Helianthus Miracle: BAB 2. Second Place, aku dan mereka di kampusku

 


 

Pulang kuliah telah berlalu beberapa saat yang lalu.

Sudah lewat lima menit aku berpamitan dengan Ana dan Zara di depan kelas tadi. Awalnya mereka mengajakku untuk hangout nonton film di bioskop karna ada film terbaru katanya. Namun aku menolak dengan beberapa alasan, akhirnya aku tak ikut dengan mereka menonton dan pulang begitu saja.

Dibalik jendela angkutan umum aku melihat jalanan rute biasa aku lewati. Tiba-tiba sempat terfikir olehku, "ahh ternyata jarak kampus dan rumah tidak terlalu jauh." Aku menolehkan badanku ke tempat duduk semula dan memutar balikkan buku yang sedang aku pegang.

Tahun ini aku memasuki sesuatu yang baru dalam hidupku. Aku sekarang adalah seorang mahasiswi di sebuah kampus swasta yang tak jauh dari tempat aku tinggal. Kira-kira sekitar satu jam perjalanan normal untuk sampai kesana. Ada beberapa yang membuat aku terlihat berbeda dan sama di tahun ini. Perbedaannya adalah tahun ini aku tidak satu almamater dengan adikku.

Dan kesamaannya dari tahun kemarin-kemarinnya adalah aku masih sendiri alias "Singgle!" atau orang biasa bilang "Jomblo!" masa bodoh apa julukannya. Intinya aku masih belum punya kekasih seperti itulah. Meski demikian, aku tidak merasa risih dengan kesendirianku saat ini. Selama aku masih bisa melihat mereka orang yang aku sayangi didekatku. Memang terkesan lebay sih tapi itu sungguh dan itulah yang aku rasakan saat ini.

Tanpa terasa pagi sudah datang lagi. Ibuku sudah bangun sedari subuh untuk menyiapkan sarapan pagi untukku. Puji Tuhan, dia adalah ibu terhebat yang aku miliki yang selalu siap siaga selalu menjaga kami para putrinya.

Setelah sarapan aku berpamitan pada ibu. Aku berangkat menelusuri jalan menuju jalan raya dimana angkutan umum yang biasa aku tumpangi melintas. Saat ini masih pukul 06.00 pagi terlihat di jam handphoneku. Terlintas di benakku sekilas jalanan rute ke kampus kemarin saat aku pulang.

Tanpa sadar kakiku melangkah berjalan menelusuri troar pinggir jalan menuju alun-alun pusat kota. Terlihat beberapa orang melihat kearahku dari balik jendela angkutan umum. Aku yang sedang berjalan menggendong tas dipunggungku. Namun tidak aku hiraukan dan aku terus berjalan.

Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa wajah dan tubuhku yang membuat aku sedikit merasa dingin. Syukurlah aku selalu memakai pakaian luaran hingga tubuh bagian atasku masih terasa hangat. Aku terus berjalan hingga sampai pada akhirnya aku tiba di alun-alun dimana angkutan umum menuju kampus sedang ngetem disana. Aku lihat kembali jam yang ada di handphoneku. Masih menunjukan pukul 06.45 yang berarti ada waktu satu jam lagi untuk jam kuliah pagi dimulai pukul 08.00 dimana waktu yang tersisa cukup banyak dibandingkan aku harus menunggu di angkot yang ngetemnya bisa lebih dari 20 menit.

Aku menyebrangi jalan dan kulewati angkutan yang sedang mengetem disana. Aku pun meneruskan langkah kakiku berjalan menyusuri jalanan kota menuju perempataan lampu merah di pusat kota. Saat itu, satu hal yang terbesit dalam benakku. "Dari pada menunggu lama di kampus karna kepagian". Aku pun meneruskan keisengan berjalan sampai kampusku.

Yah, semua ini berawal dari tiga hari yang lalu. Saat Ana dan zara menunjukanku rute menuju kampus yang terdekat dengan mall yang tak jauh dari alun-alun kota. Terlebih lagi aku baru tahu bahwa jalan kaki lebih cepat dibandingkan naik angkutan umum yang rutenya muter-muter.

Maka mulai saat itulah aku punya pikiran, "enak kali yah jalan-jalan kesini lagi!” Apalagi aku bisa pulang sambil jalan-jalan lihat pemandangan kota yang jarang aku lewati. Maklum, rumahku berada di perbatasan kota dan desa. Sekolah SMA juga di kabupaten, jadinya beginilah hasilnya. Aku sedikit norak dengan kebisingan kota dan aktivitas sekitarnya.


Pukul 07.00 aku beristirahat sejenak di antara ubin dudukan dipinggir lampu merah. Kulihat beberapa pedagang asongan yang menjajakan dagangannya ada disana. Adapula pengamen yang selalu kulihat saat pulang dan pergi ke kampus sedang nangkring di angkutan umum. Tanpa aku sadari, aku sedikit tersenyum dengan melihat berbagai hal tersebut. Angin sepoi dari pohon rindang yang menaungi tempat aku duduk pun menyejukkan hatiku kala itu. Tanpa henti aku melihat jalanan dan mendengarkan betapa bisingnya area perempatan lampu merah.

Saat aku lihat kembali jam di handphoneku waktu sudah menunjukan pukul 07.23 seketika aku bergegas menyebrang disaat orang-orang menyebrang pula. Aku berjalan tergesa-gesa menuju kampus menuruni jalanan trotoaar pinggiran mall yang ada 200 meter sebelum kampus. Hingga pada akhirnya aku sampai gerbang belakang kampus pada pukul 07.40 pagi.

Terlihat teman-teman masih terduduk di ubinan tempat mahasiswa yang lainnya nongkrong. Aku menyapa mereka sebentar dengan tersenyum dan melambaikan tangan lalu bergegas pergi ke Toilet untuk merapihkan diri dan mengelap beberapa keringat di keningku. Hingga tepat pukul 07.55 semua mahasiswa fakultas MIPA naik kelantai atas untuk kuliah pagi.

Ruang kuliah 1.3.1

Pertama kali aku masuk ruangan ini saat semua orang sudah memenuhi tempat duduk kira-kira 3 bulan lalu. Tepat hari pertama aku selesai melaksanakan masa pengenalan mahasiswa baru kala itu.

Tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Bahwa aku akan bertemu dengan salah satu teman SMAku lagi. Yah, meski memang ada kemungkinan bertemu sih bila tinggal di satu kota yang sama. Tapi, gak nyangka aja bakal satu kelas lagi.

Semua orang terasa asing kecuali dua wanita yang duduk ditengah yang merupakan salah satu teman SMAku. Aku pun duduk tidak jauh dari kursi mereka. Meski kami sempat satu kelas di masa SMA dulu. Akan tetapi kami tidaklah terlalu akrab. Tapi aku juga tidak memiliki masalah dengan mereka. Mungkin, ini timing yang tepat untuk mengakrabkan diri dengan mereka. Begitu pikirku pada awalnya, hingga aku sadari bahwa aku tak bisa sejalan dengan mereka dan memutuskan untuk mencari teman yang sejalan. Yah kalian taulah sejalan maksudku apa ... .

Aku masih tampak asing dengan suasana kelas yang ramai kala itu. Tak banyak nama yang bisa aku hafal karna baru pertama kali. Namun seiring berjalannya waktu, aku bisa menghafal semua nama teman satu kelasku.

Hari ini hari dimana aku melakukan presentasi pertamaku di semester awal ini. Aku berdiri bersama Farel dan Gerald untuk menyampaikan hasil dari tugas kelompok yang telah diberikan dosen untukku. Hasilnya ... Tidak terlalu buruk juga, tapi tidak terlalu baik juga bagiku.

"Huh ... ." Aku menghela nafas dan kembali ke bangkuku setelah melakukan presentasi. Aku merapihkan bukuku dan bersiap untuk keluar setelah kuliah selesai.

Masih ada satu jam tiga puluh menit lagi sebelum mata kuliah karakter building akan dimulai.

Aku bersama teman-teman memutuskan untuk makan di kantin samping belakang kampus untuk sekedar sarapan atau minum-minum sebelum kelas dimulai.

“Alya, gue belum sarapan tadi pagi nih. Yuk kita coba makan nasi goreng di kantin belakang. Katanya enak banget loh. Zar, elo ikut kan? Kalo Diana gimana?" Ujar Ana mengajak kami pergi ke kantin.

“Ikut ... boleh deh,” balas yang lainnya.

“Elo gimana ya?” tanya Ana padaku.

“Ahh ... hayu ... boleh deh,” jawabku singkat.

Kemudian kami pergi ke kantin belakang kampus yang katanya menyediakan nasi goreng yang enak banget seantero kampus. Btw, aku yang udah sarapan pagi jadi tergoda juga buat coba menu nasi goreng tersebut.

Kami duduk di tengah jajaran meja yang agak sedikit penuh para mahasiswa lain yang juga memesan nasi goreng disana. Kulihat ada orang yang menyebutkan menu nasi gila disana. Sontak kupingku mendengar dan rasa penasaranku pun bertambah. Lalu aku merubah menu yang aku pesan menjadi nasi gila yang baru saja aku dengar itu.

"Nasi goreng 2, nasi gila 2?" Ujar ibu penjual nasi goreng itu mencatat pesanan kami.

"Wah ... ." tatapku kagum dengan menu di depan mataku. Aku yang baru melihat apa itu nasi gila. Membuat aku tak sabar menyicipi masakan itu. Lalu, disuapan pertama aku menyicipinya aku rasa aku menyukai menu masakan ini. Hingga nasi gila menjadi salah satu makanan paforitku di kampus.

Usai makan kami duduk-duduk sebentar sambil ngobrol di pinggiran kursi tunggu mahasiswa sebelah kelas yang akan kami pakai belajar. Memang masih belum banyak yang datang karena kelas akan dimulai 20 menit lagi.

Mahasiswa jurusan kimia sudah keluar dari ruang 1.2.1 tempat kami akan memulai kelas karakter building. Aku dan yang lainnya yang sudah menunggu di luar segera masuk dan menyimpan tas kami. Ada yang belum datang juga karena masih ada waktu 18 menit sebelum kuliah dimulai. Di anak tangga aku lihat seorang wanita baru turun dengan tergesa-gesa menuju ruang kelas 1.2.1. setelah dilihat lagi rupanya dia adalah Wawa wanita yang selalu memakai kacamata dan duduk di pojok paling depan.

Aku tidak terlalu dekat dengan dia, dan yang lainnya juga sih. Meski ada beberapa yang aku kenal baik. Tapi Wawa agak sedikit berbeda dari yang lainnya aku rasa. Ntah mengapa aku sedikit melihat diriku padanya. Mungkin karena dia selalu datang dan pergi sendiri sama sepertiku. Hingga akhirnya, aku dan wawa mulai berbicara dan aku rasa kami cocok. Yah dalam artian kami nyambung kalo ngobrol.

Berawal dari ketidaksengajaan aku dan wawa bertemu di perpus. Kami mulai mengobrol dan dia menjadi salah satu bagian dari keramaian hidupku di kampus.

Yah, aku harap ... meski sejenak aku ingin bisa terus bersama mereka yang aku anggap teman di kampus. Dan hariku di kampus tidak membosankan karena mereka.

...

 BEFORE                                                                                                                        NEXT BAB 3

Comments

Popular Posts