CURSE: BAB 1. Awalan, Ekspedisi greenly

 

 BAB 1. AWALAN, EKSPEDISI GREENLY

Awalnya aku tak percaya dengan semua yang berbau diluar akal sehat. Yah, karena aku adalah seorang wanita yang hidup di era modern tentunya. Hantu dan lainnya hanya sebagian dari ilusi mata dan ketakutan kita semata. Mungkin yang berbahaya di dunia ini adalah manusia itu sendiri. Oleh karena itu, aku belajar beladiri sejak aku duduk di bangku SMA.

kini aku sudah menjadi mahasiswi di Well university. Aku mengambil jurusan biologi. uniknya di kampusku ini, semua mahasiswa boleh memilih mata kuliah yang bersebrangan dengan jurusan. Oleh karena itulah aku memilih mata kuliah pilihan yang orang-orang bilang tingkat kelulusannya paling sedikit. Yah pada akhirnya aku mengambil mata kuliah spiritual dan sejarah.

Bukan tidak mungkin saat mengikuti kuliah ini kita akan bisa menjadi suatu pribadi yang lebih baik. Namun, berbeda dari yang aku bayangkan sebelumnya. Disini kita dikenalkan dengan berbagai macam buku kuno dari zaman berabad-abad silam lamanya. Bila boleh dikatakan, sepertinya lebih banyak sejarah di mata kuliah ini. Bahkan hari inipun aku berada di tempat antah berantah untuk ekspedisi penyelidikan peninggalan sejarah di sebuah hutan di well barat.

***

Kami keluar dari bandara utama well barat. Kira-kira ada 30 orang tim ekspedisi termaksud diriku berada di dalamnya. Kami menuju hotel menggunakan mobil Van pribadi. Ntah mengapa hatiku begitu deg-degan meski aku sangat menantikan hari ini. Aku berusaha keras agar terpilih di tim ini. Untuk itulah aku berusaha keras agar terpilih menjadi salah satu tim ekspedisi unit khusus di kampusku.

Tim kami terdiri dari 5 tim khusus dari 5 kampus MIPA di England. Satu tim terdiri dari 3 mahasiswa/i dan 3 pendamping ahli yang salah satu diantaranya ahli sejarah, ahli sience dan satu dokter/religius. Kami dipilih berdasarkan seleksi ketat 7 bulan lalu sebelum ekspedisi ini dimulai.

Ada beberapa rumor yang aku dengar sebelum mengikuti ekspedisi. Ada beberapa orang mengatakan bahwa ekspedisi ini hanyalah sekumpulan camping biasa. Ada juga yang mengatakan ekspedisi ini salah satu ritual untuk mencari benda Kramat atau bersejarah. Ada juga yang mengatakan bahwa ekspedisi ini merupakan suatu kegiatan untuk keakraban antara jurusan sience khususnya kuliah sejarah dan spiritual. Aku tak tau apa semua rumor itu benar atau salah.

Hanya satu yang aku yakini sejak aku mengikuti seleksi beberapa waktu lalu. Yakni..bila aku berhasil dalam ekspedisi ini. Aku tak perlu khawatir lagi dengan biaya kuliahku nanti.

Ditambah lagi ada hadiah besar selain beasiswa yang akan aku dapatkan. Meskipun di depan sana aku tak tau akan ada jalan sesulit apa. Aku akan hadapi itu meski harus aku susuri jurang sekalipun.

***

Namaku Maria Aluna Mark Hoppes mahasiswi jurusan biologi. Karena suatu sistem yang unik dari peraturan kampus. Aku memilih 3 jurusan pilihan untuk melengkapi standar kelas semester. Mata kuliah yang aku pilih merupakan jurusan yang berbeda dari mata kuliah sience yang aku ambil. Diantaranya adalah mata kuliah bahasa sansekerta, sejarah/spritual dan remote sensing. Ketiga-tiganya jauh sekali dari unsur sience yang menjadi jurusan yang aku pilih saat kuliah disini.

Awalnya aku memilih mengambil jurusan biologi karena aku pikir lebih mudah menghafal dibandingkan menghitung seperti jurusan eksak lainnya. Aku termasuk dalam golongan orang yang haus akan ilmu dan memiliki keingintahuan yang besar. Oleh karena itu Aku sempat dibilang orang-orang sebagai kutu buku, tukang ikut campur, dan sok perfeksionis dan lainnya. Sejujurnya aku tidak masalah dengan julukan tersebut namun kesal juga bila lama-kelamaan. Akhirnya di bangku kuliah aku sedikit mengurangi sifat kepoku. Namun bila mengenai pelajaran aku masih antusias sampai saat ini. Meski aku sedikit kurangi juga agar tidak banyak orang yang membenciku. Aku sendiri juga kurang tau penyebab sebenarnya aku tidak disukai. Secara aku cantik nggak, jelek nggak tuh. hanya manusia biasa yang memiliki keingintahuan saja. Tapi mungkin bagi sebagian orang, ingin tahu juga adalah dosa oleh karena itulah aku sedikit mengontrol diriku kali ini.

***

Kembali lagi ke tim ekspedisi di hutan well barat. Aku terpilih dari 30 orang yang mendaftar untuk mengikuti ekspedisi tersebut. Untuk seorang yang haus akan ilmu dan dunia luar. Ekspedisi adalah salah satu lahan berburu mereka termasuk juga diriku.

Beberapa bulan sebelum ekspedisi

Terlihat beberapa orang melihat pengumuman di papan mading fakultas MIPA.

Pengumuman:

Bagi anda talenta sientis yang memiliki jiwa pemberani dan keingintahuan tinggi. Kini telah hadir kembali Konservasion GREENLY bersama 5 universitas terkemuka di England. Ayo ikuti ekspedisi bersama membangun dunia bersama ilmu pengetahuan. Mengabdi untuk bangsa dalam penghijauan dunia dan kearifan lokal. Dapatkan pula beasiswa sebagai peserta terpilih dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Melihat orang-orang berkumpul. Aluna lantas menyempatkan diri melihat pengumuman tersebut. Dari sekian kata yang tertulis di pengumuman tersebut. Aluna terfokus pada kata 'beasiswa' yang terpampang disana.

"Hmm.. beasiswa kah," imbuh aluna.

Usai melihat pengumuman tersebut. Lantas dia melanjutkan langkahnya ke pintu gerbang kampus setelah mengembalikan buku yang dia pinjam di perpustakaan.

Malam harinya di kediaman keluarga Hoppes.

Aluna sedang membuka beberapa situs di media online mengenai konservasi greenly yang akan diadakan seleksinya di kampus dua Minggu lagi.

"Hmm.. ternyata ini adalah acara tahunan. Kalo begitu, harusnya seniorku ada yang pernah ikut dong ya."

Setelah membaca informasi mengenai apa itu konservasi greenly. Dia lantas menutup laptopnya dan turun dari kamarnya yang berada di lantai atas.

"Paman, bisakah aku bicara sebentar," ujar aluna pada pamannya yang sedang membenarkan perapian.

"Tentu, apa yang ingin kau bicarakan?" ujar pamannya yang segera terduduk di kursi dekat perapian.

"Begini paman.." aluna terdiam sejenak menunduk dan melipat bibirnya karena gugup.

"Yah, ada apa Aluna?"

"Aku berniat mengikuti seleksi ekspedisi di kampusku. Bisakah kau rahasiakan kegiatanku ini dari ayah paman?" ujar aluna dengan suara agak pelan.

"Seleksi ekspedisi?"

Usai berbicara dengan pamannya aluna kembali ke ruangannya di atas. Dia menyenderkan punggungnya di dinding kasur dengan melihat pesan di hapenya. "Tak ada pesan kah?, Huhh...". Dia taruh hapenya di meja samping dan menarik selimut seraya memejamkan matanya.

•••

Keesokan paginya di perpustakaan fakultas MIPA. Aluna melihat beberapa catatan kegiatan kampus. Namun tak ada satupun dokumen yang membahas konservasi greenly disana. Hingga akhirnya ketika kuliah konservasi dimulai. Aluna mengajukan pertanyaan mengenai kegiatan yang dia lihat di mading kemarin sore.

"Konservasi greenly? Kau berniat mengikutinya Aluna?"

"Iya pak, tapi tak ada satupun informasi yang mengenai bagaimana seleksi itu di perpustakaan."

"Tentu saja tidak ada. Itu adalah proyek cukup besar setiap tahunnya. Bahkan lembaga luar negeri ikut membiayai kegiatan tersebut. Bila kau memang tertarik, kau bisa tanya seniormu yang pernah mengikuti seleksi tahun lalu."

***

"Shin Jong Ebert ... "

Aku dengar dia salah satu mahasiswa terpandai satu tahun diatasku. Dia adalah satu-satunya mahasiswa di jurusan MIPA Wells university yang lolos seleksi tahun lalu. Dari 500 peserta yang mendaftar dia mewakili kampus satu-satunya. Hingga kelulusannya itu membuka peluang bagi kami angkatan dibawahnya untuk dapat berpartisipasi tahun ini.

"Fantastis... Akh dia ini manusia apa bukan sih. Bahkan semua nilai ujian miliknya saja mendapatkan nilai A dari setiap dosen. Gilaaa, aku harus segera bertemu dengan senior ini segera mungkin!"

Aluna yang membaca profil Shin Jong Ebert di web kampus mulai terpukau akan informasi yang dia dapatkan itu. Hingga keesokan harinya, dia sengaja menyempatkan waktu untuk pulang terlambat hanya untuk bertemu seniornya tersebut.

***

Area Klub beladiri judo

Aluna masih terduduk diluar ruang tunggu klub beladiri menunggu seniornya selesai latihan. Dia menghela nafas dan terus melihat jam ditangannya.

"Shin, tidakkah kau temui dahulu juniormu yang menunggu di luar itu?" ujar Ryan teman satu angkatan shin yang beda fakultas.

"Menungguku, Junior?" ujar Shin yang melirik kearah pintu luar klub. Lantas Shin keluar dari ruangan dan dilihatnya seorang perempuan memakai jaket hijau terduduk di ruang tunggu dinding klub. Aluna yang kelelahan sedikit tertidur kala itu.

"Dia kah?" Shin menghampiri aluna dari pintu klub.

Dia membangunkan aluna dengan menepuk bahunya secara perlahan."Maaf, apa kau ada perlu denganku," ujar shin dengan suara pelan.

"Ahh.. kau.. owahhh", aluna hampir terjatuh dari kursi tempat dia terduduk. Shin yang tepat disampingnya memegangi pundak aluna kala itu sehingga dia tak jadi terjatuh.

"Maaf, terima kasih kak Shin," ujar aluna sedikit malu-malu.

"Arghh, it's oke. Btw kau ada perlu apa denganku?" ujar shin.

"Begini anoo.. emm."

"Iya.. apa keperluanmu ingin bertemu denganku," ujar shin.

"Bila boleh tau seleksi konservasi greenly itu seperti apa ya seleksinya?. Aku berencana mengikuti tes minggu ini. Bila kak Shin tidak keberatan, aku ingin informasi mengenai seleksi kegiatan tersebut," ujar Aluna.

"Konservasi Greenly? Kau berencana ikut juga. Lalu, apa yang ingin kau ketahui mengenai seleksi tahun lalu?" ujar shin to the points.

•••

Mendengar penjelasan shin lantas aluna melakukan persiapan untuk beberapa mata pelajaran yang akan kemungkinan diteskan.

Aku tidak tau pasti apakah akan sama seleksinya pada tahun lalu apa tidak. Karena untuk tahun ini ekspedisinya akan ada di sebuah hutan. Psikotes umum mungkin akan selalu ada. Namun ujian terberat adalah praktek yang akan kau hadapi nanti. Karena tahun lalu aku sudah pernah lolos. Ada kemungkinan aku akan ikut tanpa tes bila mendaftar kembali. Kebetulan aku juga mendapatkan undangan untuk turut andil dalam ekspedisi kali ini. Yah, kau persiapkan saja semuanya. Bila kau memang pantas masuk jurusan ini. Kau pasti akan menjadi salah satu diantara kami!

 

 

 NEXT BAB 2

Comments

Popular Posts