ANATA DAKE : BAB 2. PEDE-KATE

 


OMG...Benarkah itu dia?"

(Mata Yuji terbelalak dengan jus yang tersembur sembari melihat wanita berambut pirang itu melintasinya).

"Hey.. Shiorin"

Tiba-tiba sakura memanggil wanita berambut pirang itu dengan melambaikan tangannya.

"Ka..kau kenal dengannya?" tanya Yuji menunjuk wanita berambut pirang itu dengan wajah terkejutnya.

"Ah.. tentu, dia adalah sahabatku Shiorin." ujar Sakura dengan senyum menunjuk kearah Shiorin temannya itu.

****

Mengetahui wanita pirang itu adalah temannya Sakura. Yuji pun mulai bersikap baik padanya keesokan harinya.

KANTIN

Mulai dari ruang kelas dan kantin Yuji mulai sok akrab dan sok baik pada Sakura.

"Ekh .. Kazu.. bentar dulu, jangan dulu duduk. Ladies first dulu lah... Silahkan sakura." ujar Yuji yang kelihatan sekali sedang cari muka kepada Sakura.

"Emhh... Modus.. modus," ujar Kazu dengan muka mesem.

"Ihh gpp modus, namanya juga usaha woy." Balas Yuji dengan wajah yang menjengkelkan.

"Yaudah.. aku ngerti kok Ji, nanti aku sampaikan ke Shiorin yaa," sambung Sakura.

"Beneran?... Bener yah.. awas kalo bohong" Balas Yuji dengan girangnya hingga tidak sadar memegangi tangan Sakura dihadapan teman-temannya.

"Iyaa.. bawel Banget sih," ujar sakura melepaskan tanganya dari yuji yang masih kegirangan.

***

Sehari setelahnya sakura mengatur pertemuan antara Yuji dan Shiorin. Karena tak mau jadi kambing congek diantara mereka berdua, Sakura pun mengajak Kazu dan Rei ke taman fantasi bersama.

TAMAN FANTASI

"Kenalin Rin, dia Yuji teman sekelasku," ujar Sakura memperkenalkan Yuji pada Shiorin.

"Hallo, aku Yuji", sapa Yuji pada shiorin dengan sok manis.

"Emhh kamu.. seperti pernah lihat?" Jawab Shiorin Sembari menunjuk Yuji dengan telunjuknya dengan ragu-ragu.

"Ahh.. haha...kau ini Rin, mana mungkin iya kan Ji?" Sela sakura sembari tertawa.

"Tidak.. kami memang pernah bertemu sebelumnya. Ingat kejadian di halte 3 Bulan yang lalu, saat di Jakarta tepatnya," Yuji sembari tersenyum menatap shiorin.

"Apa?" Tanya sakura cukup terkejut mendengar ucapan Yuji.

"Jakarta? Ahh.. aku ingat, ahhh kau (menunjuk kearah Yuji) iya aku ingat sekarang (Tersenyum)." Ungkap Shiorin yang mulai mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.

Setelah pertemuan itu, Yuji dan Shiorin nampaknya semakin dekat. Hingga saat ini Yuji sedang asyik chatting dengan Shiorin di kelas tanpa sadar dosen sudah memasuki ruangan. Alhasil, dia terkena hukuman sang dosen karena dianggap tak memiliki minat belajar dan diminta keluar dari ruang kelas saat itu.

"Arghhh.. beginikah cinta? Seumur-umur baru kali ini aku kena hukuman saat pelajaran dikelas!" Yuji keluar ruangan.

Meski di bibirnya mengeluh, tapi wajahnya tak menunjukan adanya keluhan. Yuji melanjutkan melihat handphonenya sampai Shiorin mengakhiri perbincangan mereka.

Dikantin kampus...

"Well well... Kamu tau gak Rin? Si Yuji tadi kena hukum dosen loh," celetuk Sakura di tengah makan siang mereka.

"Lah, kok bisa..?" Tanya shiorin melihat kearah Yuji dari kejauhan menuju kearah mereka.

"Iyah, gegara.. sepanjang waktu dia itu sibuk liatin hapenya terus gitu. Gak tau deh chatting sama siapa?" ujar Sakura yang tampak usil bercanda tentang Yuji di depannya.

"Hah?.. apa gegara aku ya?" tanya Shiorin merasa bersalah sambil mengerutkan bibirnya.

"Kok karena kamu Rin? Apa hubungannya coba?" Ujar sakura sedikit bingung sembari menyantap spaghetti miliknya.

"Ahh.. tidak kok, lupakan saja," ungkap Shiorin mengakhiri perbincangan mereka.

Tak lama kemudian Yuji dan Kazu datang dibalik pintu masuk kantin.

"Ehh, ada Shiorin tuh sama sakura," ujar Kazu dengan mata melirik kearah mereka berdua. Yuji dan Kazu pun berjalan kearah mereka berdua yang sedang terduduk di meja dekat jendela.

"Hey.. kalian udah selesai makannya?" Tanya Yuji dengan senyuman yang diarahkan pada Shiorin.

"Ahh.. iya, baru saja selesai," Shiorin.

"Ohh.. begitu," ucap Yuji.

"Kalian telat datangnya sih, kami baru saja selesai." tambah sakura.

"Ahh.. gak adil apa cuma aku yang belum makan siang disini?" Ujar Kazu sembari menerima semangkuk bakmi dimejanya.

"Lah, Yuji emang gak makan?" Tanya sakura.

"Iya nih, si kampret udah makan pas tadi keluar kelas. Sialan banget kan dia," celoteh Kazu sembari menyantap bakmi miliknya.

"Ahh..," Shiorin tampak tercengang untuk sementara.

"Ohh.. gitu, yaudah aku mau ke perpustakaan dulu nih. Aku duluan ya semuanya," ujar Sakura sembari membereskan tas miliknya.

"Ahh.. perlu aku antar gak Ra?" Tanya Shiorin.

"Gak usah, emang aku anak kecil. Yaudah aku pamit dulu ya.. Bay..," Pungkas Sakura.

Sementara Kazu sedang menikmati bakmi miliknya. Yuji dan Shiorin hanya terduduk terdiam sambil menatap malu-malu satu dan lainnya. Kazu yang menyadarinya pun segera menghabiskan makanannya dan berpura-pura pergi ke suatu tempat karena ada kerjaan.

"Hey.. mau kemana kau Zu? Baru juga makan, istirahat dulu Napa?" Ujar Yuji sembari berdiri bertanya pada Kazu.

"Ahh.. aku ada kerjaan nih.. aku lupa kalo tisu toilet di kosan habis. Jadi aku duluan ya, oke Shiorin.. Ji, sampai jumpa besok di kelas ya," Ungkap Kazu bergegas meninggalkan mereka. Dan akhirnya.. mereka berdua terduduk di sana tanpa tujuan karena ditinggal Sakura dan Kazu.

"Jadi.. selanjutnya, kamu mau kemana?" Tanya Yuji sekedar basa basi.

Stasiun kereta api...

Yuji dan Shiorin duduk berdua menunggu kereta selanjutnya.

Sesaat kemudian kereta tersebut datang, mereka berdua pun memasuki gerbong kereta yang penuh sesak didalamnya. Yuji berusaha menjaga Shiorin dari desakan orang-orang di gerbong tersebut.

"Awas hati-hati Rin," ujar Yuji mencoba menjaga Shiorindari desakan orang-orang di kereta.

"Iiya.. Terima kasih,"Ungkap Shiorin.

Sejenak mata mereka saling bertatapan di tengah desakan penuhnya penumpang kereta.

"Gilaaa..jantungku degdegan gini ya? Bisa sedekat ini sama Shiorin," ungkap Yuji dalam hatinya sebelum mengalihkan pandangannya menatap shiorin.

Tak lama kemudian, kereta pun sedikit mengalami goncangan yang menyebabkan para penumpang jadi saling berhimpitan.

"Maaaaf..." Ujar Yuji yang mendadak memeluk shiorin ditengah guncangan itu.

"Iyah.. gpp kok," Ujar Shiorin memaklumi dengan apa yang terjadi.

"Gawattt.. jantungku!!! Kalo terus begini bisa copot gegara mendekapnya mendadak seperti ini," ungkap Yuji dalam hatinya.

Kereta pun berjalan normal beberapa saat setelahnya. Hingga pada akhirnya, kereta sudah berhenti di tempat tujuan mereka berdua.

"Lah.. rumahmu di daerah sini juga Ji?" Tanya shiorin sedikit heran karena Yuji turun di stasiun bersamanya.

"Ahaha.. tidak, kebetulan pamanku tinggal di dekat sini. Jadi.. aku bermaksud untuk mengunjunginya hari ini," ujar Yuji tertawa gerogi.

"Emhh.. begitu yah."

"I..iya Rin, ayo kita menyebrang!"

Mereka pun menyebrangi lintasan kereta melalui under pass disana. Ditengah-tengah perjalanan penyebrangan tersebut, Shiorin memulai pembicaraan dengan Yuji ditengah keheningaan mereka.

"Oh ya Yuji.. aku dengar dari sakura, kau kena hukum dosen ya pagi ini?" Tanya Shiorin.

"Ahaha.. i..iya nih," ujar Yuji menggaruk belakang kepalanya ketika salah tingkah dan sedikit kesal. kurang asem nih sakura, pake ngomong sama shiorin segala lagi aku jadi malu kan! ungkapnya dalam hati.

"Maaf yah, gegara aku chat kamu diwaktu jam kelas. Kamu jadi kena marah dosen." Ujar Shiorin merasa bersalah.

"Ahh.. tidak kok, tidak... Itu sih salahku sendiri karena sampai ketahuan dosen. Jadi kamu gak perlu minta maaf segala Rin." Mencoba menjelaskan kepada Shiorin bahwa itu semua bukan salahnya.

"Ahh.. awas hati-hati Rin", Yuji menarik tangan shiorin yang hampir tertimpa kardus yang jatuh dari salah satu petugas pembawa barang di tangga atas.

"Pak hati-hati dong! Hampir aja kena kami tadi!" Sontak Yuji dengan nada sedikit tinggi.

"Kami mohon maaf, selanjutnya kami akan lebih hati-hati lagi. Apakah kalian baik-baik saja?" Tanya petugas tersebut.

"Yah, syukurlah kami tidak apa-apa. Lain kali lebih hati-hati lagi ya pak!" Tegas Yuji.

Yuji menggandeng tangan shiorin keluar under pass sampai di alun-alun luar stasiun. Setelah tersadar dan merasa malu Yuji barulah melepaskan tangan Shiorin.

"Ehh.. aduh.. maaf." segera melepaskan tangannya yang memegang erat tangan Shiorin.

Shiorin hanya terdiam kaget hingga akhirnya mereka berpisah di pertigaan jalan dekat gerbang stasiun. Keduanya tersenyum dalam diam berjalan kearah tujuan mereka masing-masing.

****

RUMAH PAMAN YUJI

"Ohh Yuji... Akhirnya kau datang kesini juga!" Sapa paman Yuji ketika melihatnya datang dari balik pintu restoran.

Karena kemalaman, yuji akhirnya memutuskan untuk menginap di rumah pamannya itu. Dia membantu melayani pelanggan dikala senggang tak ada tugas dari kampus.

Malam harinya Yuji menemani pamannya minum, dikarenakan usianya sudah cukup dewasa. Kini Yuji sudah boleh untuk meneguk beberapa gelas sake. Tentu saja, karena masih baru meminumnya, Yuji tak kuasa minum banyak. Dia hanya bisa bertahan sampai 3 gelas kecil saja dan langsung pusing.

Pamanya pun membawa Yuji ke kamarnya untuk beristirahat.

"Aghh paman.. aku belum mabuk kok, aku masih bisa minum lebih banyak!" Ujar Yuji dengan mata sedikit mengantuk dan nada yang ngawur.

"Huh.. ternyata kau ini masih bocah yah Ji (Menggelengkan kepalanya). Yasudah, kau tidur saja. Biar aku dan istriku yang membereskan restoran!" Ujar pamannya dan meninggalkan Yuji di kamar tamu. Paman Yuji pun langsung menutup pintu kamar itu dan kembali ke tempat istrinya berada di restoran.

Malam itu Yuji bermimpi... Ntah apa karena pengaruh sake yang diminumnya apa karena dia memang sedang memikirkan Shiorin.

"Shiorin.. aku mencintaimu!" Ujar Yuji sembari mendekapnya.

"Benarkah itu? Aku.. juga mencintaimu Yuji..."

Shiorin...

Yuji....

Pada malam itu Yuji memimpikan bercinta dengan shiorin. Untuk pertama kalinya dia mimpi basah semenjak dia bertemu Shiorin.

Ahh.. shiorin..kau begitu cantik dan manis. Aku...aku ...

Gedebug, tiba-tiba Yuji terjatuh dari kasur. Seketika, mimpi indah itu sirna. Melihat celananya yang basah membuatnya kaget bukan kepalang. Pasalnya Yuji tidak membawa celana ganti karena kedatangannya yang mendadak kerumah pamanya itu.

Terpaksa dia memakai baju lama di lemari ketika dia masih SMA dulu yang tersimpan saat dia menginap tahun kemarin.

"Uwagh.. gila, ini sih sempit banget celananya! Huh.. dari pada gak ada deh."Ujarnya seketika melihat celananya yang tahun lalu. Yuji pun memakai celana seadanya itu, dia pun izin keluar pada pamanya untuk sekedar berbelanja baju baru.

"Aghh, syukurlah toko baju disini tidak jauh dari restoran paman. Jadinya aku bisa mudah mencari pakaian yang pas untukku." ujar Yuji melihat Toko yang akan dikunjunginya.

Setelah membeli pakaian dan mengganti dengan yang baru. Yuji berjalan kearah pusat perbelanjaan di dekat tempat dia membeli baju. Dikarenakan ribet membawa kantung belanjaan ditangannya, Yuji pun membuangnya di tempat sampah terdekat disana.

"Hmm.. gak apa kali yah, toh celana ini juga kesempitan buatku. Bisa-bisa keperjakaanku dalam bahaya kalo pakai celana ngetat kaya begini!" sembari memasukan kantung belanjaanya ke tong sampah.

Dikarenakan hari ini Yuji tak ada jam kuliah sampai esok hari. Dia pun memutuskan untuk tetap tinggal di rumah pamannya hingga esok hari. Meski sudah sering pergi ke Tokyo bersama keluarganya. Masih banyak tempat di kota besar ini yang belum dia ketahui. Maklum, kala dia pergi ke Tokyo saat kecil dulu tak pernah jauh dari pengawasan kedua orang tuanya. Kini usianya menginjak ke 19 tahun barulah dia diberikan kebebasan oleh orang tuanya. Itu pun karena di Tokyo banyak sanak saudara dari ayah Yuji.

Ibunda Yuji terbilang overprotektif bila soal pergaulan anak-anaknya. Sehingga Yuji yang sudah harusnya dewasa jadi terhambat perkembangannya, terutama masalah percintaan. Hampir semua kakak dan adiknya pun mengalami hal yang sama seperti dirinya. Namun, berbeda dengan kakaknya yang paling sulung Ryuzi. Dia sudah terbebas dari pengawasan ibunya semenjak menikah dan tinggal di New York. Alhasil, Yuji sangat iri sekali pada kakaknya itu yang sudah dapat menentukan kehidupannya sendiri.

Pagi ini saja, Yuji mendapat telpon dari ibundanya di Jakarta yang menanyakan kabar dirinya. Meski sang ibunda tercinta sangat overprotektif. Akan tetapi semua keluarganya amat menyayangi ibundanya tersebut. Oleh sebab itulah, apapun perkataan ibundanya itu, tak pernah dia bantah meski sekalipun.

Kembali ke latar Yuji yang sedang berjalan dijalanan kota agak jauh dari restoran pamannya. Dikeramaian kota dimana banyaknya orang berlalu-lalang Yuji berada diantaranya. Kemudian, tanpa sengaja dia melihat seorang wanita yang dirasa pernah melihatnya.

"Seperi mirip sakura?" Imbuhnya dalam hati ketika melihat seorang wanita yang mirip dengan temannya di kelas.

Yuji pun memanggilnya dari kejauhan. Akan tetapi suaranya tak terdengar karena kerumunan orang-orang disekitarnya. Tak ayal dia pun mengejar wanita yang mirip sakura temannya itu.

"Sakura .... ." "Tunggu, Dia sakura kan?"

Tanpa Yuji sadari, dia sudah jauh meninggalkan daerah tempatnya berada. Dia baru menyadari bahwa saat ini berada di daerah hiburan malam orang dewasa.

"Hotel?" Dia pun menenggak ludahnya sejenak melirik daerah sekelilingnya.

Lalu secara tidak sengaja dia refleks bersembunyi dan mengintip wanita yang dia kira temannya itu.

"Tidak salah lagi, itu benar-benar sakura! dan lelaki yang bersamanya itu.. pacarnya kah?" ungkapnya dalam hati masih melihat mereka berdua dari jarak 10 meteran.

Setelah memastikan siapa sebenarnya wanita tersebut dan ternyata adalah teman satu kelas di kampusnya. Yuji bergegas meninggalkan hotel tersebut.

 

BEFORE BAB1                                                                                                            NEXT BAB 3

Comments

Popular Posts