Kazu datang menghampirinya membawa beberapa cemilan yang hendak dia makan untuk cemilan malam. "Yah, kau ada disini?" ujarnya terduduk sembari menikmati cemilan yang sedang dibawanya. Melihat kearah Kazu--"Kau malam-malam begini jajan makanan dengan penuh kalori sebanyak itu. Yah, sSShhh-Menggelengkan kepalanya. Bukankah kau harus menjaga tubuhmu? Bagaimana bila berat badanmu naik dan banyak Fansmu meninggalkanmu karna penampilanmu berubah." Ujar Shiorin dengan pikiran Extrimnya. "Wah wah wah wah---balik menggelengkan kepalanya. Aku sudah makan makanan seperti ini sejak Orok tau! Mana ada badanku jadi Debu cuma gara-gara cemilan kaya begini doang-- membuka Snack baru. Bilang aja kalo emang kau mau--Meirik kearah Shiorin dengan tatapan Sinisnya seraya mengunyah Snack di mulutnya. "Ikh Nyebelin, Siapan juga yang mau. Makan aja ini semua nih!" Ujarnya menyuapi kazu snack yang sedang dinikmatinya sampai penuh dan langsung meninggalkanya sendiri di bangku taman tersebut. "Yaoug, tOunggu." ujarnya tidak jelas melambaikan tangannya kepada Shiorin dengan mulutnya yang masih penuh dengan cemilan.

Kamar Shiorin

Dia memasuki kamarnya dan terbaring di kasur dengan wajah cemberut. "Dasar bodoh, Kenapa dia selalu buat aku bete sih. Sama kaya dulu dia gak pernah berubah." Ungkapnya mengingat kembali masa kecil mereka. Kini Shiorin sudah mengingat bahwa Kazu adalah teman masa kecilnya dulu ketika tinggal di Los Angles. Meski mereka tidak lama bertemu, namun Kazu merupakan teman pertama Shiorin kala itu. Sampai akhirnya Kazu dan keluarganya pindah ke Venezuela. Mereka tidak bertemu lagi setelah itu. Shiorin tidak ingin mengenang kenangan masa kecilnya karena beberapa alasan hingga dia juga mengubur kenangannya bersama Kazu. Hingga suatu ketika mereka bertemu kembali di FAM University yang kebetulan Kazu mengenali Shiorin setelah memperhatikan wajahnya dari dekat bahwa dia adalah teman masa kecilnya dulu. Namun Shiorin menyangkal hal itu karna tidak pernah merasa memiliki teman masa kecil seperti Kazu pada awalnya. Sampai saatnya dia bertemu seseorang yang benar-benar mengenal mereka berdua di sebuah Pameran seni. Mulai saat itulah Shiorin mulai mengingat kembali ingatannya dahulu ketika dia kecil. Meski begitu dia tidak bilang pada Kazu bahwa dia sudah mengingat semuanya tentang Kazu. Mereka berbincang seperti biasa baik di kampus atau di lingkungan Apartemen. Meski mereka tidak membahas kenangan masa kecil mereka. Namun setiap mereka bertemu dan berbicara bersama selalu sama seperti saat mereka kecil dulu.

DEPAN RUMAH SAKURA

Yuji segera mengantar pulang sakura ketika mereka selesai berkunjung untuk undangan makan malam oleh Bibinya. Yuji tidak bisa menolak undangan mereka karena beberapa waktu lalu sudah merepotkan mereka karena berkelahi dan harus melibatkan Paman dan Bibinya. Bibinya berpesan untuk mengajak Sakura datang bersamanya hingga akhirnya mereka berdua datang bersama dan tanpa sengaja berttemu dengan Jo yang sedang kerja Freelance disana.

Sakura: "Kau baik-baik saja?" Tanyanya sebelum memasuki rumah

Yuji: "Ah tentu saja. Kau tidak perlu khawatir. Masuklah sudah malam." Ujar Yuji tersenyum tipis yang masih berdiridihadapan Sakura.

Sakura: "Maaf" Tiba-tiba tertunduk dan terdiam menghembuskan nafasnya.

Yuji: "Untuk apa kau meminta maaf?"

Sakura: "Maaf tidak memberitahumu lebih awal. Kau malah tau dari orang lain. Aku.... Aku." Sedikit mengeluarkan air matanya tanpa sadar.

Yuji: "Yah, Kau ini jadi sering menangis akhir-akhir ini." Menghapus air mata Sakura dengan Sapu tangannya.

Sakura: "Maaf, tidak tau kenapa aku jadi cengeng begini." Mengambil sapu tangan tersebut dan mengelap air matanya sendiri.

Yuji: "Sudah, Jangan menangis dan meminta maaf terus. Akulah... yang seharusnya minta maaf. Aku tidak sadar itu kau padahal dengan nama yang sama. Maaf yah," Ujarnya tersenyumn tipis dengan sejuta bahasa kalbu yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Untuk sesaat mereka terdiam sejenak. Hingga akhirnya Sakura masuk ke dalam Rumah setelah Yuji pamit untuk pulang kearah stasiun Shinjuku. "Mungkin pada akhirnya, Aku hanyalah lelaki Plinplan yang hanya ingin terlihat baik dihadapan orang." Dia terduduk menatap langit-langit kereta ditengah sesunyian malam.

******

 

BEFORE                                                                                                                           NEXT ....

Comments

Popular Posts